BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Tindakan BAB IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi Gaya Melalui Model Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pra-Siklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Guci Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Letak SD Negeri Guci ini cukup strategis dan mudah dijangkau para siswa dan guru. Jarak rumah peneliti dari SD Negeri Guci hanya sekitar 2 Kilometer. Siswa SD Negeri Guci Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan ini berjumlah 221 siswa dari kelas I sampai kelas VI. Jumlah guru yang ada di SD Negeri Guci adalah 10 Guru dan juga 1 penjaga sekolah. Dengan perincian sebagai berikut: 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru olah raga dan 1 guru perpustakaan. Subjek yang diambil dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas IV SD Negeri Guci yang terdiri dari 40 siswa 24 perempuan dan 16 lakilaki. Karakteristik yang dimiliki siswa-siswi kelas IV bermacam-macam antara lain masih suka bermain, kebanyakan siswa-siswinya berangkat sekolah dengan bersepeda, suka dengan hal-hal baru, rata-rata ekonomi orang tua siswa menengah kebawah, kebanyakan para orang tuanya bekerja sebagai petani. Pembelajaran IPA di SD Negeri Guci ini prestasinya mengalami masalah. Materi yang disampaikan guru kurang diserap dan dimengerti siswa, terbukti dari hasil ulangan para siswa. Dari 40 siswa tersebut masih sedikit yang nilainya sudah memenuhi KKM, saat proses pembelajaran berlangsung guru menggunakan satu model pembelajaran yaitu dengan berceramah tanpa melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya, kurangnya penggunaan media juga dapat mempengaruhi siswa dalam menyerap materi karena siswa juga perlu benda konkret yang dapat mereka amati langsung saat pembelajaran. Hasil test evaluasi semester diperoleh hasil belajar pelajaran IPA pra siklus pada kelas IV SD Negeri Guci dapat dilihat sebagai berikut: 42

43 Tabel 10 Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Pra Siklus Kelas IV SD Negeri Guci No. Keterangan Jumlah Siswa Nilai Siswa 1. < KKM 70 27 ( 67,5% ) Tidak tuntas 2. > KKM 70 13 ( 32,5% ) Tuntas 3. Jumlah 40 4. Nilai rata-rata 60 5. Nilai tertinggi 80 6. Nilai terendah 30 Tabel di atas dapat diketahui hasil belajar IPA prasiklus dari 40 siswa yang nilainya tuntas hanya 13 siswa atau 32,5% dan 27 siswa atau 67,5% yang nilainya belum tuntas. Rata-rata nilai hasil belajar IPA 60, nilai tertingginya 80 dan nilai terendahnya yaitu 30, selengkapnya dapat dilihat melalui gambar dibawah ini : Gambar 10.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus SD Negeri Guci 30 25 20 15 10 5 0 13 Tuntas 27 Tidak Tuntas Gambar diagram di atas dapat diketahui hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Guci dari 40 siswa 13 siswa yang mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70), 27 siswa lain nilainya masih di bawah KKM. Ketuntasan belajar siswa prasiklus dapat dilihat pada diagram lingkaran di bawah ini:

44 Gambar 10.2 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus SD Negeri Guci 13 Tuntas Tidak Tuntas 27 Melihat kondisi yang terjadi, peneliti mencoba melakukan penelitian pembelajaran untuk mengatasi masalah yang yang ada, dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together) pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Guci model ini diharapkan dapat memberi pengaruh positif terhadap prestasi siswa. Penelitian ini menyusun penelitian tindakan kelas menjadi dua siklus setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Hasil pertemuan dalam penelitian meliputi aktivitas guru dan peserta didik, ketrampilan sosial dan pengakuan adanya keragaman hasil belajar peserta didik serta hasil belajar siswa. Lembar observasi digunakan untuk menilai aktivitas guru dan peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung, ketrampilan sosial dan juga pengakuan adanya keragaman hasil belajar peserta didik. pertemuan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

45 Tabel 11 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas No. Siklus Hari, Tanggal, Jam Alokasi Waktu 1. Siklus I 1. Pertemuan pertama 2. Pertemuan kedua Senin 28 Maret 2016 jam ke 3-4 Selasa 29 Maret 2016 jam ke 1-2 2 x 35 Menit 2 x 35 Menit 2. Siklus II 1. Pertemuan pertama 2. Pertemua kedua Rabu 6 April 2016 jam ke 1-2 Kamis 7 April 2016 jam ke 1-2 2 x 35 Menit 2 x 35 Menit Pelaksanaan tiap siklusnya melalui beberapa tahapan, tahapan-tahapan tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setelah melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together) pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya diperoleh data sebagai berikut : 4.2 Hasil Penelitian Siklus I Hasil penelitian tindakan kelas ini akan dijabarkan melalui tahapantahapan sebagai berikut : 4.2.1 Perencanaan Penelitian siklus I menggunakan model pembelajaran NHT (Number Head Together). Hal ini berdasarkan strategi pembelajaran yang biasa digunakan di dalam kelas selama ini dikatakan belum memaksimalkan proses pembelajaran. Tindakan yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran NHT mampu memecahkan masalah yang diaggap tepat untuk memaksimalkan proses pembelajaran pada pelajaran IPA. Adapun tahapan penyusunan tindakan adalah sebagai berikut :

