VOL : XX, NO : 1, MARET 013 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN USIA DINI (PAUD) DAN TAMAN KANAK-KANAK (TK) Kasidi FPIPS IKIP Veteran Semarang e-mail : kasidi.david4@gmail.cm ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi le enmena tela bermunculan Pedidikan Anak Usia Dini mulai dari play grups sampai dengan taman kanak-kanak di wilaya perktaan, sementara di wilaya pedesaan seperti di desa Sunggingsari dan desa Glapansari Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung Pendidikan Anak Usia Dini yang ada di wilaya tersebut baru Pendidikan Taman Kanak-Kanak, sedangkan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini yang lain seperti play grups dan sejenisnya belum ada. Pendidikan Taman Kanak-Kanak yang suda adapun prses pembelajarannya tidak bisa berjalan dengan lancar karena adanya kebiasaan masyarakat setempat pada pagi ari anak usia dini mereka bukan dibawa ke sekla tetapi dibawa ke ladang/sawa dimana rang tua mereka bekerja dengan alasan tidak ada waktu bagi rang tua untuk mengantar dan mengawasi di sekla. Adapun yang menjadi sasaran penelitian ini adala masyarakat Desa Sunggingsari dan Desa Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Respnden penelitian ini berjumla 66 Kepala Keluarga sebagai sampel yang terdiri dari pasangan suami istri. 66 Kepala Keluarga tersebut dipili sebagai respnden karena mereka memiliki anak usia dini, yaitu anak yang berumur antara 3 sampai dengan 6 taun. Tujuan penelitian ini berkus pada persepsi masyarakat Desa Sunggingsari dan Desa Glapansari teradap pentingnya keberadaan Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK). Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara mendistribusikan angket kepada semua Kepala Keluarga di ke dua desa tersebut dan data yang dila dipili para Kepala Keluarga yang mempunyai anak usia dini. Dari asil penglaan data diketaui bawa persepsi masyarakat teradap keberadaan Pendidikan Anak Usia Dini adala sangat penting. Hal ini dapat diliat dari jawaban yang diberikan respnden yang rata-rata menjawab alternati a dan b (sangat perlu dan perlu). Sedangkan penglaan dengan rumus ci kwadrat juga tidak ditemukan bukti adanya perbedaan persepsi tentang pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak- Kanak ini antara piak suami dan piak istri, terbukti ci kwadrat itung semuanya berada di bawa ci kwadrat tabel. Artinya baik piak suami maupun piak istri sama-sama berpersepsi bawa Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-Kanak sangat penting, dan mereka juga berpendapat bawa anak sebelum masuk Sekla Dasar wajib mengikuti Pendidikan Anak Usia dini dan Taman Kanak-Kanak. Kata Kunci : Persepsi, Anak usia Dini, Taman Kanak-kanak I. Pendauluan Sentuan pendidikan anak suda dimulai sejak anak berada dalam kandungan ibunya. Orang tua memiliki peran penting untuk menjadi asilitatr perubaan perilaku MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 45
