PENERAPAN REKONSILIASI FISKAL DAN PERHITUNGAN NILAI BEDA TEMPORER UNTUK MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PSAK 46 PADA PT



dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. terutang dan yang telah dibayar sebagai mana telah ditentukan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences

PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN PERPAJAKAN

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek

ABSTRAK. Kata kunci : pajak tangguhan dan laba bersih. Universitas Kristen Maranatha

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014

Sejak Januari 1995 dengan diberlakukannnya PSAK No. 16, maka perusahaan diperkenankan muntuk memilih :

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

JUMLAH ASET LANCAR

HAKIKAT REKONSILIASI. Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi.

BAB I PENDAHULUAN. dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan. Dalam menjalankan pemerintahan, peran pajak semakin terlihat jelas

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

Catatan 31 Maret Maret 2010

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si.

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh Iwan Sidharta, MM.

ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL PADA CV. SRIDADI PURWOREJO TAHUN PAJAK Oleh : NgestiWahyu S Caecilia Rosma Widiyohening

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan. untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang akan

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

Nama : Farah Fadhilah NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto, SE., MM

LAPORAN LABA RUGI KONVEKSI CANDRA CONVECTION Per 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ,00 PPh 15%

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN

KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN NERACA DAN LABA RUGI CV IRSA TAHUN 2003 SESUAI UU PERPAJAKAN

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA


PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan defenisi dari laporan keuangan yaitu catatan informasi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

Transkripsi:

PENERAPAN REKONSILIASI FISKAL DAN PERHITUNGAN NILAI BEDA TEMPORER UNTUK MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PSAK 46 PADA PT. BUMI LINGGA PERTIWI - GRESIK RANGKUMAN SKRIPSI Oleh : SEKAR AYU ROSITA 2007310036 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2011

PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI Nama : Sekar Ayu Rosita Tempat, Tanggal lahir : Gresik, 22 Mei 1989 NIM : 2007310036 Jurusan : Akuntansi Program Pendidikan : Strata 1 Konsentrasi : Akuntansi Keuangan Judul : Penerapan Rekonsiliasi Fiskal Dan Perhitungan Nilai Beda Temporer Untuk Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK 46 Pada PT. Bumi Lingga Pertiwi-Gresik Disetujui dan diterima baik oleh : Dosen Pembimbing, Tanggal : (Kautsar Riza Salman,SE.,Ak.,MSA) Ketua Jurusan Akuntansi, Tanggal :. (Supriyati,SE.,M.Si.,Ak) ii

1 1. Latar Belakang Dalam perusahaan, laporan laba rugi berisi pendapatan dan biaya, dimana selisih dari kedua pos tersebut menunjukkan tingkat keberhasilan usaha dalam perusahaan. Akan tetapi terdapat perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya antara SAK ( Standar Akuntansi Keuangan ) dan Undang-Undang Perpajakan yang mencakup perbedaan tetap (Permanent Difference ) dan perbedaan temporer (Temporary Difference ). Perbedaan tersebut akan menyebabkan dua nilai laba yaitu laba akuntansi dan laba fiskal. Adanya dua nilai laba yang berbeda tersebut akan berakibat juga terhadap perbedaan jumlah pajak penghasilan. Sehingga perlu dilakukan rekonsiliasi fiskal untuk mengetahui laba fiskal menurut Undang-undang Perpajakan. Tujuan dari pelaporan fiskal untuk menyajikan informasi sebagai bahan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak. Dalam sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia saat ini, yaitu sistem self assesment, wajib pajak diberi wewenang untuk menghitung sendiri pajak yang terutang sehingga adanya laporan keuangan sangat membantu dalam perhitungan pajak terutang. Dalam penelitian ini, objek yang diteliti adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti yaitu perusahaan real estate, yang dipandang perlu karena adanya karakteristik pendapatan dan beban yang dimiliki oleh perusahaan real estate itu sendiri, yang tentunya berbeda dengan perusahaan lain pada umumnya. Dari sisi perpajakan, Properti atau Real Estate sangat menarik untuk dicermati karena dalam setiap pergerakan properti atau real

2 estate dapat menimbulkan aspek pajak yang berbeda-beda tergantung dari obyek pajak yang muncul dalam setiap transaksinya. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka hal tersebut akan diteliti dengan judul PENERAPAN REKONSILIASI FISKAL DAN PERHITUNGAN NILAI BEDA TEMPORER UNTUK MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PSAK 46 PADA PT. BUMI LINGGA PERTIWI-GRESIK dan pada akhirnya akan dapat tercapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana perbedaan pengakuan penghasilan dan beban menurut Standart Akuntansi keuangan dan Undang-undang perpajakan? 2. Bagaimana melakukan rekonsiliasi fiskal untuk menghitung nilai pajak terutang? 3. Bagaimana menghitung nilai Beda Temporer? 4. Bagaimana menyusun Laporan Laba Rugi dan Neraca dengan akuntansi Pajak Penghasilan (PSAK No. 46).

