BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Suparman Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis difraksi sinar X serbuk ZrSiO 4 ZrSiO 4 merupakan bahan baku utama pembuatan membran keramik ZrSiO 4. Untuk mengetahui kemurnian serbuk ZrSiO 4, dilakukan analisis menggunakan teknik difraksi sinar-x. Difraktogram serbuk ZrSiO4 dapat dilihat pada gambar IV. Gambar IV.1 Difraktogram sinar X serbuk ZrSiO 4 Gambar IV.2 Difraktogram sinar-x serbuk ZrSiO 4 PDF 26
2 Nilai 2θ serbuk ZrSiO 4 yang diperoleh dari analisis difraksi sinar-x (Gambar IV.1) yaitu,02; 27,02; 35,58; 38,6;,64; 43,78; 47,6; 52,24; 53,64; 55,6; 62,9; 67,8; 68,74;,74;,76; 88,94. Jika hasil analisis tersebut dibandingkan dengan sudut 2θ yang diperoleh dari PDF (Gambar IV.2), serbuk ZrSiO 4 yang digunakan untuk pembuatan membran memiliki kemiripan 73,68%. Maka dapat dikatakan bahwa serbuk yang digunakan merupakan serbuk ZrSiO 4. IV.2 Pembuatan membran ZrSiO 4 Untuk membuat membran komposit keramik ZrSiO 4 -TiO 2, dibuat terlebih dahulu pendukung membran ZrSiO 4. Pendukung membran ini kemudian dilapisi dengan TiO 2 sebagai lapisan selektif membran pendukung. Pembuatan pendukung membran ZrSiO 4 dilakukan menggunakan metode sintering menghasilkan membran ZrSiO 4 yang keras dan tidak mudah pecah. Tahap sintering dimulai dengan mencetak serbuk ZrSiO 4 dengan cara uniaxial pressing menggunakan cetakan dengan diameter 2,475 cm. Sebelum digunakan, serbuk ZrSiO 4 diayak menggunakan ayakan berukuran 0 mesh, sehingga didapatkan ukuran serbuk yang lebih kecil. Serbuk awal ZrSiO 4 yang tidak diayak akan menghasilkan membran ZrSiO 4 yang mudah pecah, sedangkan serbuk ZrSiO 4 yang diayak, menghasilkan membran ZrSiO 4 yang keras dan tidak mudah pecah. Ukuran serbuk awal mempengaruhi kualitas membran ZrSiO 4 yang dihasilkan, saat di-sinter proses difusi antarmuka akan terjadi jika ukuran partikel lebih kecil. PVA yang digunakan sebagai zat pengikat (binder) yaitu PVA dengan BM PVA dengan BM yang lebih rendah menghasilkan membran ZrSiO 4 yang retak dan mudah pecah. PVA merupakan partikel yang dapat membentuk jembatan antara serbuk keramik sehingga PVA dengan BM yang lebih tinggi akan memberikan kekuatan melekat yang lebih besar. PVA juga merupakan aditif yang berfungsi mencegah terjadinya retak pada membran pada saat dipanaskan selama proses sintering. PVA yang kita gunakan sebagai pengikat terlebih dahulu dilarutkan dalam 27
3 air panas. Hal ini bertujuan agar serbuk PVA terdispersi lebih merata dalam campuran cetak membran ZrSiO 4. Pada saat dipanaskan pada suhu sintering, green compact ZrSiO 4 akan mengalami penyusutan. Besarnya penyusutan yang terjadi dapat dilihat pada Gambar IV.3. Penyusutan green compact ZrSiO 4 dengan komposisi 90: 0,2: 9,8 lebih besar dibandingkan komposisi 95: 0,1: 4,9. Penyusutan yang lebih tinggi dihasilkan pada suhu sintering yang lebih tinggi. Penyusutan berat 10 % Penyusutan Suhu Sintering ( o C) Gambar IV.3 Aluran penyusutan berat terhadap suhu sintering IV.3 Variasi komposisi Ukuran pori membran ZrSiO 4 dipengaruhi oleh perbedaan komposisi campuran membran ZrSiO 4, PVA dan air yang digunakan. Hal tersebut dapat kita lihat dari perbedaan fluks yang dihasilkan oleh membran ZrSiO 4 dengan berbagai komposisi yang bisa dilihat pada Gambar IV.4. Uji permeabilitas membran dilakukan pada 3 skala laju alir. 28
