BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Ushul Fiqh di MAS TI Candung Perencanaan pembelajaran atau bisa disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran perunit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan perencanaan tersebut, dapat disusun berdasarkan kebutuhan dan jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan guru yang membuat perencanaan. Namun harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. 1 Perencanaan pengajaran merupakan persiapan yang diperlukan untuk dapat mengajar dengan baik yaitu merumuskan standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, menentukan indikator, memilih bahan pengajaran, menentukan sumber belajar, memilih dan mempersiapkan metode, menyediakan dan mempersiapkan media atau alat peraga serta membuat dan mempersiapkan evaluasi atau penilaian. Secara operasional dikenal dengan istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2 1 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2008 ), h. 2 2 Ibid., 60

2 61 Berdasarkan wawancara penulis dengan guru mata pelajaran Ushul Fiqh pada 12 Juli 2017 di MAS TI Candung yang bernama Nofriandi mengenai perencanaan pembelajaran dengan mengunakan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), beliau mengatakan: Sebelum kami melaksanakan pembelajaran Ushul Fiqh, kami diwajibkan oleh Kepala Sekolah untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dibuat satu kali dalam semester pada awal tahun ajaran, tujuannya agar dalam pembelajaran nanti lebih terarah dalam mengajar. Dalam membuat RPP kami dianjurkan oleh Kepala Sekolah berpedoman kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) agar materi Ushul Fiqh tersebut dapat diaplikasikan oleh siswa. 3 Berdasarkan ungkapan Kepala Sekolah di atas bahwa beliau mewajibkan kepada setiap guru untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum melaksanakan pengajaran, gunanya untuk melihat arah atau gambaran kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini dibuat satu kali dalam satu semester pada awal tahun ajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran (KTSP). Sebelum melaksanakan proses pembelajaran guru sudah membuat perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus, kemudian dijabarkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirangkum dalam kurikulum. 4 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa setiap guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum 3 Nopriandi, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 12 Juli Zulkifli, (Kepala Sekolah MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 21 Juli 2017

3 62 mengajar. Rencana Program Mengajar itu disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut guru Ushul Fiqh haruslah mampu mencakup berbagai aspek dalam pelaksanaannya dikarenakan pelajaran Ushul Fiqh bukanlah seperti pelajaran lainnya yang cukup dengan aspek kognitif saja dan melupakan aspek lainnya, sedangkan Ushul Fiqh harus mampu mencakup ketiga aspek yang ada yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ini semua dikarenakan Ushul Fiqh adalah pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk menjalani kehidupan sehari-hari serta untuk ilmu di dunia dan akhirat. Guru Ushul Fiqh juga mengatakan bahwa dalam menyusun RPP, seorang guru harus mencerminkan indikator serta tujuan yang jelas dari pelajaran yang diberikan sehingga RPP tersebut mampu menjadi pedoman bagi guru dalam mengajar. 5 bahwa: Wawancara penulis dengan Kepala MAS TI Candung menyatakan Guru-guru Ushul Fiqh yang ada di MAS TI Candung sudah mampu dengan baik menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran namun masih ada sedikit kekurangan yang ada dalam RPP tersebut perlu diperbaiki agar dapat menjadi pedoman yang lebih baik. 6 Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di MAS TI Candung bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tercermin 5 Nopriandi, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 12 Juli Zulkifli, (Kepala Sekolah MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 21 Juli 2017

4 63 indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pembukaan atau pendahuluan waktu 10 menit, kegiatan inti 60 menit sedangkan kegiatan penutup waktunya 20 menit. Waktu yang ada tersebut merupakan jam mengajar guru yang dilaksanakan setiap masuk kelas sebanyak dua jam pelajaran yaitu 2 x 45 menit. 7 Berdasarkan wawancara penulis dengan guru Ushul Fiqh pada tanggal 12 Juli 2017 beliau mengatakan bahwa: Guru Ushul Fiqh membuat perencanaan terhadap pembelajaran berbasis masalah yang mereka pakai untuk mengajar di kelas sehingga mereka memiliki pedoman yang baik untuk mengajar terutama dalam hal belajar dengan membawa masalah yang ada di sekitar siswa untuk di analisa oleh siswa. 8 Berdasarkan wawancara penulis pada 18 Juli 2017 dengan guru mata pelajaran Ushul Fiqh, beliau mengatakan bahwa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuatnya untuk pembelajaran berbasis masalah dirasa belum baik, dikarenakan apa yang tertera di dalam RPP hanyalah berupa lembaran rencana pembelajaran karena pada hakikatnya masih banyak ide yang belum terangkum di dalam RPP yang telah disusun tersebut. Beliau juga mengatakan bahwa masih banyak ideide yang ada dalam pikirannya tapi belum dapat dituliskan di dalam RPP dan kemungkinan ide itu akan timbul pada pelaksanaan pembelajaran Ushul Fiqh. 9 Begitu juga yang disampaikan oleh guru mata pelajaran Ushul Fiqh lainnya yang bernama Jailani, beliau mengatakan bahwa RPP yang ada masih dianggap belum sempurna karena isi serta data-data yang terangkum 7 RPP Mata Pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung 8 Nopriandi, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 12 Juli Ibid.,

