BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitianyang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sumber Energi Panas Mata Pelajaran IPA Kelas II-B MI Darun Najah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JIWAN KARANGNONGKO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan penjelasan tiap siklusnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tindakan ini akan dideskripsikan berdasarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

III. METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini terfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Gedong Tataan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas dengan peningkatan hasil belajar IPA tentang

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VI A MIN Bangkal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. September 2015 selama 2 x 30 menit dari pukul sampai dengan 08.30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Kondisi Prasiklus) Pembelajaran IPA siswa kelas V SDN Timbang 01 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang pada kondisi prasiklus ini, menggunakan metode ceramah. Medianya adalah tulisan guru di papan tulis. Menunjukkan hasil belajar yang belum memuaskan, yaitu masih ada 11 siswa atau 64,71 % siswa yang belum tuntas hasil belajarnya. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan adalah 70. Untuk lebih jelasnya, nilai prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Distribusi Nilai Hasil Belajar Prasiklus Rentang Nilai Jumlah Siswa % Keterangan 80-89 3 17,65 % Tuntas 70-79 3 17,65 % Tuntas 60-69 6 35,29 % Belum tuntas 50-59 1 5,88 % Belum tuntas 40-49 4 23,53 % Belum tuntas Jumlah 17 100 % Ketuntasan 6 35,29 % Belum tuntas 11 64,71 % Rata-rata 61,17 Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Prasiklus Nilai Frekuensi Keterangan Persentase 6 Tuntas 35,29 % 11 Belum tuntas 64,71 % Jumlah 17 100 % Jika dilihat dari hasil nilai prasiklus menunjukkan bahwa hasil belajar masih rendah, terbukti dari jumlah siswa 17 masih ada 11 siswa atau 64,71 % yang belum

19 mencapai ketuntasan dan baru 6 siswa atau 35,29 % yang sudah mencapai ketuntasan atau mendapatkan nilai 70. Pembelajaran saat prasiklus ini dilakukan dengan metode ceramah, dimana pada saat kegiatan inti guru menjelaskan materi, siswa mendengarkan. Pada saat guru mengadakan tanya jawab, sebagian besar siswa tidak ada yang mengajukan pertanyaan. Pada kegiatan akhir setelah diadakan penilaian ternyata hasil belajarnya belum sesuai harapan. Melihat kondisi tersebut, maka peneliti melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana melalui pendekatan pembelajaran make a match. Maka a match adalah suatu metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa. Pada pembelajaran dengan metode make a match siswa akan memperoleh satu kartu (kartu jawaban atau kartu soal) setelah itu mereka akan mencari pasangan dari kartu yang dipegangnya, hal tersebut dapat membangkitkan keingintahuan siswa sehingga siswa termotivasi untuk berfikir. 4.2 Diskripsi Siklus I a. Tahap Perencanaan Hasil evaluasi yang diadakan pada prasiklus menjadi dasar untuk mengambil tindakan yang tepat dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah make a match, media yang digunakan adalah kartu (yang berisi jawaban dan soal). Pada tahap ini telah dipersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS, butir soal tes formatif, dan alat-alat pembelajaran yang mendukung, yang semuanya disajikan dalam lampiran. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada bulan Maret 2012 di kelas V dengan jumlah siswa 17 siswa mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan dan disempurnakan, sehingga kesalahan atau kekurangan pada prasiklus tidak terulang pada siklus I.

20 1) Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus I Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran dengan materi pesawat sederhana. Sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu dipersiapkan hal-hal yang diperlukan. Setelah selesai guru memulai kegiatan awal dengan berdoa kemudian dilanjutkan memberi motivasi dengan menunjukkan contoh benda yang termasuk pesawat sederhana. Guru memberi penjelasan bahwa pesawat sederhana adalah suatu benda yang dapat membantu meringankan pekerjaan manusia. Kegiatan inti dimulai dengan memberi penjelasan pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis. Guru menjelaskan dan memberi contoh yang termasuk dalam jenis tuas (pengungkit) dan bidang miring. Guru membagikan satu kartu pada setiap siswa (ada yang berisi soal dan ada yang berisi jawaban), setiap siswa mencari pasangan dari kartu yang dipegangnya. Siswa yang sudah menemukan pasangannya maju untuk menempelkan hasil kerjanya. Guru bersama siswa membahas hasilnya. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar, kemudian guru memberikan soal tugas untuk dikerjakan di buku masing-masing. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Siklus I Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan media seperti gunting dan alat pembuka botol. Kegiatan dimulai dengan tanya jawab untuk mengingat pelajaran yang lalu serta menyampaikan indikator yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan inti guru menjelaskan dan memberi contoh yang termasuk dalam jenis katrol dan roda berporos. Guru membagikan satu kartu pada setiap siswa (ada yang berisi soal dan ada yang berisi jawaban), setiap siswa mencari pasangan dari kartu yang dipegangnya. Siswa yang sudah menemukan pasangannya maju untuk menempelkan hasil kerjanya. Guru bersama siswa membahas hasilnya.

