BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN. di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Ada dua hal yang akan dideskripsikan dalam sub judul ini, yakni seting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Seting penelitian mendeskripsikan gambaran tempat dan waktu dilaksanakannya penelitian, sedangkan subjek penelitian mendeskripsikan kondisi awal dan akhir siswa dan guru baik secara umum maupun secara khusus terhadap guru dan siswa yang dipilih sebagai responden di SDN Ngening 01 Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati. Deskripsi selengkapnya sebagai berikut. 3.1.1 Setting Penelitian a. Setting Tempat Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di SDN Ngening 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan subjek penelitian adalah siswa kelas 3B SDN Ngening 01. Penelitian dilakukan di SDN Ngening 01 yang terletak di Desa Ngening Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. SDN Ngening 01 memiliki lokasi yang sangat strategis karena terletak di pinggir jalan desa dan dekat dengan pemukiman warga, tempat ibadah, tempat pemerintahan desa dan layanan kesehatan (posyandu). SDN Ngening 01 juga berdekatan dengan lapangan desa, yang dapat dipergunakan untuk mendukung pembelajaran olahraga. Sarana dan prasarana di SDN Ngening 01 sudah cukup lengkap. Sarana yang dimiliki SDN Ngening 01 yaitu tujuh ruang kelas, satu ruang kantor guru, satu ruang kepala sekolah, satu lokal gedung perpustakaan, satu ruang agama kristen, satu ruang bimbingan konseling, satu ruang keterampilan, satu ruang multimedia, satu ruang laboratorium, kantin sekolah, mushola, tempat parkir serta halaman sekolah yang cukup luas untuk menunjang setiap aktivitas siswa ketika diadakan di luar kelas. 18

19. SDN Ngening 01 termasuk sekolah yang mempunyai fasilitas pembelajaran yang cukup lengkap untuk mendukung proses pembelajaran siswanya. SDN Ngening 01 mempunyai 7 lokal kelas yang terdiri dari enam tingkatan kelas dengan satu tingkat kelas paralel yaitu pada tingkat kelas 3. Pada Tahun Pelajaran 2016/2017 SDN Ngening 01 memakai kurikulum KTSP untuk kelas 2, 3, 5 dan 6 sedangkan untuk kelas 1 dan 4 menggunakan kurikulum 2013/ kurtilas. b. Setting Waktu Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017 pada materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan maklhuk hidup. Siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 22, 25, dan 29 Juli 2016. Siklus II juga terdiri dari tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 1, 5, 8 Agustus 2016. 3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah kelas 3 SDN Ngening 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Kelas 3 SDN Ngening 01 merupakan termasuk kelas paralel yang terdiri dua kelas yaitu 3A dan 3B. Total kelas 3 secara keseluruhan berjumlah 35 siswa. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa 3B yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Siswa kelas 3B SDN Ngening 01 memiliki karakteristik daya serap dalam menerima materi ajar yang berbeda-beda. Ada siswa yang daya serapnya tinggi, ada yang sedang ada pula yang rendah. Oleh karena itu peneliti memilih kelas 3B sebagai subjek penelitian dengan penerapan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point. 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Macam variable yang digunakan oleh peneliti yaitu: a. Variabel Bebas Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat). Dari hasil kajian

20 teori dan hasil kajian penelitian yang relevan, model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point mempengaruhi hasil belajar pelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan maklhuk hidup. Jadi, variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw (X). Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw atau metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi merupakan suatu metode berpikir sebab dalam Cooperative Learning Tipe Jigsaw dapat digunakan metodemetode lain yang dimulai dengan mencari data sampai pada penarikan kesimpulan. Dengan penerapan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi masalah yang tumbuh dari siswa itu sendiri sesuai dengan taraf kemampuan berpikirnya. Setelah mengidentifikasi masalah, siswa kemudian mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang muncul. Misalnya dengan cara membaca buku, meneliti, bertanya dan berdiskusi. Jika data sudah diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban tentu saja didasarkan pada data yang telah diperoleh. Kemudian jawaban sementara tersebut diuji kebenarannya sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok. Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan. Siswa harus sampai pada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. (Bahri dan Zain 2006: 91-92) b. Variable Terikat Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini di simbolkan (Y1) yaitu proses atau keaktifan pembelajaran dan (Y2) yaitu hasil pembelajaran menggunakan pembelajaraan kooperatif dengan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw disertai penggunaan media power point. 3.3 Jenis dan Prosedur Penelitian