5 64 dalam RPP tersebut belum mampu mencakup semua harapan dari guru yang mengajar. 10 Penulis melihat bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun tersebut sudah bisa dibilang baik karena telah mencakup semua hal yang diperlukan dalam mengajar dan telah mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor walaupun masih ditemukan kekurangan yang diperlukan dalam perencanaan pembelajaran berbasis masalah yaitu bagaimana tahapan-tahapan kegiatan dalam RPP tersebut yang belum disusun dengan sistematis Guru Ushul Fiqh mengatakan bahwa dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pembelajaran berbasis masalah harus ada beberapa komponen penting yang tidak boleh dilupakan karena merupakan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis masalah, komponen-komponen itu adalah menampilkan masalah bagi siswa di awal pelajaran, dan meminta siswa menganalisanya serta mencari solusi dari masalah yang di hadirkan guru tersebut. 11 Berdasarkan yang disampaikan oleh guru Ushul Fiqh lainnya, bahwa masalah adalah komponen utama yang harus ada dalam menyusun RPP pembelajaran berbasis masalah, karena tanpa masalah, maka tujuan dari pembelajaran berbasis masalah tidak akan dapat tercapai Jailani, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 18 Juli Nopriandi, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 12 Juli Jailani, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 18 Juli 2017

6 65 Berdasarkan wawancara penulis pada 12 Juli 2017 dengan guru Ushul Fiqh di MAS TI Candung bahwa: Sebelum pembelajaran dimulai ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik diantaranya mengingat serta memikirkan masalah yang baru-baru terjadi di sekitar mereka lalu barulah guru memberikan suatu masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran dan siswa diminta untuk menghubungkannya dengan materi tersebut sesuai dengan analisa siswa. Contohnya dalam materi Amar (perintah), guru menyampaikan materi tentang pengertian Amar kemudian siswa disuruh menganalisanya untuk menemukan adanya dalil Al-Quran yang menyatakan Amar tersebut dan siswa juga disuruh untuk menyampaikan hasil kerjasama mereka dengan dalil yang mereka pegang. 13 Berdasarkan wawancara pada 18 Juli 2017 yang penulis lakukan dapat dijelaskan bahwa: Guru mata pelajaran Ushul Fiqh telah membuat Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara sistematis, kemudian guru mata pelajaran Ushul Fiqh mengkonsultasikan dengan kepala sekolah. Kalau cocok dengan tujuan yang dicapai maka Kepala sekolah mesetujuinya, setelah itu baru siap disajikan kepada siswa dalam kelas. 14 Guru Ushul Fiqh juga mengatakan bahwa perbedaan yang mendasar antara penyusunan RPP dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan RPP pembelajaran lainya adalah pada masalah yang selalu di utamakan dalam pembelajaran berbasis masalah. Sehingga inti dari kegiatan pembelajarannya terletak pada masalah serta pemecahan masalah tersebut Nopriandi, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 12 Juli Jailani, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 18 Juli Jailani, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung,18 Juli 2017

7 66 Berdasarkan observasi pada 21 Maret 2016 penulis menemukan beberapa contoh RPP yang mencerminkan pembelajaran Ushul Fiqh dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan dalam beberapa materi diantaranya Amar (perintah) dan Nahi (larangan). Penulis berpendapat bahwa RPP yang telah di buat oleh guru mata pelajaran Ushul Fiqh di MAS TI Candung sudah mendekati sempurna namun terkadang waktu pelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan apa yang ditulis dalam RPP sehingga batas akhir pelajaran tidak sampai kepada tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran perunit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas untuk tercapainya tujuan pembelajaran. 16 Penulis menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Usul Fiqh terkadang waktu yang sudah ditulis guru Ushul Fiqh dalam RPP tidak sesuai dengan yang dilaksanakan, hal ini disebabkan karna bahasan materi yang cukup panjang dan guru yang belum sesuai dengan alokasi waktu dalam proses pembelajaran. 16 Harianto, Op.Cit, h. 2.

