BIMBINGAN TEKNIK PERENCANAAN PRESERVASI JEMBATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2009 TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2009 TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [

PERATURAAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2009

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

Penyebab Kegagalan Bangunan Jalan dan Jembatan. Oleh: Robby Gunawan Yahya

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

LAMPIRAN 3 CONTOH FORMAT RENCANA MUTU PELAKSANAAN KEGIATAN (RMP)

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 SISTEM MANAJEMEN MUTU

LAMPIRAN 4 CONTOH FORMAT RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) SHOW CAUSE MEETING (SCM)

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

SURAT EDARAN Nomor: 08/SE/M/2006

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

PENERAPAN SMK3 DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S.

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

KUALIFIKASI TENAGA AHLI. ( untuk program BSPS 2017 )

PENGGUNAAN STANDAR, PEDOMAN DAN MANUAL DALAM PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KONSTRUKSI

MANUAL MUTU EVALUASI

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

Manual Mutu. Jurusan Teknik Pengairan

PERTEMUAN IV. Rencana Pelaksanaan Pengadaan Bagian I. Mata Kuliah Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU CIUJUNG CIDURIAN UNIT HIDROLOGI DAN KUALITAS AIR

STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) PELAKSANAAN SMK3 KONSTRUKSI

INSTRUKSI KERJA PEMBENTUKAN TIM SWAKELOLA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

RK3K (RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PRT/M/2015

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. S U R A T E D A R A N Nomor : 03/SE/M/2005

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK DINAS PERTANIAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)

SURAT EDARAN Nomor.02/SE/M/2007. Perihal : Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2007

1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII. Jenderal Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum.

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Lampiran 2 FORMAT RENCANA K3 KONTRAK (RK3K)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) SERAH TERIMA PEKERJAAN FISIK

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

PECHA KUCHA KE-16. Manajemen Mutu dalam Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya yang Berkualitas dan Berkelanjutan. 13 Maret 2015

MANUAL MUTU PELAKSANAAN

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kementerian PUPR 2017 Surabaya, 29 November 2017 Disampaikan oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manual Mutu PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

PEDOMAN KNAPPP 02:2007 Persyaratan Umum Akreditasi Pranata Litbang

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK DINAS PERTANIAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Penyusun

MANUAL PROSEDUR PROSEDUR AUDIT INTERNAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

PROFIL LULUSAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005

SURAT EDARAN NOMOR : 03/SE/IJ/2006

Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air

Standar Operasional Prosedur AUDIT INTERNAL Nomor : SOP /OT 01 02/ISN 6

PENGAWASAN DAN PENERAPAN K3 DALAM PEMBANGUNAN KONSTRUKSI INFRASTRUKTUR

STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) PENYUSUNAN RENCANA INVENTARISASI PENGADAAN TANAH

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. PRAKATA...iii-vi. DAFTAR ISI...vii-xiv. DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

Manual Prosedur Audit Internal

PERMASALAHAN KONTRAK KONSTRUKSI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

KEBIJAKAN PENERAPAN STANDAR BIDANG BIDANG PEKERJAAN UMUM KHUSUSNYA BIDANG KE-CIPTA KARYA-AN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 35/PRT/M/2006

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

Manual Prosedur Tindakan Korektif dan Pencegahan

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN

Manajemen Teknik Lingkungan. Sistem Manajemen Mutu

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

JOB DESCRIPTION. ( Rincian Tugas )

Sistem manajemen mutu Persyaratan

PERAN PUSJATAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR NASIONAL

Transkripsi:

STRATEGI PENCAPAIAN MUTU, MENGHINDARI KEGAGALAN BANGUNAN, RMP & RMK SUBDIT TEKNIK JEMBATAN DIREKTORAT BINA TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BIMBINGAN TEKNIK PERENCANAAN PRESERVASI JEMBATAN 1

PERKEMBANGAN SMM DI INDONESIA: 1. SISTEM QUALITY CONTROL 2. SISTEM QUALITY ASSURANSE DENGAN MENERAPKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU BERBASIS ISO 9001-2000 YAITU SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) YANG BERLAKU INTERNASIONAL DAN TELAH TERBUKTI HANDAL: DITERAPKAN DI INDONESIA: SNI 19-9001-2001 DIADOPSI DALAM: PERATURAN MENTERI PU No. 04/PRT/M/2009 tgl 16 Maret 2009 tentang SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM SUDAHKAH PADA KEGIATAN ANDA MENERAPKAN SMM TERSEBUT? 3

