BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan permasalahanpermasalahan yang ada, tujuan yang ingin dicapai serta metode penelitian yang mencakup teknik pengumpulan dan pengolahan data. 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan hasil daya cipta, rasa, dan karsa yang terbukti tetap berkembang selama peradaban manusia (Suasthawa Dharmayudha I Made, 1995:7). Kebudayaan juga merupakan sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan bendabenda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat dan untuk meningkatkan peradabannya. Salah satu unsur kebudayaan adalah Kesenian (Koentjaraningrat dalam Sudiatmika, Galeri Seni Lukis di Bali, 2001:I-2).Sebagaimana kita ketahui seni mengandung unsur keindahan,kemenarikan, keunikan, dan kerajinan dipandang sebagai karya seni yang khas dan diklasifikasikan sebagai benda pakai. Dimana seni merupakan usaha manusia di dalam meningkatkan peradabannya. Kekhasan kerajinan sebagai karya seni, menimbulkan suatu 1

2 pemikiran baru bagi manusia di dalam menciptakan suatu varian hasil kerajinan di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti Budaya mematung dan mengukir yang merupakan perwujudan kebudayaan yang juga mengandung unsur cipta, rasa, dan karsa. Masyarakat Bali, khususnya di daerah Gianyar yang terkenal dengan daerah seni, memiliki berbagai macam kerajinan salah satunya adalah kerajinan patung dan ukiran yang ada di Desa Singapadu kaler. Kerajinan patung di Desa Singapadu Kaler ini sudah ada sejak lama sekitar tahun 1930-an. Namun sebagai dampak positif dari perkembangan pariwisata di daerah Bali ini, maka barang-barang kerajinan patung tersebut mulai dipasarkan oleh toko-toko kesenian (art shop). Dengan bagusnya hasil dari barang-barang kerajinan patung ini maka hampir seluruh masyarakat Desa Singapadu Kaler menekuninya, sehingga kerajinan patung ini menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat setempat. Permasalahan yang cukup penting juga dimiliki masyarakat pengerajin patung, Saat ini kerajinan patung Desa Singapadu Kaler mengalami penurunan dari segi penjualan ataupun kedatangan wisatawan ke Singapadu Kaler.Permasalahan tersebut disebabkan karena hasil kerajinan patung belum memiliki pasar khusus yang dapat memajangkan hasil-hasil kerajinan mereka, sehingga pemasaran kerajinan patung tersebut mengalami kesulitan.hal ini mengakibatkan timbulnya permasalahan di dalam menjaga eksistensi kerajinan patung. Wadah dalam memamerkan atau memajang hasil kerajinan patung di Singapadu Kaler sangatlah minim, Disamping itu juga kurangnya kesejahteraan pengrajin patung karena kurangnya fasilitas infrastruktur yang dapat menampung pengrajin yang berpotensi tetapi tidak memiliki tempat atau lahan untuk display produk mereka. karena hasil kerajinan masih dipamerkan di rumah masing-masing atau sering disebut home industri atau art shop. Menurut Drs I Made Darmika, selaku Kepala Desa Singapadu Kaler wadah untuk memamerkan hasil kerajinan tradisional patung di Singapadu Kaler perlu diadakan atau dibangun, Selain karena minimnya wadah dalam menampung hasil kreatifitas pengerajin kerajinan tradisional patung di Singapadu Kaler, wadah untuk memajang kreatifitas berupa galeri kerajinan juga dimaksud untuk memberikan pengetahuan dan informasi pada regenerasi penerus tentang adanya kerajinan patung dan juga dapat mengembangkan Industri kreatif. Hal tersebut juga digalakkan Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam (Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025,2008) yaitu subsector yang merupakan industri berbasis kreativitas Pasar Barang Seni dengan perdagangan barang barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, pasar 2

