BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai dasar dalam pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 05 Agustus 2017 di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. peserta didik dengan Eksperimentasi Model Kooperatif Kancing Gemerincing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match dan model pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Deskripsi Data Tentang Hasil Belajar Siswa. kelas eksperimen ( kelas VII.3 ) berjumlah 36 orang, dan pada kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. siswa dengan eksperimentasi pembelajaran aktif tipe the powe of two disertai

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian eksperimen-semu. Penelitian eksperimen-semu bertujuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai kelas kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Solok tahun ajaran 2016/2017, maka diperoleh data motivasi belajar dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran matematika dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang karakter

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian eksperimen-semu. Penelitian eksperimen-semu bertujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli sampai dengan 07 Agustus tahun ajaran 2017/2018 di ketiga kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kelas sampel. Pada kelas eksperimen diterapkan model kooperatif tipe think

Penerapan Strategi Pembelajaran Peer Lesson untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 3 Camba Kabupaten Maros. Data-data yang dianalisis adalah data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa SMP kelas VIII melalui metode Personalized System of Instruction (PSI).

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research). Tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya, maka jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Penerapan Strategi True or False terhadap

Nonequivalent Control Group Design

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kritis matematika siswa yang terbagi dalam dua kelompok yaitu data kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peserta Didik Kelas VIII MTs Bawan, Kabupaten Agam yang terdiri. dari gambaran hasil belajar dan pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dan (3) Hasil Penelitian, (4) Pembahasan. Berikut ini akan dibahas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain dalam penelitian ini adalah quasy experiment (eksperimen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penerapan Model Pembelajaran inkuiri terbimbing disertai mind mapping dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Mitra Bakti

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan satuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan

Pengaruh Penerapan Strategi Trading Places Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Data Skor Motivasi Belajar Peserta Didik

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. karena akan dicari pengaruh pemberian Suggestopedia terhadap nilai Tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAPPS dan PBL melalui

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang aktivitas siswa dalam belajar matematika dan tes hasil belajar matematika siswa. Data tentang aktivitas siswa dalam belajar matematika diperoleh dari lembar observasi, hal ini berguna untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar matematika siswa diperoleh dari hasil belajar selama penelitian, ini bertujuan untuk mengetahui skor hasil belajar matematika yang diperoleh. Jumlah siswa pada kelas eksperimen yaitu kelas VIII 6 berjumlah 33 siswa, sedangkan pada kelas kontrol yaitu kelas VIII 3 berjumlah 35 siswa. Rincian masing-masing deskripsi dan analisis data dari instrumen yang digunakan pada penelitian diuraikan dibawah ini: 1. Lembar Observasi Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi dalam bentuk persentase. Persentase aktivitas siswa ini diperoleh dengan cara jumlah frekuensi masing-masing aktivitas siswa dibagi dengan jumlah siswa kali 100% selama 4 kali pertemuan. Kemudian masing-masing aktivitas tersebut dideskripsikan berdasarkan persentase yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini: 56

57 Tabel 4.1 Persentase Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran No Kegiatan Peserta Pertemuan Didik I II III IV 1 A 1 84% 87% 90% 96% 2 A 2 48% 63% 69% 72% 3 A 3 51% 57% 69% 84% 4 A 4 21% 21% 27% 36% 5 A 5 78% 81% 90% 93% Rata-rata 56% 62% 69% 76% Keterangan Banyak Sedikit Banyak Banyak Sekali Keterangan : A 1 Membuat pertanyaan pada catatan Post-it. A 2 Menulis jawaban dari pertanyaan pada catatan Post-it A 3 Berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan catatan Post-it. A 4 Mempresentasikan jawaban masing-masing kelompok A 5 Menanggapi presentasi siswa lain 2. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah dilakukan tes akhir, diperoleh data tes hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi belajar aktif tipe Trading Places dan menggunakan pembelajaran konvensional. Tes diujikan berdasarkan materi yang diberikan pada saat penelitian yaitu bangun ruang sisi datar. Sampel penelitian terdiri dari 68 orang, dengan rincian pada kelas eksperimen berjumlah 33 orang dan kelas kontrol 35 orang. Nilai tes hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