46 1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan dengan model pembelajaran NHT. 2. Menyusun lembar observasi yang akan digunakan untuk penilaian terhadap keaktifan proses belajar. 3. Mempersiapkan kisi-kisi wawancara 4. Mempersiapkan soal untuk kelompok maupun individu tiap siklusnya. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan penelitian ini dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) setiap siklusnya, pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2016 pada jam ke-2 dan 3 tiap pertemuan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan pertama siklus I hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru memberikan salam kepada semua peserta didik, setelah itu guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru melakukan presensi, dan mulai menjelaskan langkah-langkah dari pembelajaran NHT yang akan diterapkan dikelas IV pada mata pelajaran IPA materi pelajaran energi dan perubahannya pada pertemuan pertama guru belum melakukan apersepsi kepada siswa. Masuk kegiatan inti, guru mulai membagi peserta didik menjadi 8 kelompok yaitu, kelompok A, kelompok B, kelompok C, kelompok D, kelompok E, kelomok F, kelompok G dan kelompok H, jumlah tiap anggota kelompok 5 orang dipilih secara acak berdasarkan tingkat kemampuan dan jenis kelamin, semua anggota kelompok mendapatkan nomor kepala dengan penomoran 1-5, guru mengarahkan tiap siswa duduk dengan kelompok masing-masing. Setelah itu guru mulai membagikan alat dan bahan yang akan dibuat percobaan. Siswa akan melakukan percobaan tentang perpindahan panas dengan arahan guru. Guru mulai membagikan sebatang lilin, korek api, sendok dan juga sedikit mentega. Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan langkah-langkah sebelum praktik. Setelah semua kelompok menyalakan lilin dan meletakakan sendok yang berisi mentega diatas api guru meminta semua peserta didik untuk mengamati perubahan yang terjadi pada mentega tersebut siswa diminta bergantian untuk memegang gagang

47 sendok. Setelah semua peserta didik melakukan percobaan guru membagikan tugas kepada setiap kelompok untuk dikerjakan dengan cara berdiskus, dalam kegiatan diskusi yang dilakukan guru menekankan jika tiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dengan harapan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan soal dan mengetahui jawaban soal tersebut. Peserta didik mengerjakan soal guru memanggil nomor secara acak. Guru memanggil nomor 3 peserta didik dengan kepala bernomor 3 dalam tiap kelompok bersiap-siap maju mempresentasikan hasil kerja kelompok. Kemudian guru menyebutkan kelompok D untuk maju mempresentasikkan di depan kelas. Kelompok D dengan kepala bernomor 3 awalnya tidak berani untuk maju ke depan kelas karena takut jawabanya salah. Disini guru mulai memberikan memotivasi siswa agar jangan takut dengan jawaban salah. Kelompok D belum berhasil untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan baik karena masih ada kesalahan. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi yang disampaikan tapi, dari kelompok lain belum ada yang berani menanggapi jawaban yang sudah dipresentasikan. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk menanggapi hasil presentasi yang disampaikan. Guru menunjuk kelompok A untuk membenarkan kesalahan jawaban yang disampaikan kelompok D. Kelompok A mencoba membenarkan kesalahan jawaban tersebut kemudian guru melanjutkan nomor soal berikutnya dan menunjuk kelompok H dengan nomor yang sama dan cara yang sama semua kelompok mendapat giliran untuk mempresentasikan hasil pekerjaan tiap kelompok. Pada kegiatan presentasi ini ada beberapa siswa yang takut maju untuk presentasi karena takut jika jawaban yang dipresentasikan salah kemudian diejek kelompok lain. Guru memberikan motivasi kepada siswa tersebut untuk tetap maju ke depan presentasi agar siswa tersebut memiliki rasa percaya diri dan tidak takut lagi untuk maju ke depan kelas. Kegiatan akhir dari presentasi guru membenarkan jawaban yang telah di presentasikan tiap kelompok. Pada pertemuan pertama siklus I ini Guru belum membuat kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dipelajari. Guru menjelaskan jika pertemuan selanjutnya akan diadakan test individu pada siklus I ini. Peserta