VOL : XX, NO : 1, MARET 013 anak berkembang menjadi dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan dalam kandungan ibu dapat dilakukan dengan sentuan dan rabaan melalui perut ibu, senandung, d a serta musik yang dapat berpengaru teradap perkembangan kejiwaan janin. Sentuan pendidikan anak le rang tua ini akan berkesinambungan sampai anak menjadi dewasa dan menyadari akan tanggung jawabnya. Namun yang barangkali perlu diingat adala bawa rang tua biasanya tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk melakukan al itu disebabkan le kesibukan rang tua akan berbagai aktivitas keseariannya. Kndisi ini memerlukan adanya lembaga pendidikan di luar lingkungan keluarga untuk menyambung dan meneruskan pendidikan yang tela dilakukan le rang tua di dalam keluarga. Bentuk pendidikan di luar lingkungan keluarga ini dapat diselenggarakan le masyarakat secara bersama-sama, perserangan maupun pemerinta. Usia dini merupakan peride awal yang sangat penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuan serta keidupan manusia. Masa ini ditandai dengan berbagai peride penting yang undamental dalam keidupan anak selanjutnya sampai akir peride perkembangannya. Sala satu peride yang menjadi ciri masa usia dini adala peride keemasan (te Glden Ages). Banyak knsep dan akta yang memberikan penjelasan peride keemasan pada masa usia dini, dimana semua ptensi anak berkembang sangat ptimal dan cepat. Knsep-knsep penting pada masa usia dini adala masa eksplrasi, masa identiikasi/imitasi, masa peka, masa bermain dan masa trzt alter 1 (masa pembangkangan taap 1). Di berbagai daera terutama daera perktaan tela banyak bermunculan tamantaman pendidikan seperti play-grups, pendidikan usia dini (PAUD), tempat penitipan anak (TPA), taman kanak-kanak dan taman bermain lainnya yang sejenis. Namun jika kita tengk di daera pedesaan jenis pendidikan semacam itu masi sangat jarang dan masyarakat sepertinya belum menyadari akan pentingnya pendidikan usia dini dan taman kanak-kanak ini. Hasil studi pendauluan peneliti ke desa Sunggingsari dan desa Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tenga, ternyata di kedua desa tersebut masuk pada kategri desa miskin. Pendidikan anak usia dini di kedua desa ini yang ada baru pendidikan taman kanak-kanak, namun prses pembelajarannya tidak dapat berjalan secara teratur dan berkesinambungan disebabkan adanya kebiasaan rang tua di wilaya tersebut membawa anak-anak mereka yang berusia dini ini ke ladang/sawa agar mereka bisa mengawasi anak-anak usia dini mereka sambil bekerja. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 46
VOL : XX, NO : 1, MARET 013 II. Kajian Pustaka A. Pentingnya Pendidikan Pra Sekla Dasar Perkembangan dan perubaan ilmu pengetauan, teknlgi dan inrmasi membawa serta perkembangan dan perubaan di dunia pendidikan. Jika pada awal-awal kemerdekaan Indnesia kus peratian pemerinta teradap pendidikan lebi tertuju pada jenjang pendidikan dasar, menenga dan pendidikan tinggi, maka secara berangsur-angsur pemerinta juga tela memulai memperatikan prses dan pelaksanaan pendidikan sebelum anak memasuki tingkat satuan pendidikan dasar, yaitu SD dan yang sederajad. Pendidikan anak sebelum anak memasuki jenjang pendidikan dasar ini yang saat ini disebut dengan pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak. Hasil-asil penelitian di bidang neurlgy mengungkapkan bawa ukuran tak anak pada usia dua taun tela mencapai 75% dari ukuran tak rang dewasa, dan pada usia lima taun tela mencapai 90% dari ukuran tak rang dewasa (Santrck, J.W, 00, pada ttp://bintang bangsaku.cm). B. Persepsi Persepsi diartikan sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu byek atau merupakan prses dari seserang untuk mengetaui beberapa al melalui panca inderanya (Kamus Umum Baasa Indnesia). Persepsi berarti analisis mengenai cara kita mengintegrasikan pencerapan teradap al-al yang berada di sekeliling kita dengan kesan-kesan atau knsep yang suda ada