21 Jenis penelitian adalah penelitian tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya. Prosedur penelitian dilakukan dengan menyusun langkah-langkah penelitian mulai dari perencanaan, pengambilan informasi dan data sampai kepada pengolahan dan analisis data. 3.3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi uddin, 1996) penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat - perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model PTK ini yaitu merupakan siklussiklus yang berulang. Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasisituasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya;

22 serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Desain bagan dalam penelitian ini menurut Kemmis dan Mc Taggart Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart Berdasarkan cakupan permasalannya, seorang guru akan dapat menemukan penyelesaian masalah yang terjadi di kelasnya melalui PTK. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan. Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan dangan pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti. Mengacu pada uraian di atas, penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas 3B SDN Ngening 01, dengan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point untuk meningkatkan proses dan hasil belajar pelajaran IPA pada

23 materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan maklhuk hidup dengan desain penelitian tindakan kelas sebagai berikut. Observasi (Pengamatan) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran muatan IPA, yang dapat memperbaiki kelemahan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya Refleksi Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menerapkan model jigsaw dengan menggunakan media powerpoint Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menerapkan model jigsaw dengan menggunakan media powerpoint Observasi Merencanakan kegiatan pembelajaran muatan IPA dengan menekankan peningkatan proses dan hasil belajar IPA dengan model jigsaw pada siklus pembelajaran sebelumnya Refleksi Keterangan :? : Tindakan Siklus I : Tindakan Siklus II Gambar 3.2 Bagan desain PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart

24 3.3.2 Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw berbantuan media power point. Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw merupakan bentuk belajar dengan membentuk kelompok dengan tujuan dapat sharing dan menyampaikan pendapatnya terhadap siswa lain mengenai persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan secara bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa melakukan penyelidikan secara langsung dengan didukung media yang telah disediakan guru dan siswa siswa akan berdiskusi mengenai untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan kemudian berhitung dan berkumpul sesuai kelompoknya. Dan tiap kelompok diberi subtema terkait materi tema yang dipelajari. Ketika sudah menemukan kesepakatan berdiskusi tiap kelompok, siswa dalam kelompok akan kembali pada kelompok semula. Dan mengungkapkan apa yang menjadi hasil diskusinya. Dan siswa secara keseluruhan akan paham dan mengerti mengenai materi yang disampaikan. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Berikut ini tahapan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw berbantuan media power point: 3.3.2.1 Rencana Tindakan Siklus I 1) Perencanaan a) Menentukan kelas yang diteliti, waktu penelitian dan teman sejawat. b) Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai SK, KD dan indikator. c) Menyusun RPP untuk siklus I pelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan maklhuk hidup dengan menerapkan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point. d) Mempersiapkan media pembelajaran media powerpoint.

25 e) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dengan cara menyusun dan membuat pertanyaan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk siswa dan teman sejawat untuk mengamati selama proses pembelajaran berlangsung. f) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan proses dan hasil belajar IPA. g) Menyerahkan RPP kepada teman sejawat SDN Ngening 01. 2) Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Dalam pelaksanaan tindakan pada penelitian ini ada tiga tahap, yaitu tahap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pertemuan pertama, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan SK, KD dan indikator yang akan dipelajari. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi dan memotivasi siswa agar timbul rasa antusias dalam pemahaman materi yang akan disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan inti, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point dalam mempelajari IPA. Selanjutnya dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat simpulan tentang materi mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup. Pertemuan kedua, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan apersepsi yang berkaitan dengan materi kegiatan pembelajaran yang lalu. Materi kegiatan pada pertemuan kedua adalah macam-macam jenis kondisi cuaca yang terjadi di Indonesia. Siswa melakukan diskusi tentang materi kondisi cuaca. Pertemuan ketiga, guru melakukan evaluasi siklus I dan guru menutup pembelajaran dengan salam. 3) Observasi Pada tahap observasi dilakukan oleh teman sejawat. Melalui lembar observasi, teman sejawat mengamati dan mengisi setiap kolom lembar observasi sesuai dengan pernyataan yang sudah disusun. Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui aktivitas dan keaktifan siswa dalam proses