8 67 B. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Ushul Fiqh di MAS TI Candung Pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah dimaksudkan sebagai upaya untuk menjadikan pelajaran Ushul Fiqh yang sesuai dengan kebutuhan siswa sesuai dengan keadaan yang dialami di lingkungan masing-masing. Konsekuensinya, adanya perubahan sikap siswa terhadap masalah yang dihadapinya sehari-hari. Berdasarkan pengamatan penulis serta wawancara dengan guru Ushul Fiqh dan kepala sekolah selama melakukan penelitian di MAS TI Candung, Pembelajaran Berbasis Masalah yang dilaksanakan belum sepenuhnya memuaskan dan memiliki kekurangan-kekurangan. Belum sepenuhnya kegiatan berbasis masalah dilakukan oleh guru dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah, terdapat tahapantahapan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa, yaitu: 1. Merumuskan masalah Guru memberikan masalah kepada siswa untuk membahas dengan baik masalah tersebut. Guru mengajukan masalah yang sesuai dengan materi dan masalah tersebut adalah hal yang terjadi di sekitar mereka. Berdasarkan wawancara penulis pada 23 Juli 2016 dengan guru Ushul Fiqh mengatakan bahwa: Ketika guru akan mengajar dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah mula-mula guru akan menyampaikan kepada siswa suatu masalah. Guru tersebut mencontohkan ketika ia mengajarkan materi Amar dalam

9 68 kajian Ushul Fiqh, beliau memulai dengan masalah kalimatkalimat yang menyatakan bentuk Amar dalam Al-Quran serta bentuk pekerjaan yang berbentuk Amar dalam contoh yang siswa cari, Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. 17 Guru lainnya menyebutkan bahwa ketika beliau memasuki kelas guru akan memberikan berbagai masalah yang sesuai dengan materi dan meminta siswa untuk memilih materi mana yang menarik bagi siswa untuk dibahas lebih lanjut Menganalisis masalah Pada tahap ini, siswa diminta untuk menganalisis masalah yang ada dengan kritis. Menurut guru Ushul Fiqh setelah diberikan masalah, siswa diminta untuk meneliti terlebih dahulu masalah yang diberikan sesuai dengan pendapat mereka masing-masing sehingga didapatkan analisa awal oleh mereka. Seperti dalam masalah Amar yang telah disebutkan di atas, siswa diminta menemukan bentuk kalimat yang menyatakan Amar di dalam contoh yang telah mereka temukan, serta jelaskan juga asal kata kalimat tersebut sebelum menjadi kalimat Amar. 19 Begitu juga yang disampaikan oleh guru Ushul Fiqh lainnya, beliau mengatakan siswa diminta memilah-milah bagian-bagian dari masalah yang diberikan untuk diteliti lebih baik agar mereka dapat 17 Nopriandi, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 23 Juli Jailani, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 27 Juli Noprindi, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 23 Juli 2017

10 69 menemukan masalah apa yang sebenarnnya terkandung dalam masalah tersebut. 20 Berdasarkan contoh materi, siswa dapat menemukan adanya ا ق ي م وا الص ال ة kalimat yang menyatakan Amar dengan contoh (dirikanlah olehmu shalat) kalimat yang menyatakan Amar di dalam ayat tersebut yaitunya ada kata ا ق ي م و (dirikanlah olehmu) dan siswa قق juga menyebutkan bahwa asal kata tersebut berasal dari kata (berdiri). 3. Merumuskan hipotesis Setelah dilakukan analisis masalah, lalu siswa mengajukan beberapa jawaban sementara terhadap masalah yang telah mereka analisis. Berdasarkan wawancara penulis dengan guru Ushul Fiqh, disebutkan bahwa siswa mencoba untuk mengajukan beberapa jawaban yang dapat mereka pikirkan. Di antaranya, mereka mengatakan bahwa ayat Al-Quran yang menyatakan kalimat Amar diantaranya ialah kalimat الص ال ة,ا ق ي م وا pada kalimat ini terdapat fiil amar yang memerintahkan kepada manusia untuk mendirikan shalat Mengumpulkan data Kegiatan ini merupakan langkah siswa mencari dan mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. Dari hasil wawancara penulis dapatkan pada tahap ini siswa mulai berusaha mengumpulkan data-data yang diperlukan yang sesuai 20 Jailani, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 27 Juli Nopriandi, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 23 Juli 2017