4 Membran ZrSiO 4 suhu sintering 10 o C 1 R 2 = R 2 = Laju Alir (L/jam) Membran ZrSiO 4 suhu sintering 1300 o C 1 R 2 = R 2 = Laju Alir (L/jam) (b) Membran ZrSiO 4 suhu sintering 10 o C 1 R 2 = 1 R 2 = Laju Alir (L/jam) (c) Gambar IV.4 Aluran fluks terhadap laju alir untuk membran pendukung ZrSiO 4 yang di-sinter pada berbagai suhu. 10 o C, (b) o C, dan (c). 10 o C 29
5 Gambar IV.4 memperlihatkan bahwa komposisi pendukung membran ZrSiO 4 dengan perbandingan 90: 0,2: 9,8 memiliki fluks yang lebih tinggi dibandingkan dengan fluks pendukung membran dengan komposisi 95: 0,1: 4,9. Berdasarkan hal tersebut, maka variasi komposisi membran ZrSiO 4 90: 0,2: 9,8 dipilih sebagai membran yang akan dilapisi dengan TiO 2. Konsentrasi aditif yang lebih rendah menghasilkan struktur membran yang lebih rapat, sehingga fluks air akan semakin rendah. Pada saat laju alir meningkat, maka fluks juga meningkat secara linier. Hal tersebut disebabkan karena gaya dorong yang besar akan lebih memudahkan umpan untuk berpermeasi melalui membran. IV.4 Variasi suhu sintering Ukuran pori pendukung membran ZrSiO 4 dipengaruhi oleh suhu sintering. Variasi suhu sintering yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 10, 1300 dan 10 o C. Secara kuantitatif, pori pendukung membran ZrSiO 4 tergambar oleh fluks yang dihasilkan membran pada tekanan yang sama. 1 Fluks pendukung membran untuk setiap komposisi pada berbagai suhu dapat dilihat pada gambar IV.5. Laju alir 157,61 L/jam Suhu Sintering ( o C) 30
6 Laju alir 283,43 L/jam Suhu Sintering ( o C) (b) Laju alir 283,43 L/jam Suhu Sintering ( o C) (c) Gambar IV.5 Aluran fluks pendukung membran ZrSiO 4 terhadap suhu sintering padaberbagai laju alir a. 157,61; b. 283,43; c. 381,02 L/jam Gambar IV.5 memperlihatkan bahwa suhu sintering 1300 o C menghasilkan nilai fluks yang paling tinggi, sehingga dipilih sebagai suhu sintering yang akan digunakan untuk menghasilkan pendukung membran ZrSiO 4 yang akan dilapisi dengan TiO 2. Fluks akan meningkat seiring dengan naiknya suhu sintering. (11) Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya fluks pendukung membran ZrSiO 4 yang di-sinter pada suhu 10 dan 1300 o C. Untuk suhu sintering 10 o C, fluks pendukung membran ZrSiO 4 31
7 terhadap air menurun. Hal ini disebabkan karena suhu o C merupakan zona transisi zirkon. (11) Pada zona transisi ini terjadi proses pemadatan yang menyebabkan porositas menurun, sedangkan proses penyusutan pendukung membran akan meningkat. IV.5 Membran ZrSiO 4 -TiO 2 1 ZrSiO4 ZrSiO4-TiO2 R 2 = Fluks (L/jam m2) R 2 = Laju Alir (L/jam) Permeabilitas membran ZrSiO 4 -TiO 2 Air Larutan Pb(II) R 2 = R 2 = Laju Alir (L/jam) (b) Gambar IV.6 Aluran fluks membran ZrSiO 4 -TiO 2 terhadap laju alir larutan umpan air, (b) larutan umpan Pb(NO 3 ) 2 32
8 Gambar IV.6. menunjukkan fluks terhadap air pendukung membran ZrSiO 4 dan membran ZrSiO 4 yang telah dilapisi dengan TiO 2. Membran ZrSiO 4 -TiO 2 memiliki fluks yang lebih kecil dibandingkan pendukung membran ZrSiO 4. Hal ini terjadi karena partikel TiO 2 yang menutupi permukaan membran ZrSiO 4 memiliki ukuran partikel yang lebih kecil daripada partikel ZrSiO 4, sehingga secara keseluruhan membran ZrSiO 4 -TiO 2 memiliki struktur yang lebih rapat daripada pendukung membran ZrSiO 4. Gambar IV.6.(b) memperlihatkan fluks membran ZrSiO 4 -TiO 2 terhadap air dan larutan Pb(II). Pada laju alir 157,61 L/jam dan 283,43 L/jam membran ZrSiO 4 -TiO 2 menunjukkan fluks yang lebih rendah dibandingkan fluks pendukung membran ZrSiO 4. Pada laju alir 381,02 L/jam membran ZrSiO 4 -TiO 2 menunjukkan fluks terhadap larutan Pb(II) yang lebih tinggi dibandingkan terhadap air. Hal ini disebabkan karena pada laju alir tersebut lapisan TiO 2 terlepas dari pendukung membran ZrSiO 4. Rapatnya struktur membran ZrSiO 4 -TiO 2 dibandingkan pendukung membran ZrSiO 4 dapat dikonfirmasi oleh analisis morfologi permukaan dan penampang lintang pendukung membran ZrSiO 4 dan membran ZrSiO 4 -TiO 2 (Gambar IV.7) (b) 33
