BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kehidupan perkawinan suami istri. Alasan dipilihnya desa Nyalindung sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN PERKAWINAN DAN KUALITAS PERKAWINAN PADA SUAMI ISTRI

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi Product

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Subjek Penelitian Kuantitatif. Tabel 4.1 Gambaran Usia dan Lama Perkawinan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... PRAKATA... DAFTAR ISI...

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi


BAB IV ANALISIS DATA. Larangan yang berjumlah 138 orang dalam rentang usia tahun. 1) Deskripsi Subjek Berdasarkan Panti Asuhan

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II ORIENTASI TUJUAN DAN NILAI TUGAS

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN OTENTISITAS UCAPAN TERIMA KASIH KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Kaliurang KM. 14.5, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN... PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan penelitian

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel kriterium: Penyesuaian diri terhadap lawan jenis. B. Definisi Operasional

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

Total 202 orang 100 %

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah a mixed methods

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan diolah dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.. ABSTRAK... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR BAGAN...

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN. HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Komitmen Pada Perkawinan Ditinjau dari Kepuasan dalam Perkawinan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN ANALISIS HASIL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang strategis bagi pendidikan karena jauh dari kebisingan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Variabel Bebas : Keberfungsian Keluarga. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan berupa survei deskriptif inferensial yaitu teknik statik yang

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA YANG BERPACARAN

BAB IV PEMBAHASAN. mengenai gambaran sampel berdasarkan usia, intensitas membeli dan jenis. a. Pengelompokan Subyek Berdasarkan Usia

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian hubungan antara komitmen perkawinan dan kualitas perkawinan ini dilakukan di Desa Nyalindung Kabupaten Sukabumi. Pemilihan tempat tersebut didasarkan pada tujuan penelitian yang berfokus pada kehidupan perkawinan suami istri. Alasan dipilihnya desa Nyalindung sebagai lokasi penelitian adalah dengan pertimbangan lokasi yang terjangkau, jumlah penduduk terbilang lebih dari cukup untuk dijadikan subjek, belum pernah diadakan penelitian pada daerah tersebut, daerahnya pegunungan, Kehidupan perkawinan masyarakatnya di desa Nyalindung terbilang baik karena rendahnya angka perceraian, selain itu masyarakat di desa Nyalindung terbilang religius karena di setiap perkampungan pasti selalu mengadakan pengajian rutin baik bagi laki-laki maupun perempuan yang membahas aspekaspek kehidupan tidak terkecuali aspek perkawinan, rendahnya perkawinan di bawah umur, serta prosedur perijinan melakukan penelitian tidak sulit. Tinggi nya kategori komitmen pada responden di pengaruhi oleh usia responden yang kebanyakan berusia di bawah 40 tahun. Subjek penelitian ini berjumlah 100 orang suami atau istri di Desa Nyalindung. Karakteristik subjek dari penelitian ini yaitu minimal memiliki satu anak, bersedia menjadi subjek penelitian, dan usia antara 18-63 tahun. 27

28 Sebelum melakukan penelitian, peneliti mencari informasi terlebih dahulu mengenai suami istri yang bercerai dengan cara melakukan wawancara untuk memperoleh gambaran dan permasalahan kancah penelitian. 2. Persiapan Penelitian a. Persiapan Administrasi Persiapan administrasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum mengambil data penelitian yaitu meminta surat ijin penelitian yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Surat ijin penelitian dengan nomor 388/Dek/70/Div.Um.RT/IV/2016 diajukan kepada Kepala Desa Nyalindung Kabupaten Sukabumi pada tanggal 6 April 2016. b. Persiapan alat ukur Penelitian ini menggunakan dua skala yaitu skala kualitas perkawinan dan skala komitmen perkawinan. Peneliti menggunakan skala kualitas perkawinan yang dibuat oleh Wahyuningsih (2013), dan peneliti memodifikasi alat ukur komitmen perkawinan dari Sternberg (1988). Peneliti melakukan uji coba alat ukur untuk mengetahui reliabilitas dan validitas alat ukur. a) Skala Kualitas Perkawinan Skala kualitas perkawinan menggunakan skala yang dibuat oleh Wahyuningsih (2013) yaitu The Indonesian Moslem Marital Quality Scale (IMMQS) yang terdiri dari 13 aitem favourable. Skala ini terdiri dari 3

