PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMA KELUARGAKU PADA SISWA KELAS I SDN POLOWIJEN 1 MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS yang peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota

32 banyak mengambil kendali adalah peneliti karena peneliti disini telah membuat perencanaan, pelaksanaan, penafsir data, penganalisis, penarik kesimp

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 1 SDS Tri Sukses. kemmis dan Mc taggart (dalam Hopkins 1993:48).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Hasil penelitian yang untuk mendapatkan gambaran secara

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI MELALUI PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian ini menggabungkan penelitian kualitatif dan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VC SDN 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Siswa dikelas ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MEDIA DIORAMA LIPAT PADA SISWA KELAS III SDN NGUNUT 07 KABUPATEN TULUNGAGUNG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan guru mata pelajaran Matematika terkait dengan strategi dan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bambang Supriyanto 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Transkripsi:

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 117 PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMA KELUARGAKU PADA SISWA KELAS I SDN POLOWIJEN 1 MALANG Oleh: Betty Yulaida SD Negeri 1 Polowijen, Blimbing, Malang Abstrak. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dengan 4 tahapan yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Teknik pengumpulan data yaitu: (1) observasi, (2) tes, (3) dokumentasi. Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas 1 SDN Polowijen 1 Malang yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, paparan data, dan penyimpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktifitas dan hasil belajar tema keluargaku pada siswa kelas 1 SDN Polowijen 1 melalui penerapan Model Snowball Throwing. Hasil belajar siswa melalui Snowball Throwing mengalami peningkatan. Hal itu dibuktikan berdasarkan hasil penelitian yaitu persentase aktivitas belajar pada siklus 1 sebesar 31%, siklus 2 sebesar 68,97%, dan pada siklus 3 sebesar 75,86%. Selain itu hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada siklus 1 sebesar 41,38%, siklus 2 sebesar 68,97%, dan pada siklus 3 sebesar 79,31%. Kata Kunci: Snowball Throwing, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Kelas 1. Berdasarkan hasil data yang peneliti peroleh pada saat pembelajaran di kelas I SDN Polowijen 1 Malang khususnya pada tema Keluargaku, terlihat bahwa siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Masih terlihat siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri saat guru menjelaskan. Ada juga siswa yang ramai saat guru menyampaikan materi pelajaran. Situasi kelas menjadi kurang kondusif. Selain itu, hasil belajar siswa juga masih rendah. Tingkat keberhasilan secara klasikal juga tidak mencapai 75%. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing. Model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu tipe model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang di padukan melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju (Asrori, 2010: 9). Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu wujud aplikasi pembelajaran bermakna. Melalui model pembelajaran Snowball Throwing, siswa dilibatkan secara holistik baik aspek fisik, emosional, dan intelektualnya. Menurut Widodo (2009, Model Pembelajaran Snowball Throwing. http://wyw1d.wordpress.com/2009/1-1/09/model-pembelajaran-18-snowball-throwing/ diakses tanggal 1 Oktober 2016) kelebihan model pembelajaran Snowball Throwing meliputi: (1) suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain, (2) siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain, (3) membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya, (4) siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, (5) pendidik tidak terlalu repot membuat media ka-