26 pembelajaran serta kegiatan guru dalam pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Selain dengan lembar observasi, tindakan observasi juga didokumentasikan melalui foto sebagai bukti nyata hasil penelitian. Foto tersebut meliputi dokumentasi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran. 4) Refleksi Pada tahap refleksi data yang telah dikumpulkan berupa lembar observasi, dan dokumentasi dikaji dan dianalisis serta mengevaluasi hasil belajar siklus I, apakah sudah ada peningkatan hasil pelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan maklhuk hidup dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point dengan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dan mengambil kesimpulan mengenai hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I agar tahu kelebihan dan kekurangannya supaya dapat dilakukan perbaikan dan dijadikan acuan pada pembelajaran siklus II. 3.3.2.2 Rencana Tindakan Siklus II Rencana tindakan siklus II merupakan tindak lanjut pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar pelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan maklhuk hidup dengan pertimbangan dari refleksi hasil belajar siklus I. Pelaksanaan siklus II merupakan upaya perbaikan kekurangan atau kelemahan pada pelaksanaan siklus I. Sama juga dengan pelaksanaan siklus I, pada pelaksanaan siklus II ada empat tahapan yang akan dilakukan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Berikut ini tahapan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point: 1) Perencanaan Pada tahap perencanaan siklus II kegiatan perencanaan yang disusun sama dengan kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus 1, namun pada siklus II terdapat kegiatan pembelajaran yang dapat melengkapi kekurangan pada siklus I.

27 2) Pelaksanaan Tindakan Sama seperti pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pada siklus II pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama ada tiga tahap kegiatan, yaitu tahap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan tema dan subtema dalam kegiatan pembelajaran yang difokuskan pada IPA Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi dan memotivasi siswa agar timbul rasa antusias dalam pemahaman materi yang akan disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan inti, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point dalam mempelajari IPA pelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan maklhuk hidup. Selanjutnya dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat simpulan tentang materi pelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan maklhuk hidup. dan melakukan refleksi kegiatan pembelajaran. Pertemuan kedua, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan apersepsi yang berkaitan dengan materi kegiatan pembelajaran yang lalu. Materi kegiatan pada pertemuan kedua adalah sistem peredaran darah manusia. Siswa melakukan diskusi tentang materi pelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan maklhuk hidup. Pertemuan ketiga, guru melakukan evaluasi siklus II dan guru menutup pembelajaran dengan salam. 3) Observasi Pada tahap observasi dilakukan oleh teman sejawat. Melalui lembar observasi, teman sejawat mengamati dan mengisi setiap kolom lembar observasi sesuai dengan pernyataan yang sudah disusun. Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui aktivitas dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta kegiatan guru dalam pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

28 Selain lembar observasi, tindakan observasi juga didokumentasikan melalui foto sebagai bukti nyata hasil penelitian. Foto tersebut meliputi dokumentasi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran. 4) Refleksi Tahap refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I, yaitu mengkaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang telah dilakukan. Pada tahap refleksi siklus II data yang telah dikumpulkan berupa lembar observasi, dan dokumentasi dikaji dan dianalisis serta mengevaluasi hasil belajar siklus II untuk mengetahui apakah sudah ada peningkatan hasil belajar IPA pada Cuaca dan Pengaruhnya bagi Manusia dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point dengan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dari siklus I ke siklus II, serta menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan. 3.4 Data dan Cara Pengumpulan Data Data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban tersebut masih perlu diuji secara empiris, dan masih banyak data yang dibutuhkan untuk mengujinya. Pengumpulan data diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:16-30) bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, sedangkan instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