29 aspek yaitu persahabatan, kepuasan terhadap anak, dan keharmonisan. Skala ini bertujuan untuk mengungkap kualitas perkawinan subjek. b) Skala Komitmen Perkawinan Skala komitmen perkawinan menggunakan skala yang dibuat oleh Sternbrg (1988) yaitu Sternberg s Tringular Love Scale (STLS). Skala komitmen memiliki 15 aitem yang meupakan aitem favourable. Skala ini bertujuan untuk mengungkap komitmen perkawinan subjek. c. Hasil Uji Coba Alat Ukur Uji coba alat ukur dilakukan di Desa Nyalindung Kabupaten Sukabumi dengan jumlah subjek 100 subjek. Subjek masing-masing diberikan 1 kuesioner. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS 21.00 for windows untuk melakukan uji reliabilitas dan validitas dari alat ukur. Uji reliabilitas dan validitas pada alat ukur ini bertujuan untuk melakukan seleksi terhadap aitemaitem yang berkualitas. a) Skala Kualitas Perkawinan Hasil uji reliabilitas berbobot dari skala kualitas perkawinan menunjukkan koefisien reliabilitas 0,740. Distribusi aitem skala kualitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Kualitas Perkawinan Aspek Nomor aitem Jumlah aitem Persahabatan 1,3,6,8,10, 11, 12 7 Kepuasan Terhadap Anak 4, 9, 13 3 Keharmonisan 2, 5,7 3 Jumlah 13 13

30 b) Skala Komitmen Perkawinan Hasil uji reliabilitas berbobot dari skala komitmen perkawinan menunjukkan koefisien reliabilitas 0,872. Distribusi aitem skala komitmen dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4 Distribusi aitem komitmen perkawinan Aspek Nomor aitem Jumlah aitem Komitmen 31 45 15 Total 15 15 B. Laporan Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 6 april 2016 dan selesai pada tanggal 14 April 2016. penyebaran angket dilakukan dengan sistem mendatangi rumah warga. Peneliti memberikan surat izin penelitian dan menyampaikan maksud kedatangan. Angket tidak dapat langsung diambil hari ini juga, melainkan ditinggal untuk beberapa hari. Hal tersebut dikarenakan kondisi subjek yang sibuk dan membutuhkan waktu untuk mengisi angket dengan aitem yang relatif banyak. C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah suami atau istri dengan total subjek 100 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dijelaskan mengenai deskripsi dari subjek penelitian yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

31 Tabel 5 Deskripsi Subjek Penelitian Katergori Kelompok Keterangan Jumlah persentase Jenis Kelamin Laki-laki 44 44% Perempuan 56 56% Usia 18-26 3 3% 27-35 31 31% 36-44 42 42% 45-53 19 19% 54-63 5 5% Pekerjaan Buruh 16 16% Wiraswasta 33 33% PNS 11 11% IRT 40 40% Penghasilan <Rp 57 57% 1.000.000,00 >RP 1.000,000,00 43 43% 2. Deskriftif Data Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh dari subjek, peneliti menggolongkan subjek dalam lima kategori pada masing-masing variabel yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Berikut ini adalah rumus dari norma kategorisasi: Tabel 6 Nilai Kategorisasi Persentil Nilai Persentil Komitmen Perkawinan Kepuasan Perkawinan 20 45,00 39,00 40 47,00 40,00 60 50,00 43,00 80 54,00 45,00 Tabel 7 Rumus Norma Kategorisasi Persentil Kategorisasi Rentang Nilai Sangat Rendah X < P 20 Rendah P 20 X < P 40 Normal P 40 X < P 60 Tinggi P 60 X P 80 Sangat Tinggi X > P 80

32 Berdasarkan nilai kategorisasi persentil tersebut, maka subjek penelitian ini dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori pada variabel komitmen perkawinan dan variabel kualitas perkawinan. Tabel 8 Kategorisasi Subjek Pada Variabel Komitmen Perkawina Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Kualitas X < 45,00 Sangat Rendah 10 10% Perkawinan 45,00 X < 47,00 Rendah 28 28% 47,00 X < 50,00 Sedang 15 15% 50,00 X 54,00 Tinggi 29 29% X > 54,00 Sangat Tinggi 18 18% Tabel 9 Kategorisasi Subjek Pada Variabel Kualitas perkawinan Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Kualitas X < 39 Sangat Rendah 13 13% Perkawinan 39,00 X < 40,00 Rendah 16 16% 40,00 X < 43,00 Sedang 28 28% 43,00 X 45,00 Tinggi 26 26% X > 45,00 Sangat Tinggi 17 17% Tabel di atas, menunjukan bahwa persentase terbesar dari variabel komitmen perkawinan berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 29%. Sementara itu, pada variabel kualitas perkawinan berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 26%. 3. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas dan uji linearitas merupakan syarat sebelum dilakukannya uji korelasi.

