BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Strategi Question Students Have dalam. Pembelajaran PAI pada Kelas XI SMA N 14 Padang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen II) Nama Sekolah : SMP N 2 Kubung Mata Pelajaran : Matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga dan menggunakannya. dalam pemecahan masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 04

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

I. PENDAHULUAN. Pelajaran IPA fisika pada umumnya dianggap siswa sebagai pelajaran yang sulit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 03

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen II) Nama Sekolah : SMP N 2 Kubung Mata Pelajaran : Matematika

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 02

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen II) Nama Sekolah : SMP N 2 Kubung Mata Pelajaran : Matematika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diajar Menggunakan Model. Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nurazizah *), Rahima **), Dewi Estetikasari **)

Syamsul Maarif 1 &Noviana Desiningrum 2 1&2. Dosen STKIP Bina Isan Mandiri Surabaya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan. Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Roudlotul Muta allimin II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 3 Gunung Talang Kabupaten Solok. Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan proses pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat identitas sekolah, identitas mata pelajaran/tema/sub tema, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran (pendahuluan, inti dan penutup), penilaian hasil pembelajaran. Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran, guru terlebih dahulu mempersiapkan perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan kurikulum 2013, menilai dari tahap awal proses pembelajaran sampai tahap akhir pembelajaran agar tujuan pembelajaran bisa dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan wawancara penulis pada 31 Januari 2017 dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N 3 Gunung Talang ibu Arhaya 49

50 Umil Fitri mengenai perencanaan pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe team assisted individualization, beliau mengatakan: Sebelum kami melaksanakan pembelajaran PAI, kami diwajibkan oleh Kepala Sekolah untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dibuat satu kali dalam semester pada awal tahun ajaran, tujuannya agar dalam pembelajaran nanti lebih terarah dalam mengajar. Dalam membuat RPP kami dianjurkan oleh Kepala Sekolah berpedoman kepada Kurikulum 2013 agar materi Pendidikan Agama Islam tersebut dapat diaplikasikan oleh siswa. 1 Hal di atas juga diungkapkan oleh Kepala Sekolah bapak Suardi, beliau mengatakan: Mewajibkan kepada setiap guru untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum melaksanakan pengajaran, gunanya untuk melihat arah atau gambaran kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini dibuat satu kali dalam satu semester pada awal tahun ajaran berdasarkan Kurikulum 2013. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran guru sudah membuat perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus, kemudian dijabarkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirangkum dalam kurikulum. 2 Dilihat dari hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa setiap guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum mengajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat satu kali dalam semester pada awal tahun ajaran berdasarkan kurikulum 2013. Sebelum membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru P endidikan Agama Islam terlebih dahulu membuat silabus kemudian dijabarkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 1 Arhaya Umil Fitri, (Guru mata pelajaran PAI SMP N 3 Gunung Talang), Wawancara Pribadi,31 Januari 2017 2 Suardi, (Kepala Sekolah SMP N 3 Gunung Talang), Wawancara Pribadi, 31 Januari 2017

51 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) haruslah mampu mencakup berbagai aspek dalam pelaksanaannya dikarenakan pelajaran PAI bukanlah seperti pelajaran lainnya yang cukup dengan aspek kognitif saja dan melupakan aspek lainnya, sedangkan PAI harus mampu mencakup ketiga aspek yang ada yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ini semua dikarenakan pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk menjalani kehidupan sehari-hari serta untuk ilmu di dunia dan akhirat. Guru Pendidikan Agama Islam juga mengatakan bahwa dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), seorang guru harus mencerminkan indikator serta tujuan yang jelas dari pelajaran yang diberikan sehingga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) tersebut mampu menjadi pedoman bagi guru dalam mengajar. 3 Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 30 Januari 2017 di SMP Negeri 3 Gunung Talang bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tercermin tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, penilaian hasil belajar. Kegiatan pembukaan atau pendahuluan waktu 15 menit, kegiatan inti 90 menit sedangkan kegiatan penutup waktunya 15 menit. Waktu yang ada tersebut 3 Arhaya Umil Fitri, (Guru Mata Pelajaran PAI SMP N 3 Gunung Talang), Wawancara Pribadi, 31 Januari 2017