58 Kelas Sampel Tabel 4.2 Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol N Siswa yang Tuntas x S Ketuntasan (%) X maks X min Eksperimen 33 15 71.12 17,73 45% 100 40 Kontrol 35 10 58,57 23,01 28% 100 25 Berdasarkan skor nilai yang diperoleh dengan KKM yang telah ditetapkan sekolah adalah 80, maka dapat dilihat pada kelas eksperimen yang tuntas adalah 15 orang ( 15 100% = 45%), dan yang tidak tuntas 18 orang 33 ( 18 100% = 54%). Sedangkan kelas kontrol yang tuntas adalah 10 orang 33 ( 10 35 100% = 28%), dan yang tidak tuntas adalah 25 orang (25 35 100% = 71%). Berdasarkan tabel skor hasil belajar matematika dapat dilihat siswa yang mencapai KKM lebih tinggi dari kedua sampel adalah kelas eksperimen yaitu sebanyak 15 orang (45%) dan berada dibawah KKM sebanyak 18 orang (54%). Sedangkan kelas kontrol yang berada diatas KKM sebanyak 10 orang (28%), dan yang berada dibawah KKM adalah 25 orang (71%). Hasil tes hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dengan penerapan strategi belajar aktif tipe Trading Places memiliki rata-rata 71,121 dengan nilai tertinggi diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 40. Sedangkan pada kelas kontrol hasil belajar siswa memiliki rata-rata 58,571 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendahnya adalah 25. Dari nilai rata-rata

59 hasil belajar matematika kedua sampel, terlihat kelas eksperimen memiliki ratarata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data mengenai hasil belajar matematika siswa melalui tes diakhir penelitian. Instrument yang digunakan berupa tes tertulis yang terdiri dari 5 butir soal essay. Dari penelitian yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yang artinya hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi belajar aktif tipe Trading Places lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP N 33 Padang. B. Analisis Data 1. Aktivitas belajar siswa Aktivitas siswa yang dilihat dalam proses pembelajaran menggunakan strategi belajar aktif tipe Trading Places adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Aktivitas belajar siswa No Kegiatan Siswa Pertemuan I II III IV 1 A 1 84% 87% 90% 96% 2 A 2 48% 63% 69% 72% 3 A 3 51% 57% 69% 84% 4 A 4 21% 21% 27% 36% 5 A 5 78% 81% 90% 93% Rata-rata 56% 62% 69% 76% Kriteria Banyak Sedikit Banyak Banyak Sekali

60 a. Membuat pertanyaan pada catatan Post-it Tabel 4.4 Persentase siswa yang membuat catatan Post-it Pertemuan ke Jumlah Siswa Persentase Kriteria 1 28 84% Banyak Sekali 2 29 87% Banyak Sekali 3 30 90% Banyak Sekali 4 32 96% Banyak Sekali Pada tabel dan perhitungan, pada pertemuan pertama sebanyak 28 siswa dengan persentase 84%, pertemuan kedua sebanyak 29 siswa dengan persentase 87%, pertemuan ketiga sebanyak 30 siswa dengan persentase sebanyak 90%, dan pada pertemuan keempat sebanyak 32 siswa dengan persentase 96%. Terdapat peningkatan persentase yang termasuk kategori banyak sekali. b. Menulis jawaban dari pertanyaan pada catatan Post-it Tabel 4.5 Persentase siswa yang menulis jawaban dari pertanyaan pada catatan Post-it Pertemuan ke Jumlah Siswa Persentase Kriteria 1 16 48% Sedikit 2 21 63% Banyak 3 23 69% Banyak 4 24 72% Banyak Aktivitas siswa yang membuat pertanyaan pada catatan Post-it pada pertemuan pertama sebanyak 16 siswa dengan persentase 48% hal ini menunjukan siswa yang membuat pertanyaan pada catatan Post-it termasuk

