G PROLOG ue Argha. tak perlulah kalian tahu nama lengkapnya apa. yang jelas, gue adalah salah satu karyawan di perusahaan retail di Bandung. Tak perlu juga gue sebutkan nama perusahaan itu. Rugi banget rasanya kalau gue sebutsebut nama perusahaan itu. Ada banyak hal yang gue gak ngerti dengan perusahaan tempat gue bekerja. Salah satunya dengan aturan-aturan yang kurang jelas bahkan mungkin boleh dibilang sangat tidak jelas dan tidak penting. Salah satu aturan itu adalah; perusahaan melarang karyawannya untuk mengobrol dengan rekannya yang lain di tempat kerja. Gila kan? Gak stress gimana kita? perusahaan macam apa ini?! Kita itu manusia. Dikasih mulut sama Tuhan ya untuk digunakan! Bukan untuk dijadikan hiasan. Gue bukan robot yang bisa diperlakukan sekenanya. Walaupun memang gue digaji gak perlulah kayak gitu banget! Kalau memang lu para atasan yang berpangkat itu manusia harusnya bisa ngerti dan tidak mengajarkan untuk tidak bersyukur seperti itu. kayak lu hidup pada bener aja. Orang sudah jelas-jelas kok kalian yang buat aturan dan kalian juga yang melanggar. Turut prihatin deh! Kenapa? Ngerasa gak sependapat dengan gue? Mau protes? Jangan harap gue peduli dengan semua protesan lu yang gak penting. Sama gak pentingnya dengan aturan-
aturan yang lu semua buat untuk perusahaan yang selalu kepanasan kalau kompetitornya melakukan ekspansi ini. Perusahaan yang selalu seperti kebakaran jenggot ketika customer dan penjualan berkurang di waktu low season. Yah namanya juga low season. Lu emangnya gak tahu low season itu apa? lu berpendidikan kan? Tunjukkan dong! Wajarlah penjualan menurun pada saat low season. Gak perlu terlalu cari muka gitu lah depan store manager. Toh yang punya perusahaannya juga santai-santai aja kan? Gue Argha. Gue memang frontal. Kalau gak frontal bukan Argha namanya. Gak ada yang bisa meluluhkan hati, sifat frontal, dan pemberontak gue bahkan kalau lu suruh BA paling cantik sekalipun. Karena gue termasuk orang yang susah dibujuk dan dirayu. Gue keras kepala dan konsisten dalam memegang apa yang gue pegang. Tidak akan segan melawan kalau depan mata ada hal-hal yang buat gue gak nyaman, ganjil, gak adil, dan gak sesuai dengan yang gue inginkan. Walaupun memang beberapa sifat gue ini mungkin depan beberapa orang salah, ya itulah gue. Gue termasuk salah satu karyawan yang sering keluar-masuk ruang Personalia. Bukan karena gue rajin dan sering setor absensi. Tapi karena banyaknya ulah yang gue bikin di perusahaan ini. Berlembar-lembar surat peringatan sudah habis gue tanda tangani. Bangga? Gak juga tuh! Begitu 2 Argha Friska
banyak aturan, senioritas, dan manusia-manusia bossy di perusahaan ini, itulah yang menjadi alasan kenapa gue bisa banyak ulah disini dan akhirnya menjadi langganan dan bulan-bulanan para Personalia TERHORMAT yang mau aja di goblok-goblokin sama aturan-aturan ini. Banyak atasan gue yang bilang bahwa gue ini adalah seorang pembangkang. Yoi mungkin memang betul gue ini pembangkang. Dan gue bangga jadi pembangkang yang sama sekali tidak peduli dengan ocehan orang-orang terhadap gue! Dan dengan sifat pembangkang inilah yang berhasil mengirimkan gue ke cabang lain yang katanya punya peraturan yang lebih KETAT! Rupanya mereka sedang berusaha untuk menjinakkan gue dengan cara seperti itu. Apa mereka bisa berhasil dengan usahanya yang kesekian puluh bahkan ratus kali ini? Let See! A ku Friska. Bertahun-tahun dengan rutinitas kerja seperti ini lama kelamaan buat boring juga. Setiap hari kita seperti diatur oleh waktu, schedule, job desc, atau apalah itu namanya. Serasa gak punya waktu luang untuk diri sendiri, manjain diri, me time dan lain-lain. Dan karena rutinitas ini pula yang kadang menjadi akar permasalahan dan percekcokan aku dan juga dia. Ya, dia. Fahmi namanya. Argha Friska 3