11 70 dengan masalah yang sedang dibahas. Mereka mencoba ا ق ي م وا mengumpulkan ayat-ayat al-qur an yang menyatakan kalimat lainnya. 22 serta pendukung الص ال ة 5. Pengujian hipotesis Pada tahap ini, merupakan langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan. Berdasarkan data yang penulis dapatkan, disinilah kegiatan siswa belum tampak. Mereka tidak melakukan pengujian hipotesis terhadap apa yang telah mereka buat, karena mereka menganggap telah selesai dan tinggal mencari solusi terhadap masalah tersebut. 6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah Inilah kegiatan akhir dari pembelajaran berbasis masalah yaitu langkah siswa merumuskan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan. Menurut guru Ushul Fiqh, pada tahap ini siswa mencoba memberikan solusi terhadap masalah bahwasanya untuk menentukan kalimat amar dakam Al-Quran maka harus merujuk kepada asal kata dari kata kerja (fi il) yang disebut dengan fi il madhi. Barulah setelah didapakan solusi dari siswa ini guru turut serta menjelaskan materi tentang Amar tersebut dan hubungannya dengan kajian ushul fiqh yang menjadi masalah di awal pelajaran serta memberikan komentar terhadap kegiatan yang telah dikerjakan siswa Ibid., 23 Ibid.,

12 71 Guru Ushul Fiqh menyebutkan bahwa dari semua tahapan dari Pembelajaran Berbasis Masalah ini, tidak semua tahapan yang dapat terlaksana dengan baik. 24 Menurut Kepala Sekolah MAS TI Candung, beliau mengatakan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah yang dilakukan oleh guru Ushul Fiqh sudah bisa dianggap baik walaupun dalam beberapa hal masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki seperti belum terlaksananya semua tahapan dalam pembelajaran tersebut. 25 Begitu juga ketika penulis melakukan wawancara dengan siswa, mereka menyatakan bahwa mereka akan tertarik dengan pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan oleh guru Ushul Fiqh asalkan masalah yang dibawa oleh guru tersebut sangat menarik dan menantang bagi mereka. 26 Pembelajaran berbasis masalah dalam pelaksanaannya tidak luput dari media yang digunakan oleh guru. Berdasarkan wawancara penulis dengan guru Ushul Fiqh mengatakan bahwa ketika beliau mengajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah, ia jarang menggunakan media dikarenakan media yang ada di sekolah tersebut kurang memadai untuk dipakai dalam pembelajaran di kelas Jailani, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 27 Juli Zulkifli, (Kepala Sekolah MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 28 Juli Widya Amdi Fitri dkk, ( Siswa kelas XII MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 25 Juli Nopriandi, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 23 Juli 2017

13 72 Penulis berpendapat bahwa dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran Ushul Fiqh ini sudah diterapkan dan guru pun sudah menguasai langkah-langkah dalam model PBM, namun penulis melihat bahwa model ini belum sepenuhnya dimengerti oleh siswa, hal ini dapat penulis lihat dalam proses pembelajaran ketika guru menyuruh siswa dalam langkah-langkah model PBM ini. Dan ada juga langkah-langkah dalam model PBM ini tidak dilaksanakan dan tidak tentunya hasil pembelajaran tidak sempurna sesuai dengan apa yang diharapkan. Kesimpulan penulis dalam pelaksanaan model PBM pada mata pelajaran Ushul Fiqh sudah dilaksanakan dan guru paham dengan model PBM ini, namun masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan model ini yaitu siswa belum sepenuhnya mengerti akan keseluruhan langkahlangkah model PBM ini. Walaupun demikian penulis berasumsi bahwa model PBM bagus diterapkan karena sebelumnya guru yang mengajar Ushul Fiqh hanya menggunakan metode tanya jawab dan demonstrasi saja. Dan sering siswa yang bertanya dan maju kedepan untuk membaca kitab siswa yang sama setiap kali pertemuan. C. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Mata Pelajaran Ushul Fiqh di MAS TI Candung Setiap pelaksanaan pembelajaran diharapkan hasil yang baik. Untuk mendapatkan hasil yang baik tersebut tentu perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasilnya.