61 dalam kategori sedikit. Pada pertemuan kedua sebanyak 21 siswa dengan persentase 63% meningkat menjadi kategori banyak. Pada pertemuan ketiga sebanyak 23 siswa dengan persentase 69% masih tergolong dalam kategori banyak. Pada pertemuan keempat sebanyak 24 siswa dengan persentase 72% masih tergolong kategori banyak. c. Berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan catatan Post-it. Tabel 4.6 Persentase Siswa yang berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan catatan Post-it Pertemuan ke Jumlah Siswa Persentase Kriteria 1 17 51% Banyak 2 19 57% Banyak 3 23 69% Banyak 4 28 84% Banyak Sekali Aktivitas siswa dalam berdiskusi dalam kelompok pada pertemuan pertama 17 siswa dengan persentase 51% termasuk dalam kategori banyak. Begitu juga pada pertemuan kedua sebanyak 19 siswa dengan persentase 57% masih tergolong dalam kategori banyak. Pada pertemuan ketiga sebanyak 23 siswa dengan persentase 69% masih dalam kategori banyak. Pertemuan keempat sebanyak 28 siswa dengan persentase 84% naik menjadi kategori banyak sekali.

62 d. Mempresentasikan jawaban yang diperoleh masing-masing kelompok Tabel 4.7 Persentase Siswa yang mempresentasikan jawaban yang diperoleh masing-masing kelompok Pertemuan ke Jumlah Orang Persentase Kriteria 1 7 21% Sedikit Sekali 2 7 21% Sedikit Sekali 3 9 27% Sedikit 4 12 36% Sedikit Aktivitas siswa dalam mempresentasikan jawaban yang diperoleh masing-masing kelompok. Pada pertemuan pertama dan kedua sebanyak 7 siswa dengan persentase 21% termasuk dalam kategori sedikit sekali. Pertemuan ketiga sebanyak 9 siswa dengan persentase 27% termasuk kategori sedikit. Pada pertemuan keempat sebanyak 12 siswa dengan persentase 36% termasuk kategori sedikit. Dari pembelajaran biasanya aktivitas siswa dalam mempresentasikan jawaban yang diperoleh masingmasing kelompok sudah mengalami peningkatan. Tetapi tidak memungkinkan guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk tampil dalam mempresentasikan jawaban yang diperoleh masing-masing kelompok karena itu akan menghabiskan waktu pembelajaran, yang menyebabkan kategori pada aktivitas ini termasuk dalam kategori sedikit sekali.

63 e. Menanggapi presentasi siswa lain Tabel 4.8 Persentase Siswa yang menanggapi presentasi siswa lain Pertemuan ke Jumlah Orang Persentase Kriteria 1 26 78% Banyak Sekali 2 27 81% Banyak Sekali 3 30 90% Banyak Sekali 4 31 93% Banyak Sekali Aktivitas siswa dalam menanggapi presentasi siswa lain. Pada pertemuan pertama 26 siswa dengan presentase 78%, pertemuan kedua 27 siswa dengan presentase 81%, pertemuan ketiga 30 siswa dengan presentase 90% dan pertemuan keempat 31 siswa dengan presentase 93%. Pada setiap pertemuan berada pada kategori banyak sekali. 2. Hasil Belajar Siswa Analisis data hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, apakah diterima atau tidak. Untuk mengetahui hal itu terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi terhadap hasil belajar matematika siswa pada kedua sampel. a. Uji Normalitas Tes Akhir Uji normalitas hasil belajar matematika siswa kelas sampel dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistic Product And Service Solution) yaitu Uji Kolmogorov dan Uji Shapiro Wilk, maka didapatkan kesimpulan yang terdapat pada tabel dibawah ini:

64 Nilai Tabel 4.9 Output Uji Normalitas Sampel Tests of Normality kelas Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. VIII.3,140 34,136,960 34,416 VIII.6,118 34,200,958 34,317 Berdasarkan tabel diatas pada uji kolmogorov-smirnov dan shapirowilk terlihat nilai probabilitas atau signifikannya > 0,05 artinya bahwa kedua kelas sampel nilai siswanya mempunyai variansi yang sama. Dalam menentukan uji normalitas peneliti juga menggunakan bantuan uji liliefors, maka didapatkan kesimpulan sebagaimana tabel dibawah ini: No Kelas L o Tabel 4.10 Perbandingan L tabel Dan L 0 L tabel Kesimpulan Keterangan 1 VIII.3 0,1201 0,1498 L o < L tabel Data normal 2 VIII.6 0,0934 0,1542 L o < L tabel Data normal b. Uji Homogenitas Tes Akhir Setelah dilakukan uji normalitas selanjutnya dilakukan uji homogenitas, yang bertujuan untuk melihat kedua kelompok sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak dilakukan dengan uji homogenitas variansi juga dilakukan dengan uji F pada taraf nyata α = 0,05, dengan menggunakan rumus:

65 F = S S 2 1 2 2 Keterangan : S 1 2 S 2 2 = Variansi hasil belajar eksperimen = Variansi hasil belajar kelas kontrol Berdasarkan data yang diperoleh, maka S 1 2 = 324,235 S 2 2 =371,315 Lakukan Uji Homogenitas dengan rumus: F = S 1 2 S 2 2 F = 324,235 371,315 F = 0,8732 Berdasarkan tabel distribusi F didapatkan harga F tabel untuk taraf nyata α = 0,05 dan derajat bebas = ( n 1-1, n 2-1) (34, 32) adalah 1,84. Jadi harga F hitung < F tabel = 0,8732 < 1,84 sehingga dapat disimpulkan bahwa dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kelas sampel memiliki variansi yang homogen. Perhitungan lebih jelas dapat dilihat Lampiran XVIII. c. Uji Hipotesis Hasil uji normalitas dan uji homogenitas dua variansi data tes hasil belajar kedua sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan variansi yang homogen. Maka untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t yang berguna untuk melihat apakah tes hasil belajar

66 matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe indeks card match dengan lebih tinggi dari pada tes hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMP.N 33 Padang. Pada uji hipotesis, uji yang dilakukan adalah uji hipotesis satu arah dengan rumus; t = x 1 x 2 s 1 n 1 + 1 n 2 t = 71,121 58,571 18,629 1 35 + 1 33 = 12,550 18,629 (0,243) = 12,550 4,527 = 2,772 Pengujian yang dilakukan diperoleh t hitung = 2,772 dan t tabel = 1,840 dengan taraf kepercayaan 95%. Ini berarti t hitung berada diluar daerah penerimaan H 0. Karena t hitung > t tabel maka hipotesis H o ditolak. Hal ini berarti hasil belajar matematika siswa yang diajar strategi belajar aktif tipe Trading Places lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Untuk lebih jelas maka dapat dilihat pada Lampiran

67 C. Pembahasan Pada bagian ini dibahas hasil penelitian yang berkaitan dengan hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dan skor hasil tes belajar yang diajar menggunakan penerapan strategi belajar aktif tipe Trading Places pada siswa kelas VIII SMP N 33 Padang kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi aktivitas dan hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil penelitian penerapan strategi belajar aktif tipe Trading Places pada pokok bahasan aljabar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa, tes hasil belajar dikerjakan siswa secara individu dengan waktu yang telah ditentukan yaitu 80 menit. Soal berbentuk essay yang berjumlah 5 butir soal. Berdasarkan hasil analisis data skor hasil belajar diperoleh nilai ratarata kelas eksperimen 75,18 dan skor rata-rata hasil belajar kelas kontrol adalah 58,57. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan nilai hasil belajar kelas kontrol. Perbedaan nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol diperkirakan karena penerapan strategi belajar aktif tipe Trading Places. Apabila ditinjau dari hasil tes akhir, pada kelas eksperimen jumlah siswa yang mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 80 adalah sebanyak 15 orang sedangkan pada kelas kontrol 10 orang siswa yang tuntas belajarnya. Data tersebut juga menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.

