KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat Beliaulah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Tugas Akhir dengan judul Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang Di Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Laporan tugas akhir ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah seminar tugas akhir sehingga dapat melanjutkan ke studio tugas akhir untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik. Dalam kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang membantu penyusunan baik dengan memberikan bimbingan, petunjuk, informasi dan saran dalam proses penyusunan dan penyelesaian laporan ini. Secara khusus terima kasih diucapkan kepada : 1. Ibu Prof. Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,Universitas Udayana. 2. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Patrusi, MSP, selaku Dosen Koordinator Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. 3. Bapak Dr Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST.,MA., selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan masukan dalam menyusun dan menyelesaikan seminar ini. 4. Bapak Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, Msi., selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan masukan dalam menyusun dan menyelesaikan seminar ini. 5. Bapak I Nyoman Bajra selaku pemilik Mammout Art Galery yang telah memberikan informasi mengenai kerajinan seni ukir yang berbahan dari kayu. 6. Bapak Sang Nyoman Lingga selaku pemilik Pegasus Art Galeri yang telah memberikan informasi mengenai sejarah dan perkembangan kerajinan tulang di Kecamatan Tampaksiring. 7. Bapak I Wayan Susila selaku pemilik Sila Galeri yang telah memberikan informasi mengenai kerajinan seni ukir berbahan kayu. 8. Keluarga besar dan rekan - rekan Jurusan Teknik Arsitektur 12, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. vi
9. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan saya dukungan moral dan material 10. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyususnan laporan seminar tugas akhir ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan laporan ini selanjutnya. Denpasar, 24 Mei 2017 Penyusun, I Kadek Andy Prabawa 1219251052 vii
DAFTAR ISI Kata Pengantar... I Daftar Isi... II Daftar Gambar... III Daftar Tabel... IV BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan... 3 1.4 MetodePerancangan... 4 BAB II Tinjauan Terhadap Balai Latihan Kerja Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang 2.1 Tinjauan Teori... 6 2.1.1 Pengertian Judul... 6 2.1.2 Tinjauan Balai Latihan Kerja... 7 2.1.2.2 Fungsi Balai Latihan Kerja... 7 2.1.2.3 Tujuan Balai Latihan Kerja... 8 2.1.2.4 Manfaat Balai Latihan Kerja... 8 2.1.2.5 Jenis atau Program Pelatihan Kerja... 9 2.1.3 Tinjauan Industri... 14 2.1.3.1 Definisi dan Pengertian Industri... 14 2.1.3.2 Jenis atau Macam Industri Berdasarkan Bahan Baku... 14 2.1.3.3 Penggolongan Industri Berdasarkan Pemilihan Lokasi... 14 2.1.3.4 Kelompok Industri... 15 2.1.3.5 Faktor Faktor Pendukung Industri... 15 2.1.3.5 Fasilitas Fisik Industri... 17 2.1.3.7 Kriteria Industri Kecil... 20 2.1.3.8 Penggolongan Industri Kecil... 20 2.1.3.9 Ciri Ciri Industri Kecil... 21 2.1.3.10 Gambaran Umum Industri Kerajinan di Bali... 22 viii