Manfaat ISO 9001/SNI 19-9001 1. BAGI ORGANISASI / PENYEDIA JASA 1 Meningkatkan kepercayaan Pengguna Jasa. 2 Memberikan pedoman penyelenggaraan manajemen yang terdokumentasi dan sistematis, sehingga penyelenggaraannya akan efisien. 3 Mengurangi resiko terjadinya produk yang cacat. 2. BAGI PELANGGAN / PENGGUNA JASA Memberikan keyakinan bahwa Penyedia Jasa memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan. 3

Peraturan Perundang-Undangan yang ada terkait Sistem Manajemen Mutu: 1. PERPRES NO 54 / 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Ketentuan mengenai Kewajiban bagi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa untuk menerapkan MANAJEMEN MUTU (Rencana Mutu Proyek /RMP bagi pengguna jasa dan Rencana Mutu Kontrak /RMK bagi penyedia Jasa). Ketentuan mengenai Penilaian pada prakwalifikasi: > Memiliki Sertifikasi ISO untuk Badan Usaha Besar dan > Penilaian atas penyampaian PROGRAM MUTU untuk Badan Usaha Kecil dan Menengah. 2. PERATURAN MENTERI PU No. 04/PRT/M/2009 tgl 16 Maret 2009 tentang SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM (Pengganti Kepmen 362/KPTS/M/2004) 4

Kebutuhan/Kehendak Masyarakat Persyaratan/Kebijakan/NSPM Kepuasan Pelanggan/ Masyarakat Aspek-aspek Penentu Mutu Produk Perencanaan Rekayasa dan Perencanaan Mutu Perencanaan Pelaksanaan: Sumber Daya Metode Konstruksi/K3 Supervisi Pengendalian Inspeksi Kesesuaian dengan Dokumen Perencanaan Mutu Bangunan (Konstruksi) Manajemen O&P: Inspeksi Kesesuaian dengan Manual/Studi Kelayakan Mutu Pemanfaatan 5

Contoh-contoh kondisi saat Ini Kondisi yg masih kita hadapi Kedepan Lantai berlubang INDAH KUAT & AWET Jembatan Berlubang SELALU MULUS Oprit Runtuh Jembatan Runtuh Overload/Pemeliharaan 6 PERLU RENCANA MUTU

Permen No. 04/PRT/M/2009 (berbasis ISO 9001-2000/SNI 19-9001-2001) 7.1. RENCANA MUTU Setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan, dan Penyedia Barang/Jasa harus memiliki Rencana Mutu. Dokumen Rencana Mutu dibedakan sebagai berikut: 1) Rencana Mutu Unit Kerja (RMU) disusun oleh Unit Kerja Eselon I dan II 2) Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP) - disusun oleh Kepala Satker, SNVT, SKS, dan PPK 3) Rencana Mutu Kontrak (RMK) - disusun Penyedia Barang/Jasa 7

7.1.1. Rencana Mutu Unit Kerja (RMU) Isi: a) Penetapan Kinerja tahunan guna mendukung pencapaian RENSTRA Kementerian PU; b) Program Tahunan terdiri dari Rincian Program Tahunan berjalan; c) Kebutuhan Sumber Daya (antara lain: sumber daya manusia, prasarana dan sarana, informasi dan teknologi, keuangan 8