68 Adapun langkah langkah yang penulis lakukan pada tahap persiapan dalam penelitian adalah memberikan pengarahan kepada siswa mengenai strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kisi-kisi soal, soal tes hasil belajar serta pembagian kelompok. Pada penerapan strategi pembelajaran penulis membagi siswa menjadi beberapa kelompok pada kelas eksperimen. Terdapat 7 kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa pada setiap kelompok. Pembagian kelompok penulis lakukan dengan melihat nilai siswa terdahulu kepada guru yang mengajar serta menanyakan mana siswa yang pandai dan mana saja siswa yang mempunyai kemampuan rendah jadi pembagian kelompok dilakukan secara merata agar bisa terlaksananya strategi belajar aktif tipe Trading Places dengan baik, jadi pembagian kelompok dilakukan secara heterogen berdasarkan kemampuan masing-masing siswa. Pada pertemuan pertama, sebelum memulai materi terlebih dahulu penulis menginformasikan kembali tentang strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan walaupun sebelumnya sudah diinformasikan. Sebelum memulai materi siswa sudah duduk dalam kelompok yang telah dibagi dan penulis memberikan Post-it pada tiap siswa dalam kelompok. Siswa membuat pertanyaan tentang materi yang belum ia pahami. Kemudian guru meminta untuk pertukaran catatan Post-it agar siswa lain mampu menjawab pertanyaan dengan cara mendiskusikan di dalam kelompoknya masing-masing. Selanjutnya perwakilan dari beberapa siswa mempresentasikan jawaban dari kelompoknya, sementara siswa lain memberi

69 tanggapan. Diakhiri dengan guru memberi penguatan kembali terhadap hasil kerja siswa. Agar kegiatan diskusi berjalan sesuai dengan rencana yang diinginkan, penulis mengawasi jalannya diskusi dan memberikan pengarahan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Dan penulis juga dibantu oleh guru matematika yang mengajar di kelas VIII tersebut. Jadi disetiap kali pertemuan penulis dengan guru matematika selalu masuk bersama, sehingga apa yang inginkan bisa tercapai walaupun tidak sesempurna yang penulis inginkan. Pada pertemuan pertama beberapa anak tidak mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru, kemudian guru memberi motivasi kembali agar mau mengerjakan latihan. Pada pertemuan kedua jumlah siswa yang tidak mengerjakan latihan mulai berkurang dari sebelumnya. Pada catatan Post-it juga sudah ada keinginan dari dalam diri siswa tersebut untuk bertanya dan mencoba memberikan jawaban serta menanggapi pertanyaan pada catatan Post-it. Proses diskusi ini dapat menguntungkan siswa karena bagi siswa yang menjelaskan kepada temannya dapat lebih memantapkan pemahaman dalam pikirannya mengenai materi pelajaran dan bagi siswa yang mendengarkan bisa memperoleh pemahaman dari temannya. Dan juga bagi siswa yang tidak percaya diri untuk bertanya secara langsung kepada guru dapat bertanya kepada teman sekelompoknya atau pada kelompok lain mengenai materi yang belum dipahami. Dari uraian pembahasan penelitian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa strategi belajar aktif tipe Trading Places dapat meningkatkan aktivitas dan

70 hasil belajar matematika siswa. Dengan kata lain strategi belajar aktif tipe Trading Places lebih baik dari pembelajaran konvensional. Dalam mengikuti setiap aktifitas pembelajaran siswa berusaha untuk memahami materi pelajaran dengan cara bertanya pada teman, bertanya pada guru, mendengarkan penjelasan teman. D. Keterbatasan Penelitian Dalam penerapan strategi belajar aktif tipe Trading Places terdapat beberapa keterbatasan antara lain: 1. Materi yang diteliti hanya sebagian saja,sehingga siswa tidak menguasai materi yang lain dan keterbatasan waktu dalam proses pembelajaran. 2. Diskusi kelompok yang berlangsung memiliki waktu yang terbatas, sehingga terdapat presentasi hasil diskusi tergesa-gesa. 3. Pada penelitian ini pembelajaran aktif tipe Trading Places melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan bertanggung jawab terhadap identitasnya sendiri dan kelompok. Namun dalam pelaksanaan penelitian, penulis belum mampu mencapai hal tersebut secara optimal. 4. Waktu penelitian yang singkat. Hal ini membuat penelitian kurang efektif, karena aktivitas yang bisa dinilai hanya sebagian saja.