48 didik diingatkan guru untuk belajar agar dapat mengerjakan soal dengan baik dan benar. Pertemuan kedua yang dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016 pada jam pertama guru masuk kelas dengan mengucapkan salam, berdoa melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan siswa, menjelaskan kembali langkahlangkah dari pembelajaran NHT dan mulai mengumumkan hasil pekerjaan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Guru mengumumkan kelompok yang mendapat nilai tertinggi adalah kelompok A dengan nilai 85 dan yang mendapat nilai terendah yaitu kelompok G dengan nilai 50 kelompok B,C dan H mendapat nilai 80 kelompok D dan E mendapat nilai 75 kelompok F mendapat nilai 70. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok A dengan memberikan tanda bintang di lembar jawabannya dan guru memberikan motivasi kepada kelompok yang nilainya masih rendah. Guru memberikan waktu 10 menit kepada peserta didik untuk belajar kemudian dilanjutkan untuk mengerjakan test individu. Siswa diminta untuk memasukan semua buku catatan, buku paket maupun LKS ke dalam tas. Guru meminta siswa untuk mengatur tempat duduk sebelum dibagikan soal. Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal sendiri dan tidak diperbolehkan untuk mencontek teman sebangkunya ataupun teman lainnya. Guru mulai membagikan soal test dan memberikan waktu 50 menit untuk mengerjakan soal tersebut. Guru berkeliling untuk membantu siswa jika ada yang kurang paham mengenai soal dan guru juga menegur siswa yang ramai atau yang mencontek. Setelah test selesai siswa diminta untuk mengumpulkan soal dimeja guru dengan tertib. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami materi yang telah disampaikan. Kemudian guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap pembelajaran IPA yang telah mereka pelajari. 4.2.3 Observasi (pengamatan) Penelitian tindakan kelas ini pelaksanaannya dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Number Head Together) dan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

49 4.2.3.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas peserta didik yang dilakukan peneliti pada siklus I pertemuan pertama masih kurang terlaksana dengan baik. Dilihat dari 40 siswa kelas IV SD Negeri Guci yang tidak membawa buku paket, LKS maupun buku catatan IPA ada 6 orang. Tabel hasil keterlaksanaan aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama selama proses pembelajaran IPA materi energi dan perubahanya dengan model pembelajaran NHT adalah sebagai berikut: Tabel 12 Hasil Keterlaksanaan Observasi Terhadap Siswa Pertemuan Pertaman Siklus I Yang No. Aspek yang diamati terlaksana 1. Kegiatan Awal (Ada 6 aspek) 3 2. Kegiatan Inti (Ada 12 aspek) Eksplorasi : 4 5 Elaborasi : 7 Konfirmasi : 1 3. Kegiatan Penutup (Ada 2 aspek) 1 4. Jumlah Skor 9 Pertemuan kedua siklus I Siswa terlihat sudah siap dalam mengikuti dan menerima pelajaran, dapat dilihat sudah banyak siswa yang membawa buku paket, LKS dan buku catatan IPA, siswa disini juga sudah terlihat aktif dengan bertanya kepada guru tentang materi yang mereka belum pahami. Di bawah ini adalah tabel keterlaksanaan aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua:

50 Tabel 13 Hasil Keterlaksanaan Observasi Terhadap Siswa Pertemuan Kedua Siklus I No. Aspek yang diamati Skor 1. Kegiatan Awal (Ada 6 aspek) 5 2. Kegiatan Inti (Ada 12 aspek) Eksplorasi : 4 6 Elaborasi : 7 Konfirmasi : 1 3. Kegiatan Penutup (Ada 2 aspek) 2 4. Jumlah Skor 13 4.2.3.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Data hasil observasi penelitian aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus I pertemuan pertama guru masih kurang memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menggali pengetahuannya, guru juga belum memberikan apersepsi terhadap siswa. Pada pertemuan pertama siklus I ini hanya 2 yang berani bertanya kepada guru kebanyakan siswa yang lain masih pasif sehingga suasana kelas masih belum terkondisi dengan baik. Guru menyampaikan kepada peserta didik jika pada hari itu akan belajar IPA tentang energi panas dan bunyi guru mulai menjelaskan materi tersebut. Pada hari itu guru juga menjelaskan jika pembelajarannya akan menggunakan model NHT. Guru menjelaskan langkah-langkah dari model pembelajaran NHT mengorganisasikan seluruh peserta didik dalam kelompok untuk melakukan percoban perpindahan panas. Setelah semua peserta didik melakukan percobaan guru membagikan tugas kelompok untuk dikerjakan dengan cara berdiskusi dengan kelompok masing-masing. Pada kegiatan kelompok ini guru masih kurang menguasai kelas karena masih ada beberapa peserta didik yang masih ramai mengajak ngobrol kelompok lain. Tetapi dalam mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk berdiskusi guru sudah baik guru juga memberikan motivasi