118 Betty Yulaida, Penerapan Model Snowball Throwing... rena siswa terjun langsung dalam praktek, (6) pembelajaran menjadi lebih efektif, serta (7) ketiga aspek yaitu aspek koknitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai. Selain manfaat diatas, Benny (2009: 19) juga menyatakan bahwa proses belajar akan berlangsung efektif jika siswa terlibat secara aktif dalam tugas tugas yang bermakna, dan berinteraksi dengan materi pelajaran secara intensif. Melihat begitu besarnya didapatkan pada siswa beraktifitas atau aktif dalam pembelajaran, maka Martinis dan Ansari (2009: 31) menggungkapkan 4 hal strategi yang perlu dikuasai guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas, yaitu: (1) penyediaan pertanyaan yang mendorong berfikir dan berproduksi. Jika salah satu tujuan mengajar adalah mengembangkan potensi siswa untuk siswa berpikir, maka tujuan bertanya hendaknya lebih pada merangsang siswa berpikir. Merangsang berpikir dalam arti merangsang siswa menggunakan gagasan sendiri dalam menjawab pertanyaan bukan mengulangi gagasan yang sudah dikemukakan guru; (2) penyediaan umpan balik yang bermakna. Umpan balik adalah respon/reaksi guru terhadap perilaku atau pertanyaan dari siswa; (3) belajar secara kelompok. Salah satu cara membuat siswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar mengajar adalah melalui belajar kelompok. Dalam hal ini, keterampilan bekerjasama turut dikembangkan; dan (4) penyediaan penilaian yang memberi peluang siswa mampu melakukan unjuk perbuatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, karena penelitian ini menggambarkan keadaan sebenarnya tentang apa yang terjadi selama pembelajaran di kelas, baik yang terkait dengan kondisi awal maupun yang terjadi setelah diterapkannya tindakan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian tindakan kelas kolaboratif dengan acuan siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1988). Peneliti merancang penelitian dalam 3 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan atau perlakuan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas 1 SDN Polowijen 1 yang beralamat di Jl. A. Yani Utara no 22 Kota Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1 SDN Polowijen 1 tahun ajaran 2016/2017, dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Studi Pendahuluan Berdasarkan hasil observasi dan catatan anekdot ditemukan beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut yaitu siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Masih terlihat siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri saat guru menjelaskan. Ada juga siswa yang ramai saat guru menyampaikan materi pelajaran. Situasi kelas menjadi kurang kondusif. Selain itu, hasil belajar siswa juga masih rendah. Tingkat keberhasilan secara klasikal juga tidak mencapai 75%. Berdasarkan data yang diperoleh, hasil belajar awal siswa pada tema keluargaku dengan subtema anggota keluargaku secara umum masih kurang dan belum mencapai standar ketuntasan. Rata-rata hasil belajar siswa adalah 58,28. Ketuntasan individu

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 119 diperoleh jika siswa memperoleh nilai minimal 75. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 4 siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 25 siswa. Ketuntasan belajar pada pra tindakan sebesar 13,79%. Dari data yang diperoleh peneliti maka diperlukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa masih kurang. Rata-rata aktivitas siswa hanya 55,14 dengan kriteria D. Ketuntasan klasikal juga hanya 3%. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian terhadap hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada tema keluargaku dengan subtema anggota keluargaku menggunakan model Snowball Throwing. Siklus 1 Pada siklus ini terdiri dari 2 pertemuan. Penerapan model Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar tema keluargaku dengan subtema anggota keluargaku pada siswa kelas 1 SDN Polowijen 1. Berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya, materi siklus 1 dalam penelitian ini yaitu materi yang ada pada tema keluargaku dengan subtema anggota keluargaku pembelajaran 1 dan 2. Pada pertemuan pertama dilaksanakan dengan alokasi waktu 5x35 menit. Peneliti bertindak sebagai guru yang melakukan penelitian terhadap hasil belajar dan aktivitas belajar siswa menggunakan model Snowball Throwing sekaligus menjadi observer siswa. Observasi yang dilakukan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Peneliti juga dibantu oleh teman sejawat untuk mendokumentasikan foto-foto saat kegiatan pembelajaran berlangsung serta sebagai observer peneliti dalam melaksanakan pembelajaran. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, memeriksa kehadiran siswa, dan mengkondisikan siswa agar siap menerima materi pelajaran. Siswa dimotivasi dengan Tepuk Semangat. Sebagai apersepsi siswa diajak bertanya jawab tentang anggota keluarga siswa. Selanjutnya guru menginformasikan tema dan subtema pada pembelajaran hari ini. Siswa juga memperoleh informasi mengenai tujuan pembelajaran dan garis besar kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti pertemuan pertama dimulai dengan siswa bersama-sama membaca teks Keluarga Udin. Siswa difasilitasi bertanya jawab tentang teks Keluarga Udin. Siswa menyimak penjelasan guru tentang sikap bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa berupa keluarga yang bahagia. Siswa menyimak penjelasan guru tentang kegiatan menyanyikan lagu Satu-Satu Aku Sayang Ibu dengan memperhatikan suara tinggi atau rendah. Selanjutnya siswa menyanyikan lagu secara bersama. Untuk melatih kepercayaan diri, siswa diminta secara sukarela menyanyikan lagu di depan kelas. Siswa diminta mendiskusikan isi lagu tersebut dengan teman sebelahnya. Guru membimbing jalannya diskusi. Perwakilan siswa menceritakan hasil diskusi di depan kelas. Pada kegiatan selanjutnya siswa menyimak penjelasan guru tentang foto Udin yang sedang memperkenalkan diri. Siswa menyimak arahan guru tentang cara perkenalan yang baik. Siswa diarahkan jika mengalami kesulitan dalam perkenalan. Siswa saling memberikan apresiasi atas perkenalan siswa lain. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya kasih sayang dalam keluarga dan rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa berupa keluarga yang bahagia. Siswa juga menyimak cerita guru