2.1.4 Tinjauan Kerajinan... 23 2.1.4.1 Tinjauan Kerajinan... 23 2.1.4.2 Tinjauan Umum Seni Ukir... 25 2.1.4.3 Tinjauan Umum Kerajinan Tulang... 26 2.1.5 Tinjauan Promosi... 38 2.1.5.1 Pengertian Promosi... 38 2.1.5.2 Tujuan Promosi... 38 2.1.5.3 Jenis Promosi... 39 2.1.6 Tinjauan Pameran... 40 2.1.6.1 Pengertian Pameran... 40 2.1.6.2 Fungsi Pameran... 40 2.1.6.3 Klasifikasi Jenis Pameran... 41 2.1.6.4 Faktor Utama dalam Perancangan Pameran... 42 2.1.6.5 Perencanaan dan Metoda Pameran... 43 2.1.6.6 Sistem Tata Pameran... 43 2.1.6.7 Sistem Sirkulasi Ruang... 45 2.2 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis... 45 2.2.1 Mammoth Art Gallery... 46 2.2.2 Pegasus Art Gallery... 53 2.2.3 Sila Gallery... 58 2.2.4 Kesimpulan Terhadap Proye Sejenis... 67 2.3 Spesifikasi Umum Proyek... 67 2.3.1 Pengertian... 67 2.3.2 Fungsi... 67 2.3.3 Tujuan dan Sasaran... 69 2.3.4 Lingkup Pelayanan... 69 2.3.4.1 Pelaku Kegiatan... 70 2.3.4.2 Sistem Pengelolaan... 70 2.3.4.3 Persyaratan Lokasi... 70 ix
BAB III Studi Pengadaan Balai Latihan Kerja Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang di Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar... 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Gianyar... 71 3.1.1 Tinjauan Fisik Kabupaten Gianyar... 71 3.1.2 Kondisi Kabupaten Gianyar Sebagai Wilayah Perencanaan... 71 3.1.2.1 Aspek Fisik... 71 3.1.2.2 Tinjauan Non Fisik Kabupaten Gianyar... 74 3.1.2.3 Aspek Perkembangan Industri... 78 3.1.2.4 Aspek Pariwisata... 79 3.1.2.5 Aspek Peraturan Daerah... 80 3.2 Analisis S.W.O.T Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang... 81 3.2.1 Strategi S.O... 82 3.2.2 Strategi W.O... 83 3.2.3 Strategi S.T... 83 3.2.4 Strategi W.T... 83 3.2.5 Rekomendasi dan Simpulan Analisis S.W.O.T... 83 3.3 Spesifikasi Khusus Industri Kerajinan Tulang di Kabupaten Gianyar... 86 3.3.1 Pengertian... 86 3.3.2 Fungsi... 86 3.3.3 Tujuan... 87 3.3.4 LingkupPelayanan... 89 3.3.4.1 Pelaku Kegiatan... 89 3.3.4.2 Kegiatan... 90 3.3.4.3 Waktu Pelayanan... 91 3.3.5 Fasilitas... 91 3.3.5.1 Jenis Fasilitas... 91 3.3.5.2 Persyaratan Fasilitas... 93 3.3.5.3 Pengelolaan... 94 3.3.5.4 Persyaratan Lokasi... 94 BAB IV TEMA DAN PEMPOGRAMAN... 4.1 Tema Perancangan... 96 4.1.1 Pengertian Tema... 96 x
4.1.2 Pendekatan Pemilihan Tema... 96 4.1.2.1 Pendekatan Pengertian Proyek... 97 4.1.2.2 Pendekatan Fungsi... 97 4.1.2.3 Pendekatan Proses Kegiatan... 97 4.1.2.4 Pendekatan Tujuan Proyek... 98 4.1.2.5 Pendekatan Penggunaan Bangunan... 98 4.1.2.6 Pendekatan Kegiatan dan Pelayanan... 98 4.1.2.7 Pendekatan Lokasi... 99 4.1.3 Penentuan Tema... 99 4.1.4 Penerapan Tema... 100 4.2 Program Ruangan... 101 4.2.1 Program Fungsional... 101 4.2.1.1 Identifikasi Fungsi... 101 4.2.1.2 Identifikasi Jenis Kegiatan... 102 4.2.1.3 Struktur Organisasi... 104 4.1.2.4 Identifikasi Civitas (Pelaku Kegiatan)... 104 4.1.2.5 Proses Kegiatan... 105 4.1.2.6 Studi Kapasitas... 113 4.1.2.7 Kebutuhan Ruang... 117 4.2.2 Program Performansi... 120 4.2.3 Program Arsitektural... 4.2.4 Hubungan Ruang... 146 4.2.5 Sirkulasi Ruang... 150 4.2.6 Organisasi Ruang... 151 4.3 Program Tapak... 152 4.3.1 Kebutuhan LuasTapak... 152 4.3.2 Pemilihan Lokasi Tapak... 152 4.3.3 Pemilihan Tapak (Mikro)... 152 4.3.3.1 Spesifikasi Tapak Alternatif 1... 154 4.3.3.2 Spesifikasi Tapak Alternatif 2... 155 4.3.4 Analisis Tapak... 158 4.3.4.1 Lokasi Tapak... 158 xi