3 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai ini adalah : 1. Untuk mengetahui nilai perbedaan pengakuan penghasilan dan beban menurut Standart Akuntansi Keuangan (SAK) dan Undang-Undang Perpajakan. 2. Untuk menghitung nilai pajak terhutang. 3. Untuk mengetahui nilai beda temporer. 4. Untuk menyusun Laporan Laba Rugi dan Neraca sesuai dengan akuntansi Pajak Penghasilan (PSAK No. 46). Manfaat yang ingin diperoleh adalah : 1. Bagi Perusahaan, Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan mengenai perhitungan laba kena pajak yang sesuai ketentuan perpajakan guna menentukan nilai pajak penghasilan yang harus dibayar dan sebagai informasi bagi perusahaan dalam menyusun Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. 2. Bagi penulis, diharapkan dari penelitian nantinya penulis mendapatkan pengetahuan baru, wawasan, dan pengalaman baru serta cara penerapan ilmu yang telah diperoleh baik secara teori maupun praktek yang berhubungan dengan mata kuliah perpajakan yang berhubungan dengan rekonsiliasi fiskal laporan R/L sehingga dapat menyusun laporan keuangan yang benar sesuai PSAK no 46.

4 3. Bagi pembaca, diharapkan bisa menambah wawasan dan dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian atau pengembangan selanjutnya. 4. Metode Penelitian Penelitian yang akan dibuat yaitu menggunakan kualitatif, oleh karena itu penelitian ini mencoba memberikan gambaran atau uraian pada suatu objek penelitian. Dengan menggunakan kualitatif, akan lebih banyak memperoleh pemahaman makna, bisa memahami interaksi sosial yang tinggi, memastikan kebenaran datanya, serta akan mengerti sejarah perkembangan yang diteliti. Sehingga dari hasil pengamatan terhadap objek penelitian diharapkan dapat meghasilkan suatu teori baru secara umum. Pada penelitian yag akan dilakukan, maka fokus penelitian yang diteliti adalah PT. BUMI LINGGA PERTIWI GRESIK. Sumber data dilakukan dengan data primer yang langsung dari peusahaan yang diteliti dan data sekunder dari rujukan yang ada. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, di mana terdapat langkah-langkah dalam teknik analisis ini yaitu : 1. Melakukan rekonsiliasi laba akuntansi ke laba fiskal sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. 2. Menghitung PPh terutang sesuai tarif PPh yang berlaku.

5 3. Mengidentifikasi perbedaan temporer, kemudian mengelompokkan perbedaan temporer tersebut sebagai aktiva pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan. 4. Menghitung aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan per 31 Desember sesuai dengan tarif PPh yang berlaku (menghitung tarif pajak tertinggi) 5. Membandingkan jumlah aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan pada awal periode dengan aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan pada akhir periode untuk menentukan besarnya penghasilan atau beban pajak tangguhan. 6. Membuat laporan Laba-Rugi dan Neraca sesuai dengan PSAK No. 46. 5. Ringkasan hasil penelitian PT.BUMI LINGGA PERTIWI pada waktu berdirinya bernama PT.Gresik Kota Baru didirikan di Gresik berdasarkan akta notaris No.1 tanggal 5 Oktober 1981 oleh Ny. Nurlaily Adam, SH. Tempat kedudukan perusahaan di Jl.H. Samanhudi No.41 Gresik. Sesuai dengan akta perubahan terakhir No.74, tanggal 12 Maret 1998 telah diubah menjadi PT.Bumi Lingga Pertiwi. PT.Bumi Lingga Pertiwi berlokasi di Jalan Jawa no.99 GKB Gresik. Sedangkan lokasi proyek perumahannya berlokasi di Gresik Kota Baru (GKB), Perumahan Permata Suci (PPS) dan Permata Sidayu Residence (PSR).

6 PT.Bumi Lingga Pertiwi dalam strategi yang dilaksanakan selama ini yaitu dengan memproduksi dan memasarkan tipe-tipe kecil unit perumahan yang berkualifikasi tipe rumah tipe kecil kualitas eksklusif, hal ini dilakukan oleh perusahaan untuk merebut pangsa pasar menengah dalam rangka untuk meningkatkan laba perusahaan dan tetap mampu bersaing dalam usahanya. Dalam melakukan pendistribusian unit perumahan PT.Bumi Lingga Pertiwi menggunakan saluran distribusi langsung kepada konsumen tanpa menggunakan perantara. sehingga hanya konsumen yang benar-banar mempunyai kemampuan untuk membeli saja yang dapat mengkonsumsi produk ini. Konsumen akan langsung mendatangi kantor pemasaran perusahaan untuk mendapatkan informasi yang jelas dan lengkap. Adapun tarif penyusutan menurut perusahaan PT Bumi Lingga Pertiwi : Tabel 1 Tarif Penyusutan Aset Tetap PT. Bumi Lingga Pertiwi Jenis Aset Tetap Tarif (%) 2008 Tarif (%) 2009 Masa manfaat Mesin dan Peralatan 6.25% 6.25% 16 th Kendaraan 12.50% 12.50% 8 th Inventaris Kantor Gol. I 25% 25% 4 th Inventaris Kantor Gol. II 25% 25% 4 th Sumber : PT. Bumi Lingga Pertiwi Data-data yang ada menurut PT Bumi Lingga Pertiwi :

