MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 009/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945 ACARA PEMBACAAN PUTUSAN (III)

PUTUSAN. Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

ACARA PEMBACAAN KETETAPAN (II) DAN PEMBACAAN PUTUSAN (III)

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 1/PUU-V/2007

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-V/2007

SELASA, 24 AGUSTUS 2004

PUTUSAN Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Perkara Nomor 024/PUU-I/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN PERKARA NOMOR 004/PUU-III/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor 005/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008

P U T U S A N. Perkara Nomor 024/PUU-I/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-V/2007

PUTUSAN Perkara Nomor : 051/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor 055/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46,47/PUU-VI/2008

P U T U S A N. Perkara Nomor: 052/PHPU.C.1-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 42/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-V/2007

PUTUSAN Nomor 19/PUU-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : Habiburokhman S.H., M.H.

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor: 004/PUU-III/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016

P U T U S A N. Perkara Nomor : 046/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor 006/PUU-III/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NO. 011/PUU-IV/2006

PUTUSAN Nomor 23/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 17/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 015/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 8/PUU-VI/2008

P U T U S A N. Perkara Nomor 025/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN. Nomor 015/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIII/2015

P U T U S A N. Perkara Nomor :013/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIII/2015 Pemberian Manfaat Pensiun Bagi Peserta Dana Pensiun

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 17/PUU-V/2007

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-VI/2008

PUTUSAN Nomor 23/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN. Nomor 017/PUU-III/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017

P U T U S A N Perkara Nomor : 019/PHPU.A-II/2004

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-XV/2017

P U T U S A N Perkara Nomor : 043/PHPU.A-II/2004

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

P U T U S A N Nomor 018/PUU-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 104/PUU-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 027/SKLN-IV/2006

PUTUSAN Perkara Nomor : 049/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

PUTUSAN Nomor 82/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-X/2012

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-V/2007

PUTUSAN Nomor 23/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 012/PUU-IV/2006

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XV/2017

P U T U S A N Nomor 009/PUU-IV/2006

PUTUSAN Nomor 116/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XVI/2018 Eksistensi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi di Daerah

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 014/PUU-IV/2006 DAN PERKARA 015/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XIV/2016

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 14/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 137/PUU-XII/2014

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-VII/2009

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

Transkripsi:

Nomor : 017/PUU-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PLENO PEMBACAAN PUTUSAN PERKARA NO. 017/PUU-III/2005 PENGUJIAN UU NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG UNDANG-UNDANG MAHKAMAH AGUNG DAN PENGUJIAN UU NO. 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL TERHADAP UUD 1945 JUMAT, 6 JANUARI 2006 JAKARTA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PLENO PEMBACAAN PUTUSAN PERKARA NO. 017/PUU-III/2005 PENGUJIAN UU NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG UNDANG-UNDANG MAHKAMAH AGUNG DAN PENGUJIAN UU NO. 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL TERHADAP UUD 1945 I. KETERANGAN 1. H a r i : : Jumat 2. Tanggal : 6 Januari 2005 3. Waktu : 10.08 10.29 WIB 4. Tempat : Ruang Sidang Mahkamah Konstitusi RI Jl. Medan Merdeka Barat No. 7 Jakarta Pusat 5. Acara: : Pembacaan Putusan Susunan Pleno Persidangan : 1. Prof. Dr. JIMLY ASSHIDDIQIE, S.H. ( K e t u a ) 2. Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H. ( Anggota ) 3. H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. ( Anggota ) 4. Prof. H.A. SYARIFUDDIN NATABAYA, S.H.LLM ( Anggota ) 5. Dr. HARJONO, S.H.MCL. ( Anggota ) 6. I DEWA GEDE PALGUNA, S.H.MH. ( Anggota ) 7. Prof. H.A. MUKHTIE FADJAR, S.H. ( Anggota ) 8. MARUARAR SIAHAAN, S.H. ( Anggota ) 9. SOEDARSONO, S.H. (Anggota ) 6. Panitera Pengganti : Fadzlun Budi SN., S.H., M.H. 7. Pemohon : Dominggus Maurits L., S.H. -2