14 73 Berdasarkan wawancara penulis dengan guru Ushul Fiqh, beliau menyatakan bahwa: Dalam melakukan evaluasi terhadap pembelajaran berbasis masalah tidak terlalu terfokus terhadap nilai yang didapatkan siswa melainkan melihat kepada keaktifan siswa, respon serta partisipasi selama proses pembelajaran dilaksanakan. Dengan hal ini, akan diketahui peningkatan hasil belajar siswa bukan saja dari aspek kognitifnya tapai juga dari aspek afektif dan psikomotor siswa. 28 Disampaikan juga oleh guru Ushul Fiqh lainnya, keaktifan siswa sangat diperlukan untuk mengevaluasi hasil belajar dengan pembelajaran berbasis masalah karena siswa yang terlihat aktif tentu mengetahui dengan baik proses pembelajaran yang dilaksanakan. 29 Guru Ushul Fiqh menyebutkan bahwa adapun evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Ushul Fiqh ini menerapkan evaluasi jangka panjang (Sumatif) hal ini dikarnakan begitu banyaknya materi yang akan diselesaikan dalam satu semester yang berpedoman kepada buku panduan Ushul Fiqh itu sendiri yaitu nya kitab Ushul Fiqh. Seandainya di adakan evaluasi pada tiap-tiap materi maka akan memakan waktu yang panjang sehingga materi Ushul Fiqh pada semester tersebut tidak terselesaikan. 30 Adapun evaluasi yang dilaksanakan pada mata pelajaran Ushul Fiqh yaitu pada ujian tengah semester dan ujian akhir semester, dan untuk penilaian lainnya guru Ushul Fiqh melihat kepada proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dijalani oleh siswa tersebut. Pendapat penulis mengenai evaluasi dalam mata pelajaran Ushul Fiqh dengan menggunakan model PBM ini guru mesti melakukan evaluasi yang bersifat formatif sebagaimana bahwa jenis-jenis dari evaluasi ada di 29 Jailani, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 27 Juli Ibid.,

15 74 antaranya evaluasi formatif yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan materipokok suatu bidang study. 31 Agar materi pelajaran yang telah siap diajarkan bisa di ketahui sampai dimana siswa memahaminya. D. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Ushul Fiqh di MAS TI Candung Keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung kepada komponen belajar. Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas tidak lepas dari faktor pendukung dan penghambatnya, karena apa yang dilaksanakan guru membutuhkan dorongan dari berbagai pihak baik berupa kata-kata maupun benda. Begitu juga dengan hambatan yang pasti selalu dalam dalm kegiatan yang dilakukan. Untuk itu agar pendidikan terlaksana dengan baik perlu diperhatikan faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran tersebut. Banyak pendukung dan penghambat yang pasti ditemukan oleh guru, tinggal bagaimana guru tersebut menghadapinya agar dapat menjadikan kegiatan pembelajaran lebih baik. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, dari wawancara yang penulis lakukan dengan guru Ushul Fiqh mengatakan bahwa: Guru Ushul Fiqh mendapatkan dukungan penuh dari Kepala Sekolah untuk melaksanakan pembelajaran berbasis masalah degan baik, mulai dari penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai hasil yang diharapkan oleh guru tersebut dari hasil belajar. 31 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 227

16 75 Kepala Sekolah selalu memberikan dorongan serta masukan dan saran setiap kali guru Ushul Fiqh menyampaikan kepada Kepala Sekolah bahwa ia akan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam kelas yang akan di ajarnya. 32 Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan Kepala Sekolah, beliau mengatakan bahwa: Dukungan yang kuat selalu diberikannya kepada guru-guru yang ada di sekolah tersebut dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, selama pembelajaran yang diberikan mampu memberikan pengetahuan yang baik bagi siswa serta meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan materi yang diberikan oleh guru tersebut. Begitu juga dengan dukungan yang diberikan kepada guru Ushul Fiqh, beliau menganggap Ushul Fiqh adalah suatu pelajaran yang sangat penting bagi kehidupan siswa sehingga apapun yang dilakukan oleh guru Ushul Fiqh akan didukung dengan sebaikbaiknya oleh beliau. 33 Faktor penghambat dalam proses pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran Ushul Fiqh ialah minimnya media yang di gunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Media yang dimaksud di sini ialah kitab Ushul Fiqh yang digunakan dalam proses pembelajaran, tidak jarang siswa yang melihat kepada kitab temannya dikarnakan tidak adanya kitab yang mereka miliki dan ini tentunya sangat berpengaruh terhadap prose pembelajaran. 34 Berdasarkan yang disampaikan oleh guru Ushul Fiqh lainnya, beliau mengatakan bahwa: MAS TI Candung ini masih memiliki banyak kekurangan dalam perlengkapan media mengajar sehingga guru Ushul Fiqh yang 32 Nopriandi, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 19 Juli Zulkifli, (Kepala Sekolah MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 28 Juli Nopriandi, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 19 Juli 2017