7 Tabel 2 PT. BUMI LINGGA PERTIWI NERACA PER 31 DESEMBER 2008 Keterangan Jumlah ( Rp ) ASET LANCAR Kas dan Setara kas 3.783.753.212 Piutang Usaha 398.076.690 Piutang Lain-lain 4.480.323.905 Persediaan 15.737.061.624 Uang Muka Pajak 314.919.200 Tanah yang Belum dikembangkan 29.059.028.351 Aset Tetap 1.310.190.398 JUMLAH ASET 55.083.353.380 KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Uang Muka Penjualan 11.115.935.287 Hutang Usaha 3.012.594.757 Hutang Lain-lain 662.553.209 Biaya yang Masih Harus Dibayar 4.825.204.385 Hutang Pajak 1.216.266.256 Pinjaman Bank, yang akan Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun 15.959.253.821 Hutang Pemegang Saham 9.850.311.777 Jumlah kewajiban Lancar 46.642.119.492 EKUITAS Modal Saham-modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh 1.500 1.500.000.000 lembar @Rp.1.000.000,- Saldo laba Ditahan 6.941.233.888 Jumlah Ekuitas 8.441.233.888 JUM LAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 55.083.353.380 Sumber : PT. Bumi Ligga Pertiwi

8 Tabel 3 PT. BUMI LINGGA PERTIWI NERACA PER 31 DESEMBER 2009 Keterangan Jumlah ( Rp ) ASET LANCAR Kas dan Setara kas 4.646.542.385 Piutang Usaha 462.656.440 Piutang Lain-lain 3.486.200.669 Persediaan 16.489.368.001 Uang Muka Pajak 0 Tanah yang Belum dikembangkan 31.815.066.712 Aset Tetap 1.225.398.986 JUMLAH ASET 58.125.233.193 KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Uang Muka Penjualan 13.586.760.787 Hutang Usaha 2.656.328.026 Hutang Lain-lain 844.156.929 Biaya yang Masih Harus Dibayar 2.775.802.383 Hutang Pajak 946.216.123 Pinjaman Bank, yang akan Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun 17,729,542,900 Hutang Pemegang Saham 7.188.820.761 Jumlah kewajiban Lancar 45.727.627.909 EKUITAS Modal Saham-modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh 1.500 1.500.000.000 lembar @Rp.1.000.000,- Saldo laba Ditahan 10.897.605.285 Jumlah Ekuitas 12.397.605.285 JUM LAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 58.125.233.193 Sumber : PT. Bumi Ligga Pertiwi

9 Tabel 4 PT. BUMI LINGGA PERTIWI LAPORAN LABA RUGI Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2008 KETERANGAN Jumlah (Rp) Penjualan 33.884.696.500 Harga pokok penjualan 26.475.365.137 Laba Kotor 7.409.331.363 Beban Usaha 4.016.933.830 Laba Usaha 3.392.397.533 Pendapatan/(Beban) lain-lain 1.749.956.286 Laba bersih sebelum pajak 1.642.441.247 Sumber : PT. Bumi Lingga Pertiwi Tabel 5 PT. BUMI LINGGA PERTIWI LAPORAN LABA RUGI Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2009 KETERANGAN Jumlah (Rp) Penjualan 34.748.565.500 Harga pokok penjualan 22.820.293.991 Laba Kotor 11.928.271.509 Beban Usaha 5.709.237.490 Laba Usaha 6.219.034.019 Pendapatan/(Beban) lain-lain 2.054.262.193 Laba bersih sebelum pajak 4.164.771.826 Sumber : PT. Bumi Lingga Pertiwi

10 6. Pembahasan 1. Rekonsiliasi Fiskal dan Perhitungan Nilai beda Temporer dan Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2008 Tabel 6 PT. BUMI LINGGA PERTIWI Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Komersial Ke Laporan Laba Rugi Fiskal Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2008 (Dinyatakan Dalam Rupiah) Laba/rugi komersial Laba/Rugi Fiskal KETERANGAN Koreksi Positif Negatif Penjualan 33,884,696,500 33,884,696,500 Harga pokok penjualan 26,475,365,137 26,475,365,137 Laba Kotor 7,409,331,363 7,409,331,363 Beban Usaha : Alat-alat Tulis 1,602,000 1,602,000 Gaji Pegawai 2,140,626,214 2,140,626,214 Iklan 192,446,002 52,905,902 139,540,100 Jamsostek 275,119,735 275,119,735 kerugian piutang 119,903,835 119,903,835 0 Listrik 151,751,794 151,751,794 Litbang Karyawan 2,150,000 2,150,000 Materai/Benda-benda Pos 7,251,500 7,251,500 Pameran 27,982,233 27,982,233 Pemasaran 209,600,350 26,967,000 182,633,350 Pemeliharaan Kendaraan 396,794,230 396,794,230 Penyusutan Gedung Kantor 7,800,000 7,800,000 Penyusutan Mesin&Peralatan 13,478,750 13,478,750 Penyusutan Kendaraan 124,951,744 124,951,744 Penyusutan Inventaris 31,066,617 13,924,809 17,141,808 Perjalanan Dinas 174,405,200 174,405,200 Promosi/Penjualan 10,740,000 10,740,000 Telepon/HP/Telex/Telegram 119,543,792 3,773,000 115,770,792 Fotocopy 6,258,500 6,258,500 Komputer, Printer, Tinta 4,925,500 4,925,500 Jumlah Beban Usaha 4,016,933,830 3,800,923,450 Laba Usaha 3,392,397,533 3,608,407,913