7.1.2 Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP) 1. Isi RMP (14 butir): 1) Informasi Kegiatan: penjelasan nama, kode kegiatan, sumber dana, lokasi, lingkup, waktu dan penanggung jawab; 2) Sasaran Mutu Kegiatan; 3) Persyaratan teknis dan administrasi sesuai dg tugas dan fungsi masing2 Satker, SNVT, SKS, dan PPK; 4) Struktur Organisasi 5) Tugas, tanggung jawab dan wewenang 6) Kebutuhan SDM dan sumber daya lainnya 7) Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan: urutan proses dari tahap persiapan sd penyerahan akhir kegiatan, termasuk kegiatan verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan pengujian; 8) Jadwal Pelaksanaan Kegiatan: uraian tahapan pelaksanaan sesuai dengan perencanaan waktu; 9) Jadwal Penggunaan Prasarana dan sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan; 10) Jadwal Personil: uraian perencanaan tugas personil, tenaga ahli dan staff pendukung (termasuk tenaga outsourcing/dari luar) dalam setiap kegiatan sesuai dg kompetensi yang dipersyaratkan 11) Rencana khusus dan pengujian yang diperlukan: metoda verifikasi, validasi, monev, inspeksi 12) Daftar Kriteria Penerimaan: uraian ketentuan2 dari setiap tahapan proses dan hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan (KAK, spesifikasi teknis, standar atau peraturan perundang-undangan). 13) Daftar dokumen SMM dalam rangka mencapai kesesuaian mutu yang dipersyaratkan; 14) Daftar Induk Rekaman (bukti kerja) untuk membuktikan bahwa pelaksanaan kegiatan telah 9 memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan;

2. Penanggung Jawab RMP: 1) Kepala Satuan Kerja/SNVT/ SKS/PPK: a. bertanggung jawab dan menjamin mutu setiap tahapan proses kerja. b. melakukan sosialisasi kepada seluruh jajaran satuan kerjanya; c. harus menjamin bahwa RMP yang telah ditetapkan, dilaksanakan. 2) Atasan Langsung dari Kepala Satuan Kerja/SNVT/SKS/PPK bertanggung jawab atas pengesahan pelaksanaan RMP dan digunakan sebagai dokumen monitoring kegiatan; 3. Perubahan/pekerjaan tambah kurang - RMP harus disesuaikan kembali dan dilakukan persetujuan ulang; 4. RMP digunakan sebagai panduan pelaksanaan, 10

7.1.3. Rencana Mutu Kontrak (RMK) 1. Isi RMK: 1) Informasi Kegiatan: uraian penjelasan nama paket, no. kontrak, sumber dana, lokasi, lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan dan penanggung jawab Penyedia Jasa; 2) Sasaran Mutu: menguraikan target pencapaian mutu yang terukur sesuai dengan KAK/RKS; 3) Struktur Organisasi dari Unit Pelaksana Kegiatan (SNVT/SKS/PPK) & Konsultan Pengawas 4) Struktur Organisasi Penyedia Barang/Jasa: penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan; + Tugas, tanggungjawab dan wewenang: uraian tugas, tanggungjawab dan wewenang masing2 kedudukan yang ada dalam struktur organisasi; 5) Bagan alir pelaksanaan Kegiatan: urutan proses kegiatan dari persiapan sd penyerahan akhir kegiatan, termasuk kegiatan verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan pengujian; 6) Jadwal pelaksanaan kegiatan: uraian tahapan pelaksanaan sesuai dengan perencanaan waktu, termasuk perencanaan bobot pekerjaan; 7) Jadwal Peralatan: uraian rencana penggunaan peralatan yg diperlukan setiap tahap kegiatan; 8) Jadwal Material: uraian rencana penggunaan bahan setiap tahap kegiatan; 9) Jadwal Personil: uraian rencana personil, tenaga ahli dan staff pendukung setiap kegiatan; 10) Jadwal Arus Kas: uraian rencana penerimaan dan pengeluaran Kas sesuai nilai kontrak; 11) Rencana khusus: terhadap metoda verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan pengujian yang diperlukan beserta kriteria penerimaannya; 12) Daftar Kriteria Penerimaan: uraian ketentuan2 dari setiap tahapan proses dan hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan (KAK, spesifikasi teknis, standar atau peraturan perundang2an). 13) Daftar Induk Dokumen: daftar dokumen (internal dan eksternal) yang diperlukan dalam proses pelaksanaan kegiatan berupa Standar Kerja, Prosedur Kerja, Instruksi Kerja dan peraturan perundang2an yang berlaku dalam rangka mencapai kesesuaian mutu yang dipersyaratkan; 14) Daftar Induk Rekaman/Bukti Kerja: sbg bukti bahwa kegiatan telah dilaksanakan; 11