9 (c) (d) Gambar IV.7 Gambar morfologi SEM. penampang melintang membran ZrSiO 4, (b).penampang melintang membran ZrSiO 4 -TiO 2, (c). permukaan membran ZrSiO 4, (d). permukaan membran ZrSiO 4 -TiO 2 Gambar IV.7 b menunjukkan lapisan TiO 2 yang menutupi membran ZrSiO 4 dengan ketebalan >50 μm. Gambar IV.7.d. memperlihatkan bahwa ada partikel yang halus menutupi permukaan pendukung membran yang telah dilapisi oleh TiO 2. Dapat diamati juga bahwa partikel TiO 2 (Gambar IV.7.d) memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan partikel pembentuk pendukung membran ZrSiO 4 (Gambar IV.7.c). Kecilnya ukuran partikel TiO 2 menghasilkan membran ZrSiO 4 -TiO 2 dengan struktur yang lebih rapat dibandingkan pendukung membran ZrSiO 4. Analisis morfologi permukaan pendukung membran ZrSiO 4 menunjukkan bahwa membran ZrSiO 4 merupakan membran yang memiliki pori berukuran mikro. Tabel IV.1. Hasil EDX membran ZrSiO 4 Unsur Senyawa O - Al K Al 2 O 3 Si K SiO 2 Zr L ZrO 2 34
10 Tabel IV.2. Hasil EDX membran ZrSiO 4 -TiO 2 Unsur Senyawa O - Ti K TiO 2 EDX membran ZrSiO 4 -TiO 2 (Tabel IV.2) tidak memperlihatkan adanya senyawa SiO 2 dan ZrO 2 yang teramati pada pendukung membran ZrSiO 4 (Tabel IV.1). Hal ini mungkin terjadi karena lapisan TiO 2 yang terlalu tebal, sehingga instrumen SEM- EDX tidak bisa memindai lapisan pendukung membran ZrSiO 4. EDX hanya bisa memindai unsur dengan kedalaman 2 μm. IV.6 Selektivitas membran ZrSiO 4 -TiO 2 Konsentrasi(ppm) Umpan Permeat Waktu (menit) Konsentrasi(ppm) Umpan Permeat Waktu (menit) (b) Gambar IV.8 Aluran konsentrasi Pb dalam umpan dan permeat terhadap waktu. membran 1, (b). membran 2 Untuk mempelajari selektivitas membran ZrSiO 4 -TiO 2, membran ditempatkan dalam sel aliran kontinu yang berisi larutan Pb(NO 3 ) 2. Gambar IV.8. memperlihatkan terjadinya penurunan konsentrasi Pb +2 yang terkandung dalam fasa umpan, sedangkan konsentrasi Pb +2 dalam permeat relatif stabil. Hal ini menjadi petunjuk bahwa terjadi penyerapan Pb +2 oleh membran ZrSiO 4 -TiO 2. Dari data tersebut, dapat dihitung koefisien rejeksi membran ZrSiO 4 -TiO 2 menggunakan persamaan II.2. 35
11 Koefisien ejeksi (%) Waktu (menit) Koefisien rejeksi (%) Waktu (menit) (b) Koefisien rejeksi (%) Waktu (menit) (c) Gambar IV.9 Aluran koefisien rejeksi membran ZrSiO 4 -TiO 2 terhadap larutan Pb(II). membran 1, (b) membran 2, (c) rata-rata Gambar IV.9.c. menunjukkan koefisien rejeksi membran ZrSiO 4 -TiO 2 yang relatif stabil pada kisaran 91,46 %. Koefisien rejeksi tersebut diperoleh dengan merataratakan koefisien rejeksi membran 1 dan 2. Hal ini menunjukkan proses pemisahan larutan Pb(II) menggunakan membran ZrSiO 4 -TiO 2 memberikan hasil yang baik. Terjadinya penyerapan Pb 2+ oleh membran ZrSiO 4 -TiO 2 dapat dikonfirmasi melalui percobaan sederhana yaitu dengan merendam membran ZrSiO 4 -TiO 2 dalam larutan Pb(NO 3 ) 2. Penyerapan Pb 2+ oleh membran ZrSiO 4 -TiO 2 akan meningkat seiring dengan waktu (Tabel IV.3). 36