21 Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Pada kegiatan akhir guru memberikan soal tugas kepada siswa. Guru juga menyampaikan kepada siswa pada pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk giat belajar. c. Observasi Pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke-i dan ke-ii siklus I, dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu orang observer. Berdasarkan indikator pengamatan, observer melakukan pengamatan selama proses pembelajaran pengamatan itu meliputi kegiatan siswa, tindakan guru, hasil belajar siswa dan memberi penilaian terhadap proses pembelajaran. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan make a match. Pengamatan terhadap siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah mengikuti pembelajaran dengan aktif. Pada akhir pembelajaran siklus I diadakan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dicapai. Nilai hasil tes pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3 Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus I Rentang Nilai Jumlah Siswa % Keterangan 100 1 5,88 % Tuntas 90-99 1 5,88 % Tuntas 80-89 3 17,65 % Tuntas 70-79 7 41,18 % Tuntas 60-69 3 17,65 % Belum tuntas 50-59 1 5,88% Belum tuntas 40-49 1 5,88 % Belum tuntas Jumlah 17 100 % Ketuntasan 12 70,59% Belum tuntas 5 29,41 % Rata-rata 71,76

22 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I Nilai Frekuensi Keterangan Persentase 12 Tuntas 70,59 % 5 Belum tuntas 29,41 % Jumlah 17 100 % Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa siswa yang menjadi subyek penelitian ada 17 siswa, dari 17 siswa tersebut masih ada 5 siswa atau 29,41 % yang dinyatakan belum tuntas karena hasil tes pada pelaksanaan pembelajaran siklus I belum memperoleh nilai yang lebih besar atau sama dengan KKM yang telah ditetapkan. Sedangkan KKM yang telah ditetapkan adalah 70. Siswa yang memperoleh nilai KKM sebanyak 12 atau 70,59 %. Hal ini menunjukkan peningkatan pencapaian KKM dari prasiklus ke siklus I sebesar 35,3 %. Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dikarenakan sebagian besar siswa meningkat hasil belajarnya setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus. Kondisi ini sangat dimungkinkan sekali karena telah dilakukan tindakan, yakni menggunakan pendekatan pembelajaran make a match yang melibatkan siswa untuk aktif. Pada pendekatan pembelajaran make a match dapat memupuk kerja sama dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang ada ditangan mereka, sehingga proses pembelajaran lebih menarik, sebagian siswa merasa antusias mengikuti pembelajaran dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing. d. Refleksi Berdasarkan observasi pada siklus I, hal-hal yang diperlukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya yaitu antara lain : 1) Memberikan teguran kepada siswa yang tidak bisa diajak kerja sama pada saat mencari kartu pasangan. 2) Memberikan penjelasan secara rinci aturan main dan batasan waktu sehingga siswa tidak kebingungan dan mampu mengimplementasikan perintah yang diberikan oleh guru.