2. Penyedia Barang/Jasa selaku Penanggung Jawab RMK harus: 1) bertanggung jawab untuk menyusun RMK; 2) wajib melakukan presentasi RMK kepada Ka SNVT/SKS/PPK sebelum pelaksanaan pekerjaan, untuk mendapatkan persetujuan rencana mutu tahapan proses; 3) bertanggung jawab untuk mensosialisasikan RMK kepada seluruh tenaga ahli dan staff yang terlibat di dalam kegiatan dan memastikan bahwa seluruh tenaga ahli dan staff memahami dalam mencapai mutu yang dipersyaratkan; 4) harus menjamin dilaksanakan sesuai dengan ketentuannya. 3. Bila ada perubahan atau pekerjaan tambah kurang: RMK harus disesuaikan kembali dan dilakukan persetujuan ulang; 4. RMK digunakan untuk menjamin bahwa spesifikasi teknis dipenuhi sebagaimana mestinya. 12

CONTOH KASUS MUTU PRESERVASI TIDAK TERCAPAI - Korosi Struktur Bantalan Gompal pada gelagar + TUMPUKAN SAMPAH PERLU PENANGANAN PRESERVASI JEMBATAN YANG LEBIH SERIUS MEMAHAMI JENIS2 KERUSAKAN DAN CARA PENANGANANNYA

Strategi Pencapaian Mutu Dimulai dari PIMPINAN pada setiap level dengan menetapkan KEBIJAKAN MUTU dan melaksanakannya secara konsisten. Peningkatan mutu harus diperlakukan sebagai suatu PROSES yang berkelanjutan. Usaha pencapaian mutu harus didasarkan dengan merubah pola pikir: Dari Mencari siapa yang salah Menjadi: Menghindari kesalahan Karena: Perbaikan mutu memerlukan lebih banyak Waktu, Dana, SDM, dan Moral 14

POLA LAMA: Pengendalian Mutu (Quality Control): Orientasi pada produk akhir & Bersifat korektif (perbaikan) Sistem Pencapaian Mutu Masukan (input) Proses Produksi Keluaran (output] Perbaiki Quality Control Tolak Terima Diserahkan/dibeli oleh pengguna produk (customer) SNI 19: Jaminan Mutu (Quality Assurance): Dibuang Orientasi lebih pada proses atau tahapan pekerjaan dalam pemenuhan standar & prosedur Bersifat preventif (pencegahan) 15

KEGAGALAN MUTU KEGAGALAN BANGUNAN UUJK No. 18 Tahun 1999 Bahwa apabila ada pekerjaan konstruksi yang tidak memenuhi ketentuan keteknikan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dalam umur rencananya, maka penyedia jasa dan pengguna jasa dikenakan denda, bertanggungjawab sesuai dengan bidang profesinya dan dikenakan ganti rugi. Unsur yang terkait dan terlibat serta bertanggung jawab adalah 1. PENYEDIA JASA Perencana Pelaksana Pengawas 2. PENGGUNA JASA/PEMILIK 16

DEFINISI KEGAGALAN BANGUNAN (Pasal 1(6) UU18-1999) Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik sacara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai ketentuan kontrak atau pemanfaatannya yang menyimpang, sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan/atau pengguna jasa (Pasal 34 PP29-2000) Kegagalan bangunan merupakan keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik sacara keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja dan/atau keselamatan umum, sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan atau pengguna jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi 17

KEGAGALAN BANGUNAN PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN 2.1 DEFINISI (detail di atas) Kegagalan bangunan adalah suatu kondisi dimana bangunan tersebut tidak dapat berfungsi sesuai rencana. 2.2 TANGGUNG JAWAB KEGAGALAN BANGUNAN Sesuai UUJK ada empat unsur yang terkait dan terlibat pada kejadian kegagalan bangunan dan bertanggung jawab terhadap kegagalan bangunan,yaitu: - Perencana - Pelaksana Penyedia Jasa - Pengawas - Pemilik dan Pengguna Jasa Pengguna (User) 18 18