52 merupakan jam mengajar guru yang dilaksanakan setiap masuk kelas sebanyak tiga jam pelajaran yaitu 3 x 40 menit. 4 Begitu juga dengan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization, dari wawancara penulis dengan guru PAI yang mengatakan bahwa mereka ada membuat perencanaan terhadap model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization yang mereka pakai untuk mengajar di kelas sehingga mereka memiliki pedoman yang baik untuk mengajar. 5 Berdasarkan observasi penulis menemukan contoh RPP Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization yang diterapkan dalam materi Berempati itu Mudah, Menghormati itu Indah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sudah dibuat satu kali dalm semester dan dilaksanakan oleh guru Agama, berpedoman pada kurikulum 2013. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 3 Gunung Talang sudah membuat RPP secara tertulis. Tapi dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru Agama masih di temukan kekurangan. 4 RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP N 3 Gunung Talang 5 Arhaya Umil Fitri, (Guru Mata Pelajaran PAI SMP N 3 Gunung Talang), Wawancara Pribadi, 31 Januari 2017

53 B. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Gunung Talang Kabupaten Solok. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang yang telah di buat terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran berpegang pada apa yang tertuang dalam perencanaan. Selain guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam merencanakan pembelajaran, guru juga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Mengenai kegiatan pelaksanaan model pemebelajaran kooperatif tipe team assisted individualization. Berdasarkan pengamatan penulis serta wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam dan kepala sekolah selama melakukan penelitian di SMP Negeri 3 Gunung Talang. Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization, terdapat tahapantahapan kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan peserta didik, yaitu : 1. Kegiatan pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan, guru menyiapkan situasi kelas untuk proses pembelajaran agar peserta didik siap untuk belajar. Sebelum pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization dilaksanakan guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan tahapan-tahapan pembelajaran.

54 Berdasarkan wawancara penulis dengan guru pendidikan agama Islam di SMP N 3 Gunung Talang Ibu Arhaya Umil Fitri, tentang cara pembagian kelompok. Kelompok diskusi terdiri dari 4-5 orang siswa dan dibagi secara acak, sehingga di dalam sebuah kelompok terdapat berbagai tingkat kemampuan anak. Supaya peserta didik dapat menerima kelompoknya dan menghargai keputusan yang telah dibuat. Untuk membagi kelompok saya melakukannya tidak dalam waktu pembelajaran berlangsung dengan jumlah murid yang banyak akan banyak memakan waktu, jadi waktu yang seharusnya bisa dipergunakan untuk diskusi menjadi berkurang. Pembagian kelompok biasanya saya siapkan di rumah sambil mempersiapkan bahan ajar. 6 Sesuai dengan wawancara di atas penulis juga melakukan wawancara dengan pserta didik kelas VII SMP N 3 Gunung Talang, tentang bagaimana cara pembagian kelompok dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam? Dalam pembagian kelompok saya tidak bisa memilih teman yang saya inginkan untuk satu kelompok dengan saya, karena kelompok sudah terlebih dahulu di bagi oleh guru dan kami harus menerima teman yang akan satu kelompok dengan saya. Kelompok-kelompok yang sudah di bagi tersebut terdiri dari beberapa anak yang mendapat 10 besar dan ada juga yang tidak dapat peringkat, jadi kelompok dibagi rata dan pembagiannya diacak guru. 7 Wawancara di atas di perkuat dengan observasi pada tanggal 07 Februari 2017 di ketahui bahwa Setelah selesainya pemberian materi pembelajaran guru membentuk kelompok-kelompok kecil terdiri dari 5 6 Arhaya Umil Fitri, (Guru Mata Pelajaran PAI SMP N 3 Gunung Talang), Wawancara Pribadi, 07 Februari 2017 7 Oktavia Karmila, (Siswi Kelas VII SMP N 3 Gunung Talang), wawancara pribadi, 07 Februari 2017