29 mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Untuk mengumpulkan data, diperlukan cara yang tepat dengan menggunakan alat, perangkat atau alat bantu yang dapat memudahkan peneliti mendapatkan data yang diharapkan karena benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. 3.4.1 Jenis Data Data penelitian ini dipisah menjadi 2 (dua) jenis data berdasarkan sifatnya yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer merupakan hasil proses pengamatan hasil belajar pelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciriciri dan kebutuhan maklhuk hidup. Data sekunder merupakan dokumen nilai hasil belajar IPA yang diperoleh sebelum pelaksanaan tindakan. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa cara pengumpulan data melalui metode penelitian sebagai berikut. a. Metode Observasi Pelaksanaan observasi bertujuan untuk mendapatkan skor dari aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciriciri dan kebutuhan maklhuk hidup dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point. b. Metode Tes Cara pengumpulan data melalui tes evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, siswa diminta untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki dengan memberikan respon atau jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tes evaluasi dilaksanakan setiap akhir tindakan pembelajaran pada siklus I maupun siklus II. Pemberian soal tes evaluasi bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar pelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan maklhuk hidup.

30 dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point dengan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Menurut Sudjana (2010:35) Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa dengan tujuan memperoleh jawaban dari siswa baik itu dalam bentuk lisan (tes lisan), bentuk tulisan (tes tertulis) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Dalam PTK yang dilakukan di kelas 3B SDN Ngening 01, bentuk instrumen tes yang digunakan sebagai alat penilaian berupa soal tes evaluasi IPA berbentuk pilihan ganda. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa kelas 3B SDN Ngening 01 dan nilai awal hasil belajar IPA sebelum dilakukan penelitian, sehingga dapat digunakan untuk membandingkan antara hasil belajar sebelum dengan setelah penelitian dilakukan. 3.4.3 Instrumen Pengumpulan Data a. Instrumen Observasi Instrumen observasi pada penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang digunakan untuk mengukur pemahaman dan hasil pembelajaran siswa. Hal ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dan pada akhir proses pembelajaran.lembar observasi diisi oleh teman sejawat dengan memberi tanda ( ) pada setiap indikator penilaian aktivitas guru dan siswa. Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala likert) yaitu skor 1-4, selanjutnya data hasil perolehan skor observasi aktivitas guru dan siswa yang berupa angka ditarsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4 apabila pernyataan pada masingmasing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan sangat baik, skor 3 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan baik, skor 2 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan cukup, dan skor 1 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan kurang. Skala likert biasa digunakan untuk memberikan penilaian terhadap sikap, pendapat, dan

31 persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010:134). Instrumen observasi aktivitas guru dan siswa dibuat berdasarkan indikator kisikisi instrumen yang telah dibuat sebelumnya untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran pelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan maklhuk hidup model Cooperative Learning Tipe Jigsaw berbantuan power point. Kegiatan observasi dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan penelitian baik siklus I maupun siklus II. Kisi kisi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran pelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw berbantuan power point dengan adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Kisi Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru No Sintak Jigsaw Tindakan Observasi No.Item 1 Membentuk kelompok ahli a. Guru membagi siswa dalam kelas menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah konsep yang terdapat pada topik (kelompok asal) b. Guru meminta siswa untuk menyiapkan yel yel sebagai sarana penyemangat c. Guru membagi nomor ditempel di dada pada masing masing siswa d. Selanjutnya guru membentuk kelompok ahli 1-7 2 Pemberian materi a. Pengenalan topik yang akan dipelajari b. Guru menanyakan kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang topik tersebut dibantu media power point c. Kemudian guru membagikan materi materi atau soal yang akan didiskusikan dan sesekali menjelaskan 8-21

32 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi a. Guru membentuk siswa ke dalam kelompok ahli b. Guru memberikan kesempatan siswa untuk diskusi di kelompok ahli c. Guru memberi batasan waktu untuk berdiskusi mengenai suatu sub bab a tau materi pelajaran. d. Guru menjawab pertanyaan siswa yang belum paham dari materi pelajaran yang diterimanya 22-28 4 Presentasi hasil diskusi di kelompok awal a. Guru meminta siswa untuk membacakan hasil diskusinya b. Guru memberikan tambahan / masukan untuk melengkapi jawaban yang masih kurang benar 5 Evaluasi a. Guru memberikan penilaian hasil presentasi dan guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan lisan dan tes tertulis b. Guru membimbing siswa dalam review (kesimpulan) dari topik yang telah dipelajari 30-31 32-33 Tabel 3.2 Kisi Kisi Lembar Observasi Tindakan Siswa No Sintak Jigsaw Tindakan Observasi 1 Membentuk kelompok ahli a. Siswa duduk berkelompok sesuai petunjuk guru. b. Siswa membuat yel-yel untuk menambah semangat mengikuti pembelajaran c. Siswa diberi nomor yang ditaruh di dada sebagai identitas berdasarkan materi/ topik bahasannya. d. Siswa berkumpul membentuk kelompok ahli 2 Pemberian materi a. Siswa mendengarkan penjelasan guru menggunakan media No.Item 1-4 5-15