120 Betty Yulaida, Penerapan Model Snowball Throwing... bahwa negara kita memiliki dasar negara Pancasila. Siswa membentuk kelompok dan memanggil ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang Pancasila. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang telah dijelaskan ketua kelompok. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain. Setelah siswa dapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. Sikap bersyukur adalah cerminan dari sila pertama dalam Pancasila, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab tentang bentuk-bentuk rasa syukur yang bisa dilakukan oleh siswa. Misalnya mengucapkan terima kasih atas badan yang sehat, makanan yang enak, sekolah yang bagus dan sebagainya. Guru mengarahkan kembali pentingnya rasa syukur atas karunia keluarga yang bahagia. Siswa mempraktikkan cara bersyukur atas karunia keluarga bahagia. Kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung terlihat kondusif. Rata-rata semua siswa tertib dan antusias mengikuti pembelajaran. Jika ada siswa yang ramai itu dikarenakan beberapa siswa berdiskusi mengenai tugas yang telah diberikan. Selama tidak mengganggu temannya, hal tersebut termasuk kegiatan ramai yang positif. Pada saat kelompok menyampaikan hasil kerjanya, kelompok lainpun memperhatikan dengan seksama. Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan hasil belajar selama sehari. Siswa bersama guru juga bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (mengetahui hasil ketercapaian materi) dan materi yang masih dirasa sulit oleh siswa. Guru juga melakukan penilaian hasil belajar terhadap siswa dengan meminta siswa mengerjakan soal evaluasi. Di akhir pembelajaran, siswa mendengarkan pesan moral yang disampaikan oleh guru yaitu siswa harus bersyukur kepada Tuhan karena diberikan keluarga yang saling menyayangi. Pada pertemuan 2 ini merupakan kelanjutan dari pertemuan 1. Seperti halnya pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua ini terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, memeriksa kehadiran siswa, dan mengkondisikan siswa agar siap menerima materi pelajaran. Sebelum memulai pembelajaran, siswa diajak melakukan tepuk semangat agar semua siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan selanjutnya guru memberikan apersepsi yaitu siswa diajak bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya. Siswa juga diajak bertanya jawab mengenai anggota keluarga. Siswa menyimpulkan tema dan subtema pada pembelajaran hari ini. Siswa juga memperoleh informasi mengenai tujuan pembelajaran serta garis besar kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan inti, siswa diminta mengamati gambar dan teks keluarga Udin sedang berolah raga. Siswa membentuk kelompok dan guru memanggil ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang olahraga yang dilakukan siswa bersama