dan selanjutnya mengenalinya. Persepsi juga diartikan sebagai prses pemberian makna pada stimuli inderawi. Persepsi teradap sesuatu byek tergantung pada suatu kerangka, ruang dan waktu (Hilgard, 1985 dalam Unti, 1999). Persepsi pendidikan bagi suatu masyarakat akan sangat tergantung pada tingkat pendidikan masyarakat itu sendiri, lingkungan budaya serta nrma yang dianut le masyarakat setempat. Rbbins (003) secara implisit menyatakan bawa persepsi satu individu teradap satu byek yang sama sangat mungkin memiliki perbedaan dengan persepsi individu yang lain. Hal ini menurutnya dikarenakan adanya beberapa aktr yang mempengaruinya, antara lain: karakteristik pribadi pelaku persepsi, target yang dipersepsikan dan lingkungan atau situasi di mana persepsi itu dilakukan Karakteristik pribadi dari pelaku pemersepsi akan mempengarui individu dalam memandang ataupun menasirkan suatu byek. Karakteristik pribadi yang relevan mempengarui persepsi adala sikap, mti, kepentingan, pengalaman masa yang lalu dan pengarapan. Karakteristik pribadi termasuk di dalamnya adala kgnisi. Dengan demikian persepsi mencakup penasiran byek, tanda atau rang dari pengalaman individu tersebut. Dengan kata lain persepsi mencakup penerimaan stimulus, peng- MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 47
VOL : XX, NO : 1, MARET 013 rganisasian stimulus dan penterjemaan atau penasiran stimulus yang tela dirganisasi dengan cara yang dapat mempengarui perilaku dan pembentuk sikap. C. Hakekat Anak Usia Dini Pada dasarnya setiap anak itu memiliki siat yang unik. Tidak ada dua anak yang memiliki siat-siat dan cirri-ciri yang sama persis walaupun anak tersebut anak kembar siam. Setiap anak terlair dengan ptensi yang berbeda-beda, memiliki kelebian, bakat dan minat yang berbeda. Ada anak yang berbakat menyanyi, menari, matematika, baasa, laraga. Kenyataan menunjukkan bawa setiap anak tidak sama, ada anak yang sangat cerdas, ada yang biasa-biasa saja dan ada pula yang kurang cerdas. Perilaku anak juga sangat beragam, demikian pula mtivasi dalam belajar. Meliat kenyataan itu, maka para pendidik usia dini maupun taman kanak-kanak sangat perlu memaami mdel pembelajaran untuk anak yang memiliki kebutuan berbeda tersebut. Anak usia dini adala anak yang sedang dalam taap pertumbuan dan perkembangan baik isik maupun mental. Perkembangan pada usia dini merupakan perkembangan yang paling cepat dibandingkan dengan seltela masa anak-anak. Pertumbuan dan perkembangan suda dimulai sejak masa prenatal. Pembentukan sel syara tak sebagai mdal pembentukan kecerdasan terjadi saat anak dalam kandungan. Setela anak terlair tidak terjadi lagi pembentukan sel syara tak, tetapi ubungan antar sel syara tak terus berkembang. Begitu pentingnya usia dini, seingga muncul teri yang menyatakan bawa pada usia empat taun 50% kecerdasan manusia tela tercapai dan 80% pada usia delapan taun (ttp://bintangbangsaku.cm), dwnlad 1 Maret 010). III. Metde Penelitian A.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di desa Sunggingsari dan desa Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tenga. Penelitian dilakukan antara bulan Maret 010 sampai dengan bulan Oktber 010. Alasan ke dua desa ini dipili sebagai tempat penelitian adala: a. Pendidikan usia dini yang ada di dua desa itu yang suda ada baru pendidikan tingkat taman kanak-kanak, sedangkan play grup, kelmpk bermain dan sejenisnya belum ada. b. Keberadaan pendidikan taman kanak-kanak di ke dua desa itu prses pembelajarannya belum berjalan secara maksimal. c. Mata pencaarian penduduk di kedua desa itu kebanyakan adala petani (petani tembakau, petani sayur). Pada pagi ari anak-anak mereka bukan dimasukkan ke MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 48