33 3 Membentuk kelompok ahli dan berdiskusi 4 Presentasi hasil diskusi di kelompok awal powerpoint b. Siswa menjawab pertanyaan dari guru yang mereka ketahui tentang topik dengan menggunakan media power point c. Siswa menerima materi dari guru sebagai bahan diskusi dalam kelompok a. Siswa membentuk menjadi kelompok ahli b. Siswa diberikan kesempatan guru untuk diskusi sesuai materi yang diterimanya dalam kelompok dan Siswa diingatkan mengenai batasan waktu untuk berdiskusi c. Siswa mengajukan kepada guru pertanyaan apabila belum paham dengan materi yang diterimanya a. Siswa membacakan hasil diskusi b. Siswa dibimbing oleh guru dalam apabila hasil diskusi kurang benar 5 Evaluasi a. Siswa menjawab dan mengerjakan evaluasi berupa pertanyaan lisan dan tes tertulis 18-20 21-22 23 Untuk menghitung rentang kriteria skor aktivitas, baik guru maupun siswa digunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2010:36) dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut. (1). Menghitung rentang data R = rentang data Skor maximal = skor tertinggi yang diperoleh Skor minimal = skor terendah yang diperoleh Skor Maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4), sementara skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian terendah (1). (2). Menghitung Jumlah Kelas Interval

34 n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian. (3). Menghitung Panjang Kelas Tabel 3.3 Kriteria Skor Aktivitas Guru Rentang Kriteria 0 26 Sangat Kurang 27 52 Kurang 53 78 Cukup Baik 79 105 Baik 106 132 Sangat Baik Tabel 3.4 Kriteria Skor Aktivitas Siswa Rentang Kriteria 0 18 Sangat Kurang 19 37 Kurang 38 56 Cukup Baik 57 75 Baik 76 92 Sangat Baik b. Instrumen Tes Instrumen ini berupa soal tes hasil belajar pembelajaran IPA pada materi pokok mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan maklhuk hidup..instrumen ini digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen tes pada penelitian ini berbentuk tes pilihan ganda. Pada setiap jawaban bentuk tes pilihan ganda, setiap jawaban yang benar diberi skor satu atau bergantung pada keinginan guru namun pada umumnya diberi skor satu (Sudjana, 2010:54). Berikut ini disajikan kisi-kisi instrumen tes.

35 Tabel 3.5 Kisi-kisi Evaluasi siklus I Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal 1.1 Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk 1. Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup. 4, 5, 6, 10, 17 hidup. 2. Menyebutkan beberapa 1, 9, 11 perbedaan contoh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup di lingkungan sekitar 3. Menyebutkan cara 7, 8, 12, 16 perkembangbiakan makhluk hidup beserta contohnya. 4. Mengelompokkan 2, 18, 19 makhluk hidup berdasarkan jenis makanannya 5. Menunjukkan hasil 3, 13, 15, 20 pengamatan tentang macam -macam kebutuhan makhluk hidup. Tabel 3.6 Kisi-kisi Evaluasi siklus II Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal 1.3 Mendeskripsikan 1. Mengidentifikasi 1, 11, 18, 19, 20 perubahan yang perubahan yang terjadi terjadi pada makhluk pada makhluk hidup hidup dan hal hal karena mengalami yang mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan 2. Menunjukkan beberapa 2, 5, 9, 10, 14 perkembangan anak manfaat pentingnya (makanan, kesehatan, makanan, rekreasi, rekreasi, istirahat, dan istirahat dan olahraga olahraga) untuk kesehatan tubuh 3. Menunjukkan mengenai 4, 12, 13, 16, 17 ciri ciri makhluk hidup yang mengalami perubahan 4. Menjelaskan pengaruh bahan makanan tambahan buatan (pengawet, 3, 6, 7, 8, 15

