BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif, yang menjelaskan hubungan beberapa variabel dengan melalui pengujian hipotesis dibidang gizi masyarakat. Metode yang digunakan adalah survei dengan pendekatan crocsectional (belah lintang) dimana variabel yang diteliti dilihat sesaat (Notoatmodjo, 2002). B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lapangan Sidodadi Kota Semarang. Waktu penelitian dari pembuatan proposal sampai penyusunan Karya Tulis Ilmiah dimulai bulan Juli 2006 sampai bulan Juli 2007. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 1 Juli 2007. C. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah pemain sepak bola usia 10-12 tahun yang terdaftar sebagai anggota klub LPSB Tugu Muda Semarang. Pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Kriteria yang dijadikan sampel sebanyak 20 orang pemain sepak bola yang tidak sedang dikarantina dan bersedia ikut dalam penelitian. D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer merupakan data utama yang diperoleh secara langsung menggunakan instrument kuesioner. Data primer yang dikumpulkan meliputi : nama, umur, jenis kelamin, dan data konsumsi makanan diperoleh dengan metode recall konsumsi makanan 3 hari berturut-turut yang dilakukan oleh peneliti. Data kesegaran jasmani diperoleh melalui tes kesegaran jasmani, yaitu lari 40m, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600m, pengambilan data dilakukan oleh peneliti dibantu oleh pelatih olahraga sepak bola anak. Alat 11
yang digunakan stop wacth dengan ketelitian 0,01 detik, bendera, peluit, palang tunggal, papan berskala, penggaris panjang 1 m dengan ketelitian 0,1 cm, kapur, timbangan injak dengan ketelitian 0,5 kg. 2. Data sekunder merupakan data penunjang atau data pendukung dari data primer, khususnya yang memiliki relevansi dengan topik penelitian yang dibahas. Data sekunder berupa catatan keadaan anak pemain sepak bola, gambaran umum klub LPSB Tugu Muda Semarang, tanggal berdirinya, jumlah pemain sepak bola anak yang ada di klub LPSB. E. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data Data yang diperoleh diedit, untuk diperiksa apakah ada kekeliruan dalam pengisian, kemudian data ditabulasi. Setelah itu data diolah dan disusun dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk data umur, tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein, dan tingkat kesegaran jasmani pemain sepak bola anak yang selanjutnya dijabarkan secara deskriptif analitik, yaitu penelitian yang didukung oleh hasil analisa statistik. a. Konsumsi Energi Data konsumsi energi pemain sepak bola didapatkan dari hasil recall 24 jam selama 3 hari berturut-turut, kemudian dihitung dengan menggunakan food processor (FP) 2 dan diperoleh konsumsi energi (satuan kalori). b. Tingkat konsumsi energi Tingkat konsumsi energi didapat dari presentase perbandingan antara konsumsi energi makanan anak pemain sepak bola dengan kecukupan energi yang dianjurkan, dikalikan seratus persen. Contoh : Anak umur 10 tahun dengan berat badan 25 kg, konsumsi energinya 1786,54 Kal, kecukupan energi yang dianjurkan 1900 Kal. Angka kecukupan energi = BB aktual xake * yang dianjurkan BB s tan dar