23 3) Memberi penjelasan tiap butir soal agar siswa mudah memahaminya. 4) Dari berbagai kekurangan yang ada pada siklus I, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus II. 4.3 Deskripsi Siklus II a. Tahap Perencanaan Hasil refleksi siklus I menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat guna meningkatkan hail belajar siswa. Pada tahap ini penulis mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS, soal tes formatif dan alat-alat pengajaran yang mendukung yang semuanya disajikan dalam lampiran. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada bulan april 2012. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi RPP yang telah dipersiapkan sebagai penyempurnaan setelah melakukan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang. 1) Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus II Sebelum melakukan pembelajaran, guru terlebih dahulu mempersiapkan alat yang digunakan dalam pembelajaran. Setelah selesai guru memulai pelajaran dengan terlebih dahulu mengabsen siswa dan mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran. Guru menunjukkan contoh pesawat sederhana yaitu gunting yang termasuk dalam jenis tuas dan menunjukkan atap sekolahan yang menggunakan prinsip bidang miring. Pada kegiatan inti sebelum membagikan kartu yang berisi pesawat sederhana, guru memberikan arahan dan aturan permainan make a match dimana siswa harus mencari pasangan kartu yang berisi soal atau jawaban dari kartu yang mereka pegang. Pasangan yang dapat meyelesaikan permainan dengan cepat dan benar mendapat poin tertinggi. Penjelasan guru dibatasi 5 menit, kemudian guru mulai membagikan kartu yang berisi pesawat sederhana kepada setiap siswa. Kartu tersebut dibagikan ke siswa sebanyak 17 kartu. Langkah ini siswa dibatasi waktu 10 menit.

24 Siswa yang sudah menemukan pasangannya maju untuk menempelkan hasil kerjanya. Guru bersama siswa membahas hasilnya. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar, kemudian guru memberikan soal tugas untuk dikerjakan di buku masing-masing. 2) Tahap Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II Sebelum melakukan pembelajaran, guru terlebih dahulu mempersiapkan alat yang digunakan dalam pembelajaran. Setelah selesai guru memulai pelajaran dengan terlebih dahulu mengabsen siswa dan mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran. Guru menunjukkan contoh pesawat sederhana yaitu katrol pada tiang bendera yang termasuk jenis katrol tetap dan menunjukkan roda sepeda yang termasuk dalam jenis roda berporos. Pada kegiatan inti sebelum membagikan kartu yang berisi pesawat sederhana, guru memberikan arahan dan aturan permainan make a match dimana siswa harus mencari pasangan kartu yang berisi soal atau jawaban dari kartu yang mereka pegang. Pasangan yang dapat meyelesaikan permainan dengan cepat dan benar mendapat poin tertinggi. Penjelasan guru dibatasi 5 menit, kemudian guru mulai membagikan kartu yang berisi pesawat sederhana kepada setiap siswa. Kartu tersebut dibagikan ke siswa sebanyak 17 kartu. Langkah ini siswa dibatasi waktu 10 menit. Siswa yang sudah menemukan pasangannya maju untuk menempelkan hasil kerjanya. Guru bersama siswa membahas hasilnya. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar, kemudian guru memberitahukan bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan.

25 c. Observasi Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke-1 dan ke-2 pada siklus II, juga dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh seorang observer untuk mengamati tindakan guru dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan proses pembelajaran melalui pendekatan make a match. Pada pertemuan terakhir pembelajaran siklus II diadakan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan guru sebagai peneliti. Nilai tes pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus II Rentang Nilai Jumlah Siswa % Keterangan 100 2 11,76 % Tuntas 90-99 1 5,88 % Tuntas 80-89 7 41,18 % Tuntas 70-79 7 41,18 % Tuntas Jumlah 17 100 % Ketuntasan 17 100 % Belum tuntas 0 0 % Rata-rata 80,59 Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II Nilai Frekuensi Keterangan Persentase 17 Tuntas 100 % 0 Belum tuntas 0 % Jumlah 17 100 % Berdasarkan data tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa siswa yang menjadi subyek penelitian ada 17 siswa. Peserta didik yang berhasil memperoleh nilai KKM sebanyak 17 siswa atau 100 %.

26 Jika dilihat dari data hasil siklus I dan II, dapat dikemukakan bahwa nilai ratarata dari hasil tes siklus I ke siklus II terjadi peningkatan dari 71,64 menjadi 80,59. Dari data itu dapat dilihat adanya peningkatan sebesar 8,95. Sedangkan tingkat ketuntasan meningkat dari ketuntasan siklus I, 70,59 % menjadi 100 % pada ketuntasan siklus II. Hal tersebut menunjukkan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 29,41 %. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran make a match sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran ini sehingga siswa menjadi lebih mudah memahami materi yang diberikan. Pada siklus II ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus II. d. Refleksi Setelah guru melakukan proses pembelajaran, maka yang menjadi refleksi pada siklus ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa. Guru telah menerapkan pendekatan pembelajaran make a match dengan baik dan dilihat dari aktivitas belajar siswa, pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan dari data pengamatan diketahui bahwa siswa menjadi lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan. 4.4 Hasil Analisis Data Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil belajar siswa kelas V dengan pendekatan make a match. Hasil belajar dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.7.