3 swalayan,dan internet. Pembangunan Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu Putih di Singapadu Kaler, juga dinilai memiliki dampak positif untuk Singapadu kedepannya, hal tersebut akan dapat meningkatkan destinasi pariwisata dan menjaga existensi kerajinan patung sehingga perekonomian masyarakat semakin meningkat mengingat kerajinan patung ini menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat setempat. Berdasarkan pengertian serta pendapat tersebut, maka perlu dibuatkan sebuah Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu Putih di Singapadu Kaler. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Bapak I Made Lusna selaku pengerajin patung khususnya batu putih di Desa Silakarang, bahwa pengadaan galeri sangat diperlukan saat ini guna memfasilitasi para pengerajin untuk memamerkan dan menjual barang kerajinan mereka dan membangkitkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Gianyar, serta sebagai wadah untuk memajang dan memamerkan hasil kerajinan patung batu putih dan sebagai sarana bagi untuk menumbuhkan kembali keberadaan para pengerajin patung di singapadu.terlebih lagi untuk meningkatkan kreatifitas pengerajin patung di dalam mendisain karya-karyanya dan untuk melestarikan kerajinan patung yang mempunyai nilai seni tinggi agar tidak hilang oleh waktu. Jadi pengadaan Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu Putih di Singapadu Kaler merupakan salah satu alternatif yang relevan dan mendukung hal tersebut di atas. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang diuraikan sebagai berikut : a. Permasalahan Non Arsitektural 1. Usaha-usaha apa yang dilakukan agar mampu melestarikan kerajinan patung dan ukiran secara tradisional sehingga generasi penerus mengetahui sejarah tentang pengolahan barang kerajinan seni terutama kerajinan Patung Batu Putih di Singapadu Kaler untuk menjadi barang kerajinan? 2. Apakah suatu Galeri kerajinan tradisional patung dan ukiran dapat memberikan perkembangan terhadap kemajuan motif/design kerajinan patung di Singapadu kaler - Gianyar, sehingga Desa Singapadu Kaler sebagai wisata budaya bisa lebih dikenal oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara? 3. Aktifitas apa saja yang dilakukan didalam galeri kerajinan tradisional patung ini serta siapa saja pelaku aktifitas tersebut? 3

4 b. Permasalahan Arsitektural a. Bagaimana merancang sebuah Galeri Kerajinan Tradisional Patung yang mampu menampung dan melestarikan berbagai jenis kerajinan patung batu putih yang ada di Desa Singapadu kaler, sehingga mampu memberikan gambaran dan penjelasan tentang perkembangan kerajinan patung dari yang terdahulu (tradisional) sampai sekarang (modern)? b. Ruang apa saja yang diperlukan untuk mewadahi aktifitas Galeri kerajinan tradisional Patung Batu Putih ini? c. Berapa kapasitas yang diperlukan dan apa saja jenis-jenis koleksi, peralatan dan perlengkapan yang akan disediakan dalam Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu Putih tersebut? d. Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu Putih untuk mewadahi civitas, aktifitas, fasilitas dalam galeri sehingga mampu menjadi obyek studi, obyek wisata, obyek pelestarian sekaligus pengembangan kerajinan patung Desa Singapadu sehingga lebih dikenal oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara? 1.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan Bertolak dari rumusan masalah diatas, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data-data yang menjadi dasar dan mendukung untuk merancang pembangunan sebuah Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu Putih di Singapadu Kaler-Gianyar. Tujuan ini penulis jabarkan ke dalam point sebagai berikut : 1. Tujuan dari perancangan adalah untuk merancang wadah yang mampu memfasilitasi para pengrajin kerajinan tradisional patung di dalam memproduksi kerajinan tradisional dan mengabadikan hasil kerajinannya, dimana nantinya akan dapat menjadi suatu wadah atau sarana untuk menjaga siklus kehidupan dari kerajinan tradisional patung tersebut, yang diharapkan mampu mendorong pariwisata ke arah yang lebih maju 2. Untuk menyusun landasan konsepsual perancangan Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu Putih di Singapadu Kaler-Gianyar Sasaran 4