11 Pend/(Beban) lain-lain Pendapatan Lain-lain : Jasa Giro dan Bunga Deposit 85,510,241 85,510,241 0 Penjualan Aset Tetap 26,453,185 26,453,185 Selisih Barang Gudang 33,967,910 33,967,910 Jmlh Pendapatan Lain-lain 145,931,336 60,421,095 Beban Lain-lain: Bunga Bank/Pinjaman Kredit 1,601,574,950 1,601,574,950 Administrasi Bank 2,450,000 2,450,000 Jumlah Beban Lain-lain 1,604,024,950 1,604,024,950 Jml Pend./(Beban) Lainlain 1,749,956,286 1,664,446,045 Laba bersih sebelum pajak 1,642,441,247 217,057,587 85,510,241 1,943,961,868 Sumber : Data diolah Adapun Penyebab dari koreksi masing-masing rekening tersebut adalah sebagai berikut : a. Koreksi Fiskal Positif 1. Beban Entertaiment Di dalam beban iklan terdapat beban entertainment yang tidak ada daftar nominatifnya sebesar Rp. 52.905.902,00. Sesuai dengan pasal 6 ayat 1 huruf a, UU no.17 tahun 2000 tentang perubahan atas UU no.7 tahun 1983 tentang pajak peghasilan. Berdasarkan SE-27/PJ.22/1986, biaya ini dapat dijadikan pengurang dengan kegiatan usaha wajib pajak serta dibuatkan daftar nominatif yang kemudian dilampirkan dalam SPT tahunan pajak penghasilan. Daftar nominatif adalah daftar yang wajib dibuat dan dilampirkan oleh wajib pajak. Oleh karena biaya entertaiment ini tidak ada daftar nominatifnya, maka perlu dikoreksi positif sebesar Rp 52.905.902,00. 2. Beban Kerugian Piutang

12 Dalam beban kerugian piutang yang dianggarkan oleh perusahaan, yaitu sebesar 5% dari saldo piutang. Dari kerugian Piutang yang dianggarkan tersebut, tidak ada yg benar-benar menjadi kerugian. Dalam UU perpajakan pasal 9 ayat (1) huruf c, bahwa pembentukan atau penumpukan dana cadangan tidak boleh sebagai pengurang penghasilan, sehingga perlu dilakukan koreksi sebesar Rp.119.903.835,00 untuk Piutang usaha. 3. Dalam beban pemasaran terdapat biaya Sumbangan atau iuran. Menurut UU Perpajakan Pasal 9 ayat (1) huruf g, biaya sumbangan atau iuran termasuk kepada lingkungan, keagamaan dan sumbangan-sumbangan yang diberikan kepada instansi pemerintah tidak boleh sebagai pengurang dikarenakan pemberian sumbangan ini bermotivasi karitatif karena bagi yang menerima sumbangan/bantuan tidak dikenai PPh sehingga perlu dilakukan koreksi sebesar Rp 26.967.000,00 untuk tahun 2008. 4. Perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk mengakui beban penyusutan dan tidak menggunakan nilai sisa. Hal tersebut sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang memperbolehkan metode garis lurus dan saldo menurun untuk penyusutan harta berwujud bukan bangunan serta tidak memperbolehkan adanya nilai sisa dalam menghitung penyusutan. Tetapi untuk persen penyusutan inventaris kantor pada tahun 2008 perusahaan menggunakan 25% untuk kelompok 2. Hal tersebut tidak sesuai dengan peraturan perpajakan. Oleh karena itu penyusutan yang diakui oleh akuntansi dan fiskal berbeda, maka perlu dilakukan penyesuaian. Beban penyusutan

13 inventaris kantor yang diakui perusahaan tahun 2008 sebesar Rp. 31,066,617,00 dan harus direkonsiliasi Positif menjadi Rp. 13,924,809,00. 5. Biaya Telepon Dalam biaya telepon perusahaan terdapat biaya telepon atau handphone untuk direksi. Dalam SAK biaya telepon tersebut diperbolehkan untuk mengurangi laba kotor tetapi dalam keputusan Dirjen Pajak nomer KEP-220/PJ/2002, biaya pemeliharaan dan perbaikan kendaraan termasuk sedan dan pulsa handphone atau telepon seluler milik perusahaan yang digunakan pegawai karena jabatannya 50% dapat dikurangkan. Oleh sebab itu perlu dilakukan koreksi sebesar 50% dari Rp 7.546.000,00 untuk tahun 2008. b. Koreksi Fiskal Negatif 1. Pendapatan bunga atau jasa giro Pendapatan bunga atau jasa giro bank dalam peraturan perpajakan tidak dapat ditambahkan dalam penghasilan karena sudah dikenakan pajak final oleh pihak pemotong pajak. Pendapatan bunga atau jasa giro bank pada PT. Bumi Lingga Pertiwi pada tahun 2008 sebesar Rp 85.510.241,00. 2. Menghitung PPh Terutang Sesuai Dengan Tarif PPh yang Berlaku 50% x 28% x Rp. 1,943,961,868,- = Rp. 272,154,661,-. Oleh karena itu, Jumlah PPh tahun 2008 dicatat sebagai berikut : Beban PPh Tahun Berjalan Rp.. 272,154,661,-. Hutang Pajak Rp. 272,154,661,-.