II. PIHAK YANG HADIR DALAM PERSIDANGAN A. PEMOHON 1. Dominggus Maurits luitnan, S.H. 2. H. Ali Thasa, S.H. 3. Toro Mendrova, S.H. B. PEMERINTAH 1. Mualimin Abdi (Departemen Hukum dan HAM) C. DPR-RI 1. Tim Biro Hukum, Sekretariat Jenderal DPR-RI D. PIHAK TERKAIT 1. Prof. Dr. Chatama Rasyid (Komisi Yudisial) 2. Mustafa Abdullah (Komis Yudisal) -3

III. JALAANYA SIDANG SIDANG DIBUKA PUKUL 10.08 WIB 1. KETUA: Prof. Dr. JIMLY ASSHIDDIQIE, S.H. Saudara-saudara, sidang Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dengan ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 1 X Assalamu alaikum Wr.Wwb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Ini adalah sidang untuk pembacaan putusan final dan mengikat dalam perkara 017/PUU-III/2005 dalam rangka pengujian undang-undang tentang Mahkamah Agung dan Undang-undang tentang Komisi Yudisial. Sebelum kita mulai, seperti biasa saya persilakan terlebih dahulu Saudara-saudara yang hadir dalam sidang ini untuk memperkenalkan diri mulai dari Saudara Pemohon. Saya persilakan. 2. PEMOHON : DOMINGGUS MAURITS L., S.H. Terima kasih Majelis Hakim. Nama saya Dominggus Maurits Luitnan, S.H, Pemohon adalah advokat. 3. PEMOHON : H. ALI TJASA, S.H. Nama saya H. Aji Ali Tjasa, Pemohon dan advokat pada lembaga advokat dominica. 4. PEMOHON: TORO MEDROVA, S.H. Nama saya Toro Mendrova, pekerjaan advokat, Pemohon. 5. KETUA: Prof. Dr. JIMLY ASSHIDDIQIE, S.H. Baik selamat datang dan seterusnya saya persilakan pihak Pemerintah atau Dewan Perwakilan Rakyat, yang hadir siapa? 6. PEMERINTAH: MUALIMIN ABDI (DEP HUKUM DAN HAM) Terima kasih yang mulia, Assalamu alaikum wr. wb. -4

Saya Mualimin Abdi dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Terima kasih. 7. DPR: SEKRETARIAT BIRO HUKUM Terima kasih Majelis Hakim, kami dari Sekretariat DPR Biro Hukum, 8. KETUA: Prof. Dr. JIMLY ASSHIDDIQIE, S.H. Sama ya? Baik Saudara-saudara, kita satu lagi kita persilakan dari Pihak Terkait, yang terkait langsung dalam hal ini ada dua, satu, Mahkamah Agung, dua Komisi Yudisial, saya persilakan. 9. PIHAK TERKAIT: MUSTAFA ABDULAH (KOMISI YUDISIAL) Terima Majelis Hakim. Kami dari Komisi Yudisial hadir pada saat ini Prof. Dr. Chatama Rasyid, saya sendiri Mustafa Abdulah. Terima kasih. 10. KETUA: Prof. Dr. JIMLY ASSHIDDIQIE, S.H. Selamat datang. Jadi sedang jadi selebriti ini sekarang, dan sedianya juga pada kesempatan ini yang sudah tercatat akan menghadiri adalah Prof. Dr. Paulus Effendi Lotulung, Ketua Muda Bidang Peradilan Tata Usaha Negara pada Mahkamah Agung, tapi karena mendadak ada rapat karena Bapak yang berdua ini, jadi beliau tidak dapat hadir dalam sidang kali ini untuk mendengarkan pembacaan putusan ini. Baik, sekali lagi atas nama Mahkamah Konstitusi kami ucapkan selamat datang kepada Saudara-saudara semua. Ini adalah sidang yang terakhir untuk perkara ini dan akan kami bacakan putusan final dan mengikat untuk perkara nomor 017/PUU-III/2005 ini sekaligus di dalamnya dalam rangka pengujian dua undang-undang, Undang-undang tentang Mahkamah Agung dan Undang-undang tentang Komisi Yudisial. Seperti biasa, karena putusannya cukup tebal, saya akan bacakan bagian pengantar, seterusnya nanti akan dibacakan pertimbangan hukumnya. Sedangkan hal-hal lain menyangkut duduk perkara sudah dianggap telah dibacakan dalam sidangsidang terdahulu, sehingga tidak perlu diulangi supaya mempersingkat waktu dan setelah itu nanti dibacakan amar dan penutup putusan dan sekaligus putusan ini juga lima belas menit setelah ini Insya Allah sudah masuk di internet dan juga Saudara bisa lihat nanti di layar sehingga pada saat sidang ditutup copy putusan sudah Insya Allah dapat diterimakan pada Saudara Pemohon dan Pihak Terkait sebagaimana mestinya. Baiklah Saudara-saudara, -5