33 a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data dari suatu variabel. Pengujian normalitas dilakukan terhadap masing-masing hipotesis yang dianjurkan oleh peneliti. Uji normalitas dilakukan menggunakan Analyze Descriptive Test of Normality Kolmogrov Smirnov pada program komputer SPSS 21.00 for Windows. Distribusi data dikatakan normal apabila p > 0,00 sedangkan apabila p < 0,05 maka distribusi dikatakan tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10 Uji Normalitas Variabel (p) Keterangan Komitmen Perkawinan 0,000 Tidak Normal Kepuasan Perkawinan 0,000 Tidak Normal Berdasarkan tabel 10, menunjukan bahwa variabel komitmen perkawinan berdistribusi tidak normal. Variabel komitmen perkawinan memperoleh hasil 0,000 (p < 0,05). Sedangkan untuk variabel kepuasan perkawinan juga memperoleh hasil 0,000 (p < 0,05) yang menunjukan bahwa distribusi tidak normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel komitmen perkawinan dan kualitas perkawinan memiliki hubungan yang linear. Hubungan antara kedua variabel dikatakan linear apabila p < 0,05 sedangkan dapat dikatakan tidak linear apabila kedua variabel memiliki nilai p > 0,05.

34 Tabel 11 Uji Linearitas Variabel Komitmen Perkawinan dan Kepuasan Perkawinan Koefisien (P) Keterangan Linearitas (F) 38,858 0,000 Linear Berdasarkan tabel 11, di dapatkan hasil p = 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukan bahwa variabel pada penelitian ini memiliki hubungan yang linear. 4. Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah akan ada hubungan positif antara komitmen perkawinan dan kepuasan perkawinan pada pasangan suami istri. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi dari Spearman karena sebaran distribusi data penelitian tidak normal. Kedua variabel dikatakan berhubungan jika p < 0,05. Hasil uji hipotesis dapat dilihat dari Tabel 12 sebagai berikut: Tabel 12 Uji Hipotesis Variabel R r 2 (P) 0,520 0,270 0,000 Komitmen perkawinan dan Kualitas Perkawinan Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan menunjukan bahwa ada hubungan positif antara komitmen perkawinan dan kualitas perkawinan pada pasangan suami istri. Hal ini dilihat dari hasil r=0,520 dan p=0,000 (p < 0,05) menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan diterima. hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komitmen perkawinan dan kualitas perkawinan pada pasangan suami istri.

35 5. Analisis Tambahan Setelah melakukan uji hipotesis dan diperoleh hasil yang menujukan bahwa adanya hubungan antara komitmen perkawinan dan kualitas perkawinan, selanjutnya peneliti melakukan analisis tambahan berdasarkan komitmen perkawinan dan jenis kelamin, dengan bantuan program statistik SPSS 21.00 for windows. Hasil analisis yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 13 Hasil analisis tambahan korelasi antara komitmen perkawinan dan kualitas perkawinan berdasarkan data demografi Variabel r r 2 (p) Pada responden laki-laki 0,595 0,354 0,000 Pada responden perempuan 0,477 0,227 0,000 Usia di bawah 40 tahun 0,671 0,450 0,000 Usia di atas 40 tahun 0,432 0,186 0,001 Tabel di atas menunjukan peran komitmen perkawinan terhadap kualitas perkawinan bervariasi menurut faktor gender dan usia responden. r 2 =0,354 pada lakilaki dan r 2 =0,227 pada perempuan, yang menunjukan bahwa laki-laki lebih perlu untuk berkomitmen daripada perempuan. Sedangkan hasil analisis yang dilakukan berdasarkan perbedaan usia menunjukan adanya perbedaan tingkat komitmen berdasarkan kategori usia di bawah 40 tahun dan di atas 40 tahun. Hal ini dilihat dari hasil r 2 =0,450 pada kategori usia di bawah 40 tahun dan r 2 =0,186 pada kategori usia di atas 40 tahun, yang menunjukan bahwa pada kategori usia di bawah 40 tahun lebih perlu untuk berkomitmen daripada kategori usia di atas 40 tahun.