VOL : XX, NO : 1, MARET 013 sekla tetapi diajak ke ladang atau sawa tempat mereka bekerja dan anak dibiarkan bermain di tempat kerja tersebut dengan alam. Berbagai alasan yang dikemukakan kenapa anak-anak mereka tidak dimasukkan ke sekla di antaranya: (a) tidak ada yang mengantar, (b) jarak antara ruma dengan sekla jau, (c) lkasi atau medan menuju ke sekla relati susa untuk dijangkau le anak-anak se-umur mereka karena jalan yang terjal dan berbatu. B. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adala pendekatan deskriptikuantitati dengan cara meng-ekplr persepsi masyarakat desa Sunggingsari dan masyarakat Glapansari yang memiliki anak usia tiga sampai enam taun tentang persepsi mereka teradap pendidikan usia dini, karena rang tua pada dasarnya mempunyai tanggung jawab penu untuk menyeklakan putra-putrinya. C. Subyek Penelitian Yang menjadi subyek penelitian adala masyarakat desa Sunggingsari dan masyarakat desa Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tenga. Jumla penduduk di ke dua desa tersebut sebanyak 5.617 jiwa yang terdiri dari.866 jiwa laki-laki dan.751 jiwa perempuan. Sampel dipili teradap rang tua yang memiliki anak usia dini (3 sampai 6 taun). D. Obyek Penelitian Yang menjadi byek penelitian pada penelitian ini adala persepsi masyarakat teradap pendidikan usia dini. Masyarakat yang dimaksud adala masyarakat desa Sunggingsari dan masyarakat desa Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tenga. E. Sumber Data Sumber data utama penelitian ini adala berasal dari masyarakat desa Sunggingsari dan masyarakat desa Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung yang memiliki anak usia antara tiga sampai dengan enam taun. Disamping masyarakat yang memiliki anak usia antara tiga sampai dengan enam taun sumber data lain yang dapat mendukung sumber data utama juga diperle dari perangkat desa setempat. Pengambilan data persepsi masyarakat tentang pendidikan usia dini dilakukan dengan menyebarkan angket langsung kepada respnden yang pengisiannya dipandu le petugas pengumpul data. Petugas pengumpul data adala peneliti yang dibantu le para maasiswa IKIP Veteran Semarang tingkat akir yang tela memperle mata kulia metde penelitian yang sedang melakukan Kulia Kerja Nyata di wilaya tersebut. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 49
VOL : XX, NO : 1, MARET 013 F. Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan dengan analisis deskriti kuantitati. Data yang tela terkumpul ditabulasi, diitung persentasenya tiap-tiap alternati jawaban untuk setiap pertanyaan kemudian dideskripsikan dalam bentuk narasi. Analisis data dilakukan teradap setiap pertanyaan, karena alternati jawaban setiap pertanyaan tidak sama. Jumla pertanyaan ada 9 pertanyaan ditamba dengan identitas respnden. Tiap pertanyaan diitung jumla alternati jawaban masing-masing kemudian diitung dengan persentase, yaitu jumla jawaban riil yang diberikan le respnden dibagi jumla idealnya dikalikan 100% kemudian dijabarkan dalam bentuk narasi yang menggambarkan kndisi persepsi masyarakat desa Sunggingsari dan masyarakat desa Glapansari teradap keberadaan pendidikan usia dini (PAUD) utamanya diwilaya