PUTUSAN Nomor 017/PUU-III/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, telah menjatuhkan putusan dalam perkara permohonan Pengujian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial terhadap Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang diajukan oleh;--- 1. Dominggus Maurits Luitnan, SH, Advokat/Pengacara, beralamat di JL. Stasiun Sawah Besar No.1-2 Jakarta Pusat;----------------------------------------- 2. H. Azi Ali Tjasa, SH, Advokat/Pengacara, beralamat di Jl. Stasiun Sawah Besar No. 1-2 Jakarta Pusat;----------------------------------------------------------- 3. Toro Mendrofa, SH, Advokat/Pengacara, beralamat di Jl. Stasiun Sawah Besar No. 1-2 Jakarta Pusat.------------------------------------------------------------------- selanjutnya disebut sebagai PARA PEMOHON;--------------------------------- Telah membaca surat permohonan para Pemohon;------------------------ Telah mendengar keterangan para Pemohon di persidangan;------------ Telah mendengar keterangan Pemerintah secara lisan di dalam persidangan; Telah membaca keterangan tertulis Pemerintah, dan pihak terkait;----- Telah membaca dan memeriksa bukti-bukti surat dari para Pemohon;- 11. HAKIM: H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan para Pemohon adalah sebagaimana telah diuraikan di atas:----------------------------------------- Menimbang bahwa sebelum mempertimbangkan lebih jauh materi permohonan para Pemohon, Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut Mahkamah), terlebih dahulu akan mempertimbangkan hal-hal berikut:--------- 1. Apakah Mahkamah berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus permohonan a quo;-------------------------------------------------------------- 2. Apakah para Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk bertindak selaku para Pemohon dalam permohonan a quo.-------- Terhadap kedua permasalahan tersebut di atas, Mahkamah akan memberikan pertimbangan sebagai berikut:--------------------------------- 4. KEWENANGAN MAHKAMAH -6

Bahwa tentang kewenangan Mahkamah, Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyatakan antara lain bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final dan mengikat untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar. Hal tersebut ditegaskan kembali dalam Pasal 10 ayat (1) Undangundang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut UUMK);---------------------------------------------------------------------------------- Bahwa permohonan a quo adalah permohonan pengujian Undangundang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, yang pasal-pasal tentang pengawasan dalam kedua undang-undang tersebut dianggap oleh para Pemohon bertentangan dengan UUD 1945, sehingga oleh karenanya merupakan kewenangan Mahkamah untuk memeriksa, mengadili dan memutus permohonan a quo berdasarkan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 dan Pasal 10 ayat (1) huruf a UUMK.----------------------------------------------------- 2. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PARA PEMOHON Menimbang bahwa Pasal 51 ayat (1) UUMK menyatakan, Pemohon adalah pihak yang menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh berlakunya undang-undang, yaitu:--------------------------------- a. perorangan warganegara Indonesia;---------------------------------------- b. kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang- undang;------------------- c. badan hukum publik atau privat; atau---------------------------------------- d. lembaga negara.--------------------------------------------------------------- Dengan demikian agar seseorang atau suatu pihak dapat diterima sebagai Pemohon dalam permohonan pengujian undang-undang terhadap UUD 1945, sebagaimana dalam perkara a quo, maka orang atau pihak tersebut terlebih dahulu harus menjelaskan:----------------------------------------- a. Kualifikasinya dalam permohonan a quo sebagaimana disebut dalam Pasal 51 ayat (1) huruf a di atas;----------------------------------------------- b. Hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dalam kualifikasi dimaksud yang dianggap telah dirugikan oleh berlakunya undangundang yang diuji.--------------------------------------------------------------- Menimbang bahwa berdasarkan dua ukuran yang telah disebut di atas, dalam menilai ada tidaknya kedudukan hukum (legal standing) sebagai para Pemohon dalam perkara a quo, maka Mahkamah juga akan memperhatikan syarat-syarat kerugian konstitusional yang harus diuraikan dengan jelas oleh para Pemohon, sebagaimana telah menjadi yurisprudensi Mahkamah, yaitu:-- 1. adanya hak konstitusional Pemohon yang diberikan oleh UUD l945;------------ -7