5 Berdasarkan tujuan diatas,maka sasaran yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk mewujudkan suatu wadah yang refresentatif dan fungsional sebagai tempat memamerkan dan menjual barang kerajinan tradisional patung batu putih yang mampu menampung dan melastarikan berbagai jenis kerajinan patung batu putih yang ada di desa singapadu kaler. 2. Untuk mengetahui ruang apa saja yang diperlukan dalam mewadahi civitas dan aktifitas Galeri Kerajinan Tradisional Patung batu Putih di Singapadu Kaler. 3. Untuk mengetahui kapasitas dan jenis-jenis koleksi kerajinan Patung batu putih yang akan disediakan dalam wadah tersebut. 1.4 Batasan Pembahasan a. Batasan Pembahasan Dalam batasan ditekankan pada penyusunan program dan konsep-konsep perencanaan dan perancangan Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu Putih di Singapadu Kaler,yang meliputi aspek planning, building design,struktur dan utulitas b. Batasan Perencanaan Ruang lingkup perencanaan hanya akan berada pada lingkup perencanaan Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu Putih dan Kegiatan Produksi sebagai fasilitas penunjang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Desa Singapadu Kaler terhadap kegiatan kerajinan tradisional patung batu putih serta merencanakan lokasi yang sesuai dengan kebutuhan fungsi tersebut. c. Batasan Pelayanan Batasan pelayanan Galeri ini adalah masyarakat umum baik yang ada di bali sendiri, Indonesia maupun wisatawan Luar Negeri yang berkunjung ke galeri ini, pengunjung yang datang baik dengan tujuan penelitian,pendidikan, tujuan wisata/rekreasi. 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam perancangan Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu Putih di Singapadu Kaler dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu analisis, sintesis, evaluasi dan penyimpulan data : Tahap Analisis 5

6 Merupakan tahap seleksi data-data yang akan digunakan a.tahap Pengumpulan Data Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, data primer diperoleh melalui (Marzuki 2000,Metodologi Riset,Cetakan VII.Yogyakarta:BPFE-UII hal.55) 1. Observasi Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh indera. Pengamatan dilakukan untuk melihat secara langsung keadaan di kawasan Desa singapadu Kaler untuk mendapatkan data tentang potensi,kondisi fisik dan permasalahan yang ada serta pengamatan dilakukan dengan menggunakan bantuan peralatan seperti kamera foto, handycam,alat ukur (meteran) dan alat lainnya, sehingga dapat menjadi dasar dalam perancangan Galeri Kerajinan Tradisional Batu Putih di Singapadu. 2. Interview/Wawancara Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara dilakukan kepada beberapa penduduk setempat selaku pengerajin kerajinan patung batu putih maupun pihak terkait lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai permasalahan, potensi daerah tersebut, sekaligus sebagai masukan dalam perancangan Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu putih di Singapadu Kaler. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain. Adapun data sekunder ini diperoleh dari : 1. Studi Literatur Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses perencanaan dan perancangan yang terdiri dari buku-buku, jurnal, Koran, internet, dan lain-lain, yang terkait dengan Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu Putih di Singapadu Kaler. 2. Studi Banding Studi banding dilakukan pada fasilitas sejenis dengan pengamatan langsung maupun melalui media lainnya (internet) dengan maksud untuk mendapatkan gambaran mengenai fasilitas-fasilitas apa saja yang harus ada, penataan ruang dalamnya, pengaturan fungsifungsi ruangnya dan lainnya yang dianggap perlu untuk menunjang proses perencanaan dan perancangan nantinya. 6

7 b. Tahap Pengolahan Data Data-data yang telah dikumpulkan kemudian diolah untuk mendapatkan suatu konsep yang nantinya akan digunakan dalam perancangan. Metode yang digunakan dalam tahap analisis data, antara lain : Analisis Kualitatif Menganalisis data mengenai pengertian fungsi, tujuan, kegiatan serta fasilitas yang ada pada Galeri Kerajinan Tradisional.Patung Batu Putih di Singapadu Kaler, selain itu, analisis juga dilakukan terhadap lingkup pelayanan maupun system pengelolaannya dengan cara mendeskripsikan data yang berkaitan. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dilakukan dengan menganalisis kebutuhan ruang yang menyangkut dimensi dan luasan ruang yang diperlukan dalam Galeri Kerajinan Tradisional Patung Batu Putih di Singapadu Kaler. Hal ini didasarkan atas standar yang berlaku dan perbandingan terhadap proyek sejenis Tahap Sintesis Merupakan pengintegrasian sebagai data yang didapat untuk digunakan dalam upaya pemecahan masalah, dimana akan dihasilkan alternative yang akan digunakan pada proses selanjutnya Tahap Evaluasi dan Kesimpulan Evaluasi merupakan tahap pengolahan alternatif-alternatif yang dihasilkan dari tahap sintesis, dimana pada tahap ini akan dilakukan studi pembobotan untuk menghasilkan alternatif yang paling tepat, hasil alternatif terpilih inilah yang merupakan kesimpulan. 7