ke dua desa tersebut. Untuk mengetaui ada tidaknya perbedaan persepsi antara piak suami dengan piak istri menyangkut pendidikan usia dini ini peneliti juga melengkapinya dengan penglaan data dengan menggunakan pendekatan kuantitati dengan rumus ci kwadrad. IV. Hasil Penelitian A. Ringkasan Sajian Data Penelitian Tabel 1: Ringkasan Hasil Tabulasi Angket Jumla Jawaban Masing-Masing Alternati N Angket a b c d abstain 34 5 1 - (51,5%) (43,94%) (3,03%) (1,5%) 3 36 8 - - (54,55%) (4,4%) (3,03%) 4 60 (90,91%) 4 (6,06%) - - (3,03%) 5 61 (9,4%) 3 (4,55%) - - (3,03%) 6 36 (54,55%) 8 (4,4%) - - (3,03%) 7 46 (69,70%) 18 (7,7%) - - (3,03%) 8 64 69,97%) - - - (3,03%) 9 63 95,46%) - - - 3 (4,55%) MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 50
VOL : XX, NO : 1, MARET 013 B. Pembaasan Angket nmr 1 digunakan untuk mengungkap keluarga yang memiliki anak usia 3 sampai 6 taun yang dijadikan sebagai respnden dalam penelitian ini. Sementara angket nmr mengungkap pendapat suami (bapak) tentang pendidikan usia dini (PAUD). Jawaban tertinggi adala a dan b yaitu perlu sampai dengan sangat perlu sebesar 95,46%. Angket nmr 3 mengungkap al yang sama dari piak istri dengan jawaban tertinggi a dan b sebesar 96,97%. Tabel : Tabel kerja untuk mengitung Ci Kwadrat (Piak Suami) Kategri SP 34,00 35,00-1,00 1,00 0,086 P 9,00 8,50 0,50 0,5 0,0088 KP,00,00 0,00 0,00 0,0000 TP 1,00 0,50 0,50 0,5 0,5000 0,5374 Tabel 3: Tabel Kerja Untuk Mengitung Ci Kwadrat (Piak Istri) Kategri SP 36,00 35,00 1,00 1,00 0,086 P 8,00 8,50-0,50 0,5 0,0088 KP,00,00 0,00 0,00 0,0000 TP 0,00 0,50-0,50 0,5 0,5000 0,5374 itung 0,5374 0,5374 1,0748 tabel dengan db 4 dan alpa 0,05 = 9,488. Klm = 4 Baris = Jadi db = (4 ) x (4 ) = 4 Dari asil peritungan di atas ternyata ci kwadrat itung lebi kecil dari ci kwadrat tabel (1,0748 < 9,488), seingga dapat disimpulkan bawa tidak terdapat perbedaan pandangan antara piak suami dengan piak istri tentang pendidikan usia dini bagi putra-putri mereka. Artinya mereka sama-sama berpendapat bawa anak umur 3 sampai dengan 6 taun sebelum mereka memasukki sekla dasar arus melalui jenjang pendidikan usia dini (PAUD) terlebi daulu. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 51
VOL : XX, NO : 1, MARET 013 Angket nm 4 mengungkap pendapat suami tentang anak umur 3 5 taun bersekla di PAUD. Jawaban a (arus) adala sebesar 90,91%, sedangkan dari piak istri (angket nmr 5) jawaban arus (a) sebesar 9,4%. Tabel 4: Tabel Kerja Untuk Mengitung Ci Kwadrat (Piak Suami) Kategri Harus 60,00 60,50-0,50 0,5 0,0041 Tidak Perlu 4,00 3,50 0,50 0,5 0,0041 Abstain,00,00 0,00 0,00 0,0000 0,0083 Tabel 5: Tabel Kerja Untuk Mengitung Ci Kwadrat (Piak Istri) Kategri Harus 61,00 60,50 0,50 0,5 0,0041 Tidak Perlu 3,00 3,50-0,50 0,5 0,0041 Abstain,00,00 0,00 0,00 0,0000 0,0083 Klm = 3 Baris = Db = (3-1)( -1) = Alpa = 0,05 itung 0,0083 0,0083 0,0166 tebel, db, alpa0,05 5,991 Jadi ci kwadrat itung lebi kecil dari ci kwadrat tabel, seingga kesimpulannya sama, bawa baik dari piak bapak maupun piak ibu mempunyai persepsi yang sama, yaitu bawa anak usia dini yaitu anak yang berumur antara 3 sampai dengan 6 taun sebelum masuk ke jenjang sekla dasar arus melalui jenjang pendidikan usia dini (PAUD) terlebi daulu. Angket nmr 6 mengungkap pendapat suami tentang anak umur 5 6 taun bersekla di TK. Dari jawaban yang masuk jawaban tertinggi adala a dan b (perlu sampai dengan sangat perlu) sebesar 96,97%, sedangkan dari piak istri (angket nmr 7) jawaban tertinggi juga a dan b sebesar 96,97%. Tabel 6: Tabel Kerja Untuk Mengerjakan Ci Kwadrad (Piak Suami) Kategri SP 36 41,00-5,00 5,00 0,61 MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 5