14 3. Mencari Nilai Beda Temporer Akhir Periode Tabel 7 PT.BUMI LINGGA PERTIWI Pengidentifikasian Perbedaan Temporer dengan Pendekatan Neraca Untuk Periode Tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2008 KETERANGAN Perbedaan Temporer Acc. Base Tax Base Boleh dikurangkan (DTA) Kas dan setara kas 3,783,753,212 3,783,753,212 (-) (-) Piutang Usaha 398,076,690 398,076,690 (-) (-) Piutang lain-lain 4,480,323,905 4,480,323,905 (-) (-) Persediaan 15,737,061,624 15,737,061,624 (-) (-) Uang muka pajak 314,919,200 314,919,200 (-) (-) Tanah yang belum dikembangkan 29,059,028,351 29,059,028,351 (-) (-) Jumlah Aset Lancar 53,773,162,982 53,773,162,982 (-) (-) Gedung 156,000,000 156,000,000 (-) (-) Akm.penyusutan gedung -7,800,000-7,800,000 (-) (-) Mesin dan peralatan 215,660,000 215,660,000 (-) (-) Akm.Peny. mesin dan peralatan -13,478,750-13,478,750 (-) (-) Kendaraan 988,632,709 988,632,709 (-) (-) Akm.Penyusutan Kendaraan -124,951,744-124,951,744 (-) (-) Inventaris kantor 127,194,800 127,194,800 (-) (-) Akm. Peny. Inventaris kantor -31,066,617-17,141,808 13,924,809 (-) Jumlah Aset Tetap 1,310,190,398 1,324,115,207 (-) (-) JUMLAH ASET 55,083,353,380 55,097,278,189 (-) (-) Uang Muka Penjualan 11,115,935,287 11,115,935,287 (-) (-) Hutang usaha 3,012,594,757 3,012,594,757 (-) (-) Hutang Lain-lain 662,553,209 662,553,209 (-) (-) Biaya yang masih harus di bayar 4,825,204,385 4,825,204,385 (-) (-) Hutang Pajak 1,216,266,256 1,216,266,256 (-) (-) Pajak bank akan jth tempo dlm 1th 15,959,253,821 15,959,253,821 (-) (-) Hutang pemegang saham 9,850,311,777 9,850,311,777 (-) (-) Jumlah Kewajiban Lancar 46,642,119,492 46,642,119,492 (-) (-) Modal Saham 1,500,000,000 1,500,000,000 (-) (-) Saldo laba ditahan 6,941,233,000 6,941,233,888 (-) (-) Jumlah Ekuitas 8,441,233,888 8,441,233,888 (-) (-) 55,083,353,380 55,083,353,380 13,924,809 Sumber : data diolah Kena Pajak (DTL)

15 4. Menghitung DTA dan DTL berdasarkan tarif PPh yang berlaku DTA : 28% x Rp. 13,924,809,- = Rp 3.898.946,- DTL : 28% x Rp - = Rp 5. Membandingkan jumlah DTA dan DTL 31 Desember 2008 dengan saldo DTA dan DTL 1 Januari 2008 untuk menentukan besarnya penghasilan (beban) pajak tangguhan tahun 2008. DTA DTL 1 Januari 2008 Rp - Rp 31 Desember 2008 Rp 3.898.946,- Rp--------- Kenaikan/penurunan DTA Rp 3.898.946,- Rp,- dan DTL Kenaikan DTA tersebut dicatat sebagai berikut : Asset pajak Tangguhan Rp 3.898.946,- Pendapatan pajak Tangguhan Rp 3.898.946,- 6. Setelah adjusment dibuat dan PPh terutang tahun berjalan serta future tax effects dihitung dan diakui, maka laporan laba-rugi dan neraca untuk tahun 2008. Tabel 8 PT. BUMI LINGGA PERTIWI LAPORAN LABA RUGI Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2008 KETERANGAN Jumlah ( Rp ) Penjualan 33,884,696,500 Harga pokok penjualan -26,475,365,137 Laba Kotor 7,409,331,363 Beban Usaha -4,016,933,830

16 Laba Usaha 3,392,397,533 Pendapatan/(Beban) lain-lain -1,749,956,286 Laba bersih sebelum pajak 1,642,441,247 PPh Tahun Berjalan 272,154,661 pendapatan Pajak Tangguhan (3,898,946) Beban pajak 268,255,715 Laba bersih setelah pajak 1,374,185,532 Sumber : Data Diolah Tabel 9 PT. BUMI LINGGA PERTIWI NERACA Per 31 Desember 2008 KETERANGAN Jumlah (Rp) ASET LANCAR Kas dan Setara kas 3,783,753,212 Piutang Usaha 398,076,690 Piutang Lain-lain 4,480,323,905 Persediaan 15,737,061,624 Uang Muka Pajak 314,919,200 Tanah yang Belum dikembangkan 29,059,028,351 Jumlah Aset Lancar 53,773,162,982 ASET TETAP Gedung 156,000,000 Akm. Peny.Gedung -7,800,000 Mesin dan Peralatan 215,660,000 Akm. Peny. Mesin dan peralatan -13,478,750 Kendaraan 988,632,709 Akm. Peny. Kendaraan -124,951,744 Inventaris Kantor 127,194,800 Akm. Peny. Investaris Kantor -31066617 Jumlah Aset Tetap 1,310,190,398 Aset pajak tangguhan 3,898,946 JUMLAH ASET 55,087,343,326 KEWAJIBAN LANCAR Uang Muka Penjualan 11,115,935,287 Hutang Usaha 3,012,594,757 Hutang Lain-lain 662,553,209