17 76 membutuhkan media untuk materi yang akan diajarkan harus mengajar dengan kemampuan mereka sendiri tanpa media yang memadai. 35 Ketika penulis melakukan wawancara kepada siswa pada 25 Juli 2017 tentang hal ini, siswa mengatakan bahwa: Pembelajaran berbasis masalah ini akan menarik jika masingmasing siswa memiliki kitab sendiri dan tidak melihat atau meminjam dulu kitab ke lokal-lokal lain, sehingga mereka menjadi senang dengan masalah yang disampaikan dan akan membahasnya dengan serius. 36 Penghambat guru Ushul Fiqh dalam melaksanakan pembelajaran berbasis masalah dengan baik. Jika minat siswa tinggi dan serius membahas masalah, maka pembelajaran berbasis masalah akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu siswa mampu memcahkan masalah dengan baik dan menemukan solusinya. Untuk itu, ketika ditanyakan kepada guru Ushul Fiqh bagaimana mengatasi hal seperti ini, mereka mengatakan bahwa untuk mengatasinya adalah dengan guru menjadi lebih aktif dalam memberikan dorongan, motivasi bagi siswa serta menjadi fasilitator yang baik dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Dengan demikian diharapkan siswa mampu meningkatkan minat dan motivasi yang ada dalam dirinya untuk belajar dengan baik dengan pembelajaran berbasis masalah yang dilaksanakan guru Jailani, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 06 Juli Widya Amdi Fitri dkk, ( Siswa kelas XII MAS TI Candung), Wawancara Kelompok, Candung, 25 Juli Nopriandi, (Guru mata pelajaran Ushul Fiqh MAS TI Candung), Wawancara Pribadi, Candung, 19 Juli 2017

18 77 Mereka mencoba mencari solusi yang terbaik untuk pelaksanaan pembelajaran yang mereka laksanakan dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka dengan cara berdiskusi dengan guru lainnya baik dari guru yang satu sekolah maupun dengan guru yang berbeda sekolahnya. Guru-guru tersebut juga terus berupaya meminta pihak sekolahnya terutama kepada Kepala Sekolah untuk meningkatkan fasilitas mengajar yang ada di sekolah tersebut. 38 Kesimpulan penulis faktor penghambat yang dialami guru dalam proses pembelajaran Ushul Fiqh dengan menggunakan model PBM ini yaitunya faktor media yang digunakan oleh siswa yang belum lengkap yaitu kitab Ushul Fiqh sendiri dimana siswa tidak memiliki masingmasing kitab sehingga siswa disuruh untuk melihat atau meminjam kepada kitab temannya. Dan untuk memenuhi kekurangan media ini pihak sekolah mengupayakan untuk menambah kitab-kitab yang masih kurang di perpustakaan sekolah agar dapat dipinjamkan kepada siswa. 38 Ibid.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team BAB IV HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 3 Gunung Talang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Strategi Question Students Have dalam. Pembelajaran PAI pada Kelas XI SMA N 14 Padang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Strategi Question Students Have dalam. Pembelajaran PAI pada Kelas XI SMA N 14 Padang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Pelaksanaan Strategi Question Students Have dalam Pembelajaran PAI pada Kelas XI SMA N 14 Padang Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan membutuhkan perencanaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan : : Kejuruan Administrasi Perkantoran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan : : Kejuruan Administrasi Perkantoran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan : Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pembelajaran Alokasi Waktu : Kejuruan Administrasi Perkantoran : Kelas X / Semester I : Penyimpanan dan penemuan

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP PPT 3.1-1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar. Menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mengungkapkan bahwa sains

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengorganisasir kegiatan siswa secara aktif serta mampu memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengorganisasir kegiatan siswa secara aktif serta mampu memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses yang merupakan serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah diuraikan pada BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi kurikulum khusus keagamaan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA

LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA NO Aktifitas siswa BUTIR OBSERVASI ASSESMENT BAIK KURANG KET. a. Bertanya b. Menemukan gagasan c. Mempertanyakan gagasan orang lain Kreatifitas siswa a. Belajar Membaca b.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit BAB V PEMBAHASAN A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit semester (sks) sebagai berikut: 1. Untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. akan menganalisis data yang telah terkumpul. Dari paparan data dan hasil sub bab hasil temuan penelitian yang

BAB V PEMBAHASAN. akan menganalisis data yang telah terkumpul. Dari paparan data dan hasil sub bab hasil temuan penelitian yang BAB V PEMBAHASAN Setelah penulisan paparan data dan data temuan yang dihasilkan oleh peneliti dari wawancara, observasi dan dokumentasi, maka selanjutnya peneliti akan menganalisis data yang telah terkumpul.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang ilmu dalam pengembangan sains dan teknologi yang mampu untuk menggiring kita berpikir sistematis, logis dan kritis, kreatif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia seutuhnya.