51 kepada setiap kelompok agar tidak takut jika nanti dipanggil untuk maju mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Pertemuan kedua siklus I, guru mengumumkan hasil pekerjaan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi guru juga memberi motivasi kepada kelompok yang nilainya masih kurang atau rendah. Siswa diminta mengatur posisi tempat duduk sebelum dibagikan soal test individu. Guru meminta semua buku catatan paket maupun LKS untuk dimasukan ke dalam laci maupun tas dan tidak boleh mencontek teman dan harus dikerjakan sendiri. Tabel di bawah ini adalah hasil keterlaksanaan aktvitas yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran model NHT (Number Head Together) pada mata pelajaran IPA materi energi dan perubahannya pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut: Tabel 14 Hasil Keterlaksanaan Observasi Terhadap Guru Pertemuan Pertama Siklus I No. Aspek yang diamati Skor 1. Kegiatan Awal (Ada 6 aspek) 3 2. Kegiatan Inti (Ada 12 aspek) Eksplorasi : 4 7 Elaborasi : 7 Konfirmasi : 1 3. Kegiatan Penutup (Ada 2 aspek) 1 4. Jumlah Skor 11 Pertemuan kedua siklus I ini aktivitas keterlaksanaan guru sudah cukup baik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

52 Tabel 15 Hasil Keterlaksanaan Observasi Terhadap Guru Pertemuan Kedua Siklus I No. Aspek yang diamati Skor 1. Kegiatan Awal (Ada 6 aspek) 6 2. Kegiatan Inti (Ada 12 aspek) Eksplorasi : 4 Elaborasi : 7 7 Konfirmasi : 1 3. Kegiatan Penutup (Ada 2 aspek) 2 4. Jumlah Skor 15 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I Hasil belajara siswa pelajaran IPA siklus I sudah mulai mengalami peningkatan dari sebelum tindakan atau pra siklus. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 16 Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Guci Pada Siklus I No. Keterangan Jumlah Siswa Nilai Siswa 1. < KKM 70 15 ( 37,5% ) Tidak tuntas 2. > KKM 70 25 ( 62,5% ) Tuntas 3. Jumlah 40 4. Nilai rata-rata 67 5. Nilai tertinggi 80 6. Nilai terendah 40 Tabel di atas dapat diketahui hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Guci mata pelajaran IPA mengalami peningkatan. Dilihat dari 40 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 25 siswa (62,5%) dan 15 siswa (37%) nilainya masih di bawah KKM. Perolehan nilai rata-rata sebesar 64,5 nilai tertingginya 80 dan nilai terendahnya 40.

53 Data hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Guci dapat dilihat dalam bentuk diagram sebagai berikut: Gambar 16.1 Hasil Belajar Siswa SD Negeri Guci Siklus I 30 25 20 15 10 5 0 25 Tuntas 15 Tidak Tuntas Hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Guci dari 40 siswa, siswa yang nilainya tuntas 25 siswa dan siswa yang nilainya belum tuntas atau masih di bawah KKM 15 siswa. Berdasarkan tabel 15 perolehan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Guci yang tuntas dan tidak tuntas dapat dilihat dalam bentuk diagram lingkaran di bawah ini: Gambar 16.2 Hasil Belajar Siswa SD Negeri Guci Siklus I 25 15 Tuntas Tidak Tuntas 4.4 Refleksi Refleksi dari siklus I dengan mengunakan model pembelajaran NHT (Number Head Together) dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran masih kurang terlaksana sesuai dengan rencana dan langkah-langkah yang sudah di

54 susun. Pada pertemuan pertama masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pembelajarannya dilihat dari siswa yang masih malu dan jarang bertanya pada guru apabila mengalami kesulitan. Siswa hanya diam saja jika guru memberikan pertanyaan hanya siswa tertentu yang menjawab pertanyaan tersebut, siswa juga belum berani mengutarakan pendapatnya dan belum bisa dalam membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dipelajari. Dalam kegiatan diskusi siswa juga masih terlihat pasif mereka masih merasa takut saat guru memanggil salah satu nomor untuk presentasi di depan kelas, saat guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi yang disampaikan hanya ada 2 kelompok yang menanggapi dengan sedikit rasa takut. Pertemuan kedua kekurangan tersebut sudah bisa teratasi karena guru selalu memberikan motivasi kepada siswa, hanya saja masih ada beberapa siswa yang selalu ramai dan mengganggu teman yang lain saat proses pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan kedua ini guru memberikan test yang harus dikerjakan secara mandiri. Guru selalu menegur siswa yang ramai. Guru juga memberikan pertanyaan kepada siswa yang terlihat pasif, dengan motivasimotivasi yang diberikan guru kelas terlihat sedikit aktif karena saat guru bertanya sudah banyak siswa yang berani menjawab. Kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Number Head Together) pada mata pelajaran IPA hasil belajar siswa kelas IV sudah meningkat, dimana kondisi awal siswa yang nilainya mencapai KKM hanya 13 siswa (32,5%) dan setelah dilakukan pembelajaran dengan model NHT hasil belajar siswa yang sudah memenuhi KKM menjadi 25 siswa (62,5%) namun belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu 80%. Rencana yang sudah dibuat belum semua bisa terlaksanakan, terutama guru masih kurang memotivasi siswa, dan pada saat kegiatan pembelajaran guru masih belum menyampaikan tujuan pembelajaran, guru belum membuat rangkuman pada pembelajaran sehingga harus dilakukan siklus II. Hasil observasi yang dilakukan pada siklus I hal yang perlu dilakukan untuk perbaikan yaitu:

55 1. Upaya untuk memperbaiki dari kekurangan pada siklus I sebaiknya sebelum masuk pada materi guru menyampaikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu. 2. Guru menegaskan kepada siswa agar setiap harinya membawa buku pelajaran sesuai jadwal yang sudah dibuat. 3. Guru harus selalu memberikan motivasi siswa agar siswa merasa diperhatikan saat mereka melakukan kesalahan. Dan, 4. Pada akhir pembelajaran sebaiknya guru memberikan refleksi untuk mengetahui bagaimana pengalaman siswa setelah melakukan pembelajaran. 4.5 Hasil Penelitian Siklus II Perencanaan yang dilakukan pada siklus II ini berdasarkan hasil refleksi dari siklus I yang akan di jabarkan di bawah ini: 4.5.1 Perancanaan Perencanaan siklus II ini kegiatannya hampir sama dengan siklus I yaitu materi IPA tentang energi dan perubahannya. Hanya saja pada siklus II ini guru menjelaskan materi tentang bunyi. Tahapan-tahapan yang direncanakan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1. Memperjelas langkah-langkah pembelajaran NHT (Number Head Together) perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini yaitu guru memperjelas langkahlangkah dari kegiatan NHT secara terperinci agar pembelajaran pada siklus II ini dapat lebih baik. 2. Memperjelas materi yang akan disampaikan agar siswa lebih paham tentang materi pembelajaran, jika perlu guru meminta siswa untuk meringkas materi pembelajaran. 3. Tujuan dari perbaikan pada siklus II ini agar siswa lebih aktif pada saat pembelajaran berlangsung misalkan saja bertanya kepada guru tentang hal yang belum dimengerti, menerima pendapat dari teman lainya, berdiskusi secara aktif dan maju di depan kelas tidak takut lagi. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dari siklus sebelumnya. 4.5.2 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 6 April 2016 pada jam 1-2 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Guru masuk kelas dengan

56 mengucapkan salam, memeriksa kesiapan siswa, berdoa, melakukan apersepsi, melakukan presensi dan mengumumkan hasil test individu siklus I. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang nilainya masih rendah. Guru mulai melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa untuk menggali pengetahuan siswa. Pada siklus II ini siswa yang aktif menjawab pertanyaanpertanyaan dari guru sudah cukup banyak, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan guru mulai menjelaskan materi. materi yang di sampaikan guru lebih diperjelas agar siswa lebih paham tentang materi yang dipelajari dengan cara guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang masih pasif. guru menjelaskan kembali langkah-langkah pembelajaran NHT. Guru mulai membentuk kelompok, pembentukan kelompok masih seperti pada siklus I, setelah semua siswa duduk dengan kelompok masing-masing guru membagikan kembali nomor kepala kemudian, guru memanggil 2 orang perwakilan tiap kelompok untuk melakukan percobaan tentang perambatan bunyi melalui benda padat. Setelah beberapa siswa maju ke depan melakukan percobaan guru membagikan tugas kelompok untuk dikerjakan secara berdiskusi, guru berkeliling untuk memantau diskusi kelompok. Pada siklus II ini diskusi kelompok sudah aktif karena sebelumnya siswa sudah pernah melakukan diskusi kelompok pada siklus I, setelah tugas kelompok selesai guru memanggil siswa untuk maju ke depan kelas dengan cara yang sama pada siklus I. Presentasi pada siklus II terlihat siswa berantusias maju ke depan presentasi, presentasi selesai guru bersama dengan siswa melakukan refleksi untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam menyerap materi pada pembelajaran yang sudah dipelajari. Guru mengumumkan jika pertemuan selanjutnya akan diadakan test individu siklus II siswa diminta untuk belajar lebih giat lagi. Pertemuan ke dua siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 7 April 2016 pada jam 1-2 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam dan mengumumkan nilai tugas kelompok pertemuan sebelumnya. Nilai tugas kelompok siklus II hasilnya sangat memuaskan ada 4 kelompok yang mendapatkan nilai 100 dan nilai terendah 75. Sebelum test dimulai siswa diberi waktu 10 menit untuk belajar kembali. Siswa diminta untuk