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 121 keluarga. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang telah dijelaskan ketua kelompok. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. Siswa mempraktikkan berjalan lurus dengan memperkenalkan anggota keluarganya. Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini. Guru juga melakukan refleksi pembelajaran dengan menanyakan perasaan yang dirasakan siswa setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing. Guru juga berpesan kepada siswa agar mempelajari kembali materi yang telah dipelajari. Pada akhir pembelajaran, siswa diminta mengerjakan soal evaluasi untuk mengukur tingkat ketercapaian siswa. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. Siklus 2 Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dilaksanakan pada 2 pertemuan, dengan masing-masing pertemuan beralokasi waktu 5x35 menit. Berdasarkan rencana yang telah disusun, pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian ketua kelas memimpin doa. Selanjutnya guru melakukan presensi. Guru mengkondisikan siswa agar siap melakukan pembelajaran dengan melakukan tepuk semangat. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab mengenai kegiatan yang dilakukan siswa sebelum dan sesudah belajar yaitu berdo a. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Semua siswa memperhatikan saat guru menjelaskan. Kegiatan inti pada pertemuan pertama dimulai dengan siswa membentuk kelompok dan guru memanggil ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang contoh perbuatan sesuai sila pertama Pancasila, pentingnya berdoa, serta simbol sila pertama pancasila. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang telah dijelaskan ketua kelompok. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. Guru memberikan penguatan konsep mengenai sila pertama pancasila menggunakan LCD/proyektor. Kemudian siswa bersama-sama mempraktikkan cara berdoa yang baik dan benar. Kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung terlihat kondusif. Rata-rata siswa tertib dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa juga sudah mulai percaya diri dalam memberikan tanggapan dan mengeluarkan pendapatnya.

122 Betty Yulaida, Penerapan Model Snowball Throwing... Kegiatan akhir diawali dengan siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan hasil belajar selama sehari. Siswa dan guru juga bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (mengetahui hasil ketercapaian materi) dan materi yang masih dirasa sulit oleh siswa. Guru melakukan penilaian hasil belajar dengan meminta siswa mengerjakan soal evaluasi. Siswa mendengarkan pesan moral yang disampaikan oleh guru. Kemudian pembelajaran ditutup dengan doa dan salam. Pertemuan kedua pada siklus 2 dilaksanakan dengan alokasi waktu 5x35 menit. Pada pertemuan ini melanjutkan pada pertemuan sebelumnya. Sama hal nya dengan pertemuan sebelumnya, pertemuan kedua juga dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam dan doa bersama yang dipimpin ketua kelas. Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan seputar pembelajaran yang dilakukan sebelumnya. Siswa juga diajak bertanya jawab tentang pengalaman berolahraga bersama keluarga. Lalu guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran hari ini. Kegiatan inti dimulai dengan Siswa menyimak informasi guru bahwa orangtua kita memiliki pekerjaan yang beragam. Sebagai contoh adalah Ibu dan Ayah Beni. Ibu Beni bekerja sebagai pelatih paduan suara. Ayah Beni bekerja sebagai pelatih senam. Siswa mendengarkan cerita guru bahwa, pada suata saat, Ibu Beni melatih paduan suara untuk persiapan petugas upacara pada hari Senin dengan menyanyikan Lagu Garuda Pancasila. Siswa diajak untuk berlatih lagu Garuda Pancasila. Guru mencontohkan dengan tinggi rendah suara yang tepat. Siswa mengikuti. Siswa diajak ke luar kelas untuk melakukan gerakan pemanasan dan gerakan bergerak satu arah. Siswa membentuk kelompok dan memanggil ketua kelompok untuk memberikan penjelasan bahwa anggota keluarga bisa memiliki kegiatan olah raga yang bermacam-macam, misalnya jalan kaki, lari, dan senam. Ada juga yang senang sepak bola, bola basket dan bersepeda. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang telah dijelaskan ketua kelompok. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. Pada pertemuan ini siswa sangat antusias dalam berdiskusi dan menjawab pertanyaan. Siswa saling berkompetisi agar mendapat reward dari guru. Hal itu menyebabkan kelas menjadi sangat aktif dan menyenangkan. Kegiatan akhir pada pertemuan kedua hampir sama dengan pertemuan pertama yaitu diawali dengan siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan hasil belajar selama sehari. Siswa dan guru juga bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (mengetahui hasil ketercapaian materi) dan materi yang masih dirasa sulit oleh siswa. Guru melakukan penilaian hasil belajar dengan meminta siswa mengerjakan