Lebih terperinci

PERANGKAT RENCANA PROSES PEMBELAJARAN SMK ADMINISTRASI KEUANGAN KELAS XI. Standar Kompetensi : 3.5 Mempersiapkan Dokumen Pengajuan Uang Tunai

PERANGKAT RENCANA PROSES PEMBELAJARAN SMK ADMINISTRASI KEUANGAN KELAS XI. Standar Kompetensi : 3.5 Mempersiapkan Dokumen Pengajuan Uang Tunai PERANGKAT RENCANA PROSES PEMBELAJARAN SMK ADMINISTRASI KEUANGAN KELAS XI Standar Kompetensi : 3. Mempersiapkan Dokumen Pengajuan Uang Tunai Penyunsun : Novita Wulandari 130412616371 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan juga mengalami perubahan-perubahan ke arah yang maju. Perubahan ini ditandai dengan gejolak berbagai macam kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fikih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Aspek fikih menekankan pada kemampuan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Tentang Metode Assesment Search (Menilai Kelas) di SMP Negeri I Kedamean Gresik Telah diketahui bersama tentang metode assesment search (menilai kelas)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI A. Analisis Ketercapaian Standar Isi Mata Pelajaran Al-qur an Hadits Semester II kelas V MI 1. Analisis Ketercapaian Standar

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD Langkahlangkah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD Langkahlangkah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari bangsa Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Langkahlangkah yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar terdapat kesatuan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan system lambang bunyi yang orbiter dan bermakna yang di gunakan manusia secara universal, unik, bervariasi dan produktif. Dalam sebuah kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Prosedur penelitian dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maknanya, merupakan tujuan pengajaran. Adapun literasi mencakup berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. maknanya, merupakan tujuan pengajaran. Adapun literasi mencakup berpikir, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami bahasa secara menyeluruh dan dengan memperhatikan maknanya, merupakan tujuan pengajaran. Adapun literasi mencakup berpikir, membaca, menulis, berbicara

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA 406 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, hlm 406-412 PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA Eko Budi Susatyo, Sri Mantini Rahayu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan tentang implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas

Lebih terperinci

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH 90 BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH A. Tinjauan Tentang Jual Beli Sepatu Solid di Kecamatan Sedati Sidoarjo Dengan mengikuti empat mazhab fiqh

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu model, strategi, metode, pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang keahlian ini terdapat jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). memuat materi pengalamatan jaringan dan subnetting.

BAB I PENDAHULUAN. bidang keahlian ini terdapat jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). memuat materi pengalamatan jaringan dan subnetting. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 pasal 15 menyebutkan bahwa salah satu jenis pendidikan di Indonesia adalah pendidikan kejuruan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 6 Bengkulu Tengah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 6 Bengkulu Tengah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dan Hasil Penelitian 1. Prosedur Penelitian Siklus I a. Perencanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 6 Bengkulu Tengah. Subyek dalam penelitian

Lebih terperinci

Mengidentifikasi Cara Mengoperasikan Microsoft Word KELAS X/ SEMESTER I

Mengidentifikasi Cara Mengoperasikan Microsoft Word KELAS X/ SEMESTER I PERANGKAT RPP SMK Mengidentifikasi Cara Mengoperasikan Microsoft Word KELAS X/ SEMESTER I Standar Kompetensi : Mengoperasikan microsoft word Penyusun: Agustin Maulinda (140412602352) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. Pendidikan

Lebih terperinci

Materi Pembelajaran : Mengoperasikan Microsoft Word. I. Standar Kompetensi : Mengoperasikan Microsoft Word

Materi Pembelajaran : Mengoperasikan Microsoft Word. I. Standar Kompetensi : Mengoperasikan Microsoft Word RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 MALANG Mata Pelajaran : OTOMATISASI PERKANTORAN Kelas/Semester : Kelas X / Semester I Materi Pembelajaran : Mengoperasikan Microsoft Word