4.3.4.2 Analisis Bentuk, Ukuran, dan BUA (Build Up Area)... 159 4.3.4.3 Analisis Topografi... 161 4.3.4.4 Analisis Klimatologi... 164 4.3.4.5 Analisis Geologi... 165 4.3.4.6 Analisis Vegetasi... 166 4.3.4.7 Analisis Kebisingan (Noise) dan Polusi... 167 4.3.4.8 Analisis Utilitas... 167 BAB V KONSEP PERANCANGAN... 5.1 Konsep Perancangan Tapak... 168 5.1.1 Konsep Entrance Tapak... 168 5.1.2 Konsep Zoning Tapak... 170 5.1.3 Konsep Bentuk, Pola dan Orientasi Masa Bangunan... 172 5.1.4 Konsep Bentuk Massa... 173 5.1.5 Konsep Sirkulasi Dalam Tapak... 175 5.1.6 Konsep Parkir... 178 5.1.7 Konsep Ruang Luar Tapak... 180 5.1.8 Konsep Utilitas Tapak... 183 5.2 Konsep Perancangan Bangunan... 187 5.2.1 Konsep Entrance Bangunan... 187 5.2.2 Konsep Interior atauruangdalam... 188 5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan... 190 5.2.4 Konsep Struktur... 192 5.2.5 Konsep Utilitas Bangunan... 194 5.2.5.1 Konsep Sistem Jaringan Listrik... 194 5.2.5.2 Konsep Sistem Pencahayaan... 195 5.2.5.3 Konsep Sistem Penghawaan... 197 5.2.5.4 Konsep Sistem Pengadaan Air Bersih... 199 5.2.5.5 Konsep Sistem Jaringan Air Kotor dan Air Hujan... 200 5.2.5.6 Konsep Sistem Pemadaman Kebakaran... 202 5.2.5.7 Konsep Sistem Keamanan... 203 5.2.5.8 Konsep Sistem Akustik... 204 5.2.5.9 Konep Sistem Penangkal Petir... 205 xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peralatan Tradisional Kerajinan Tulang... 21 Gambar 2.2 Peralatan Modern Kerajinan Tulang... 22 Gambar 2.3 Proses Pembersihan... 22 Gambar 2.4 Proses Perebusan... 23 Gambar 2.5 Proses Pengeringan... 23 Gambar 2.6 Proses Pemotongan... 24 Gambar 2.7 Proses Pembuatan Sket (Ngemal)... 24 Gambar 2.8 Proses Ngamasan (Makalan)... 25 Gambar 2.9 Proses Pengeboran... 25 Gambar2.10 Proses Pembuatan Ukiran... 26 Gambar 2.11 Proses Pengamplasan... 26 Gambar 2.12 Kerajinan Carving... 28 Gambar 2.13kerajinan Sculpture... 28 Gambar 2.14 Kerajinan Tindik... 28 Gambar 2.15 Kerajinan dari Tengkorak Sapi dan Kerbau... 29 Gambar 2.16 Kerajinan Tulang Sapi dan Gading... 29 Gambar 2.17 Kerajinan dari Kombinasi Tulang dan Tanduk... 30 Gambar 2.18 Kerajinan Pierching dari TulangTanduk Kerbau dan Sapi... 30 Gambar 2.19 Hasil Seni Kerajinan Patung dan Ornament Hiasan Pada Mammoth Art Gallery... 40 Gambar 2.20 Ruang Pameran Pada Mammoth Art Gallery... 42 Gambar 2.21 Workshop Pada Mammoth Art Gallery... 42 Gambar 2.22 Ruang Administrasi di Mammoth Art Gallery... 43 Gambar 2.23 Ruang Pantry Pada Mammoth Art Gallery... 43 Gambar 2.24 Toilet UmumPengunjung Pada Mammoth Art Gallery... 44 Gambar 2.25 Area Parkir Pada Mammoth Art Gallery... 44 Gambar 2.26 Tampilan Tampak Depan Pada Mammoth Art Gallery... 45 Gambar 2.27 Berbagai Macam Bentuk Kerajinan Tulang dan Tanduk Pada Pegassus Art Gallery... 47 xiii
Gambar 2.28 Ruang Pamer Pada Pegasus Art Gallery... 49 Gambar 2.29 Ruang Pengelola Pada Pegasus Art Gallery... 49 Gambar 2.30 Area Parkir Pada Pegasus Art Gallery... 50 Gambar 2.31 Tampilan Bangunan Pegasus Art Gallery... 50 Gambar 2.32 Patung Kayu Asli Pada Sila Art Gallery... 52 Gambar 2.33 Kerajinan Topeng dan Patung Kayu Pulasan... 53 Gambar 2.34 Kerajinan Seni Ukiran Koleksi Sila Art Gallery... 53 Gambar 2.35 Showroom Lantai 1 Sila Art Gallery... 55 Gambar 2.36 Ruang Pengelola pada Sila Art Gallery... 55 Gambar 2.37 Ruang Gudang pada Sila Art Gallery... 55 Gambar 2.38 Showroom Lantai 2 Sila Art Gallery... 56 Gambar 2.39 Ruang Pameran Lantai 1 dan 2 Sila Art Gallery... 56 Gambar 2.40 Pantry dan Ruang Duduk Sila Art Gallery... 57 Gambar 2.41 Area Parkir pada Sila Art Gallery... 57 Gambar 2.42 Tampilan Tampak Depan Bangunan Pada Sila Art Gallery... 58 Gambar 4.1 Spesifikasi Tapak Alternatif 1... 146 Gambar 4.2 Spesifikasi Tapak Alternatif 2... 147 Gambar4.3 Peta Lokasi Tapak... 149 Gambar4.4 Bentuk Tapak... 150 Gambar4.5 Dimensi Tapak... 152 Gambar4.6 Analisis Topografi... 153 Gambar4.7 Analisis Klimatologi... 155 Gambar4.8 Analisis Geologi... 157 Gambar4.9 Analisis Vegetasi... 158 Gambar 4.10 Analisis Kebisingan... 159 Gambar4.11 Analisis Utilitas... 159 Gambar 5.1 Konsep Perancangan Tapak... 162 Gambar5.2 Konsep Tampilan Entrance... 163 Gambar5.3 Analisis Zoning Tapak... 164 Gambar 5.4 Konsep Pola, Komposisi, Orientasi Massa Bangunan... 166 Gambar 5.5 Konsep Bentuk Massa... 168 xiv