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 123 soal evaluasi. Siswa mendengarkan pesan moral yang disampaikan oleh guru. Kemudian pembelajaran ditutup dengan doa dan salam. Siklus 3 Pelaksanaan tindakan pada siklus 3 dilaksanakan pada 2 pertemuan, dengan masing-masing pertemuan beralokasi waktu 5x35 menit. Berdasarkan rencana yang telah disusun, pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian ketua kelas memimpin doa. Selanjutnya guru melakukan presensi. Guru mengkondisikan siswa agar siap melakukan pembelajaran dengan melakukan tepuk semangat. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran hari ini. Siswa juga diajak bertanya jawab tentang bangun datar di sekitar siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Semua siswa memperhatikan saat guru menjelaskan. Guru juga menyampaikan bahwa pada akhir pembelajaran akan dipilih kelompok yang terbaik dan akan diberikan reward. Selain itu, guru juga menyampaikan tema dan subtema pembelajaran hari ini. Kegiatan inti pada pertemuan pertama dimulai dengan siswa diminta mengambil kembali benda-benda sekitar kelas yang berbentuk segiempat, segitiga, dan lingkaran. Siswa mengamati dan menyimak cerita guru, bahwa dalam keluarga dikenal juga istilah silsilah keluarga yang menunjukkan asal usul keluarga. Guru menjelaskan juga, bahwa bentuk bangun datar dapat digunakan untuk membuat bagan silsilah keluarga. Sebagaimana ditunjukkan oleh bagan silsilah keluarga Udin. Siswa difasilitasi untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan bagan dan cerita keluarga Udin. Siswa menyimak penjelasan guru, bahwa mereka diminta membuat bagan silsilah keluarga. Guru memberikan bimbingan jika siswa mengalami kesulitan. Siswa membentuk kelompok dan guru memanggil ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang anggota keluarga. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang telah dijelaskan ketua kelompok. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. Siswa mempraktikkan berjalan lurus dengan memperkenalkan anggota keluarganya. Kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung terlihat kondusif. Rata-rata siswa tertib dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa sudah mulai percaya diri dalam memberikan tanggapan dan mengeluarkan pendapatnya. Siswa juga antusias dalam berdiskusi. Siswa saling bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan semaksimal mungkin dan berusaha menjadi kelompok yang terbaik. Kegiatan inti diakhiri dengan memberikan reward bagi kelompok yang terbaik. Kegiatan akhir diawali dengan siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan telah dipelajari (mengetahui hasil ketercapaian materi) dan materi yang masih dirasa