55 orang pesrta didik. Kelompok ini dibuat secara heterogen menurut tingkat kepandaian dengan mempertimbangkan keharmonisan kerja kelompok. Melalui observasi di peroleh data, Guru membagi kelompok secara heterogen sehingga peserta didik tidak bisa memilih-milih anggota kelompok sesuai dengan keinginannya. Pserta didik di tuntut untuk saling menghargai dan menerima teman sekelompoknya. Pada saat pembagian kelompok guru telah mempersiapkan kelompok diskusi sebelum pembelajaran berlangsung. Dengan tujuan, agar tidak terlalu banyak waktu yang dugunakan untuk membagi kelompok. Setelah pembagian kelompok selesai guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh peserta didik, supaya dalam pembelajaran jelas tujuan yang akan di capai. 2. Kegiatan inti Setelah pembagian kelompok selesai maka semua peserta didik langsung berkumpul dengan anggota yang satu kelompok dengannya setelah semua berada dikelompoknya maka guru memberikan lembaran soal yang di kerjakan masing- masing di kelompoknya. Lembaran soal yang diberikan guru ditulis jawabannya hanya di satu kertas saja, tetapi semua anggota kelompok harus mengerjakannya, karena soal diberikan oleh guru untuk masing-masing siswa. Pada saat mengerjakan lembaran soal, apabila ada peserta didik yang mengalami kesulitan guru akan memberi bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya tersebut. Selama diskusi berlangsung guru harus tetap memantau peserta didiknya.

56 Berdasarkan wawancara penulis dengan guru PAI SMP Negeri 3 Gunung Talang ibu Arhaya Umil Fitri dengan pertanyaan, didalam diskusi kelompok apakah ibu sudah memberikan bantuan atau bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang telah di berikan? Didalam diskusi kelompok saya sudah memberikan bimbingan kepada siswa yang membutuhkan baik secara individu maupun dalam kelompok. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan, siswa tersebut langsung mengacungkan tangan dan saya menghampiri siswa tersebut untuk memberi bimbingan. 8 Wawancara penulis diperkuat dengan observasi penulis pada 07 Februari 2017 di ruang kelas terlihat bahwa selama proses diskusi berlangsung guru memberikan bimbingan yang baik kepada peserta didik, baik secara individu maupun secara kelompok. Bimbingan tersebut bertujuan untuk mengontrol jalannya pembelajaran dan mengarahkan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa juga perlu dibimbing ketika ragu atau kurang paham terhadap materi yang didiskusikan melalui observasi diperoleh data: Guru sudah memberikan bimbingan kepada siswa baik secara kelompok maupun secara individu. Siswa langsung meminta bimbingan kepada guru ketika mendapat kesulitan dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan guru. guru menhampiri siswa yang mengalami kesulitan ke kelompok siswa tersebut dan memberikan bimbingan kepada siswa. 8 Arhaya Umil Fitri, (Guru Mata Pelajaran PAI SMP N 3 Gunung Talang), Wawancara Pribadi, 07 Februari 2017

57 Berdasarkan observasi dan wawancara tersebut dapat dipahami bahwa peserta didik berani untuk bertanya kepada guru untuk mendapatkan bimbingan, hal tersebut dapat terwujud karena guru telah mengarahkan peserta didik sebelum diskusi kelompok dimulai. Guru juga telah melaksanakan bimbingan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan baik secara individu maupun secara kelompok. Setelah peserta didik mengerjakan lembaran soal berarti kerja kelompok sudah selesai. Guru meminta masing-masing ketua kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok ke depan kelas. Masingmasing kelompok sudah memilih ketua kelompok secara demokrasi. Ketua kelompok mempresentasikan hasil kerja dengan menuliskannya di papantulis. Anggota kelompok yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi hasil kerja kelompok yang memepresentasikan. Hasil kerja masing-masing sudah dipresentasikan oleh masing-masing ketua kelompok. Guru juga berkewajiban memberikan arahan yang benar jika hasil diskusi kelompok yang sudah dituliskan di papantulis kurang tepat, kemudian guru memberikan skor kepada masing-masing kelompok. Bagi kelompok yang mendapatkan skor yang bagus guru memberikan penghargaan kepada siswa. Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan masing-masing ketua kelompok sudah mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas. Guru juga sudah memberikan penilaian serta memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai yang bagus, dengan cara memberikan pujian kepada kelompok yang mendapat nilai yang bagus.