36 penyedap rasa dan pewarna) terhadap kesehatan c. Instrumen Dokumentasi Instrumen ini berupa studi dokumentasi dilakukan terhadap buku siswa dan daftar nilai siswa kelas 3 SDN Ngening 01 dan foto selama penelitian. 3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian adalah kualitas instrumen yang digunakan untuk mengambil data.peneliti harus berusaha menyusun instrumen agar diperoleh instrumenyang ampuh.keampuhan instrumen ditentukan oleh dua hal, yaitu tingkat validitas dan tingkat reliabilitasnya. 3.5.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian Validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Hasil perhitungan validitas menggunakan SPSS 16.0 for Windows dari 20 item soal pretest siklus I di kelas 3A SDN Ngening 01 adalah valid semua karena memiliki koefisien cronbach s alpha if item deleted <0, 72 (Lampiran ). Dan hasil validitas dari 20 item soalpretest siklus II juga valid semua karena memiliki koefisien cronbach s alpha if item deleted <0,82(Lampiran ).. Adapun hasil uji validitas disajikan sebagai berikut : Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I

37 No. Item Jenis Soal Tidak Valid Jumlah Valid Jumlah Pilihan Ganda 1, 2, 4, 5, 7, 8, 20 3, 6, 14, 5 9, 10, 11, 12, 17, 21 13, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 24 25 Berdasarkan hasil uji validitas 25 item soal pada soal pilihan ganda diketahui dari tabel 3.6 di atas, terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 3, 6, 14,, dan 9 sedangkan 20 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 16.0 for.soal yang valid tersebut kemudian gunakan peneliti sebagai soal evaluasi pada siklus I. Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II Jenis Soal Pilihan Ganda Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14,16,17,19, 21 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30 No. Item Jumlah Tidak Valid Jumlah 6, 10,12 22 15, 18, 20, 8 21, 28 Berdasarkan hasil uji validitas 30 item soal pada soal pilihan ganda diketahui dari tabel 3.8 di atas, terdapat 8 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 6, 10, 12, 15, 18, 20, 21, dan 28 sedangkan 22 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows. Soal yang valid kemudian dipilih yang sesuai mewakili kisi-kisi soal berdasarkan indikator tersebut dan selanjutnya peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II. 3.5.2 Reliabilitas Instrumen

38 Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau tingkat keajegan jawaban siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam item instrumen digunakan metode Alpha (Cronbach s). Besarnya koofesien alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows. Adapun interpretasi mengenai besarnya skala korelasi menurut Arikunto (2010) dapat dijelaskan melalui tabel di bawah ini: Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Tabel 3.9 Kriteria Reliabilitas Instrumen Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS versi 16.0 for Windows pada siklus I adalah sebagai berikut. Hasil perhitungan reliabilitas dari pretest di kelas 3A SDN Ngening 01 sebagai kelas uji coba, menggunakan SPSS 16.0 for Windows adalah sebagai berikut. Tabel 3.10 Uji Reliabilitas Data Pretest Siklus I SD Negeri Ngening 01 Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori Pilihan Ganda 0,72 Tinggi

39 Tabel 3.11 Uji Reliabilitas Data Pretest Siklus II SD Negeri Ngening 01 Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori Pilihan Ganda 0,82 Sangat tinggi 3.6 Teknik Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai tingkat kesukaran (TK) suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi antara jumlah siswa yang berhasil menjawab benar dengan jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Dapat dirumuskan sebagai berikut. Keterangan: TK = Tingkat Pesukaran Σ B = jumlah siswa menjawab benar Σ P = jumlah siswa peserta tes Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1.Nilai 0 (nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1 (satu) terjadi apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar.proporsi butir soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir soal dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori mudah atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa. Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok yaitu sebagai berikut. Tabel 3.12 Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen Rentang 0,00 0,32 Sukar 0,33 0,66 Sedang 0,67 1,00 Mudah Kriteria Berikut hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa kelas 3 SDN Ngening 01.