Gambar 5.6 Konsep Sirkulasi Tapak... 170 Gambar 5.7 Konsep Parkir... 172 Gambar5.8 Konsep Ruang Luar Aktif Pada Tapak... 174 Gambar 5.9 Konsep Ruang Luar Pasif Pada Tapak... 174 Gambar 5.10 Konsep Penampilan Ruang Luar Tapak... 175 Gambar 5.11 Analisis Jaringan Utilitas... 176 Gambar 5.12 Skema Konsep Jaringan Air Bersih Pada Tapak... 177 Gambar 5.13 Skema Konsep Jaringan Listrik Pada Tapak... 178 Gambar 5.14 Skema Konsep Jarigan Telepon Pada Tapak... 178 Gambar 5.15 Skema Konsep Pembuangan Air Hujan... 179 Gambar 5.16 Skema Konsep Jaringan Pengangkutan Sampah... 179 Gambar 5.17 Konsep Entrance Pada Bangunan... 181 Gambar 5.18 Konsep Ruang Pameran... 182 Gambar 5.19 Konsep Ruang Pembinaan... 183 Gambar 5.20 Konsep Tampian Bangunan... 184 Gambar 5.21 Sub Struktur Pada Bangunan... 186 Gambar 5.22 Super Struktur Pada Bangunan... 186 Gambar 5.23 Upper Struktur Pada Bangunan... 187 xv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Banyaknya Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investai, Nilai Produksi Industri Kecil Di Kabupaten Gianyar... 15 Tabel2.2 Klasifikasi Kerajinan... 17 Tabel2.3 Klasifikasi Seni Ukir... 19 Tabel2.4 Kesimpulan Terhadap Proyek Sejenis... 59 Tabel3.1 Curah Hujan Tahun 2015 di Kecamatan Tampaksiring... 65 Tabel 3.2 Letak Geografis Kabupaten Gianyar... 65 Tabel3.3 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, Sex Ratio Kabupaten Gianyar... 67 Tabel3.4 Jumlah Art Shop di Kecamatan Tampaksiring... 68 Tabel 3.5 Jumlah Restaurant (Rumah Makan) di Kecamatan Tampaksiring. 68 Tabel3.6 Statistik Jumlah Kendaraan Tahun 2015... 69 Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Menurut Agama... 70 Tabel3.8 Aspek Perkembangan Industri... 70 Tabel3.9 Strategi S.W.O.T... 75 Tabel3.10 Rekomendasi Dan Kesimpulan Analisis S.W.O.T... 76 Tabel 4.1 Ruang Yang Dibutuhkan Ada Kegiatan Servis... 94 Tabel 4.2 Alur Kegiatan Makro Pada Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang... 96 Tabel 4.3 Alur Kegiatan Mikro Pada Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang... 98 Tabel 4.4 Perhitungan Kapasitas Pengelola... 107 Tabel 4.5 Analisis Kapasitas pengelola... 109 Tabel 4.6 Program Performansi... 111 Tabel 4.7 Program Arsitektural... 125 Tabel 4.8 Rekapitulasi Luas Bangunan... 137 Tabel 4.9 Hubungan Ruang Kegiatan Industri... 139 Tabel 4.10 Hubungan Ruang Pelatihan... 139 Tabel 4.11 Kelompok Ruang Produksi... 139 Tabel 4.12 Kelompok Ruang Pameran... 140 Tabel 4.13 Kelompok Ruang Pemasaran... 140 Tabel 4.14 Kelompok Ruang Pengelola... 141 xvi
Tabel 4.15 Kelompok Ruang Penunjang... 141 Tabel 4.16 Kelompok Ruang Service... 141 Tabel 4.17 Kriteria Lokasi Tapak Sesuai Bobot... 145 Tabel 4.18 Penilaian Pada Pemilihan Tapak... 156 xvii