58 Keberhasilan kelompok tergantung kepada kekompakan masingmasing kelompok dan kerja sama yang baik. Jika anggota kelompok kompak dan mau bekerjasama kelompoknya akan berhasil, sebaliknya jika anggota kelompok tidak mau bekerjasama dan hanya mengandalkan satu orang saja maka kelompoknya tidak akan berhasil. Dalam model kooperatif tipe team assisted individualization diharapkan semua anggota kelompok harus menguasai bahan pembelajaran yang diberikan. Jika ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal maka guru harus memeberikan bantuan individu dalam kelompok dan teman sesama kelompok juga ikut mengerjakan tugas kelompok bersama-sama. 3. Kegiatan penutup Kegiatan belajar kelompok sudah selesai dilakukan, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai pembelajaran yang diberikan, guru akan memeberikan tes untuk mengetahui kemampuan peserta didik menguasai materi yang diberikan. Tes dikerjakan sendiri-sendiri tidak boleh bekerjasama dengan demikian guru akan mengetahui sampai mana siswa menguasai bahan pembelajaran yang diberikan dan apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai. Sebelum menutup pembelajaran guru terlebih dahulu mengulangi sedikit materi yang telah disampaikan dan guru mengajak siswa secara bersama untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dibahas. Sehingga semua siswa dapat memahami dan menyimpulkan pembelajaran

59 dan guru telah memberi penguatan terhadap materi yang telah disampaikan atau menyimpulkan pembelajaran bersama-sama dengan siswa. Berdasarkan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization sudah dilaksanakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Gunung Talang. C. Hasil Belajar Setelah Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Gunung Talang Kabupaten Solok. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah peserta didik menerima pengalaman belajar berupa perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 3 Gunung Talang bisa membantu siswa khususnya siswa yang sulit dalam belajar secara individu, karena model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization ini menggabungkan model pembelajaran individu dan kelompok siswa akan saling bekerjasama dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat kepala sekolah yang mengatakan: Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization dalam proses belajar mengajar sangat bermanfaat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, di sini guru dituntut untuk membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok sehingga siswa tersebut dapat menguasai materi secara baik. 9 2017 9 Suardi, (Kepala Sekolah SMP N 3 Gunung Talang), Wawancara Pribadi, 07 Fepruari

60 Mengenai hasil pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, guru Pendidikan Agama Islam ibu Arhaya Umil Fitri mengatakan bahwa: Jika dilihat dari hasil ulangan harian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sejauh ini sudah di atas rata-rata batas KKM meskipun masih terdapat siswa yang baru mencapai tingkat batas KKM, tapi itu hanya dalam jumlah yang sedikit. Hasil pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization yang diungkapkan oleh guru Pendidikan Agama Islam di atas terbatas hanya dalam bidang kognitif saja karena peserta didik sudah dianggap mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) apabila sudah mendapat nilai 78 pada setiap ujian atau evaluasi, skor maksimal yang bisa di dapatkan oleh peserta didik dalam pembelajaran PAI adalah 98 dan skor minimal yang di peroleh peserta didik adalah 66, nilai rata-rata kelas 80 dengan KKM 78. namun dalam bidang afektif dan psikomotor pelaksanaan model kooperatif tipe team assisted individualization ini juga perlu terlihat karena nilai-nilai ajaran agama Islam yang diajarkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa mampu menerapkan pergaulan sehari-hari. jadi ketuntasan bukan hanya dilihat dari aspek kognitif saja tetapi juga dari aspek afektif dan psikomotor demi tercapainya tujuan yang telah dicitacitakan. Mengenai hasil belajar dalam diskusi kelompok guru Pendidikan Agama Islam ibu Arhaya Umil Fitri mengatakan bahwa:

61 siswa mampu membantu teman yang mengalami kesulitan dalam belajar, saling menghargai pendapat teman dan lebih meningkatkan keaktifan dalam menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran. Maka akan terjadi perubahan tingkah laku baru pada diri individu. Perubahan yang disebabkan oleh belajar terlihat dalam perbuatan yang ditampilkan individu. Hasil belajar diperoleh siswa merupakan perpaduan berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu perilaku individu dan tidak tahu menjadi tahu sebagai akibat dari suatu kegiatan yang telah dilakukannya dalam proses belajar mengajar di sekolah. 10 Berdasarkan wawancara penulis dengan guru Pendidikan Agama Islam diatas, bahwa hasil belajar bisa didapat dari ulangan harian dan lembaran observasi aktivitas belajar siswa.jadi hasil belajar bukan saja tentang nilai yang di dapatkan oleh siswa melainkan juga hasil dari perubahan cara belajar dari yang kurang baik menjadi lebih baik dengan adanya diskusi dengan teman yang mempunyai kemampuan lebih dalam belajar. D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Gunung Talang Kabupaten Solok. a. Faktor Pendukung Keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung dari faktor pendukung dan penghambatnya, karena apa yang dilaksanakan guru membutuhkan dorongan dari berbagai pihak baik berupa kata-kata maupun 10 Arhaya Umil Fitri, (Guru Mata Pelajaran PAI SMP N 3 Gunung Talang), Wawancara Pribadi, 07 Februari 2017

62 benda. Untuk itu agar pendidikan terlaksana dengan baik perlu diperhatikan faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran tersebut. Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam guru sudah menggunakan model pembelajaran, yakni model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe team assisted individualization tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat tercapainya tujuan tersebut. Berikut wawancara penulis dengan guru Pendidikan Agama Islam ibu Arhaya Umil Fitri berkaitan dengan faktor pendukung pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization, beliau mengatakan bahwa : Guru merupakan kunci bagi keberhasilan pelaksanaan pendidikan disekolah. Guru yang profesional adalah guru yang pandai mengajar dan memiliki wawasan yang luas, yang pandai menjelaskan pembelajaran sehingga apa yang di jelaskan dapat dipahami oleh siswa, oleh karena itu dituntut keterampilan mengajar untuk mencapai keberhasilan siswa. Begitu juga dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, oleh karena itu di tuntut keterampilan guru untuk memilih dan menerapkannya sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam pelaksanaan model pemebelajaran juga membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya suatu proses pembelajaran. 11 Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan kepala sekolah bapak Suardi, berkaitan dengan faktor pendukung pelaksanaan model 11 Arhaya Umil Fitri, (Guru Mata Pelajaran PAI SMP N 3 Gunung Talang), Wawancara Pribadi, 07 Februari 2017

63 pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization beliau mengatakan : sebagai pendidik yang profesional guru harus bisa mengembangkan pembelajaran agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran yang selalu berpusat kepada guru guru juga telah mengikuti pelatihan-pelatihan untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam mendidik. Agar pembelajaran itu tidak monoton maka guru harus pandai dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat. Sebelum menggunakan model pembelajaran guru harus terlebih dahulu memahami model pembelajaran yang akan diterapkan. Sistem pendidikan saat ini lebih menuntut siswa aktif dalam proses pembelajaran. 12 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di analisa bahwa guru merupakan faktor utama dalam penerapan dalam model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization. Proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe team assisted individualization dimana siswa dituntut untuk bekerja dalam tim dan mengemban tanggung jawab dan saling membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah dan saling memberikan dorongan untuk maju, di samping itu guru juga membimbing dan menggunakan strategi supaya siswa tidak jenuh dan bosan pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan wawancara yang di perkuat dengan observasi yang penulis lakukan di SMP Negeri 3 Gunung Talang bahwa faktor utama yang mendukung terlaksananya model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization salah satunya adalah guru yang mengajar, karena guru 2017 12 Suardi, (Kepala Sekolah SMP N 3 Gunung Talang), Wawancara Pribadi, 07 Fepruari