17 Hutang Pajak Penghasilan 272,154,661 Biaya yang Masih Harus Dibayar 4,825,204,385 Hutang Pajak 1,216,266,256 P. Bank akan Jatuh Tempo Dlm 1 Th 15,959,253,821 Hutang Pemegang Saham 9,850,311,777 Jumlah Kewajiban Lancar 46,914,274,153 EKUITAS Modal saham 1,500,000,000 Saldo Laba di Tahan 6,673,069,173 Jumlah Ekuitas 8,173,069,173 JUM LAH KEWAJIBAN & EKUITAS 55,087,343,326 Sumber : Data Diolah 1. Rekonsiliasi Fiskal dan Perhitungan Nilai beda Temporer dan Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2009 Tabel 10 PT. BUMI LINGGA PERTIWI Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Komersial Ke Laporan Laba Rugi Fiskal Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009 (Dinyatakan Dalam Rupiah) KETERANGAN Laba/Rugi Koreksi Laba/Rugi Komersial Positif Negatif Fiskal Penjualan 34,748,565,500 34,748,565,500 Harga pokok penjualan 22,820,293,991 22,820,293,991 Laba Kotor 11,928,271,509 11,928,271,509 Beban Usaha : Alat-alat Tulis 2,057,500 2,057,500 Gaji Pegawai 3,190,656,179 3,190,656,179 Iklan 412,340,627 67,450,900 344,889,727 Jamsostek 298,900,000 298,900,000 Listrik 255,800,000 255,800,000 Litbang Karyawan 64,509,800 64,509,800 Materai/Benda-benda Pos 9,800,000 9,800,000 Pameran 69,567,000 69,567,000 Pemasaran 353,425,092 353,425,092 Pemeliharaan Kendaraan 502,776,700 502,776,700 Penyusutan Gedung Kantor 7,800,000 7,800,000 Penyusutan Mesin&Peralatan 13,478,750 13,478,750

18 Penyusutan Kendaraan 118,352,035 118,352,035 Penyusutan Inventaris 28,891,307 11,383,457 17,507,850 Perjalanan Dinas 201,344,500 115,780,000 85,564,500 Promosi/Penjualan 15,990,000 15,990,000 Telepon/HP/Telex/Telegram 145,769,000 3,940,050 141,828,950 Fotocopy 8,780,000 8,780,000 Komputer, Printer, Tinta 15,899,000 15,899,000 Jumlah Beban Usaha 5,709,237,490 5,510,683,083 Laba Usaha 6,219,034,019 6,417,588,426 Pend/(Beban) lain-lain Pendapatan Lain-lain : Jasa Giro dan Bunga Deposit 98,710,541 98,710,541 0 Penjualan Aset Tetap 32,052,165 32,052,165 Selisih Barang Gudang 32,007,770 32,007,770 Jmlh Pendapatan Lain-lain 162,770,476 64,059,935 Beban Lain-lain: Bunga Bank/Pinjaman Kredit 1,888,511,717 1,888,511,717 Administrasi Bank 2,980,000 2,980,000 Jumlah Beban Lain-lain 1,891,491,717 1,891,491,717 Jml Pend./(Beban) Lain-lain 2,054,262,193 1,955,551,652 Laba bersih sebelum pajak 4,164,771,826 187,170,950 110,093,998 4,462,036,774 Sumber : Data Diolah Adapun Penyebab dari koreksi masing-masing rekening tersebut adalah sebagai berikut : a. Koreksi Fiskal Positif 1. Beban Entertaiment Di dalam beban iklan terdapat beban entertainment yang tidak ada daftar nominatifnya sebesar Rp. 67.450.900,00. Sesuai dengan pasal 6 ayat 1 huruf a, UU no.17 tahun 2000 tentang perubahan atas UU no.7 tahun 1983 tentang pajak peghasilan. Berdasarkan SE-27/PJ.22/1986, biaya ini dapat dijadikan pengurang dengan kegiatan usaha wajib pajak serta dibuatkan daftar