DAFTAR DIAGRAM 4.1 Struktur Organisasi... 95 4.2 Barang Masuk... 104 4.3 Barang Keluar... 104 4.4 Sirkulasi Ruang... 142 4.5 Organisasi Ruang... 143 5.1 Skema Sistem Pengadaan Jaringan Air Bersih... 177 5.2 Skema Konsep Jaringan Listrik... 177 5.3 Skema Konsep Jaringan Telepon Pada Tapak... 178 5.4 Skema Sistem Jaringan Listrik Melalui Genzet... 188 5.5 Skema Sistem Pengadaan Air Bersih... 192 5.6 Konsep Skema Pembuangan Limbah Cair... 193 5.7 Konsep Skema Pembuangan Limbah Manusia... 194 5.8 Skema Sistem Pembuangan Air Hujan... 194 5.9 Skema Sistem CCTV... 197 5.10 Sistem Penangkal Petir... 198 5.11 Sistem Pengangkutan dan Pembuangan Sampah... 199 xviii
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan alasan pemilihan judul dalam latar belakang yang dilengkapi juga dengan fakta - fakta pendukungnya, dan akan dijelaskan segala sesuatu yang melatar belakangi pengembangan Balai Latihan Kerja Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang di Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar, rumusan masalah, tujuan, metode perancangan dan teknik pengumpulan data, teknik analisis data yang akan digunakan untuk menghimpun data, serta teknik penarikan kesimpulan 1.1 Latar Belakang Pulau Bali merupakan magnet bagi wisatawan lokal maupun asing sebagai salah satu surga wisata dunia dan sering dikatakan sebagai pulau yang memiliki jumlah kunjungan wisatawan yang besar, ada banyak alasan mengapa para wisatawan sangat antusias untuk berkunjung ke Bali diantaranya keindahan panorama alam, keindahan arsitektur-arsitektur lokal, serta etnik kebudayaan yang memiliki ciri khas tersendiri. Keberadaan masyarakat yang kental akan tradisi dan kesenian yang dimilikinya banyak menghasilkan kreatifitas - kreatifitas berupa hasil karya seni serta benda-benda kerajinan yang menjadi faktor penunjang keberadaan pariwisata di Bali. Kerajinan adalah proses pembuatan barang dengan menggunakan tangan manusia dan alat-alat sederhana dalam lingkungan rumah tangga dan memiliki ciri yang khas, murni, asli, berharga dan menangkap daya cipta, sehingga menghasilkan kreatifitas serta aktivitas yang terampil dan berakar pada unsur budaya bangsa (I Ketut Darmana, 1996:326). Kerajinan di Bali pada awalnya diciptakan sesuai dengan kebutuhan sebagai pemenuhan terhadap kegiatan yang berlandaskan ritual agama, ide-ide kerajinan lahir dari berbagai jenis kearifan lokal yang menjadi karakteristik budaya serta memiliki ikatan dalam seni yang melahirkan hasil karya kerajinan dari tangan seniman - seniman masyarakat Bali. Industri kerajinan berkembang di seluruh kabupaten di Bali dan kabupaten Gianyar sebagai mayoritas penghasil kerajinan dengan jumlah produksi terbesar. xix
Kabupaten Gianyar memiliki sebuah kriya kerajinan yang sangat unik yaitu kerajinan yang terbuat dari bahan tulang. Kerajinan kriya dari bahan tulang lahir di Kecamatan Tampaksiring yang telah dikembangkan pada tahun 1960 an dimana ide awal pembuatan kerajinan berbahan dasar tulang dimulai dari pemanfaatan limbah tulang menjadi suatu hasil karya seni dimana pada awalnya hanya memanfaatkan sisa pemotongan hewan di masyarakat dalam kebutuhan ritual keagamaan. Seiring perkembangan zaman, material yang ada saat ini sudah di datangkan dari berbagai daerah di Bali bahkan dari luar Bali. Sumber: (wawancara I Made Kartiyoga, pengrajin tulang di daerah Tampaksiring ) Keunikan yang dimiliki kerajinan tulang buatan pengerajin di kecamatan Tampaksiring terus mengalami peningkatan di pasaran ekspor, Perkembangan kerajinan dari tulang juga memiliki faktor penghambat diantaranya rendahnya sistem pemasaran menjadi faktor penghambat perkembangan kerajinan tulang, kondisi lemahnya sistem produksi dan pemasaran yang kurang efektif tanpa adanya fasilitas yang mendukung perkembangan secara optimal akan merugikan