32 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Pendahuluan Setelah dilaksanakan uji pendahuluan pada tanggal 1 2 September 2014 selama 24 jam, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1 Jumlah Larva Aedes aegypti L. yang Mati setelah Perlakuan dengan Granul Ekstrak Bawang Daun pada Uji Pendahuluan Kelompok Konsentrasi Jumlah Persentase I (kontrol) 0 0% II (600 /100 ml) 0 0% III (900 /100 ml) 1 4% IV (1.200 /100 ml) 6 24% V (1.500 /100 ml) 13 52% VI (1.800 /100 ml) 19 76% Dari hasil uji pendahuluan, sebagaimana tercantum dalam tabel 4.1, selanjutnya dilakukan analisis probit. Dari hasil analisis probit, diketahui bahwa LC50 berada pada konsentrasi 1.473,96 /100 ml dengan interval antara 1.358,92 /100 ml dan 1.623,17 /100 ml. Sedangkan LC 99 berada pada konsentrasi 2.843,21 /100 ml dengan interval antara 2.325,92 /100 ml dan 4.311,26 /100 ml. Hasil ini yang mendasari penentuan berat granul untuk uji penelitian.
33 2. Uji Penelitian Dari penelitian yang dilakukan pada tanggal 3 4 September 2014 di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP), diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.2 Jumlah Larva Aedes aegypti L. yang Mati setelah Perlakuan dengan Granul Ekstrak Bawang Daun Selama 24 Jam Ulangan Kelompok Rata-rata 1 2 3 4 I (kontrol) 0 0 0 0 0 (0%) II (1.400 /100 ml) 8 9 10 10 9,25 (37%) III (1.700 /100 ml) 11 13 14 11 12,25 (49%) IV (2.000 /100 ml) 21 20 19 17 19,25 (77%) V (2.300 /100 ml) 20 21 21 22 21 (84%) VI (2.600 /100 ml) 23 23 24 24 23,5 (94%) VII (2.900 /100 ml) 25 25 24 25 24,75 (99%) Persentase mortalitas larva Aedes aegypti L. pada berbagai konsentrasi granul ekstrak bawang daun bisa dilihat pada grafik berikut. Persentase larva yang mati 120 100 80 60 40 20 0 0 1400 1700 2000 2300 2600 2900 Konsentrasi granul ekstrak bawang daun per 100 ml air Gambar 4.1 Grafik Jumlah Larva yang Mati
34 Grafik 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada kenaikan konsentrasi granul ekstrak bawang daun didapatkan adanya kenaikan jumlah larva yang mati sampai pada konsentrasi 2.900 /100 ml. B. Analisis Data 1. Uji Analisis Varians (One Way ANOVA) Menurut Dahlan (2008), uji One Way ANOVA dapat digunakan apabila data memenuhi syarat: a. Distribusi data normal Tabel 4.3 Hasil Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Uji Normalitas Data) Unstandardized Residual Asymp. Sig (2-tailed) 0,572 Data dianggap terdistribusi normal apabila nilai sigifikansi p > 0,05. Nilai signifikansi yang diperoleh dari Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test adalah p = 0,572, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal. b. Varians data homogen Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Varians Statistik Levene df1 df2 Nilai p 2,344 5 18 0,083 Varians data dianggap homogen apabila nilai signifikansi p > 0,05. Pada uji varians diperoleh nilai p = 0,083, maka dapat disimpulkan bahwa varians data homogen.
35 Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas varians, maka uji One Way ANOVA dapat dilaksanakan karena data telah memenuhi syarat, dimana distribusi data normal dan varians data homogen. Tabel 4.5 Hasil Uji One Way ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1933.714 6 322.286 307.636.000 Within Groups 22.000 21 1.048 Total 1955.714 27 Pada uji One Way ANOVA apabila hasil signifikansi p < 0,05 berarti terdapat perbedaan yang bermakna pada rata-rata mean antarkelompok uji. Dari hasil penelitian pada tabel 4.2 setelah dianalisis dengan uji One Way nilai signifikansinya 0,000 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan di antara ketujuh kelompok perlakuan. Untuk mengetahui pasangan kelompok yang mempunyai perbedaan signifikan maka dilakukan uji LSD. 2. Uji Least Significance Difference (LSD) Terdapat perbedaan yang signifikan di antara ketujuh kelompok perlakuan, oleh karena itu dilanjutkan dengan uji Least Significance Difference (LSD) untuk membandingkan rata-rata jumlah larva yang mati
36 antarkelompok perlakuan sehingga dapat diketahui kelompok mana yang berbeda secara signifikan atau tidak dengan kelompok lainnya. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan dengan Uji LSD Kelompok Kemaknaan Kel. 1 dengan Kel. 2 0,000 Signifikan Kel. 1 dengan Kel. 3 0,000 Signifikan Kel. 1 dengan Kel. 4 0,000 Signifikan Kel. 1 dengan Kel. 5 0,000 Signifikan Kel. 1 dengan Kel. 6 0,000 Signifikan Kel. 1 dengan Kel. 7 0,000 Signifikan Kel. 2 dengan Kel. 3 0,000 Signifikan Kel. 2 dengan Kel. 4 0,000 Signifikan Kel. 2 dengan Kel. 5 0,000 Signifikan Kel. 2 dengan Kel. 6 0,000 Signifikan Kel. 2 dengan Kel. 7 0,000 Signifikan Kel. 3 dengan Kel. 4 0,000 Signifikan Kel. 3 dengan Kel. 5 0,000 Signifikan Kel. 3 dengan Kel. 6 0,000 Signifikan Kel. 3 dengan Kel. 7 0,000 Signifikan Kel. 4 dengan Kel. 5 0,025 Signifikan Kel. 4 dengan Kel. 6 0,000 Signifikan Kel. 4 dengan Kel. 7 0,000 Signifikan Kel. 5 dengan Kel. 6 0,002 Signifikan Kel. 5 dengan Kel. 7 0,000 Signifikan Kel. 6 dengan Kel. 7 0,099 Tidak Signifikan Rata-rata jumlah kematian larva antara kelompok yang dibandingkan memiliki perbedaan yang signifikan apabila nilai p > 0,05. Hasil pengujian data dengan uji Least Significance Difference (LSD)
37 didapatkan adanya perbedaan yang signifikan antara masing-masing pasangan kelompok, kecuali antara kelompok 6 dengan kelompok 7 yang perbedaannya tidak signifikan. 3. Analisis Probit Selanjutnya data hasil penelitian dianalisis Probit dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% untuk mendapatkan nilai LC 50 dan LC 99. Dari hasil analisis Probit, didapatkan estimasi konsentrasi granul yang mengakibatkan jumlah larva Aedes aegypti L. yang mati sebesar 50% (LC 50 ) yaitu pada konsentrasi 1.620,55 /100 ml dengan interval antara 1.437,55 /100 ml dan 1.755,5 /100 ml. Sedangkan jumlah larva yang mati sebesar 99% (LC 99 ) didapatkan pada konsentrasi granul 3.333,89 /100 ml dengan interval antara 2.851,31 /100 ml dan 4.497,68 /100 ml.