19 nominatif yang kemudian dilampirkan dalam SPT tahunan pajak penghasilan. Daftar nominatif adalah daftar yang wajib dibuat dan dilampirkan oleh wajib pajak. Oleh karena biaya entertaiment ini tidak ada daftar nominatifnya, maka perlu dikoreksi positif sebesar Rp 67.450.900,00. 2. Biaya Telepon Dalam biaya telepon perusahaan terdapat biaya telepon atau handphone untuk direksi. Dalam SAK biaya telepon tersebut diperbolehkan untuk mengurangi laba kotor tetapi dalam keputusan Dirjen Pajak nomer KEP- 220/PJ/2002, biaya pemeliharaan dan perbaikan kendaraan termasuk sedan dan pulsa handphone atau telepon seluler milik perusahaan yang digunakan pegawai karena jabatannya 50% dapat dikurangkan. Oleh sebab itu perlu dilakukan koreksi sebesar 50% dari Rp 7.880.100 untuk tahun 2009. 3. Perusahaan mengakui beban perjalanan dinas sebesar Rp. 201.344.500,00 ditahun 2009. Tetapi dalam beban perjalanan dinas sebesar Rp. 115.780.000,00 digunakan untuk keperluan pribadi karyawan. Didalam peraturan perpajakan, biaya kendaraan perusahaan yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi tidak boleh dibebankan sebagai biaya. b. Koreksi fiskal negatif 1. Perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk mengakui beban penyusutan dan tidak menggunakan nilai sisa. Hal tersebut sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang memperbolehkan metode garis lurus dan saldo menurun untuk penyusutan harta berwujud bukan bangunan

20 serta tidak memperbolehkan adanya nilai sisa dalam menghitung penyusutan. Tetapi untuk persen penyusutan inventaris kantor pada tahun 2009 perusahaan menggunakan 25% untuk kelompok 2. Hal tersebut tidak sesuai dengan peraturan perpajakan. Oleh karena itu penyusutan yang diakui oleh akuntansi dan fiskal berbeda, maka perlu dilakukan penyesuaian. Beban penyusutan inventaris kantor yang diakui perusahaan tahun 2009 sebesar Rp. 28,891,307,00 dan harus direkonsiliasi negatif menjadi Rp. 11,383,457, 00. 2. Pendapatan bunga atau jasa giro Pendapatan bunga atau jasa giro bank dalam peraturan perpajakan tidak dapat ditambahkan dalam penghasilan karena sudah dikenakan pajak final oleh pihak pemotong pajak. Pendapatan bunga atau jasa giro bank pada PT. Bumi Lingga Pertiwi pada tahun 2009 sebesar Rp 98.710.541,00. 2.Menghitung PPh Terutang Sesuai Dengan Tarif PPh yang Berlaku 50% x 28% x Rp 4,462,036,774,- = Rp.624,685,148,-. Oleh karena itu, Jumlah PPh tahun 2009 dicatat sebagai berikut : Beban PPh Tahun Berjalan Rp 624,685,148,-. Hutang Pajak Rp. 624,685,148,-. 3. Mencari Nilai Beda Temporer Akhir Periode

21 Tabel 11 PT.BUMI LINGGA PERTIWI Pengidentifikasian Perbedaan Temporer dengan Pendekatan Neraca Untuk Periode Tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2009 Perbedaan Temporer KETERANGAN Acc. Base Tax Base Boleh Kena dikurangkan Pajak (DTA) (DTL) Kas dan setara kas 4,646,542,385 4,646,542,385 (-) (-) Piutang Usaha 462,656,440 462,656,440 (-) (-) Piutang lain-lain 3,486,200,669 3,486,200,669 (-) (-) Persediaan 16,489,368,001 16,489,368,001 (-) (-) Uang muka pajak 0 0 (-) (-) Tanah yang belum dikembangkan 31,815,066,712 31,815,066,712 (-) (-) Jumlah Aset Lancar 56,899,834,207 56,899,834,207 (-) (-) Gedung 156,000,000 156,000,000 (-) (-) Akm.penyusutan gedung -7,800,000-7,800,000 (-) (-) Mesin dan peralatan 215,660,000 215,660,000 (-) (-) Akm.Peny. mesin dan peralatan -13,478,750-13,478,750 (-) (-) Kendaraan 895,066,278 895,066,278 (-) (-) Akm.Penyusutan Kendaraan -118,352,035-118,352,035 (-) (-) Inventaris kantor 127,194,800 127,194,800 (-) (-) Akm. Peny. Inventaris kantor -28,891,307-17,507,850 11,383,457 (-) Jumlah Aset Tetap 1,225,398,986 1,236,782,443 (-) (-) JUMLAH ASET 58,125,233,193 58,136,616,650 (-) (-) Uang Muka Penjualan 13,586,760,787 13,586,760,787 (-) (-) Hutang usaha 2,656,328,026 2,656,328,026 (-) (-) Hutang Lain-lain 844,156,929 844,156,929 (-) (-) Biaya yang masih harus di bayar 2,775,802,383 2,775,802,383 (-) (-) Hutang Pajak 946,216,123 946,216,123 (-) (-) Pajak bank akan jth tempo dlm 1th 17,729,542,900 17,729,542,900 (-) (-) Hutang pemegang saham 7,188,820,760 7,188,820,760 (-) (-) Jumlah Kewajiban Lancar 45,727,627,908 45,727,627,908 (-) (-) Modal Saham 1,500,000,000 1,500,000,000 (-) (-) Saldo laba di tahan 10,897,605,285 10,897,605,285 (-) (-) Jumlah Ekuitas 12,397,605,285 12,397,605,285 (-) (-) 58,125,233,193 58,125,233,193 11,383,457 (-) Sumber : Data Diolah