para pengerajin. Hal tersebut dikarenakan dalam proses pembuatannya memerlukan tehnik khusus dan diukir sedemikian rupa dengan perpaduan seni modern dan klasikal sehingga menarik dijadikan pajangan. Melihat dari banyaknya jumlah peminat ukiran berbahan dasar tulang serta membludaknya peminat yang mengunjungi art shop dan galeri pameran sebagai kreativitas pengerajin, maka penulis ingin merancang sebuah Balai Latihan Kerja Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang yang mampu mewadahi segala aspek jenis produksi dan pemasaran berkaitan dengan kerajinan seni ukir dari bahan tulang. Balai Latihan Kerja Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang dapat menjadi suatu atraksi wisata dan sarana kegiatan awal untuk memacu pembangunan ekonomi masyarakat di wilayah sekitar khususnya di kecamatan Tampaksiring. Secara bertahap kegiatan produksi kerajinan seni dari tulang diupayakan untuk diikuti oleh berkembangannya kegiatan ekonomi terkait, baik secara horizontal maupun vertikal serta pengadaan jasa-jasa di sekitarnya sehingga menumbuhkan pendapatan masyarakat sekitar. memperluas jaringan pemasok tulang sapi, pembinaan dan pengembangan yang bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut sehingga dapat berkembang lebih maju dan mandiri. xx
Pembangunan industri kerajinan oleh masyarakat akan lebih efektif jika didukung dengan mengarahkan kegiatan lintas sektor maupun subsektor terfokus dan terintregasi pada lokasi yang telah terpilih. Upaya terfokus ini seyogyanya dilaksanakan multi tahun secara berkelanjutan, untuk mendukung dan menghantarkan pengerajin serta seniman sebagai pelaku usaha setempat agar mampu melakukan dan menjalin kegiatan - kegiatan industri kerajinan seni ukir dari tulang. Industri kerajinan tersebut diperlukan sub-sub kegiatan mulai dari penyediaan input, meningkatkan produksi, teknologi, proses, pemasaran, prasarana serta mampu melestarikan salah satu kearifan lokal warisan masyarakat Bali. 1.2 Rumusan Masalah Dari sekian latar belakang yang telah dibahas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja permasalahan dan potensi yang dapat dikembangkan dalam pembangunan Balai Latihan Kerja Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang di Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar? 2. Bagaimana mewujudkan suatu wadah dengan segala fasilitas yang dapat menampung berbagai aktivitas sebuah Balai Latihan Kerja Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang di Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar? 3. Bagaimana tema dan konsep dasar perancangan Balai Latihan Kerja Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang di Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar? 4. Bagaimana penyusunan program perencanaan dan perancangan sebuah Balai Latihan Kerja Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang di Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar agar dapat mendukung kelancaran segala aktivitas yang ada di dalamnya? 1.3 Tujuan 1. Menumbuhkan kreatifitas masyarakat serta memandu para perajin dan seniman dalam kegiatan produksi dan pemasaran kriya kerajinan tulang. xxi