57 masukan semua buku ke dalam tas kemudian guru membagikan soal. Test pada siklus II ini berjalan dengan lancar dan tenang. Setelah test selesai dikumpulkan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dipahami. sebelum kegiatan penutup guru mengumumkan hasil dari siklus I sampai dengan siklus II hal ini dilakukan guru untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. 4.5.3 Observasi (pengamatan) Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus II pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajara NHT (Number Head Togeher) pada mata pelajaran IPA dengan materi energi dan perubahanya dapat dilihat dibawah ini: 4.5.3.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Hasil observasi peserta didik yang dilakukan peneliti pada siklus II ini sudah meningkat, dilihat dari kesiapanya semua siswa sudah membawa buku pelajaran IPA LKS, buku paket maupun buku catatan. Pada siklus II siswa terlihat sudah aktif saat proses pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, berani bertanya tentang materi yang mereka belum pahami, siswa yang awalnya pasif terlihat aktif dengan berani menyampaikan pendapatnya saat ditanya guru dan mereka sudah tidak malu untuk diminta mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Kelompok lain juga terlihat sudah aktif dalam menanggapi presentasi kelompok yang maju, suasana kelas terlihat berwarna dengan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Guru terlihat sebagai fasilitator dalam pembelajaran, pada akhir kegiatan siswa diminta guru untuk membuat kesimpulan terhadap pelajaran yang sudah dipelajari siswa menjawab dengan baik dan guru memberikan refleksi untuk mengetahui materi yang diterima siswa. Tabel hasil aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran materei pelajaran IPA tentang energi dan perubahannya dengan menggunakan model NHT (Number Head Together) pertemuan pertama siklus I adalah sebagai berikut:

58 Tabel 17 Hasil Keterlaksanaan Observasi Terhadap Siswa Pertemuan Pertama Siklus II No. Aspek yang diamati Skor 1. Kegiatan Awal (Ada 6 aspek) 5 2. Kegiatan Inti (Ada 12 aspek) Eksplorasi : 4 Elaborasi : 7 8 Konfirmasi : 1 3. Kegiatan Penutup (Ada 2 aspek) 2 4. Jumlah Skor 15 Pertemuan kedua siklus I siswa terlihat sudah siap dalam mengikuti dan menerima pelajaran, banyak siswa yang membawa buku paket, LKS dan buku catatan IPA, siswa terlihat aktif dengan bertanya kepada guru tentang materi yang siswa belum pahami. Sebelum dilakukan test individu guru memberi kesempatan siswa untuk belajar kembali, kemudian guru membagikan soal test. di bawah ini adalah tabel keterlaksanaan aktivitas siswa siklus II pertemuan kedua: Tabel 18 Hasil Keterlaksanaan Observasi Terhadap Siswa Pertemuan Kedua Siklus II No. Aspek yang diamati Skor 1. Kegiatan Awal (Ada 6 aspek) 6 2. Kegiatan Inti (Ada 12 aspek) Eksplorasi : 4 Elaborasi : 7 8 Konfirmasi : 1 3. Kegiatan Penutup (Ada 2 aspek) 2 4. Jumlah Skor 16 4.5.3.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan pertama siklus II dalam pembelajaran yang berlangsung guru sudah terlihat sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Siswa sudah mulai aktif

59 dalam diskusi dan terlihat sudah tidak malu saat mengutarakan pendapatnya. Guru selalu menegur dan memberikan motivasi kepada siswa yang ramai dengan memberikan pertanyaan kepada siswa yang masih pasif sehingga pembelajaran pada siklus II ini sudah terarah. Pada pertemuan kedua siklus II siswa sudah menunjukan keaktifannya dengan bertanya kepada guru tentang hal yang belum siswa dipahami, siswa dengan arahan guru sudah dapat membuat rangkuman dari pelajaran yang sudah dipelajari. Tabel di bawah ini adalah hasil keterlaksanaan aktivitas guru pada saat proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran NHT (Number Head Together) adalah sebagi berikut: Tabel 19 Hasil Keterlaksanaan Observasi Terhadap Guru Pertemuan Pertama Siklus II No. Aspek yang diamati Skor 1. Kegiatan Awal (Ada 6 aspek) 5 2. Kegiatan Inti (Ada 12 aspek) Eksplorasi : 4 10 Elaborasi : 7 Konfirmasi : 1 3. Kegiatan Penutup (Ada 2 aspek) 2 4. Jumlah Skor 17 Pertemuan kedua siklus II ini aktivitas keterlaksanaan guru sudah baik guru terlihan sebagai fasilitatir dalam pembelajarannya dan guru yang selalu menegur siswa yang ramai dan memberikan pertanyaan kepada siswa yang selalu pasif. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang ada di bawah ini:

60 Tabel 20 Hasil Keterlaksanaan Observasi Terhadap Guru Pertemuan Kedua Siklus II No. Aspek yang diamati Skor 1. Kegiatan Awal (Ada 6 aspek) 6 2. Kegiatan Inti (Ada 12 aspek) Eksplorasi : 4 Elaborasi : 7 10 Konfirmasi : 1 3. Kegiatan Penutup (Ada 2 aspek) 2 4. Jumlah Skor 18 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus II Hasil belajar siswa pada siklus II ini meningkat dengan indikator yang telah ditetakan yaitu 80%. Berikut adalah hasil belajar IPA siswa kelas IV Sd Negeri Guci: Tabel 21 Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Guci Pada Siklus II No. Keterangan Jumlah Siswa Nilai Siswa 1. < KKM 70 4 ( 15,% ) Tidak tuntas 2. > KKM 70 36 ( 90,% ) Tuntas 3. Jumlah 40 4. Nilai rata-rata 81 5. Nilai tertinggi 100 6. Nilai terendah 60 Tabel di atas diketahui hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Guci mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dilihat dari 40 siswa yang nilainya tuntas 36 siswa (90,%) dan 4 siswa (10%) nilainya belum tuntas atau masih di bawah KKM. Rata-rata nilai yang diperoleh pada siklus II 81, nilai tertinggi 100 dan nilai terendahnya 60.

61 Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Guci dapat dilihat dari diagram di bawah ini : Gambar 21.1 Hasil Belajar Siswa SD Negeri Guci Siklus II 40 35 30 25 20 15 10 5 0 36 Tutas 4 Tidak Tuntas Gambar diagram diatas diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM adalah sebanyak 36 siswa dan sisanya 4 siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Data diagram di atas akan disajikan presentase ketuntasan hasil belajar IPA siswa yang tuntas dan tidak tuntas: Gambar 21.2 Hasli Belajar Siswa SD Negeri Guci Siklus II 4 Tuntas 36 Tidak Tuntas 4.7 Refleksi Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melalui lembar observasi aktivitas guru saat mengajar terlaksana dengan baik, dalam pembelajarannya guru sudah menggunakan alat peraga sesuai materi pembelajaran. Guru selalu memberi

62 motivasi kepada siswa dan memberikan teguran kepada siswa yang ramai. Siswa disini juga terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran dilihat saat guru menjelaskan materi siswa memperhatikan dengan baik, siswa yang belum paham tentang materi yang dijelaskan guru sudah berani bertanya. Siklus II ini mengalami peningkatan yang signifikan dibanding siklus I. Penelitian siklus II dikira hasilnya sudah baik sehingga peneliti tidak harus melakukan siklus berikutnya. Perbandingan hasil belajar yang diperoleh siswa dari pra siklus sampai dengan siklus II dapat dilihat di bawah ini: Tabel 22 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra siklus, Siklus I, Siklus II Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II (Pra Siklus) No. Nilai Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa 1. Rata-rata 60 67 81 2. Min 30 40 60 3, Max 80 80 100 4. 70 13 25 36 5. 70 27 15 4 6. Jumlah Siswa 40 40 40 Hasil rekapitulasi pengelompokan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Guci diketahui telah mengalami peningkatan, dari sebelum tindakan atau pra siklus, siklus I sampai siklus II. Banyak siswa yang tuntas jika dibanding dengan siswa yang belum tuntas. Pencapaian hasil belajar siswa sebelum tindakan atau pra siklus diketahui siswa yang nilainya diatas KKM hanya 13 siswa (32%) dan siswa yang nilainya masih di bawah KKM 27 siswa (67%), setelah diberikan tindakan berupa model pembelajaran NHT (Number Head Together) siklus I siswa yang nilainya di atas KKM menjadi 25 siswa (62,5%) sedangkan siswa yang nilainya masih di bawah