VOL : XX, NO : 1, MARET 013 P 8 3,00 5,00 5,00 1,09 KP 0 0,00 0,00 0,00 0,00 TP 0 0,00 0,00 0,00 0,00 Abstain,00 0,00 0,00 0,00 1,70 Tabel : Tabel Kerja Untuk Mengerjakan Ci Kwadrad (Piak Istri) Kategri SP 46 41,00 5,00 5,00 0,61 P 18 3,00 5,00 5,00 1,09 KP 0 0,00 0,00 0,00 0,00 TP 0 0,00 0,00 0,00 0,00 Abstain,00 0,00 0,00 0,00 itung = 1,70 + 1,70 = 3,40 1, 70 Klm = 5; baris =, seingga db = (5 1)( 1) = 4 Dengan alpa 0,05 ci kwadrad tabel = 9,488 Dengan demikian ci kwadrad itung lebi kecil dari ci kwadrad tabel. Kesimpulannya bawa tidak terdapat perbedaan pandangan dalam al kuantitas antara piak suami maupun piak istri, bawa anak usia 5 sampai dengan 6 taun wajib masukpada jenjang pendidikan taman kanak-kanak (TK). Angket nmr 8 mengungkap pendapat suami tentang anak sebelum masuk SD bersekla di TK. Dari jawaban yang masuk yang menjawab a (arus) sebesar 96,97%, sedangkan dari piak istri (angket nmr) yang menjawab arus sebesar 95,46%. Tabel 8: Tabel Kerja Untuk Mengitung Ci Kwadrat (Piak Suami) Kategri Harus 64,00 63,50 0,50 0,5 0,0039 Tidak Perlu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0000 Abstain,00,50 0,50 0,5 0,1000 0,1039 Tabel 9: Tabel Kerja Untuk Mengitung Ci Kwadrat (Piak Istri) Kategri Harus 63,00 63,50 0,50 0,5 0,0039 Tidak Perlu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0000 Abstain 3,00,50 0,50 0,5 0,1000,1039 MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 53
VOL : XX, NO : 1, MARET 013 Klm = 3 Baris = db = (3 1)( 1) = 0,1039 + 0,1039 = 0,078 (ci kwadrad itung) Sedangkan ci kwadrad table dengan db dan alpa 0,05 adala 5,991 Jadi ci kwadrad itung lebi kecil dari ci kwadrad tabel. V. Kesimpulan 1. Sarana pembelajaran anak usia dini di ke dua desa tersebut yang tersedia baru taman kanak-kanak. Di desa Sunggingsari prses pembelajaran PAUD (TK) suda lumayan baik dibandingkan dengan di desa Glapansari.. Mulai Maret 010 di desa Glapansari dengan inisiatr maasiswa IKIP Veteran Semarang yang ber KKN di desa tersebut mulai merintis berdirinya kelmpk bermain dengan jumla peserta awal sekitar 4 anak. 3. Dari asil pembaasan atas jawaban angket yang disebarkan kepada respnden berkenaan dengan persepsi mereka teradap pendidikan usia dini diperle asil bawa, baik dari piak suami maupun dari piak istri menyatakan pendapat yang sama, bawa pendidikan usia dini (PAUD) adala penting dan wajib diikuti le setiap anak usia dini sebelum mereka memasukki jenjang pendidikan sekla dasar. DAFTAR PUSTAKA Annim, PAUD Tidak Dapat Diabaikan, ttp://bintang bangsaku.cm (dwnlad 1 Maret 010). Asri Budianingsi C. 005, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Beilaerz, Peter, 005, Teri-Teri Ssial, Ygyakarta: Pustaka Pelajar. Crby, Paul C. 009, Metd in Beaviral Researc, edisi 9, Ygyakarta: Pustaka Pelajar. Mnks F.J, Dkk. 00, Psiklgi Perkembangan, Ygyakarta: Gaja Mada University Press. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 54
VOL : XX, NO : 1, MARET 013 R. Meslicaten, 004, Metde Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Rineka Cipta. Salkind, Neil. J, 009, Teri-Teri Perkembangan Manusia, Bandung: Nusa Media. Sumadi Suryabrata, 005, Pengembangan Alat Ukur Psiklgis, Yyakarta: Andi. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 55