2. bahwa hak konstitusional Pemohon tersebut dianggap oleh Pemohon telah dirugikan oleh undang-undang yang dimohonkan pengujian;---------------------- 3. bahwa kerugian konstitusional Pemohon dimaksud bersifat spesifik (khusus) dan aktual atau setidak-tidaknya bersifat potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi;--------------------------------------------- 4. adanya hubungan sebab-akibat (causal verband) antara kerugian dimaksud dan berlakunya undang-undang yang dimohonkan untuk diuji;-------------------- 5. adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan Pemohon maka kerugian konstitusional yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi.------------------------------------------------------------------------------------ -- Menimbang bahwa para Pemohon telah menjelaskan kualifikasinya sebagai perorangan masing-masing selaku warga negara Indonesia dan/atau selaku para advokat yang tergabung dalam Lembaga Advokat/Pengacara Dominika, telah dirugikan hak/kewenangan konstitusionalnya yang diatur dalam: ------------------------------------------------------------------------------------ a. Pasal 27 ayat (1) yang menentukan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di depan hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya;----------------------- b. Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 yang menentukan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum;------------------------------------------- c. Pasal 24B ayat (1) UUD 1945 yang menentukan bahwa Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan hakim agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim, yang dijabarkan dalam Pasal 11 ayat (1), Pasal 12 ayat (1) dan (2), Pasal 13 ayat (1), Pasal 32 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004, serta Pasal 21, Pasal 22 ayat (1) huruf e dan Pasal 23 ayat (3), (4), (5), dan (6) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004. Masing-masing ketentuan undang-undang itu telah menyebabkan pengawasan dan penindakan terhadap hakim yang seharusnya menurut UUD 1945 dilakukan Komisi Yudisial, tidak ada artinya dan tidak efektif karena Komisi Yudisial menjadi tidak mandiri dan tergantung pada kebijakan/kehendak Ketua Mahkamah Agung. Hal tersebut secara konkret, mempunyai hubungan sebab-akibat dengan kerugian hak konstitusional para Pemohon, karena oknum hakim yang dilaporkan melakukan kejahatan tidak diambil tindakan oleh Ketua Mahkamah Agung, justru dilindungi dengan cara mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2002 yang melarang oknum hakim, panitera, dan juru sita untuk memenuhi panggilan penyidik untuk diperiksa, hal mana merupakan wujud diskriminasi hukum yang merampas hak para Pemohon dan bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1), Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 24B ayat (1) UUD 1945.----------------------------------------------- Menimbang bahwa terhadap dalil-dalil para Pemohon tersebut, Mahkamah berpendapat sebagai berikut:-------------------------------------------- 1. bahwa apa yang didalilkan para Pemohon tentang hak konstitusional yang disebut dalam Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945, -8