22 4. Menghitung DTA dan DTL berdasarkan tarif PPh yang berlaku DTA : 28% x Rp. 11.383.457,- = Rp 3.187.368,- DTL : 28% x Rp 0,- = Rp 0,- 5. Membandingkan jumlah DTA dan DTL 31 Desember 2009 dengan saldo DTA dan DTL 1 Januari 2009 untuk menentukan besarnya penghasilan (beban) pajak tangguhan tahun 2009. DTA DTL 1 Januari 2009 Rp 3.898.946,- Rp - 31 Desember 2009 Rp 3.187.368,- Rp,------------- Kenaikan/penurunan DTA Rp 711.578,- Rp - dan DTL Penurunan DTA tersebut membuat beban pajak akan lebih besar dari pajak terutang maka dicatat sebagai berikut : Beban pajak tangguhan Rp 711.578,- Aset pajak tangguhan Rp 711.578,- 6. Setelah adjusment dibuat dan PPh terutang tahun berjalan serta future tax effects dihitung dan diakui, maka laporan laba-rugi dan neraca untuk tahun 2009.

23 Tabel 12 PT. BUMI LINGGA PERTIWI LAPORAN LABA RUGI Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2009 KETERANGAN Jumlah ( Rp ) Penjualan 34,748,565,500 Harga pokok penjualan -22,820,293,991 Laba Kotor 11,928,271,509 Beban Usaha -5,709,237,490 Laba Usaha 6,219,034,019 Pendapatan/(Beban) lain-lain -2,054,262,193 Laba bersih sebelum pajak 4,164,771,826 PPh Tahun Berjalan 624,685,148 Beban Pajak Tangguhan 711,578 Beban pajak 625,396,726 Laba Bersih Setelah Pajak 3,539,375,100 Sumber : Data Diolah Tabel 13 PT. BUMI LINGGA PERTIWI NERACA Per 31 Desember 2009 KETERANGAN Jumlah (Rp) ASET LANCAR Kas dan Setara kas 4,646,542,385 Piutang Usaha 462,656,440 Piutang Lain-lain 3,486,200,669 Persediaan 16,489,368,001 Uang Muka Pajak 0 Tanah yang Belum dikembangkan 31,815,066,712 Jumlah Aset Lancar 56,899,834,207 ASET TETAP Gedung 156,000,000 Akm. Peny.Gedung -7,800,000 Mesin dan Peralatan 215,660,000

24 Akm. Peny. Mesin dan peralatan -13,478,750 Kendaraan 895,066,278 Akm. Peny. Kendaraan -118,352,035 Inventaris Kantor 127,194,800 Akm. Peny. Investaris Kantor -28,891,307 Jumlah Aset Tetap 1,225,398,986 Aset Pajak Tangguhan 711,578 JUMLAH ASET 58,125,944,771 KEWAJIBAN LANCAR Uang Muka Penjualan 13,586,760,787 Hutang Usaha 2,656,328,026 Hutang Lain-lain 844,156,929 Hutang Pajak Penghasilan 624,685,148 Biaya yang Masih Harus Dibayar 2,775,802,383 Hutang Pajak 946,216,123 P. Bank akan Jatuh Tempo Dlm 1 Th 17,729,542,900 Hutang Pemegang Saham 7,188,820,760 Jumlah Kewajiban Lancar 46,352,313,056 EKUITAS Modal Saham 1,500,000,000 Saldo laba Ditahan 10,273,631,715 Jumlah Ekuitas 11,773,631,715 JUM LAH KEWAJIBAN & EKUITAS 58,125,944,771 Sumber : Data Diolah 7.Kesimpulan PT.Bumi Lingga Pertiwi adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam sektor property yaitu sebagai pengembang perumahan di kawasan Gresik Kota Baru.. Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

25 PT. Bumi Lingga Pertiwi dalam membuat laporan keuangan komersial belum sampai menggunakan Akuntansi PPh yang berbasis PSAK 46, sehingga Laporan Laba Rugi belum sampai laba fiskal pajak. Maka PT. Bumi Lingga Pertiwi harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Rekonsiliasi Fiskal a. Tahun 2008 Jumlah Laba Sebelum Pajak menurut nilai tercatat (menurut Akuntansi) dengan Laba Sebelum Pajak menurut DPP (menurut fiskal) menjadi lebih besar, di tahun 2008 dari Rp 1.642.441.247,- menjadi Rp 1.943.961.868,- sehingga terdapat selisih sebesar Rp. 301.520.621,- b. Tahun 2009 Jumlah Laba Sebelum Pajak menurut nilai tercatat (menurut Akuntansi) dengan Laba Sebelum Pajak menurut DPP (menurut fiskal) dari Rp. 4.164.771.826,- menjadi Rp 4.462.036.774,- sehingga terdapat selisih sebesar Rp 279.264.948,-. Dimana perbedaan tersebut disebabkan karena pengakuan pendapatan dan biaya yang berbeda antara akuntansi dan fiskal, yang mana jumlah Laba Sebelum Pajak (Laba Kena Pajak) yang dihasilkan menurut fiskal menjadi lebih besar maka jumlah pajak yang harus dibebankan tahun 2008 sebesar Rp. 272.154.661,- sedangkan tahun 2009 sebesar Rp. 624.685.148,- 2. Perbedaan temporer Pebedaan temporer Dapat dikelompokkan menjadi perbedaan temporer boleh dikurangkan dan perbedaan temporer kena pajak. Perbedaan temporer yang