2. Menentukan fungsi - fungsi bangunan yang diperlukan untuk menampung dan mewadahi kegiatan di dalam balai latihan kerja industri kerajinan seni ukir tulang. 3. Menentukan tema dan konsep dasar perancangan Balai Latihan Kerja Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang di Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar. 4. Untuk menentukan program perencanaan dan perancangan sebuah Balai Latihan Kerja Industri Kerajinan Seni Ukir Tulang di Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar. 1.4 Metoda Perancangan Metode yang digunakan adalah metode yang bersifat ke arah pemrograman. Berdasarkan dari data yang diperoleh selanjutnya diolah untuk menemukan program dan konsep perancangan terkait arsitektur. Dalam tahap pemrograman rancangan arsitektur dapat di bagi menjadi 3 diantaranya : 1. Perancang menetapkan hal - hal yang mejadi perhatian dari sebuah kebutuhan ruang atau spesifikasi. 2. Menyatakan masalah umum dari sebuah kebutuhan menjadi sejumlah masalah standar yang lebih kecil dan telah diketahui pemecahannya (perencanaan). 3. Menggunakan informasi dari kedua tahap sebelumnya untuk mengembangkan suatu gagasan (perancangan). A. Tahap Permulaan Pada tahap ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah - masalah umum, pada tahap permulaan berfungsi untuk mendapatkan batasan masalah yang akan dibenahi, tahap permulaan dapat dilakukan dengan cara melakukan observasi (pengamatan langsung) terhadap sumber informasi. Dalam hal ini observasi dilakukan pada fasilitas yang berkaitan dengan fungsi industri yang akan dirancang dan kesamaan lokasi rancangan. Beberapa fasilitas yang menjadi objek studi banding yaitu: 1. Mammoth Art Gallery, dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. 2. Pegasus Art Gallery, dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. 3. Sila Galeri, dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. xxii
Selain itu juga dilakukan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka ini diperoleh melalui buku, majalah, koran, maupun browsing internet yang berkaitan dengan judul yang dipilih B. Tahap Persiapan Untuk menemukan solusi mengenai masalah yang akan di hadapi dalam sebuah perancangan, maka pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan analisis informasi yang telah diperoleh secara sistematis. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan seperti pengumpulan peta - peta dasar, tapak dan data awal, dan data tapak berupa data lingkungan alam dan buatan, lalu lintas, utilitas, ekonomi, dan sebagainya. C. Tahap Pengajuan Usul Pada tahap ini, mensintesis data yang didapatkan, dengan kriteria yang ditetapkan sebelumnya dengan pengajuan alternatif-alternatif konsep atau gambar, sehingga menghasilkan pemecahan masalah permulaan yang telah mempertimbangkan segala aspek mulai dari sosial, ekonomi, fisik, tapak, teknologi terbaru, estetika, dan nilai-nilai perancangan, pada tahap ini gambar masih tumpang tindih guna merekam dampak informasi pada pemecahan dan menyelidiki potensi -potensi. Pada penyelesaian landasan konseptual perancangan industri kerajinan seni ukir tulang hanya dilakukan sampai proses pengajuan usul yang kemudian dilakukan proses selanjutnya pada studio tugas akhir yang dimulai dari proses evaluasi hingga tindakan. D. Evaluasi Melakukan evaluasi terhadap alternatif yang telah diusulkan sebelumnya. Pada tahap evaluasi meliputi perbandingan, pemecahan- pemecahan rancangan yang telah diusulkan dengan tujuan dan kriteria yang dikembangkan pada tahap ini gambar atau rancangan sudah mulai dilakukan pengukuran pemecahan - pemecahan yang diusulkan. E. Tahap Tindakan Tahap ini mempersiapkan dan melaksanakan proyek menjadi spesifikasi yang tertulis dengan dokumen yang dihasilkan berupa gambar denah, tampak, potongan dengan gambar - gambar pelengkap lainnya. xxiii
xxiv