menurut Mahkamah tidaklah merupakan hak konstitusional yang berkaitan dengan undang-undang yang dimohon untuk diuji, karena Pasal 27 ayat (1) adalah menyangkut hak warga negara dan penduduk yang mempunyai hak yang sama di depan hukum dan pemerintahan serta tidak diperkenankan adanya perlakuan yang diskriminatif atas hak dalam hukum dan pemerintahan tersebut. Argumen yang diajukan para Pemohon tentang adanya Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2002, yang tidak memperkenankan Hakim, Panitera, dan Juru Sita untuk memenuhi panggilan penyidik atas perkara yang sedang ditanganinya, sama sekali tidak menyangkut satu hak konstitusional yang dirugikan dengan berlakunya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004 sepanjang mengenai pasal-pasal yang dimohonkan untuk diuji, yang keseluruhannya adalah menyangkut pengawasan terhadap hakim, yang dilakukan baik oleh Mahkamah Agung atau oleh Komisi Yudisial;-------------------------------- 2. bahwa kemandirian Komisi Yudisial dalam melakukan wewenangnya yang ditentukan dalam Pasal 24B ayat (1) UUD 1945, yang oleh Para Pemohon didalilkan telah dijabarkan oleh pasal-pasal dalam Undangundang Nomor 22 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung secara bertentangan dengan UUD 1945, Mahkamah memandang bahwa dalam hal tersebut para Pemohon tidak dirugikan hak konstitusionalnya, karena hak konstitusional tersebut tidak menyangkut para Pemohon, melainkan menyangkut pihak lain, sehingga para Pemohon tidak dapat mendasarkan diri pada Pasal 24B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 sebagai landasan untuk mengkonstruksikan adanya hak konstitusional para Pemohon yang dirugikan, baik secara aktual maupun potensial, yang timbul dalam hubungan sebab-akibat (causal verband) dengan berlakunya Undangundang Nomor 5 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004.-------------------------------------------------------------------------------- Menimbang bahwa dengan alasan dan pertimbangan yang demikian, maka Mahkamah berpendapat bahwa para Pemohon tidak memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan a quo.-- Dalam pada itu seorang Hakim Konstitusi berpendirian bahwa para Pemohon memiliki legal standing dengan alasan bahwa kepentingan konstitusional yang timbul berdasar Pasal 24B UUD 1945 memang tidak menyangkut para Pemohon, akan tetapi terdapat hak konstitusional yang timbul secara derivatif dari adanya Pasal 28D ayat (1) yang secara tegas didalilkan, dan pasal-pasal lainnya dalam Bab XA UUD 1945 meskipun secara tegas tidak didalilkan, yang menyangkut hak asasi, terutama jika dikaitkan dengan Pasal 1 ayat (3) dan Pembukaan UUD 1945. Hak konstitusional secara derivatif itu meliputi hak setiap orang untuk memperoleh perlindungan yang adil melalui satu peradilan yang bebas, mandiri, bersih, dan berwibawa berdasarkan hukum dan keadilan (fair trial, due process of law, and justice for all).---------------------------------------------- Menimbang bahwa terlepas dari adanya perbedaan pendapat di atas, tanpa harus mempertimbangkan lebih lanjut pokok perkara, telah cukup -9

alasan bagi Mahkamah untuk menyatakan bahwa permohonan para Pemohon tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard).--------------------------------- 12. KETUA: Prof. Dr. JIMLY ASSHIDDIQIE, S.H. Mengingat Pasal 56 ayat (1) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi;-------------------------------------------------------- MENGADILI Menyatakan permohonan para Pemohon tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard).---------------------------------------------------------------- Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim yang dihadiri oleh 9 (sembilan) Hakim Konstitusi pada hari Rabu tanggal 4 Januari 2006 dan diucapkan dalam Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi yang terbuka untuk umum pada hari ini, oleh kami Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., selaku Ketua merangkap Anggota, Prof. Dr. H. M. Laica Marzuki, S.H., Prof. H.A.S. Natabaya, S.H., LL.M., Prof. H.A. Mukthie Fadjar, S.H., M.S., H. Achmad Roestandi, S.H., Dr. Harjono, S.H., M.C.L., I Dewa Gede Palguna, S.H., M.H., Maruarar Siahaan, S.H., dan Soedarsono, S.H., masing-masing sebagai Anggota, dengan dibantu oleh Fadzlun Budi S.N, S.H., M.Hum. sebagai Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh para Pemohon/Kuasanya, Pemerintah, dan Dewan Perwakilan Rakyat atau yang mewakili, serta Pihak Terkait dari Komisi Yudisial. Demikian putusan ini ditandatangani oleh 9 Hakim Konstitusi dan Panitera Pengganti dan dengan demikian putusan ini telah resmi telah diucapkan dalam sidang ini KETUK PALU 1X Selanjutnya Saudara-saudara demikianlah pembacaan putusan selesai dan sidang ini dinyatakan selesai dengan ini Sidang Mahkamah Konstitusi saya nyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 10.29 WIB -10