12 Tabel IV.3. Data penyerapan Pb oleh membran ZrSiO 4 -TiO 2 Waktu Konsentrasi awal Konsentrasi akhir Penyerapan (ppm) (ppm) (ppm) 197 menit 71,570 65,262 6, jam menit 78,445 66,592 11,853 Gambar IV.10. merupakan hasil analisis morfologi permukaan membran ZrSiO 4 -TiO 2 menggunakan SEM-EDX. Membran yang digunakan yaitu membran yang telah diuji selektivitasnya terhadap larutan Pb 2+ dalam sel aliran kontinu. Foto SEM membran ZrSiO 4 -TiO 2 memperlihatkan adanya perbedaan antara membran ZrSiO 4 -TiO 2 sebelum dan setelah diuji selektivitasnya menggunakan larutan Pb 2+. Hal ini membuktikan bahwa Pb 2+ tertahan oleh membran ZrSiO 4 -TiO 2. Analisis EDX juga memperlihatkan adanya kandungan Pb 2+ yang tertahan di dalam membran ZrSiO 4 - TiO 2 (Tabel IV.4) 37
13 (b) Gambar IV.10 Morfologi permukaan membran ZrSiO 4 -TiO 2. sebelum, (b). setelah diuji selektivitasnya menggunakan larutan Pb(II) Tabel IV.4. Hasil EDX membran ZrSiO 4 -TiO 2 setelah diuji dengan larutan Pb(II) Unsur Senyawa O - Si K SiO 2 Ti K TiO 2 Zr L ZrO 2 Pb M PbO 38
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Karakterisasi Awal Serbuk ZrSiO 4 dan ZrO 2 Serbuk ZrSiO 4 dan ZrO 2 sebagai bahan utama membran merupakan hasil pengolahan mineral pasir zirkon. Kedua serbuk tersebut
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik Program studi Kimia FMIPA ITB sejak bulan September 2007 hingga Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan
Lebih terperinci4 Hasil dan pembahasan
4 Hasil dan pembahasan 4.1 Karakterisasi Awal Serbuk Bentonit Dalam penelitian ini, karakterisasi awal dilakukan terhadap serbuk bentonit. Karakterisasi dilakukan dengan teknik difraksi sinar-x. Difraktogram
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -ZrO 2 -TiO 2 TESIS. M. ALAUHDIN NIM : Program Studi Kimia
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -ZrO 2 -TiO 2 TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh M. ALAUHDIN NIM : 20506017
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Aktivasi Zeolit Sebelum digunakan, zeolit sebaiknya diaktivasi terlebih dahulu untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam penelitian ini, zeolit diaktivasi melalui perendaman dengan
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ERFAN PRIYAMBODO NIM : 20506006
Lebih terperinciPengaruh Suhu Sintering terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Membran Rapat Asimetris CaTiO 3
Pengaruh Suhu Sintering terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Membran Rapat Asimetris CaTiO 3 Maya Machfudzoh 1410100038 Dosen Pembimbing : Ir. Endang Purwanti S., MT. Hamzah Fansuri, M.Si, Ph.D 25 Juli
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Bab ini terdiri dari 6 bagian, yaitu optimasi pembuatan membran PMMA, uji kinerja membran terhadap air, uji kedapat-ulangan pembuatan membran menggunakan uji Q Dixon, pengujian aktivitas
Lebih terperinciJudul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat
Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat Diajukan oleh Tika Kumala Sari (3310100072) Dosen Pembimbing Alia
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian tugas akhir ini dibuat membran bioreaktor ekstrak kasar enzim α-amilase untuk penguraian pati menjadi oligosakarida sekaligus sebagai media pemisahan hasil penguraian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Membran 4.1.1 Membran PMMA-Ditizon Membran PMMA-ditizon dibuat dengan teknik inversi fasa. PMMA dilarutkan dalam kloroform sampai membentuk gel. Ditizon dilarutkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen secara langsung. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit pelet CSZ-Ni
Lebih terperinci2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran
2 Tinjauan Pustaka 2.1 Polimer Polimer (poly = banyak, meros = bagian) merupakan molekul besar yang terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit ulang pada polimer,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Membran Membran sering digunakan dalam proses industri yang membutuhkan suatu teknik pemisahan. Membran merupakan suatu lapisan tipis permeabel atau semipermeabel, yang terbuat
Lebih terperinciSINTESIS KERAMIK Al 2 TiO 5 DENSITAS TINGGI DENGAN ADITIF MgO
SINTESIS KERAMIK Al 2 TiO 5 DENSITAS TINGGI DENGAN ADITIF MgO Disampaikan oleh: Kurmidi [1106 100 051] Dosen Pembimbing Drs. Suminar Pratapa, M.Sc.,Ph.D. Sidang Tugas Akhir (J 102) Komponen Otomotif :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam
Lebih terperinci3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan
3 Percobaan 3.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air kelapa, gula pasir yang diperoleh dari salah satu pasar di Bandung. Zat kimia yang digunakan adalah (NH 4 ) 2
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni. 3.2 Alur Penelitian Kegiatan penelitian akan dilakukan dengan alur seperti
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih metode eksperimen. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk keperluan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Fabrikasi Membran PES Fabrikasi membran menggunakan bahan baku polimer PES dengan berat molekul 5200. Membran PES dibuat dengan metode inversi fasa basah yaitu
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan baku dilakukan untuk menjamin kualitas bahan yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.1 dan 4.2 menunjukkan hasil pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal Hasil karakterisasi struktur kristal dengan menggunakan pola difraksi sinar- X (XRD) keramik komposit CS- sebelum reduksi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI HASIL 4.1.1 Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam Pengujian untuk mengetahui densitas sampel pellet Abu vulkanik 9,5gr dan Al 2 O 3 5 gr dilakukan
Lebih terperinci3 Metodologi Percobaan
3 Metodologi Percobaan 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, FMIPA Institut Teknologi Bandung. Waktu penelitian
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III. 1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah penelitian laboratorium yaitu mensintesis zeolit K-F dari kaolin dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu materi penting yang ada di bumi dan terdapat dalam fasa cair, uap air maupun es. Kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk bisa terus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam pembuatan lapisan film tebal CuFe O 4 yaitu dengan menggunakan screen printing (penyablonan). Teknik screen printing merupakan salah satu metode
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN
PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membran adalah sebuah penghalang selektif antara dua fase. Membran memiliki ketebalan yang berbeda- beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis. Ditinjau dari bahannya,
Lebih terperinci350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2
Y(NO 3 ) 2 Pelarutan Pengendapan Evaporasi 350 0 C 1 jam 900 0 C 10 jam 940 0 C 20 jam Ba(NO 3 ) Pelarutan Pengendapan Evaporasi Pencampuran Pirolisis Kalsinasi Peletisasi Sintering Pelet YBCO Cu(NO 3
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Kimia Instrumentasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pembuatan magnet barium ferit, tahap karakterisasi magnet
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.