27 Tabel 4.7 Distribusi Hasil Belajar pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Tahap Jumlah Siswa Tuntas Belum Tuntas Prasiklus 17 6 (35,29 %) 11 (64,71 %) Siklus I 17 12 (70,59 %) 5 (29,41 %) Siklus II 17 17 (100 %) 0 % Dari tabel 4.7 ini dapat dijelaskan perbandingan hasil belajar setiap siklus. Pada kondisi awal atau prasiklus dari jumlah 17 siswa terdapat 11 siswa atau 64,71 % yang belum tuntas belajarnya. Sedangkan 6 siswa atau 35,29 % sudah tuntas belajarnya. Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus I terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa, yaitu dari 17 siswa yang sudah tuntas hasil belajarnya mencapi 12 siswa atau 70,59 % dan tinggal 5 siswa atau 29,41 % yang belum tuntas hasil belajarnya. Melihat hasil belajar pada siklus I yang masih ada siswa yang belum tuntas hasil belajarnya atau nilainya belum mencapai 70, maka perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus II. Hasil belajar yang diperoleh setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar. Dari jumlah 17 siswa atau 100 % dapat mencapai ketuntasan, atau dapat dikatakan bahwa dari 17 siswa telah memperoleh nilai hasil belajar 70. Dari data di atas dapat dilihat ketuntasan siswa dari prasikus ke siklus II meningkat sebesar 64,71 %. Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Prasiklus ke Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II No. Nilai Jumlah Jumlah Jumlah (%) (%) Siswa Siswa Siswa (%) 1. Tuntas 6 35,29 % 12 70,59 % 17 100 % 2. Belum Tuntas 11 64,71 % 5 29,41 % 0 0 % Jumlah 17 100 % 17 100 % 17 100 %

28 4.5 Pembahasan Dari paparan analisis yang telah dipaparkan, maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas V setelah dilaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan make a match. Hal ini ditunjukkan dari hasil belajar pada prasiklus baru terdapat 6 siswa atau 35,29 % yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan nilai rata-rata kelas 61,47 mengalami peningkatan. Pada siklus I terdapat 12 siswa atau 70,59 % yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan nilai rata-rata kelas 71,76. Untuk mencapai target ketuntasan 100% maka dilakukan tindakan pada siklus II. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II pencapaian kriteria ketuntasan minimal meningkat menjadi 17 siswa atau 100 %. Dengan nilai rata-rata kelas 80,59. Berdasarkan observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA pada bahasan pokok pesawat sederhana siswa sangat senang mengikuti pembelajaran, siswa antusias mencari jawaban dari kartu yang dipegangnya saat guru menerapkan pendekatan make a match dan siswa juga aktif membuat ringkasan materi pembelajaran sehingga terjalin interaksi antar siswa / antara siswa dengan guru. Nilai keaktifan siswapun mengalami peningkatan. Dari siklus pertama baru terdapat 11 siswa berkriteria A atau 64,70 %, 5 siswa berkriteria B atau 29,41 %, 1 siswa berkriteria C atau 5,88 %. Pada siklus kedua mengalami peningkatan yakni 16 siswa atau 94,12 % berkriteria A, hanya 1 siswa atau 5,88 % yang berkriteria B. Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam proses pembelajaran untuk perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa, yaitu ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Dengan demikian hipotesis tindakan pembelajaran dengan pendekatan make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Timbang 01, telah terbukti yaitu dalam penelitian yang telah dilakukan pada akhir siklus siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal mencapai 100 %. Rata-rata nilai hasil belajar kelas meningkat sebesar 64,71 %.

29 Hasil belajar dapat tercapai apabila guru dalam menyampaikan pelajaran tidak menjadikan siswa hanya sebagai obyek belajar, tapi siswa dijadikan sebagai subyek, sehingga siswa bisa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Dengan pendekatan make a match hasil belajar meningkat karena proses pembelajaran dirasa tidak monoton sehingga siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Suasana positif yang timbul memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran IPA dalam kegiatan yang menyenangkan siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar dan berfikir. Penerapan pendekatan make a match dapat membangkitkan rasa keingintahuan dan kerjasama diantara siswa serta menciptakan kondisi yang menyenangkan.