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru merupakan faktor penentu pertama yang menentukan keberhasilan pembelajaran di dalam kurikulum 2013 yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan nilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. interaksi yang bernilai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 13 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan menghitung volume kubus dan balok ternyata hasilnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses intraksi antara peserta pelatihan dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan mengenai hasil penelitian merupakan jawaban dari fokus masalah dalam Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Merangkai Bunga Hias Dari Bahan Daur Ulang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) mengemukakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi menuntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dengan begitu perkembangan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Uraian dalam bab ini merupakan penyajian dan temuan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, berdasarkan wawancara mendalam, observasi serta dokumentasi. Adapun penyajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum atau lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV SDN Sijoli Melalui Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV SDN Sijoli Melalui Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV SDN Sijoli Melalui Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Resmin Djafar, Moh. Jamhari, dan Jamaludin Sakung Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Pelaksanaan Siklus 1 Siklus 1 dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 13, 16, 18 Maret 2013 di kelas 4SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di semua jenjang pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan yang paling tinggi.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang 171 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Baca Tulis al-qur an di Madrasah Tsanawiyah al-junaidiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah kemahiran memecahkan masalah yang merupakan. meningkatkan kemahiran pemecahan masalah matematika membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah kemahiran memecahkan masalah yang merupakan. meningkatkan kemahiran pemecahan masalah matematika membuat siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemahiran yang diharapkan dalam pembelajaran matematika satu diantaranya adalah kemahiran memecahkan masalah yang merupakan kompetensi strategik yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Hadijah S. Pago, I Nengah Kundera,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek Sunarti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pengukuran... 171 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN BERAT PADA SISWA KELAS II SDN 2 KARANGANOM KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan terus dikembangkannya kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM Banyak orang menganggap bahwa memahami kandungan isi al-qur'an itu sangat sulit.. BENARKAH??? Pertama : kata "sulit" itu bisa

Lebih terperinci

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) 148 LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Datar Segi Empat Sub Pokok Bahasan : Persegi Panjang Kelas/Semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa sebab pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka

BAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka BAB V PEMBAHASAN Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah Kurikulum. Perubahan Kurikulum sekolah dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan Penelitian di kelas X 3 di SMA Negeri Kebakkramat dimulai dengan melakukan wawancara dan observasi sebleum pelaksanaan model pembelajaran Think Pair Share

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman dulu sampai sekarang, pendidikan memegang peranan penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok masyarakat. Pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No. Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No. 2 Pangalasiang Mersilia Busoso, Haeruddin, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

BABV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada tahun kedua penelitian ini dilakukan uji lapangan terhadap perangkat

BABV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada tahun kedua penelitian ini dilakukan uji lapangan terhadap perangkat BABV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pada tahun kedua penelitian ini dilakukan uji lapangan terhadap perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi oleh validator pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata pelajaran Bahasa Arab materi al- Unwa>n untuk meningkatkan keterampilan berbicara

Lebih terperinci

Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013

Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013 Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013 1) Linna Listia Diana Wahyu, 2) Endang Purwaningsih, 3) Asim Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas berjudul Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Media Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Bangun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Aqidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal utama terhadap pengembangan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat suatu bangsa, karena pendidikan mengacu pada suatu wawasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa sebanyak 17 orang. Sedangkan objek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 1V SDK Padat Karya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 1V SDK Padat Karya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 1V SDK Padat Karya Marrey Lanuhung Ambomide, Mestawaty, dan Vanny M.A Tiwow Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Kemampuan Komunikasi Matematika Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih, dan di dalamnya terdapat pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH 1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini penulis akan menjabarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi Skripsi mengenenai pendapat peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan yang mendasar, yakni peningkatan kualitas pembelajaran karena sumber daya manusia diperoleh

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kemampuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan mutlak harus dipenuhi dalam rangka upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari pendidikan inilah diperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA LAMPIRAN G PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA NO KOMPONEN WAWANCARA 1. Pendapat siswa tentang kegiatan pembelajaran IPS yang selama ini dilaksanakan. a. Apa pendapatmu tentang pembelajaran IPS (menyenangkan/

Lebih terperinci

1 2 3 A Identitas Mata Pelajaran Tidak Kurang

1 2 3 A Identitas Mata Pelajaran Tidak Kurang 155 LAMPIRAN I A. Insrumen Penilian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1. Berilah tanda (V) pada kolom skor (1,2,3) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Mustari, 2014 : 35). Sedangkan menurut ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zainal Arifin mengatakan bahwa arti pendidikan secara istilah adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah dipelajari dari jenjang sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu

Lebih terperinci