10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi
Lebih terperinciUji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar
dilapisi bahan konduktif terlebih dahulu agar tidak terjadi akumulasi muatan listrik pada permukaan scaffold. Bahan konduktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbon. Permukaan scaffold diperbesar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses : preparasi bahan pasta, dalam preparasi bahan pasta meliputi preparasi bahan olah yang merupakan material
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS & HASIL PERCOBAAN
BAB IV ANALISIS & HASIL PERCOBAAN IV.1 Karakterisasi Serbuk Alumina Hasil Milling Menggunakan SEM Proses milling ditujukan untuk menghaluskan serbuk sehingga diperoleh gradasi ukuran partikel yang tinggi
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Sebelum dilakukan sintesis katalis Cu/ZrSiO 4, serbuk zirkon (ZrSiO 4, 98%) yang didapat dari Program Studi Metalurgi ITB dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan asam nitrat 1,0
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR DAN HASIL PERCOBAAN
BAB III PROSEDUR DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan yang di gunakan dalam pembuatan sampel bata skala lab adalah : 1. Lumpur Sidoarjo yang sudah dipasahkan dan dikeringkan dari airnya, 2. Lempung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen
Lebih terperinciANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG
IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG Moraida Hasanah 1, Tengku Jukdin Saktisahdan 2, Mulyono 3 1,2,3 Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Pembuatan Pulp dari Serat Daun Nanas
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Pulp dari Serat Daun Nanas Pembuatan pulp dari serat daun nanas diawali dengan proses maserasi dalam akuades selama ±7 hari. Proses ini bertujuan untuk melunakkan
Lebih terperinciPengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Cross Flow Untuk Menurunkan Kadar Nitrat dan Amonium
Oleh Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Cross Flow Untuk Menurunkan Kadar Nitrat dan Amonium : Dwi Rukma Puspayana NRP : 3309.100.009 Dosen Pembimbing : Alia Damayani,
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 TiO 2 TESIS. GANIS FIA KARTIKA NIM : Program Studi Kimia
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 TiO 2 TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Institut Teknologi Bandung Oleh GANIS FIA KARTIKA NIM : 20506002 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia saat ini mencapai
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Membran Membran merupakan suatu lapisan yang selektif di antara dua fase ruah. Membran dapat dibentuk dari material yang homogen ataupun heterogen. Terdapat beberapa klasifikasi
Lebih terperinciBAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Membran komposit dibuat cara teknik pengendapan-pencelupan. Pertama polisulfon dilarutkan dalam N-N-dimetilasetamida (DMAC) dan dituangkan pada penyokong yang sesuai lalu dicelupkan
Lebih terperinciSeminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008
PERANAN TEPUNG JAGUNG DAN TEPUNG TAPIOKA DALAM PEMBUATAN KERAMIK ALUMINA BERPORI DENGAN PROSES SLIP CASTING Soejono Tjitro, Juliana Anggono dan Dian Perdana Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kelompok Keilmuan (KK) Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA Institut Teknologi Bandung. Penelitian dimulai dari
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN III.1 Umum Penelitian yang dilakukan adalah penelitian berskala laboratorium untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi aditif (additive) yang efektif dalam pembuatan keramik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi optimal dari kinerja membran umumnya dinyatakan oleh besamya permeabilitas, selektivitas membran terhadap suatu spesi kimia tertentu, fluks permeat dan rejeksi kandungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri dan teknologi saat ini khususnya industri logam dan konstruksi, semakin hari semakin memacu arah pemikiran manusia untuk lebih meningkatkan kemampuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran lingkungan karena logam berat merupakan masalah yang sangat serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan di bidang
Lebih terperinci3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan
3 Percobaan 3.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan untuk percobaan adalah polimer PMMA, poli (metil metakrilat), ditizon, dan oksina. Pelarut yang digunakan adalah kloroform. Untuk larutan bufer
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas
31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis material konduktor ionik MZP, dilakukan pada kondisi optimum agar dihasilkan material konduktor ionik yang memiliki kinerja maksimal, dalam hal ini memiliki nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di dunia, yang menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang besar. PLTN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I. Pendahuluan I-1
Bab I. Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini, untuk kebutuhan air bersih di dunia meningkat melebihi laju pertumbuhan manusia. Kekurangan air bersih dapat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LEMBAR PENGESAHAN DATA. Tabel 1. Karakteristik Membran Keramik Dimensi Diameter 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGESAHAN DATA Tabel 1. Karakteristik Membran Keramik Dimensi 1 2 3 4 5 Diameter 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 dalam (cm) Diameter 5 5 5 5 5 luar (cm) Luas 274,75 274,75 274,75 274,75 274,75 Permukaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat
28 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat SOFC.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Penimbangan Serbuk Alumunium (Al), Grafit (C), dan Tembaga (Cu) Pencampuran Serbuk Al dengan 1%Vf C dan 0,5%Vf Cu Kompaksi 300 bar Green Compact
Lebih terperinciPengolahan Limbah Industri Pewarnaan Jeans Menggunakan Membran Silika Nanofiltrasi Untuk Menurunkan Warna dan Kekeruhan
Pengolahan Limbah Industri Pewarnaan Jeans Menggunakan Membran Silika Nanofiltrasi Untuk Menurunkan Warna dan Kekeruhan Disusun oleh: Veny Rachmawati NRP. 3309 100 035 Dosen Pembimbing: Alia Damayanti,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap hasil pengolahan data. Pembahasan mengenai analisis hasil pengujian konduktivitas panas, pengujian bending, perhitungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK BAHAN Tabel 4.1 Perbandingan karakteristik bahan. BAHAN FASA BENTUK PARTIKEL UKURAN GAMBAR SEM Tembaga padat dendritic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang berasal dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit.