2.3 ELEMEN-ELEMEN YANG DAPAT MEMBERI SUMBANGAN PADA KEGAGALAN BANGUNAN - ELEMEN PADA JALAN : a. Geometrik b. Geoteknik c. Perkerasan ( Pavement ) d. Drainase dan Perlengkapan Jalan - ELEMEN PADA JEMBATAN : a. Bangunan Bawah b. Bangunan Atas c. Jalan Pendekat d. Bangunan Pengaman 2.4 ACUAN POKOK (REFERENSI UTAMA) KETENTUAN KEGAGALAN BANGUNAN Ketentuan kegagalan bangunan untuk pekerjaan jalan dan jembatan mengacu pada ketentuan SNI ( Standard Nasional Indonesia ) di bidang jalan dan jembatan yang induknya mengacu pada AASHTO. 19 19

A. PENYEBAB KEGAGALAN PERENCANA a) Tidak mengikuti TOR (sondir tidak dilaksanakan/direkayasa dll) b) Terjadi penyimpangan dari prosedur baku, manual atau peraturan yang berlaku. c) Terjadi kesalahan dalam penulisan spesifikasi teknik. d) Kesalahan atau kurang profesionalnya perencana dalam menafsirkan data perencanaan/dalam menghitung kekuatan rencana suatu komponen konstruksi. e) Perencana dilakukan tanpa dukungan data penunjang perencanaan yang cukup. f) Terjadi kesalahan dalam pengambilan asumsi besaran rencana (misalnya beban rencana) dalam perencanaan. g) Terjadi kesalahan perhitungan arithmatik. h) Terjadi kesalahan pada pembuatan gambar rencana. i) Dll. 20 20

B. PENYEBAB KEGAGALAN PENGAWAS a. Tidak mengikuti TOR Pengawasan. b. Tidak melakukan prosedur pengawasan (supervisi) dengan benar (SUPERVISI HARUS PUNYA RENCANA MUTU PENGAWASAN, POS, INSTRUKSI KERJA, DLL). c. Menyetujui proposal tahapan pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi. d. Menyetujui proposal tahapan pekerjaan yang tidak didukung oleh metode konstruksi yang benar. e. Menyetujui gambar kerja yang salah (ATAU BAHKAN DIBIARKAN TANPA GAMBAR KERJA/TIDAK PUNYA SISTEM REQUEST). f. Dll. 21 21

C. PENYEBAB KEGAGALAN PELAKSANAAN (APAKAH SEBELUM PELAKSANAAN/SAAT PCM TELAH DIBUAT RENCANA MUTU KONTRAK YG DISETUJUI BERSAMA?) a. Tidak mengikuti spesifikasi sesuai kontrak. b. Salah mengartikan spesifikasi. c. Tidak melaksanakan pengujian mutu dengan benar. d. Tidak menggunakan material yang benar. e. Salah membuat metode kerja. f. Salah membuat gambar kerja. g. Pemalsuan data profesi. h. Menggunakan peralatan yang salah. i. Dll. 22 22

D. PENYEBAB KEGAGALAN PENGGUNA JASA a. Penggunaan bangunan yang melebihi kapasitas rencana (BAGAIMANA DG MUATAN SUPER BERAT YG LEWAT?). b. Penggunaan bangunan diluar dari peruntukan rencana. c. Penggunaan bangunan yang tidak melaksanakan program pemeliharaan yang sudah ditetapkan (BAGAIMANA DG RANGKA JEMBATAN YG KEROPOS, DANA TIDAK CUKUP). d. Penggunaan bangunan yang sudah habis umur rencananya (APAKAH MEMILIKI REKAMAN DATA BASE?). e. Dll. 23 23

ELEMEN-ELEMEN JEMBATAN YANG MEMBERI SUMBANGAN PADA KEGAGALAN BANGUNAN a. Bangunan Bawah c. Jalan Pendekat b. Bangunan Atas d. Bangunan Pengaman A. KEGAGALAN BANGUNAN BAWAH A) KEGAGALAN ABUTMEN & PILAR - Retak Struktural - Patah/pecah - Miring berlebih - Runtuh B) KEGAGALAN PONDASI LANGSUNG & SUMURAN - Amblas - Puntir - Miring berlebih C) KEGAGALAN TIANG PANCANG BAJA & BETON - Amblas - Miring berlebih - Patah 24 24