124 Betty Yulaida, Penerapan Model Snowball Throwing... sulit oleh siswa. Guru melakukan penilaian hasil belajar dengan meminta siswa mengerjakan soal evaluasi. Siswa mendengarkan pesan moral yang disampaikan oleh guru. Kemudian pembelajaran ditutup dengan doa dan salam. Pertemuan kedua pada siklus 2 dilaksanakan dengan alokasi waktu 5x35 menit. Pada pertemuan ini melanjutkan pada pertemuan sebelumnya. Sama hal nya dengan pertemuan sebelumnya, pertemuan kedua juga dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam dan doa bersama yang dipimpin ketua kelas. Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan seputar pembelajaran yang dilakukan sebelumnya. Siswa juga diajak bertanya jawab tentang pengalaman bermain bersama keluarga. Lalu guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran hari ini. Kegiatan inti dimulai dengan siswa bersama guru, membaca nyaring teks Bermain Bersama. Siswa diarahkan untuk saling mengajukan tanya jawab tentang teks yang dibaca. Perwakilan siswa diminta menceritakan kembali isi bacaan. Siswa membentuk kelompok dan guru memanggil ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang simbol sila pertama pancasila dan bunyi sila pertama pancasila. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang telah dijelaskan ketua kelompok. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain. Setelah siswa dapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. Siswa diajak merenung betapa banyak karunia Tuhan yang mereka terima, salah satunya memiliki mainan dan bermain bersama keluarga. Karunia lain berupa keluarga yang bahagia, guru yang menyayangi, sekolah yang nyaman, teman yang baik, badan sehat dan sebagainya. Siswa juga diminta mengisi lembar ceklis Ayo Mencoba. Pada pertemuan ini siswa sangat antusias dalam berdiskusi dan memberikan tanggapan. Siswa saling berkompetisi agar mendapat reward dari guru. Selain itu, siswa juga antusias untuk saling berkerjasama dengan kelompoknya dan berusaha menjadi kelompok yang terbaik. Bagi kelompok yang terbaik guru memberikan reward. Hal itu menyebabkan kelas menjadi sangat aktif dan menyenangkan. Kegiatan akhir pada pertemuan kedua hampir sama dengan pertemuan pertama yaitu diawali dengan siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan hasil belajar selama sehari. Siswa dan guru juga bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (mengetahui hasil ketercapaian materi) dan materi yang masih dirasa sulit oleh siswa. Guru melakukan penilaian hasil belajar dengan meminta siswa mengerjakan soal evaluasi. Siswa mendengarkan pesan moral yang disampaikan oleh guru. Kemudian pembelajaran ditutup dengan doa dan salam. Penerapan Model Snowball Throwing Tema Keluargaku Pada Siswa Kelas 1 SDN Polowijen 1

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 125 Model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu tipe model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang di padukan melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju (Asrori, 2010: 9). Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu wujud aplikasi pembelajaran bermakna. Melalui model pembelajaran Snowball Throwing, siswa dilibatkan secara holistik baik aspek fisik, emosional, dan intelektualnya. Langkah pembelajaran model pembelajaran tersebut menurut Suprijono, (2012:128) meliputi, (1) guru menyampaikan materi yang akan disajikan, (2) guru membentuk kelompok dan memanggil ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi, (3) masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya, (4) masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang telah dijelaskan ketua kelompok, (5) kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain, (6) setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian, (7) evaluasi, serta (8) penutup. Dalam penelitian ini langkah- langkah pembelajaran model Snowball Throwing divariasikan sesuai dengan muatan dalam setiap pembelajaran. Langkah pembelajaran tersebut juga disesuaikan dengan tema keluargaku khususnya subtema anggota keluargaku. Peningkatan Aktivitas Belajar Tema Keluargaku Pada Siswa Kelas 1 SDN Polowijen 1 melalui Penerapan Model Snowball Throwing Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat diketahui dengan membandingkan nilai aktivitas belajar siswa pada tahap siklus 1, siklus 2, dan siklus 3. Tabel 1 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan II Nilai Rata- Presentase Siklus Rata Keberhasilan Siklus 1 65,72 31% Siklus 2 70,34 41,38% Peningkatan 4,62 10,38% Aktivitas belajar siswa pada siklus 1 belum mencapai hasil yang diharapkan. Aktivitas belajar siklus 1 mencapai nilai rata-rata 65,72 dengan presentase keberhasilan 31%. Hasil tersebut belum mencapai hasil yang diharapkan yaitu >75%. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan pada siklus 2. Pada siklus 2 aktivitas belajar ratarata siswa mencapai nilai rata-rata 70,34 dengan presentase keberhasilan 41,38%. Ketuntasan klasikal pada siklus 2 masih belum mencapai >75%, sehingga peneliti melanjutkan tindakan ke siklus 3. Tabel 2 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus 2 dan 3 Nilai Rata- Presentase Siklus Rata Keberhasilan Siklus 2 70,34 41,38% Siklus 3 82,72 75,86% Peningkatan 12,38 34,48% Aktivitas belajar siswa pada siklus 2 belum mencapai hasil yang diharapkan. Aktivitas belajar siklus 2 mencapai nilai rata-rata 70,34 dengan presentase keberhasilan 41,38%. Hasil tersebut belum mencapai hasil yang diharapkan yaitu >75%. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan pada siklus 3. Pada siklus 3 hasil belajar rata-rata siswa mencapai nilai rata-rata