25 = x1900 Kal = 1979, 16 Kal 24 energi yang dimakan Tingkat kecukupan konsumsi energi = x100% AKE * 1786,54 = x100% = 90,27% 1979,16 * AKE = Angka Kecukupan Energi (Hardinsyah dan Briawan, 1994) Adapun rumus untuk menghitung tingkat konsumsi energi pemain sepak bola adalah sebagai berikut: Ki TKGI = x100% AKGi Keterangan : TKGi : Tingkat zat gizi (energi) Ki : Konsumsi zat gizi (energi) AKGi : Kecukupan zat gizi (energi) yang dianjurkan dengan satuan penilaian individu. Setelah dikelompokkan menurut tingkat konsumsi energi, dapat dilihat pada tabel 2. TABEL 2 TINGKAT KONSUMSI ENERGI No Status Konsumsi % AKG 1 Defisit tingkat berat < 70 2 Defisit tingkat sedang 70-79 3 Defisit tingkat ringan 80 89 4 Normal 90 119 5 Diatas kecukupan / lebih 119 Sumber : Kodyat, dkk, 1996. c. Tingkat konsumsi Protein Untuk memperoleh data tingkat konsumsi protein pemain sepak bola, diperoleh dengan cara konsumsi protein per orang per hari (satuan gram)
dibandingkan dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan) dari WKNPG, tahun 2004 dikalikan seratus persen. Adapun rumus untuk menghitung tingkat konsumsi protein pemain sepak bola adalah sebagai berikut : Ki TKGI = x100% AKGi Keterangan : TKGi : Tingkat zat gizi (protein) Ki : Konsumsi zat gizi (protein) AKGi : Kecukupan zat gizi (protein) yang dianjurkan dengan satuan penilaian individu. Setelah dikelompokkan menurut tingkat konsumsi protein, dapat dilihat pada tabel 3. TABEL 3 KATEGORI TINGKAT KONSUMSI PROTEIN (% AKG) No Status Konsumsi % AKG 1 Defisit tingkat berat < 70 2 Defisit tingkat sedang 70-79 3 Defisit tingkat ringan 80 89 4 Normal 90 119 5 Diatas kecukupan / lebih 119 Sumber : Kodyat, dkk, 1996. Data Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani diperoleh dengan tes kesegaran jasmani yang terdiri dari 5 macam tes yaitu lari 40m (umur 10-12 tahun), gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600m. Hasil tes kesegaran jasmani dikonversikan ke tabel nilai sesuai dengan umurnya kemudian hasilnya dijumlah.
Contoh : seorang anak laki-laki berumur 10 tahun dengan hasil lari 40m = 6,81 detik, gantung siku tekuk,17 detik, baring duduk 30 detik 14 kali, loncat tegak = 26 cm, lari 600m = 2,65 menit. TABEL 4 HASIL TEST KESEGARAN JASMANI Jenis tes Hasil Nilai Lari 40m 6,81 4 Gantung siku tekuk 30 detik 17 3 Baring duduk 30 detik 14 4 Loncat tegak 1 menit 26 3 Lari 600m 2,65 4 Jumlah nilai 18 Kategori Baik Untuk mengklasifikasikan tingkat kesegaran jasmani anak yang telah mengikuti tes kesegaran Indonesia di pergunakan norma seperti tertera pada tabel 4 yang berlaku. TABEL 5 NORMA TEST KESEGARAN JASMANI INDONESIA No Klasifikasi Jumlah Nilai 1 Baik sekali 22 25 2 Baik 18 21 3 Sedang 14 17 4 Kurang 10-13 5 Kurang sekali 5 9 Sumber : Depkes RI, 1995 2. Analisis Data Semua data yang telah terkumpul kemudian diolah dan hasilnya disusun dalam bentuk tabel yang disajikan secara deskripitif. Untuk menguji hubungan tingkat konsumsi Energi dan Protein dengan tingkat kesegaran jasmani digunakan uji
korelasi Rank spearman jika data tidak berdistribusi normal, dan jika data berdistribusi normal digunakan uji Korelasi Pearson. Dalam analisis data digunakan perangkat komputer dengan program SPSS 11,5. F. Definisi Operasional No Variabel Definisi operasional Skala I Independent 1 Tingkat konsumsi energi Banyaknya rata-rata konsumsi energi Rasio sehari dibandingkan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan dinyatakan dengan satuan persen dari AKG. 2 Tingkat konsumsi Banyaknya rata-rata protein yang Rasio protein dikonsumsi oleh anak pemain sepak bola dibandingkan dengan kecukupan protein yang dianjurkan dinyatakan dalam satuan persen dari AKG. II Dependent 1 Tingkat kesegaran Kesanggupan dan kemampuan tubuh Rasio jasmani untuk melakukan pekerjaan atau aktifitas dengan dilakukan test kesegaran jasmani yang terdiri dari lari 40m, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600m, skor kesegaran jasmani dijumlahkan dengan tabel nilai test kesegaran jasmani.