36 D. Pembahasan Dalam penelitian ini diajukan hipotesis akan ada hubungan positif antara komitmen perkawinan dan kualitas perkawinan. Uji hipotesis menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara komitmen perkawinan dan kualitas perkawinan sehingga hipotesisnya diterima, yang membuktikan bahwa ada korelasi yang artinya semakin tinggi komitmen perkawinan maka semakin tinggi juga kualitas perkawinan yang dirasakan oleh pasangan suami istri. Dengan diterimanya hipotesis dalam penelitian ini, maka bisa diketahui bahwa komitmen perkawinan berhubungan positif dengan kualitas perkawinan. Dengan adanya komitmen perkawinan yang tinggi maka seseorang akan merasakan kualitas perkawinan yang tinggi pula. Menurut Wieselquist (Wulandarai, 2015) komitmen perkawinan sudah lama dikenal sebagai faktor yang signifikan dalam perkembangan dan stabilitas yang berkelanjutan dalam sebuah perkawinan. Riset menyatakan bahwa komitmen dalam hubungan dekat merupakan prediktor penting dari sejumlah variabel yang menggambarkan aspek positif dalam hubungan personal. Pasangan yang tingkat komitmennya tinggi cendrung lebih baik hati dan suka menolong satu sama lain. Dilihat dari kategorisasi subjek penelitian dapat dilihat bahwa hasil penelitian menemukan 28% atau 28 orang dari 100 subjek memiliki tingkat kualitas perkawinan dalam kategori sedang. Sedangkan 26% atau 26 orang memiliki tingkat kualitas perkawinan yang sangat tinggi, 17% atau 17 orang memiliki tingkat kualitas perkawinan yang sangat tinggi. Sisanya, 16% atau 16

37 orang memiliki kualitas perkawinan yang rendah, dan 13% atau 13 orang memiliki tingkat kualitas perkawinan yang sangat rendah. Data tersebut menunjukan bahwa tingkat kualitas perkawinan di Desa Nyalindung Kabupaten Sukabumi sebagian besar berada pada kategori sedang. Kemudian penelitian juga melakukan analisis tambahan untuk melihat perbedaan komitmen perkawinan ditinjau dari jenis kelamin dan usia. Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa ada perbedaan tingkat komitmen pada kualitas perkawinan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini dilihat dari hasil r 2 =0,354 pada laki-laki dan r 2 =0,227 pada perempuan, yang menunjukan bahwa laki-laki lebih perlu untuk berkomitmen daripada perempuan. Sedangkan hasil analisis yang dilakukan berdasarkan perbedaan usia menunjukan adanya perbedaan tingkat komitmen berdasarkan kategori usia di bawah 40 tahun dan di atas 40 tahun. Hal ini dilihat dari hasil r 2 =0,450 pada kategori usia di bawah 40 tahun dan r 2 =0,186 pada kategori usia di atas 40 tahun, yang menunjukan bahwa pada kategori usia di bawah 40 tahun lebih perlu untuk berkomitmen daripada kategori usia di atas 40 tahun. Kemudian, hasil penelitian ini menunjukan bahwa komitmen terbukti tinggi pada perkawinan yang usianya singkat, memiliki perbedaan dengan teori yang dikemukakan oleh Sternberg (1986), dimana dinyatakan bahwa pada hubungan yang masih terjalin sebentar, komitmennya masih rendah. Perbedaan hasil penelitian dengan teori ini mengindikasikan bahwa saat ini, suami atau istri yang baru menikah telah menumbuhkan komitmennya dengan kesetiaan hanya mencintai pasangannya.

38 Papalia, Olson, Feldman (2007) yang menyatakan bahwa kepuasan pernikahan juga di pengaruhi oleh faktor usia, menurut teori perkembangan Santrock (1995) usia 20-40 tahun tergolong dewasa muda (young), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition). Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya sehingga komitmen sangan dibutuhkan pada usia ini. Meskipun dalam uji hipotesis penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara komitmen perkawinan dan kualitas perkawinan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa penelitian ini memiliki banyak kekurangan. Dalam skala komitmen perkawinan dan kualitas perkawinan terdapat item-item yang bersifat personal, sehingga subjek enggan menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dialami, karena takut kerahasiaannya diketahui oleh orang lain atau karena ingin terlihat kehidupan perkawinannya baik-baik saja. Kedua, skala

39 diisi tanpa adanya pengawasaan langsung dari peneliti, karena skala ditinggal dan diambil pada hari berikutnya.