Hubungan Antara Dengan Pada Mahasiswa Perantau NAMA : PANDU PRAMANA NPM : 15511494 PEMBIMBING : Dr. ANUGRIATY INDAH ASMARANY JAKARTA 2015
Latar Belakang Masalah Mahasiswa Perantau Hambatan Stres akademik : Cuti, penyalahgunaan obat Meningkatnya kemampuan resiliensi Mengikuti kegiatan keagamaan, bersosial lebih, berfikir positif Kemampuan
Tujuan Penelitian Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan religiusitas dengan resiliensi pada mahasiswa perantau. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis Dapat memberikan sumbangan pada dunia ilmu Psikologi. Khususnya dibidang Psikologi Positif, khususnya pada hubungan religiusitas dan resiliensi. 2. Manfaat praktis a. Bagi mahasiswa perantau b. Bagi orang tua c. Bagi masyarakat d. Bagi peneliti selanjutnya
LANDASAN TEORI Menurut Benson (dalam Dewi, Djoenaina dan Melisa, 2004) resiliensi merupakan salah satu bentuk kesadaran seseorang untuk mengubah pola pikir dalam menghadapi permasalahan sehingga tidak mudah putus asa. Aspek-aspek (Reivich dan Shatte,2002) : a. Pengaturan emosi b. Kontrol terhadap impuls c. Optimisme d. Kemampuan menganalisis masalah e. Empati f. Efikasi diri g. Pencapaian
LANDASAN TEORI Menurut Cremers (dalam Aprilia, 2013) menyatakan bahwa religiusitas merupakan suatu keseluruhan isi keyakinan (belief) dan pandangan yang diungkapkan dalam sejumlah representasi tertentu dianggap benar sebagai ajaran resmi agama. Dimensi-dimensi religiusitas (Glock dan Stark, 1975): a. Keyakinan b. Pengalaman c. Praktek d. Pengetahuan e. Konsekuensi-konsekuensi
Hubungan antara religiusitas dengan resiliensi pada mahasiswa perantau Hipotesis Ada hubungan antara religiusitas dengan resiliensi pada mahasiswa perantau. Kelancaran dan kesuksesan mahasiswa dalam belajar Hambatan dalam perkuliahan internal maupun eksternal Mahasiswa menjadi lebih mudah untuk bangkit ketika menghadapi masalahmasalah yang memberatkan Memahami dan menerapkan keyakinan positif, mengikuti kegiatan keagamaan
METODE PENELITIAN Variabel Kriterium (Y) : Variabel Prediktor (X) : adalah kemampuan untuk bertahan dan bangkit dari kesusahan dalam kehidupan dengan mengelola trait atau sikap ketika individu berhadapan dengan situasi-situasi yang membuat individu merasa tertekan. adalah penghayatan dan keyakinan seseorang terhadap ajaran agama yang dianutnya dan diwujudkan dalam bentuk sikap serta kecenderungan perilaku individu dalam menjalani kehidupannya. Sampel Penelitian: 100 mahasiswa perantau laki-laki dan perempuan Teknik pengumpulan data Menggunakan kuesioner dan skala likert VALIDITAS : Face Validity DAYA DISKRIMINASI AITEM: > 0.30 Suatu aitem dinyatakan memiiliki daya diskriminasi aitem yang baik dengan nilai RELIBILITAS : Reliabilitas dianggap sudah cukup memuaskan dengan nilai lebih dari sama dengan nilai 0,70 TEKNIK ANALISIS DATA: Korelasi product moment
Hasil Penelitian 1. DAYA DISKRIMINASI ITEM: rentang korelasi 0,313-0,669, yang mana terdapat 23 aitem yang gugur dari 52 item. 2. RELIABILITAS : 0,920 3. NORMALITAS : 0, 000 1. DAYA DISKRIMINASI ITEM: rentang korelasi 0,301-0,650, yang mana terdapat 6 item yang gugur dari 31 aitem. 2. RELIABILITAS : 0,874 3. NORMALITAS : 0,084 LINEARITAS : 0,000 UJI HIPOTESIS : R= 0,000 (p<0,05) Hipotesis diterima.
Hipotesis yang diajukan diterima, dalam hal ini religiusitas memiliki hubungan dengan resiliensi pada mahasiswa perantau Pembahasan mean empirik :118,57 mean hipotetik :87 standart deviasi: 19,3 Hal ini menunjukan resiliensi berada pada kategori tinggi.. mean empirik :104,34 mean hipotetik :75 standart deviasi :16,7 Hal ini menunjukan religiusitas berada pada kategori tinggi.
Deskripsi Subjek Jenis kelamin Perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki dengan nilai mean 118,66. Perempuan lebih tinggi dibandinkan laki-laki dengan nilai mean 104,56. Usia Usia 24 tahun memiliki resiliensi tertinggi dengan nilai mean 121,00. Usia 22 tahun memiliki kecerdasan emosi yang tinggi dengan nilai mean 60,24 Fakultas Fakultas fikti memiliki resiliensi tertinggi dengan nilai mean 123,00. Sastra memiliki religiusitas tertinggi dengan nilai mean 115,00. Semester Semster 8 memiliki resiliensi tertinggi dengan nilai mean 119,23. Semster 8 memiliki religiusitas tertinggi dengan nilai mean 104,84.
Lama merantau Lama merantau 5 tahun memiliki resiliensi tertinggi dengan nilai mean 121,25. Lama merantau 5 tahun memiliki religiusitas tertinggi dengan nilai mean 105,52. Suku Suku Bali memiliki resiliensi tertinggi dengan nilai mean 124,00. Suku Bali memiliki religiusitas tertinggi dengan nilai mean 106,25.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam peneitian ini diterima, artinya ada hubungan antara religiusitas dengan resiliensi pada mahasiswa perantau. Pada hasil deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin wanita memiliki resiliensi 118,66 pada katori tinggi serta memiliki religiusitas 104.56 pada kategori tinggi. Berdasarkan deskripsi subjek usia 24 tahun memiliki resiliensi tertinggi dengan nilai mean 121,00, resiliensi berdasarkan fakultas memiliki nilai mean tertingi 123,00 pada fakultas Fikti, deskripsi subjek berdasarkan semester memiliki nilai mean tertinggi 119,23 pada semester 8, deskripsi subjek lama merantau 5 tahun memiliki nilai mean tertinggi 121,25 kemudian deskripsi subjek berdasarkan sukubali memiliki resiliensi tertinggi dengan nilai mean 124,00.
Saran Bagi Mahasiswa Perantau Bagi mahasiswa perantau diharapkan dapat meningkatkan religiusitas yang dimiliki, hal ini dilakukan untuk meminimalisir tekanan sehinggan mahasiswa perantau dapat memiliki resiliensi yang baik. Bagi Orang tua Bagi orang tua diharapkan dapat menjadi pelajaran untuk membantu meningkatkan kemampuan resiliensi serta religiusitas pada diri anak khususnya mahasiswa perantau dalam mengatasi tantangan atau kesulitan di kehidupan perantauan. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat diharapkan dapat menjadi pelajaran serta motivasi yang berarti bagi pembaca, khusunya bagi masyarakat untuk meningkatkan resiliensi yang dimiliki dalam diri dengan mengembangkan kemampuan religiusitas, dalam mengatasi tantangan atau kesulitan hidup yang dihadapi. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagian peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dan mengembangkan hasil penelitian ini menjadi sebuah referensi khususnya untuk meneliti mengenai religiusitas, resiliensi dan mahasiswa perantau. Adapun faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi resiliensi diantaranya adalah konsep diri, kemampuan kognitif, harga diri dan kompetensi sosial.