64 merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah dan guru juga merupakan penentukan keberhasilan pembelajaran. Guru sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang cara pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization tersebut. Pengetahuan dan keterampilan itu di dapatkan dengan mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam mendidik serta mengetahui informasi melalui buku panduan model kooperatif tipe team assisted individualization. Beragam model pembelajaran yang berbeda akan membuat siswa tertarik untuk belajar, apalagi dengan model pembelajaran kooperatif tipe team asssisted individualization. Model pembelajaran kooperatif tipe team asssisted individualization siswa akan saling membantu satu dengan yang lainnya. Bagi siswa yang pintar bisa berbagi ilmu dengan teman lainnya. Guru harus dapat memotivasi siswa dan memperhatikan perbedaan yang ada pada pada siswa karena tiap individu mempunyai karakter yang berbeda. Guru sebagai penggerak dalam proses pembelajaran sudah seharusnya dapat mengaktifkan semua siswa tanpa terkecuali agar potensi yang ada pada siswa dapat tergali dan berkembang. Guru juga harus dapat memberikan motivasi siswa dalam belajar. Peranan guru dalam memberikan motivasi siswa adalah mengenal setiap siswa yang di ajarkannya secara pribadi, memperlihatkan interaksi yang menyenangkan, menguasai berbagai model pembelajaran dan teknik mengajar serta menggunakannya dengan tepat,

65 menjaga suasana kelas agar siswa terhindar dari konflik dan yang paling penting memperlakukan siswa sesuai dengan keadaan dan kemampuannya. b. Faktor Penghambat Faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization di SMP Negeri 3 Gunung Talang diantaranya adalah kurangnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. kurang memadainya sarana dan prasarana yang dapat di gunakan dalam proses pembelajaran seperti sumber belajar yang belum lengkap. Jika dilihat dari pelaksanaan model kooperatif tipe team assisted individualization kurangnya minat peserta didik dalam belajar pendidikan agama islam dilihat pada saat diskusi berlangsung masih ada siswa yang keluar masuk saat diskusi sedang berlangsung, tidak adanya kedisiplinan dalam diri peserta didik sendiri sehinggga guru kesulitan dalam mengelola kelas. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization di SMP Negeri 3 Gunung Talang penulis melakukan wawancara dengan guru dan kepala sekolah. Berdasarkan wawancara penulis pada tanggal 07 Februari 2017 dengan guru Pendidikan Agama Islam ibu Arhaya Umil Fitri beliau mengatakan : Selama saya mengajar ada beberapa faktor penghambat yang saya hadapi pada saat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan Strategi

66 Discovery Learning diantaranya adalah : Kurangnya motivasi siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam disebabkan dari faktor keluarga baik itu dari segi membaca al-quran maupun keikutsertaan siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam, juga dari faktor siswa, seperti kurangnya minat dan kedisiplinan dalam belajar. 13 Penulis melihat hal ini diwaktu pelaksanaan model kooperatif tipe team assisted individualization (menemukan sendiri) banyak diantara peserta didik yang tidur-tiduran di kelas sementara temannya sudah asyik berdiskusi kelompok mencari pelajaran yang disuruh oleh guru Agama. Dan siswa yang tiduran itu hanya mengharapkan hasil dari diskusi kelompok temannya yang benar-benar belajar. 13 Arhaya Umil Fitri, (Guru Agama di SMP Negeri 3 Gunung Talang), Wawancara Pribadi dan Observasi, Padang, 07 Februari 2017