126 Betty Yulaida, Penerapan Model Snowball Throwing... 82,72 dengan presentase keberhasilan 75,86%. Hasil pada siklus 3 telah sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model Snowball Throwing dapat dikatakan berhasil melalui tiga siklus. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai aktivitas belajar siswa mulai tahap pra tindakan, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3. Peningkatan Hasil Belajar Tema keluargaku Pada Siswa Kelas 1 SDN Polowijen 1 melalui Penerapan Model Snowball Throwing. Berdasarkan hasil belajar siswa dapat dijabarkan dalam tabel berikut ini: Tabel 3 Peningkatan Hasil Siswa pada Siklus 1 dan 2 Siklus Nilai Rata- Rata Presentase Keberhasilan Siklus 1 70,34 41,38% Siklus 2 79,66 68,97% Peningkatan 9,32 27,59% Data hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pada siklus 1 mencapai nilai ratarata 70,34 dengan presentase keberhasilan 41,38%. Pada siklus 2 mencapai nilai ratarata 79,66 dengan presentase 68,97%. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan dalam hasil belajar siswa pada siklus 1 dan 2 yaitu sebesar 9,32 dengan peningkatan persentase keberhasilan 27,59%. Ketuntasan klasikal pada siklus 2 masih belum mencapai lebih dari 75%, sehingga peneliti melanjutkan tindakan ke siklus 3. Tabel 4 Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2 dan 3 Siklus Nilai Rata- Rata Presentase Keberhasilan Siklus 2 79,66 68,97% Siklus 3 82,59 79,31% Peningkatan 2,93 10,34% Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa pada siklus 2 mencapai nilai rata-rata 79,66 dengan presentase keberhasilan 68,97%. Pada siklus 3 mencapai nilai ratarata 82,59 dengan presentase 79,31%. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan dalam hasil belajar siswa pada siklus 2 dan 3 yaitu sebesar 2,93 dengan peningkatan persentase keberhasilan 10,34%. Dengan demikian, siklus pada penelitian ini dapat dihentikan karena sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan yaitu ketuntasan minimal sebesar >75%. PENUTUP Kesimpulan Aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran Snowball Throwing mengalami peningkatan. Hal itu dibuktikan dengan persentase ketuntasan secara klasikal pada tiap siklus yang meningkat, siklus 1 sebesar 31%, siklus 2 sebesar 68,97%, dan pada siklus 3 sebesar 75,86%. Hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Snowball Throwing mengalami peningkatan. Hal itu dibuktikan dengan persentase ketuntasan secara klasikal pada tiap siklus yang meningkat, pada siklus 1 sebesar 41,38%, siklus 2 sebesar 68,97%, dan pada siklus 3 sebesar 79,31%. Saran Siswa diharapkan dapat terus meningkatkan minat dan motivasi belajar. Selain itu guru sebaiknya dapat menggunakan Snowball Throwing saat pembelajaran. Bagi peneliti, hendaknya hasil dari penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa. Saran untuk peneliti lain yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan penelitian yang sejenis.

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 127 DAFTAR RUJUKAN Asrori, Mohib. 2010. Penggunaan Model Belajar Snowball Throwing dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Menyimpulkan Isi Cerita yang Didengar pada Anak. Online. http://gurutrenggalek.blogspot.com/2010/09/pengguna anmodelbelajarsnowball.html. Diakses tanggal Oktober 2013. Benny.A. Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. Kemmis, S & Mc Taggart, R. 1988. The action Research Planner. New York: Mc Millan/ Mc Graw. Hill. Martinis Yamin & Bansu I. Ansari. 2009. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. Suprijono, Agus.2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar Widodo, Rachmad. 2009. Model Pembelajaran Snowball Throwing. Online. http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/ 09/model-pembelajaran-18-snowballthrowing/. Diakses tanggal 1 Oktober 2016.