B. KEGAGALAN BANGUNAN ATAS A) RETAK STRUKTURAL BERLEBIH B) LENDUTAN BERLEBIH C) GETARAN/GOYANGAN BERLEBIH D) KERUSAKAN LANTAI JEMBATAN E) TUMPUAN (BEARING) F) EXPANTION JOINT 25 25

C. KEGAGALAN OPRIT KEGAGALAN GEOTEKNIK 1. Penurunan yang besar akibat terjadinya konsolidasi lapisan tanah lunak di bawah timbunan karena tinggi timbunan kritis dilampaui. 2. Keruntuhan oprit jembatan berupa longsoran (Rotasi) karena tegangan geser tanah yang terjadi lebih besar dari ijinnya. 26 26

dilaporkan BAGAN ALIR PENYELENGGARAAN K3 KONSTRUKSI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM melaporkan sesuai peraturan MENAKER koordinasi LAPORAN KE DISNAKER Permenaker No.1/Men/1980 LAPORAN KE JAMSOSTEK UU No 3/1992 MONEV oleh : BPKSDM Tdk PERENCANAAN (RK3K) Disusun oleh : Penyedia Jasa Disetujui oleh PPK Ya PELAKSANAAN (RK3K) oleh : Penyedia Jasa perbaikan AUDIT INTERNAL oleh : Penyedia Jasa PENGENDALIAN TERHADAP K3K oleh : Pejabat Pembuat Komitmen dan Kepala BALAI BESAR/ BALAI/SATKER/ SNVT/SKS MONEV oleh : Unit Eselon II RAPAT KOORDINASI oleh : Dit Jend dan BPKSDM Unit Eselon I ANALISA & PERUMUSAN oleh : BPKSDM perbaikan KEBIJAKAN K3 KONSTRUKSI PROGRAM PENGATURAN & PEMBERDAYAAN.. PENYUSUNAN PROGRAM PENGATURAN & PEMBERDAYAAN oleh : BPKSDM PEMBUATAN KEBIJAKAN K3 KONSTRUKSI oleh : Menteri Pekerjaan Umum KETENTUAN- KETENTUAN LAIN 27

TUGAS KITA ADALAH: A BERUSAHA : * MEMELIHARA AGAR MUTU KONSTRUKSI JEMBATAN SELALU TERJAGA DENGAN BAIK - MEMPEROLEH FUNGSI PELAYANAN JEMBATAN YG MAKSIMAL B MEMBUAT TOOL PENGENDALIAN DAN MENGONTROL PELAKSANAANNYA, SESUAI DG SISTEM MANAJEMEN MUTU: 1. MEMBUAT RMP DAN RMK UNTUK SETIAP KEGIATAN: 2. MENGONTROL PELAKSANAANNYA DAN MEMPERBAIKI SECARA BERKALA KEKURANGAN YG ADA C. MEMPERHATIKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (DG MENERAPKAN SMK3) 28

LANGKAH2 UNTUK MENDAPATKAN MUTU PRESERVASI YG BAIK: 1. MENGENALI BERBAGAI JENIS2 KERUSAKAN JEMBATAN DAN CARA PERBAIKANNYA 2. MELAKUKAN SURVAI KONDISI KERUSAKAN LAPANGAN DAN USULAN PERBAIKANNYA 3. USULAN BIAYA PERBAIKAN DAN METODE PELAKSANAAN (KONTRAK/SWK) 4. PERSIAPAN PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU (SMM) + SMK3 + SOP MS2 JENIS PENANGANAN (contoh SOP terlampir) 5. MEMBINA/MENGONTROL PELAKSANAAN OLEH PENYEDIA JASA KONSTRUKSI (contoh SMM terlampir) 29 29

KESIMPULAN: UNTUK MENDAPATKAN MUTU YG BAIK, PERLU U P A Y A 1. MULAI DARI DIRI SENDIRI 2. MULAI DARI YANG KECIL 3. MULAI SAAT INI JUGA (MEMAHAMI, MERENCANAKAN, MELAKSANAKAN, MENGENDALIKAN) KOMUNIKASI DAPAT MELALUI : www.jembatanindonesia.com bintek.jembatan@gmail.com [ contoh tampilan web jembatan sbb ].. 30 30

31