Gak perlu ya sepertinya aku jelaskan dia itu siapanya aku. Yang jelas, hampir setiap aku off dari kerjaan dia selalu ada untuk nemenin. Walaupun mungkin sebetulnya pada saat kita berdua, dia banyak dijadikan bahan pelampiasan kekesalan yang aku punya. Kasihan juga sih kadang kalau lihat dia aku paksa untuk dengerin semua keluhan-keluan aku. Apa aku ini egois? Mungkin iya. Maaf ya, Fah! Plus makasih juga karena kamu selalu sabar hadapin aku yang kadang terlalu kekanak-kanakan. Pokoknya kamu the best deh! Semoga kita berdua bisa sampai kesana: yaitu tempat dimana kita berdua bisa duduk bersanding berdua dan semua orang menyaksikan kebahagiaan kita berdua. Amin! Hmmm tulis apa lagi ya untuk diary-ku hari ini? Kalau aku paksakan untuk tulis diary pasti kebanyakan isinya yaitu tentang kejenuhan kerjaan yang aku jalanin sekarang ini. Dan ujung-ujungnya aku pasti telpon Fahmi untuk dijadikan tempat curhatan kekesalan ini semua. Kriiinggg Eh, yang diobrolin ternyata telpon juga. Ya, Fahmi! Aku angkat dulu ya?! Hallooo sayang? 4 Argha Friska
sana. Lagi apa? Kok belum tidur? tanyanya di seberang Biasa, lagi iseng nulis diary. O, kirain kenapa. Pasti isinya semua tentang aku kan sayang? kadang sifat GR-nya dia ini yang buat aku kangen. Ih kamu GR! Biarin! Kamu kenapa belum tidur? tidur. Kan aku belum telpon kamu. makanya aku belum Yakin itu alasannya? Iyalah emang tiap malem aku suka telpon kamu dulu kan sebelum tidur? Hehe hanya itu yang aku keluarkan sebagai jawaban. Sekejap muncul kupu-kupu menari-nari di dalam perutku ketika denger jawaban dia itu. Ya udah, aku tidur dulu ya?! Besok harus keluar kota. Pamitnya. Iya sayang, Kamu jangan tidur malem-malem. Suruhnya. Argha Friska 5
Iya sebentar lagi aku tidur kok. OK. Bye! kali ini dia benar-benar pamit. Oke, kalian lihat kan? Dia perhatian banget. Hampir setiap malam dia telpon aku sebelum tidur. Oiya, kembali lagi ke diary-ku. Memang bener sih apa kata dia. Harusnya aku banyakin tulis nama dia di diary itu. Tapi Kriiinggg Tanganku langsung meraih handphone yang tibatiba menyala lagi. Kok dia nelpon lagi sih?! Apa sayang? Kok kamu telpon lagi? Bukannya mau tidur? pertanyaan borongan keluar dari mulutku. Hah? Apa? Sayang? tanya orang yang ada di seberang sana heran. Jeung, ini gue! Upss yang telpon ternyata Anita. Si soulmate rumpi yang jam segini aja dia belum tidur. Pasti mau ajak gosip-gosipan deh sepertinya! Sori Nit. Gue pikir Fahmi. Hmmm yang lagi di mabuk kepayang ledeknya di seberang sana. Ada apa Nit malem-malem telpon? Pasti mau ngajak ngegosip ya? Males ah! 6 Argha Friska
Ih, GR deh Ibu yang satu ini. Siapa juga yang mau ajak rumpi-rumpian? nih! Trus ada apa dong? Buruan ah mau tidur. Ngantuk Gue Cuma mau bilang, jangan lupa besok siapin mental yaaa?! Hah? Mental? Kenapa emangnya? aku langsung kaget dengernya. Pokoknya siapin mental aja. Kan mulai besok anak lu bakal bertambah, jeung! Udah ah itu doang yang mau diomongin. Bye Tuuuttt Eh, Nit. Maksudnya apa? yang di seberang sana maen langsung tutup telpon aja. Maksud Nita apa sih? Heran. Kadang dia suka gak jelas juga jadi orang. Anak bertambah. Maksudnya apa coba? Kawin aja belum! Tau ah! Tidur aja deh! Argha Friska 7