Lebih terperinciSTUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2
STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2 Meilinda Nurbanasari Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional, Bandung Dani Gustaman
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan
Lebih terperinciEfektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Efektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion G. Yosephani, A. Linggawati, Muhdarina, P. Helzayanti, H. Sophia,
Lebih terperinciMetode Uniaxial Pressing Proses Sintering...
DAFTAR ISI SKRIPSI... i PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v INTISARI... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciIII.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei
17 III.METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini
Lebih terperinciGambar 10. Skema peralatan pada SEM III. METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian digunakan 2 jenis bahan yaitu
18 Electron Optical Colw.in Anqcl* Apcftvte High Voitag«E)>clron Gwi Elsctfofi Bern Deflection Coiis- G«aef«tor CftT Oitpliy t Flnjl Aperlur* Oetcdo' Sample Oiiplay Controls Gambar 10. Skema peralatan
Lebih terperinciGambar II.1 Skema proses pemisahan dengan membran
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Membran II.1.1 Definisi Membran Secara umum, membran didefinisikan sebagai lapisan tipis yang selektif di antara dua fasa, yaitu fasa yang akan dipisahkan (fasa umpan) dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Performansi Kerja Membran Distilasi Vakum (VMD) Beberapa parameter yang mempengaruhi kinerja MD adalah sifat properti membran yakni porositas, tortositas, dan lainnya beserta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelompok Fisika Bahan,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui perbedaan karakter masing-masing manitol, dilakukan serangkaian penelitian berupa penentuan bentuk polimorf dan pemeriksaan ukuran partikel. Struktur
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fisik dan Kimia Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciPEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)
PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations) sedimentasi (pengendapan), pemisahan sentrifugal, filtrasi (penyaringan), pengayakan (screening/sieving). Pemisahan mekanis partikel fluida menggunakan gaya yang
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PARTIKEL OKSIDA PEROVSKIT TERHADAP MORFOLOGI MEMBRAN ASIMETRIS CaTiO3
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Serbuk Dispersi Padat Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan dihasilkan serbuk putih dengan tingkat kekerasan yang berbeda-beda. Semakin
Lebih terperinciSintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction
Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Yuliani Arsita *, Astuti Jurusan Fisika Universitas Andalas * yulianiarsita@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB IV DATA HASIL PENELITIAN
BAB IV DATA HASIL PENELITIAN 4.1. PENGAMATAN VISUAL bab ini. Data hasil proses anodisasi dengan variabel pada penelitian ini terurai pada Gambar 4.1. Foto permukaan sampel sebelum dianodisasi (a) (b) (c)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di
24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Fisika, Laboratorium Kimia Instrumentasi
Lebih terperinciSTUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH
STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH RENNY AIDATUL AZFAH Dosen Pembimbing: Ir. EDDY S. SOEDJONO, Dipl.SE, M,Sc, Ph.D 1 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66
DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan... 66 a. Ekstraksi pati ganyong... 66 b. Penentuan kisaran konsentrasi sorbitol untuk membuat edible film 68 c. Penentuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Unjuk Kerja Pervaporasi Unjuk kerja pemisahan dengan pervaporasi dapat dilihat dari nilai fluks dan selektivitas pemisahan. Membran yang digunakan adalah membran selulosa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kestabilan Sol Pada penelitian ini NASICON disintesis menggunakan metode sol gel dengan bahan baku larutan Na 2 SiO 3, ZrO(NO 3 ) 2, NH 4 H 2 PO
Lebih terperinciPengembangan Material Komposit Keramik Berpori dari Bahan Clay yang diperkuat Bahan Kuningan dengan Menggunakan Metode Ekstrusi
Pengembangan Material Komposit Keramik Berpori dari Bahan Clay yang diperkuat Bahan Kuningan dengan Menggunakan Metode Ekstrusi Muh Amin dan Muhammad Subri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakterisasi hidroksiapatit Dari hasil analisis menggunakan FESEM terlihat bahwa struktur partikel HA berbentuk flat dan cenderung menyebar dengan ukuran antara 100 400
Lebih terperinci