Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

dokumen-dokumen yang mirip
Sintesis Nanokomposit Karbon-TiO 2 Sebagai Anoda Baterai Lithium

PENGARUH TEMPERATUR SINTERING KARBON AKTIF BERBASIS TEMPURUNG KEMIRI TERHADAP SIFAT LISTRIK ANODA BATERAI LITIUM

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SONOKIMIA

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN

KARAKTERISASI SEMIKONDUKTOR TIO 2 (ZnO) SEBAGAI SENSOR LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG)

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

Pengaruh Konsentrasi LiOH terhadap Sifat Listrik Anoda Baterai Litium Berbasis Karbon Aktif Tempurung Kemiri

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Waktu Sonikasi terhadap Konduktivitas Listrik Zeolit Berbahan Abu Dasar Batubara Menggunakan Metode Peleburan Alkali Hidrotermal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan

KARAKTERISASI I-V SEMIKONDUKTOR HETEROKONTAK CuO/ ZnO(TiO 2 ) SEBAGAI SENSOR GAS HIDROGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SINTESIS KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN UNTUK PEMURNIAN AIR GAMBUT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

Bab III Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT)

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM Fe 2 O 3 DENGAN VARIASI KETEBALAN YANG DIBUAT DARI MINERAL LOKAL DI ATMOSFIR UDARA DAN ATMOSFIR ALKOHOL

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

BAB V ANALISIS HASIL PERCOBAAN DAN DISKUSI

Karakterisasi Sensor TiO 2 Didoping ZnO untuk Mendeteksi Gas Oksigen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

Bab III Metodologi Penelitian

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

Sintesis Nanopartikel MnO 2 dengan Metode Elektrolisa Larutan KMnO 4

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

PENGARUH TEMPERATUR HIDROTERMAL TERHADAP KONDUKTIVITAS LISTRIK ZEOLIT SINTETIS DARI ABU DASAR BATUBARA DENGAN METODE ALKALI HIDROTERMAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ (ECCO) UNTUK UNDER-DOPED

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

SINTESIS KOMPOSIT PAni/KARBON DARI TEMPURUNG KEMIRI (Aleurites moluccana) SEBAGAI ELEKTRODA KAPASITOR

Pengaruh Temperatur Kalsinasi pada Sintesis Nanopartikel Silika Pantai Purus Kota Padang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi diyakini akan menjadi suatu konsep teknologi yang akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

Analisis Struktural Seng Oksida (ZNO) Dari Limbah Dross Galvanisasi

DETEKTOR GAS OKSIGEN DARI BAHAN SEMIKONDUKTOR TiO2 DOPING CuO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI MORPHOLOGY CAMPURAN PLASTIK PET DENGAN BAN BEKAS (RR), PLASTIK PET DENGAN KOMPON (NR) DAN BAN BEKAS (RR) DENGAN KOMPON (NR) DENGAN METODE HPHTS

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. banyak lagi kebutuhan yang lainya. Air yang digunakan adalah air tawar. Air tawar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 5.1 Hasil Mikroskop nanofiber PEO 5 wt%

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

PERFORMANSI SEL SURYA YANG DIHASILKAN THE EFFECT OF INSERTION OF IRON METALSON TITANIA ACTIVE LAYERTO THE MORPHOLOGICAL STURCTURE AND RESISTANCE OF

BATERAI BATERAI ION LITHIUM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai Mei 2015,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Variasi ph dan Temperatur Sintering terhadap Nilai Sensitivitas Material TiO 2 Sebagai Sensor Gas CO

Aplikasi HEM dalam Pembuatan Serbuk Nano LTAP

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB IV RANCANGAN PENELITIAN SPRAY DRYING DAN SPRAY PYROLYSIS. Rancangan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama :

J. Sains Dasar (1) 1-7

ISSN Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SINTESIS MATERIAL AKTIF KATODA LiFe 0.9 Ni 0.1 PO 4 DENGAN VARIASI PELAPISAN CARBON DARI TAPIOKA SKRIPSI SRI RAKHMAWATI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Yuliani Arsita *, Astuti Jurusan Fisika Universitas Andalas * yulianiarsita@yahoo.co.id ABSTRAK Nanokomposit TiO 2 /karbon telah disintesis menggunakan metode solid state reaction. Sintesis dilakukan pada variasi persentase massa karbon 20, 40, 60, 80 dan 100%. Nanokomposit dikalsinasi pada suhu 400 o C dan kemudian dikarakterisasi menggunakan SEM-EDS and LCR meter. Profil SEM menunjukkan TiO 2 /karbon tersusun oleh partikel-partikel yang kecil hampir mendekati skala nanometer. Ukuran partikel terkecil dimiliki oleh sampel dengan persentase massa karbon 60%, yaitu berkisar 158 nm. Konduktivitas listrik sampel untuk masing-masing persentase karbon secara berurutan adalah 2,14 10-3 S/m; 8,47 10-3 S/m; 1,29 10-2 S/m; 5,92 10-3 S/m dan 1,82 10-3 S/m. Konduktivitas listrik TiO 2 /karbon tertinggi dimiliki sampel dengan persentase karbon 60% yaitu 1,29 10-2 S/m. Konduktivitas TiO 2 /karbon lebih tinggi dibandingkan TiO 2 yaitu 6,03 10-3 S/m. Kata kunci : konduktivitas, metode solid state reaction, nanokomposit ABSTRACT Nanocomposite of TiO 2 /carbon has been synthesized by solid state reaction method. Synthesis has been conducted with the variation of the mass percentage of carbon 20, 40, 60, 80 and 100%. Caltination of nanocomposite has been done at temperature of 400 o C and characterized has been done by SEM-EDS and LCR meter. SEM images show that TiO 2 /carbon near nanometer size particles. The smallest particle size is belong to the sample with carbon mass percentage of 60% that is 158 nm. The electrical conductivity of the samples for each percentage of carbon are 2.14 10-3 S/m; 8.47 10-3 S/m; 1.29 10-2 S/m; 5.92 10-3 S/m dan 1.82 10-3 S/m respectively. Sample with carbon percentage of 60% have higher electrical conductivity (1.29 10-2 S/m.). Electrical conductivity of TiO 2 /carbon is higher than that of TiO 2, that is 6.03 10-3 S/m. Keywords: conductivity, solid state reaction method, nanocomposite I. PENDAHULUAN Titanium dioksida (TiO 2 ) merupakan bahan semikonduktor yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi, seperti sel surya, detektor, superkapasitor. Hal ini disebabkan TiO 2 memiliki sifat stabilitas kimia, transfer muatan dan sifat listrik yang baik. Peningkatan sifat mekanik, sifat elektronik dan sifat katalitik material TiO 2 dapat direkayasa melalui pembentukannya menjadi skala nanometer (Fatimah, 2009). TiO 2 juga merupakan semikonduktor ekstrinsik tipe-n paling stabil terhadap fotokorosi hampir dalam semua larutan kecuali larutan yang sangat asam atau mengandung florida (Brown, 1992). Selain itu, TiO 2 mempunyai harga lebih murah, tidak beracun dan bersifat inert (Graetzel, 2003). Meskipun TiO 2 memiliki sifat kestabilan yang tinggi, namun memiliki nilai kelistrikan dan daya serap yang rendah terhadap cahaya matahari dan larutan, sehingga pada penelitian ini TiO 2 direkayasa dengan membentuknya menjadi nanokomposit untuk didapatkan konduktivitas yang lebih baik dan ukuran partikel yang lebih kecil. Ukuran partikel yang kecil akan mempengaruhi daya serap material tersebut. TiO 2 dicampur dengan karbon aktif hingga menjadi sebuah nanokomposit TiO 2 /karbon. Hal ini dilakukan karena pengaruh penambahan karbon ke dalam TiO 2 sangat besar, dimana 1% berat dari bola karbon dengan ukuran 100 nm bila ditambahkan ke dalam TiO 2 akan memiliki efek yang sangat baik pada sifat listrik komposit tersebut (Fu, dkk, 2011). Karbon yang digunakan pada penelitian ini berasal dari bahan alam yaitu arang dari bambu betung. Bambu ini mudah didapat dan arang aktifnya menghasilkan absorpsi tinggi dengan angka melebihi Standar Industri Indonesia (SII), karena nilai bilangan iodin bambu betung berkisar antara 337-379 mg/g. Menurut Lestari (2012) secara umum untuk mengetahui daya serap karbon aktif dapat diketahui berdasarkan daya serapnya terhadap larutan iodin. Karbon aktif yang memiliki kemampuan daya serap tinggi terhadap larutan iodin 268

Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 3, Juli 2016 ISSN 2302-8491 berarti mempunyai luas permukaan yang lebih tinggi dan juga mempunyai struktur mikro dan mesopori yang lebih besar. Sintesis nanokomposit TiO 2 /karbon yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode solid state reaction, dimana keunggulan metode ini yaitu peralatan yang digunakan sederhana dan pengolahannya yang mudah serta dapat menjaga kemurnian fasa. II. METODE 2.1 Pembuatan Serbuk Karbon Aktif Bambu Betung Bambu betung dibersihkan lalu dikeringkan. Kemudian dipanaskan dalam furnace sampai temperatur 600 o C dan ditahan selama 60 menit hingga berubah menjadi arang. Arang bambu betung digerus, kemudian direndam dalam larutan H 3 PO 4 dengan konsentrasi 2,5% selama 24 jam. Setelah direndam kemudian dipanaskan menggunakan furnace pada temperatur 600 o C sehingga menghasilkan karbon aktif. Karbon aktif dicuci dengan aquades sampai mencapai ph netral. Karbon aktif yang telah dicuci kemudian dikeringkan dalam furnace pada temperatur 120 o C selama 120 menit. 2.2 Pembuatan Nanokomposit TiO 2 /Karbon TiO 2 diaktivasi dengan cara dipanaskan pada temperatur 200 C menggunakan oven selama 4 jam. Bahan baku berupa serbuk TiO 2 yang digunakan sebanyak 2 g dan karbon aktif dengan variasi persentase massa karbon sebesar 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Serbuk TiO 2 dan karbon dicampur dan digerus selama 120 menit sampai homogen. Kemudian komposit dikalsinasi pada temperatur 400 C selama 6 jam. Selanjutnya TiO 2 /karbon dikarakterisasi dengan SEM untuk melihat morfologi permukaannya. Nanokomposit dikompaksi dalam bentuk pelet dan selanjutnya di sintering pada temperatur 200 o C. Setelah itu, pelet diukur dengan LCR meter untuk mendapatkan nilai resistansinya. Konduktivitas listrik (σ) diperoleh dengan menggunakan Persamaan 1, dimana (l) adalah ketebalan pelet, (R) adalah resistansi dan (A) adalah luas permukaan pelet. l (1) RA III. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Analisis Permukaaan Nanokomposit TiO 2 /Karbon menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy) Analisis SEM digunakan untuk menganalisis morfologi permukaan dari TiO 2 /karbon dengan persentase massa karbon 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Sampel dengan persentase massa karbon 20% dan 40% memiliki morfologi permukaan seperti yang ditunjukkan Gambar 1. Diameter partikel dari sampel-sampel tersebut yaitu berkisar 207,0 nm untuk persentase massa karbon 20% dan 179,8 nm untuk persentase massa karbon 40%. Gambar 1 Profil SEM TiO 2 /karbon dengan persentase massa karbon (a) 20% dan (b) 40% dengan perbesaran 10.000 kali 269

Sedangkan untuk sampel dengan persentase massa karbon 80% dan 100% diperoleh diameter partikelnya berkisar 187,8 nm dan 197,8 nm. Morfologi permukaan dari sampelsampel tersebut terlihat pada profil SEM seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2 Profil SEM TiO 2 /karbon dengan persentase massa karbon (a) 80% dan (b) 100% dengan perbesaran 10.000 kali Gambar 3 menunjukkan morfologi permukaan dari sampel dengan persentase massa karbon 60%. Diameter partikel dari sampel ini berkisar 158,0 nm. Jika dibandingkan dengan sampel-sampel sebelumnya, ukuran diameter sampel ini lebih kecil dan hampir mendekati skala nanometer, artinya sampel ini memiliki luas permukaan partikel yang besar. Luas permukaan partikel yang besar akan mempengaruhi daya serap material. Semakin besar luas permukaan partikel sebuah material, maka akan semakin besar pula kemampuan penyerapan material tersebut terhadap cahaya matahari ataupun larutan. Gambar 3 Profil SEM TiO 2 /karbon dengan persentase massa karbon 60% dengan perbesaran 10.000 kali Berdasarkan hasil profil SEM untuk keseluruhan sampel nanokomposit TiO 2 /karbon diketahui bahwa nanopartikel dari TiO 2 yang berbentuk serbuk putih menempel dan menyebar pada permukaan karbon. Penambahan persentase massa karbon menyebabkan terhalangnya penggumpalan antara sesama partikel-partikel TiO 2. Penyebaran partikel TiO 2 yang merata menyebabkan luas permukaan partikel material tersebut semakin besar. 3.2 Karakterisasi Konduktivitas Listrik menggunakan LCR meter Berdasarkan data resistansi dari LCR meter, maka dapat ditentukan konduktivitas setiap sampel menggunakan Persamaan 1. Hasil karakterisasi menggunakan LCR meter diperoleh konduktivitas listrik TiO 2 (0% karbon) sebesar 6,03 10-3 S/m. Nilai resistansi dan konduktivitas untuk setiap variasi persentase massa karbon pada nanokomposit TiO 2 /karbon dapat dilihat pada Tabel 1. 270

Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 3, Juli 2016 ISSN 2302-8491 Tabel 1 Pengaruh persentase massa karbon terhadap resistansi dan konduktivitas No Persentase massa karbon (%) Resistansi (Ω) Konduktivitas (S/cm) 1 20 4919,0 2,14 10-3 2 40 1457,0 8,47 10-3 3 60 913,1 1,29 10-2 4 80 1764,3 5,92 10-3 5 100 4850,0 1,82 10-3 Grafik hubungan antara massa karbon aktif pada nanokomposit TiO 2 /karbon terhadap konduktivitas dapat dilihat pada Gambar 4. Pada grafik Gambar 4 terlihat terjadi peningkatan konduktivitas listrik nanokomposit TiO 2 /karbon sampai pada penambahan karbon 60%. Penambahan karbon yang lebih banyak menyebabkan terjadinya penurunan konduktivitas listrik. Peningkatan konduktivitas disebabkan karena karbon memiliki konduktivitas listrik yang cukup baik. Sedangkan penurunan konduktivitas disebabkan oleh kenaikan ukuran partikel. Sampel dengan persentase massa karbon 60% memiliki ukuran partikel yang paling kecil dibandingkan sampel lain, dan pada sampel tersebut terlihat partikel TiO 2 tersebar secara merata diatas permukaan karbon. Gambar 4 Grafik hubungan nilai konduktivitas listrik nanokomposit TiO2/karbon terhadap persentase massa karbon aktif Selain itu, nilai konduktivitas listrik yang kecil untuk sampel dengan persentase massa karbon 60% dipengaruhi oleh persentase atom yang terkandung pada sampel tersebut seperti ditunjukkan oleh Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan unsur-unsur yang terkandung pada sampel dengan persentase massa karbon 60% meliputi unsur Ti, C dan O. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa tidak terdapat unsur lain yang terkandung pada sampel tersebut. Gambar 5 Grafik SEM-EDS yang menunjukkan unsur-unsur yang terkandung pada TiO 2 /karbon dengan persentase masssa karbon 60% 271

Tabel 2 Unsur-unsur yang terkandung pada sampel dengan persentase massa karbon 60% hasil karakterisasi SEM-EDS Elemen Persentase berat (%) Persentase atom (%) Formula C 10,85 21,26 O 35,70 52,50 TiO 2 Ti 53,45 26,25 Total 100,00 - - Tabel 2 menunjukkan persentase atom C dari sampel tersebut cukup tinggi dan relatif seimbang dengan persentase atom Ti. Hal ini mempengaruhi konduktivitas listrik dari sampel tersebut, dimana konduktivitas listrik karbon cukup tinggi yaitu berkisar 2,86 10 4 S/m. Selain itu, persentase atom Ti dan C yang seimbang mempengaruhi penyebaran Ti pada permukaan karbon. Semakin homogen penyebaran Ti diatas permukaan karbon, maka akan mengurangi penggumpalan antara sesama atom Ti, artinya akan semakin meningkatkan konduktivitas listrik material tersebut. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan pengaruh penambahan massa karbon dengan persentase 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% yaitu didapatkan partikel TiO 2 /karbon yang halus dan TiO 2 tersebar merata di atas permukaan karbon dari hasil analisis profil SEM. Konduktivitas dari TiO 2. /karbon diperoleh nilai tertinggi pada persentase karbon 60% yaitu 1,29 10-2 S/m melebihi konduktivitas TiO 2 yang bernilai 6,03 10-3 S/m. Sehingga TiO 2 yang telah ditambahkan karbon aktif dari bambu betung lebih baik konduktivitas listriknya dibandingkan dengan TiO 2 murni, DAFTAR PUSTAKA Brown, G.N., Birks, J.W. and Koval, C.A., Analysis Chemistry, 64, 427-434 (1992). Fu, S., Li, F., Huo, Z., dan Gu, Y., International Journal of the Physical Sciences, 6 (26), 6159-6165 (2011). Lestari, D., Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif dari Ban Bekas dengan Bahan Pengaktif NaC pada Temperartur Pengaktifan 700 o C dan 750 o C, Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negri Malik Ibrahim, Malang, (2012). Fatimah, Is., Jurnal Penelitian Saintek, 14, 1 (2009). Graetzel, M., Journal of Photochemistry and Photobiology C Photochemistry Reviews, 4,145-153 (2003). 272