40 Tabel 3.13 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah 0,00 0,32 Sukar 19 1 0,33 0,66 Sedang 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18,20 12 0,67 1,00 Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 14,17 7 Total Dari data tabel 3.10 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 1 soal dengan kategori sukar, 12 soal dengan kategori sedang, dan 7 soal dengan kategori mudah. Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II dengan jumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda, hasilnya sebagai berikut. Tabel 3.14 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah 0,00 0,32 Sukar 6 1 0,33 0,66 Sedang 1, 3, 7, 10, 12, 14, 15, 16, 18 dan 19 14 0,67 1,00 Mudah 1, 8, 11, 15, 19 5 Total 20 Dari data tabel 3.11 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 1 soal dengan kategori sukar, 14 soal dengan kategori sedang, dan 5 soal dengan kategori mudah. 3.7 Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil PTK pada kelas 3B SDN Ngening 01 adalah data kuantitatif berupa angka yang menunjukkan nilai tes kondisi awal,

41 nilai evaluasi siklus I, nilai evaluasi siklus II, skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point di setiap siklusnya. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai hasil belajar IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar IPA setelah tindakan siklus I dan siklus II. Analisis hasil belajar IPA siswa dilakukan dengan menghitung persentase ketuntasan belajar IPA secara klasikal dan rata-rata nilai siswa. Perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut. Keterangan: x S = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA = jumlah skor SM = jumlah skor maksimum KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, KKM ini merupakan kriteria minimal yang harus diperoleh siswa sebagai evaluasi hasil belajar dari aspek pengetahuan dengan kategori yang harus dicapai minimal B dengan skor 3,00. sebagai berikut. Sedangkan itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus Keterangan: N = nilai rata-rata = jumlah nilai yang diperoleh = jumlah siswa

42 Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut. Keterangan: KB = ketuntasan belajar NS = jumlah siswa yang diatas KKM (nilai 70) N = jumlah siswa Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar IPA melalui model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point dapat digolongkan menjadi lima kriteria. Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut. Tabel 3.15 Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal Rentang Kriteria 1% - 20% Sangat Kurang 21% - 40% Kurang 41% - 60% Cukup Baik 61% - 80% Baik 81% - 100% Sangat Baik Analisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran melalui model Cooperative Learning Tipe Jigsawdengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point dilakukan dengan menghitung persentase jumlah pencapaian skor minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut.

43 Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, maka kriteria hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw berbantuan media power point dapat digolongkan menjadi lima kriteria. Kriteria hasil observasi secara klasikal adalah sebagai berikut. Tabel 3.13 Kriteria Hasil Observasi Klasikal Rentang Kriteria 1% - 20% Sangat Kurang 21% - 40% Kurang 41% - 60% Cukup Baik 61% - 80% Baik 81% - 100% Sangat Baik 3.8 Indikator Keberhasilan Indikator adalah tanda atau ciri khusus yang menunjukan bahwa tujuan penelitian tercapai, dalam hal ini terdiri dari indikator keberhasilan guru dan indikator keberhasilan siswa 3.8.1 Indikator Keberhasilan Guru 1. Guru bisa mengelola pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan bermakna dengan menerapkan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw didukung dengan penggunaan media power point. Aktivitas pengelolaan pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika terdapat peningkatan secara signifikan minimal 70% dari seluruh pembelajaran yang terlaksana. 2. Guru dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan sain siswa dengan didukung penggunaan media pembelajaran berupa power point dan mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPA 70 sesuai dengan KKM yang sudah ditentukan oleh sekolah. 3.8.2 Indikator Keberhasilan Siswa Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPA Penerapan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw berbantuan dengan media power point dapat meningkatkan hasil belajar IPA apabila siswa kelas 3B SDN Ngening 01

44 secara signifikan mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPA 70 dan mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA meningkat minimal 7 nilai dari KKM 70 yang ditentukan oleh sekolah atau ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 100% dari 15 siswa (kriteria baik) dalam pembelajaran IPA.