63 KKM 15 siswa (37,5%). Peningkatan hasil belajar yang signifikan tercapai pada siklus II. Pada siklus II siswa yang nilainya tuntas mencapai 36 siswa (90%) sedangkan siswa yang belum tuntas 4 siswa (10%). Hal ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran NHT (Number Head Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Guci. 4.8 Hasil Wawancara dengan Siswa Hasil wawancara dengan siswa, banyak siswa yang menyukai pembelajaran dengan NHT (Number Head Together) karena sebelumnya belum pernah merasakan pembelajaran dengan cara berkelompok, berdiskusi, bertukar pikiran dan presentasi di depan kelas. Dari 40 siswa 36 yang menyukai pembelajaran dengan menggunakan model NHT karena menurut 36 siswa tersebut pembelajaran dengan NHT mereka menjadi lebih tertarik karena adanya diskusi kelompok dan melakukan percoban secara langsung. Sedangkan 4 siswa yang kurang menyukaiya karena siswa tersebut merasa saat presentasi di depan kelas jawabanya ada yang salah sehingga temannya menyoraki dan ada juga yang masih takut jika harus disuruh maju ke depan kelas untuk presentasi. Ada beberapa siswa yang mengatakan masih bingung dengan pembelajaran NHT karena mereka baru pertama kali diterapkan model pembelajaran seperti ini. 4.9 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas IV Wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV beliau mengaku baru pertama kali menerapkan model pembelajaran NHT. Guru kelas merasa senang dengan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran tersebut. Menurut wali kelas IV dengan pembelajaran NHT kelas menjadi berwarna siswa merasa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hasil belajar siswa juga meningkat di atas KKM yang telah ditentukan dari pihak sekolah yaitu 70. Karena terbatasya waktu maka inilah yang bisa saya tulis tetang wawancara bersama wali kelas IV SD Negeri Guci Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. 4.10 Pembahasan Hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelum dilakukan tindakan di kelas IV SD Negeri Guci Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan ditemukan hasil belajar siswa sebagian besar belum mencapai KKM 70. Hal ini disebabkan

64 dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran dengan ceramah saja tidak mencoba dengan model pembelajaran lain, kurangnya penggunaan media pembelajaran, dalam pembelajaran siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga keaktifan dan kekreatifan siswa tidak terlihat. Kurangnya siswa dalam bersosialisasi dan kemandirian siswa yang belum terbentuk juga salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar di kelas IV S Negeri Guci Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Hasil belajar siswa dapat dilihat sebelum tindakan atau pra siklus, siklus I sampai siklus II yang mengalami peningkatan. Sebelum tindakan diketahui siswa yang tuntas 13 siswa (32,5%) dan yang belum tuntas 27 siswa (67%) dengan ratarata nilai 30. Siswa yang tuntas dikarenakan siswa tersebut sudah dapat memahami meteri pelajaran yang dijelaskan guru baik melalui ceramah. Siswa tersebut mempunyai daya tangkap yang lebih dibandigkan dengan teman lainya. Dengan demikian diperlukan tindakan yang sesuai dengan usia anak Sekolah Dasar yang masih dalam tahap operasional konkret. Penjelasan tersebut proses pembelajaran dengan model NHT memberi kesempatan siswa seluas-luasnya. Siswa mendapat kesempatan untuk terlibat langsung dan aktif dalam proses pembelajarannya. Siswa dapat menemukan pengetahuanya sendiri dengan bantuan guru, siswa tidak hanya menerima materi tetapi siswa juga dapat melakukan percobaan terkait materi agar siswa mempunyai pengalaman langsung dari percobaan tersebut, sehingga siswa lebih paham tentang materi pelajaran. Hasil belajar IPA pada saat peneliti melakukan observasi pembelajaran yang terjadi pada kondisi awal dalam pembelajaranya guru hanya menggunakan satu model pembelajaran yaitu dengan ceramah, siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran, minimnya penggunaan media pembelajaran, disitu hanya terjadi pembelajaran satu arah yaitu guru dengan siswa tanpa adanya timbal balik siswa dengan guru atau siswa dengan siswa. Hasil belajar siswa terjadi masalah, siswa yang nilainya tuntas hanya 13 siswa dan 27 siswa lainya nilainya belum tuntas.

65 Slavin (2007), menyatakan pembelajaran kooperatif mengarahkkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam sesuai dengan falsafah konstruksivisme. Dengan demikian pendidikan hendaknya mampu mengkondisikan, dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas serta daya cipta (kreativitas), sehingga akan menjamin terjadinnya dinamika di dalam proses pembelajaran. Teori Slavin dengan melakukan pembelajaran model NHT siswa dapat dilibatkan dalam proses pembelajaranya. Guru membentuk semua siswa dalam beberapa kelompok setelah itu guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk melakukan percobaan terkait materi. Siswa diberi tugas kelompok yang berhubungan dengan percobaan. Siswa diharuskan berdiskusi kelompok dengan harapan setiap anggota kelompok dapat mengetahui jawabanya. Siswa diberi kesempatan guru untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas. Pembelajaran menjadi terarah guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Siswa lebih memahami materi karena siswa terlibat langsung dan melakukan percobaan dengan sendiri. Kelebihan dari model pembelajaran NHT (Number Head Together) antara lain yaitu, setiap siswa menjadi siap semua, siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti juga mendukung penelitian Suyityo (2011) dan Asbulla (2005) yang sebelumnya sudah melakukan tindakan kelas dengan model NHT (Number Head Together).