LAPORAN PARAKTIKUM KIMIA Titrasi Asam Basa Oleh: Annisa Pawitra (04) Hikmah Putri S.A (16) Luh Made K.G.S (24) Nimas Asriningputri (31) Nugky Dyah P. (32) XI-IPA4 Tahun ajaran 2012-2013
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya, kami yang masih dalam tahapan belajar ini dapat menyelesaikan laporan kimia tentang titrasi asam-basa. Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai penjelasan secara singkat tentang titrasi asam-basa. Adapuan tujuan kami menulis laporan ini yang utama untuk memenuhi tugas sekolah dari guru pembimbing kami. Kami menulis laporan ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai titrasi asam-basa. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada yang telah meluruskan praktikum kami. Kami menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan laporan kami ini untuk ke depannya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca khususnya siswa-siswi SMA Negeri 6 Surabaya. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Surabaya, 17 April 2013 Penulis
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara masalah reaksi asam-basa atau yang biasa juga disebut reaksi penetralan, maka tidak akan terlepas dari titrasi asam-basa. Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa reaksi asam-basa atau reaksi penetralan dapat dilakukan dengan titrasi asam-basa. Adapun titrasi asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-basa kuat, titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam kuat, dan titrasi asam lemah-basa lemah. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen (equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-basa. Setelah mengetahui hal tersebut, perlu juga kita ketahui bahwa titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Pada laporan kali ini akan di jelaskan mengenai titrasi asambasa. 1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami serta menentukan konsentrasi asam atau basa melalui metode titrasi dengan menggunakan alat bantu pipet tetes, stan, buret, dan alat titrasi.
1.2.2 Tujuan Percobaan Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH melalui titrasi asam basa. 1.3 Manfaat Beberapa manfaat yang bisa kita peroleh dari percobaan/penelitian yang kita lakukan yaitusebagai berikut. Dengan adanya penelitian/percobaan ini yaitu pengetahuan siswa menjadi lebih bertambah dalam menentukan konsentrasi asam/basa dari suatu larutan yang diujikan sehingga diharapkan dapat bermanfaat pada kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN Reaksi asam-basa dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau larutan basa. Penentuan itu dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa yang telah diketahui konsentrasiya ke dalam sejumlah larutan asam yang belum diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Penetesan dilakukan hingga asam dan basa tepat habis bereaksi. Waktu penambahan hingga asam dan basa tepat habis disebut titik ekuivalen. Dengan demikian, konsentrasi asam atau basa dapat ditentukan jika salah satunya sudah diketahui. Proses penetapan konsentrasi tersebut disebut titrasi asambasa. Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Jika suatu asam atau basa dititrasi, setia penambahan pereaksi akan mengakibatkan perubahan ph. Grafik yang diperoleh dengan menyalurkan ph terhadap volume pereaksi yang ditambahkan disebut kurva titrasi. Ada empat macam perhitungan jika suatu asam dititrasi dengan suatu basa. - Titik awal, sebelum penambahan basa. - Daerah antara (sebelum titik ekuivalen), larutan mengandung garam dan asam yang berlebih. - Titik ekuivalen, larutan mengandung garam. - Setelah titik ekuivalen, larutan mengandung garam dan basa berlebih. Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan ph. ph pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang ph dimana titik equivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi. Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan terurau dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik equivalen dari titrasi asam air, yaitu sama dengan 7.
METODE KERJA A. Alat dan Bahan a. Alat: 1. Buret 2. Statif 3. Erlenmayer 4. Gelas Ukur 5. Gelas Kimia 6. Pipet 7. Corong 8. Alat Tulis b. Bahan: 1. Larutan HCl dengan konsentasi yang belum diketahui konsentrasinya 2. Larutan NaOH 0,1M 3. Larutan Fenolftalein 4. Akuades B. Langkah Kerja 1. Siapkan alat dan bahan 2. Cek buret dengan keadaan keran telah terpasang dengan benar 3. Letakan buret pada statif dengan pemasangan klem pada bagian buret dengan baik dan benar. Hati-hati agar buret tidak jatuh dan pecah! 4. Menutup kran pada buret, kemudian masukkan NaOH 0,1M ke buret menggunakan gelas kimia catat pembacaan buret 5. Membuka kran pada buret untuk mengepaskan larutan NaOH 0,1 M tepat pada skala 0 buret 6. Ambil 5L larutan HCl dengan pipet, tuangkan dalam tabung Elemeyer dan tambahkan 5mL akuades 7. Teteskan larutan HCl dalam elemeyer dengan indicator PP sebanyak 2 tetes 8. Letakkan erlenmayer pada ujung bawah buret. 9. Lakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret ke dalam erlenmayer sambil diguncangkan. Penetesan larutan NaOH dihentikan jika larutan dalam erlenmayer menjadi merah muda (tipis) dan warna itu tidak menghilang jika erlenmayer diguncangkan
10. Catatlah volume NaOH yang digunakan dengan menghitung V awal V akhir. 11. Lakukan langkah 6-11 sebanyak 3 kali, dan usahakan perubahan warna sesedikit/setipis mungkin (tepat pada ekuivalen). C. Hasil Kerja Percobaan Volume NaOH (ml) ke- Awal (V1) Akhir (V2) Terpakai (V2-V1) 1 25mL 20mL 5mL 2 20mL 15mL 5mL 3 15mL 10mL 5mL D. Perhitungan VHcl x MHCl x nhcl = VNaOH x MNaOH x nnaoh Atau V1. M1 = V2. M2 Volume rata-rata NaOH yang digunakan: 5mL Volume HCl yang digunakan: 5mL E. Permasalahan 1. Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan tersebut! HClaq + NaOHaq NaClaq + H2Ol 2. Berapa konsentrasi larutan HCl tersebut? 3. Diket: 5mL HCL x M 5mL NaOH 0,1M
Jawab: Proses Titrasi Xa. Va. Ma = Xb. Vb. Mb 1. 10. y = 1. 5. 0,1 y = 0,5 = 5. 10-2 = 0,05 M 10 Proses Pengenceran V1. M1 = V2. M2 5. x = 10. 0,05 5x = 0,5 x = 0,5 5 x = 0,1 M 4. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan pada percobaan titrasi? Biasanya terjadi kebocoran jika keran pada buret tidak tertutup dengan baik dan rapat yang kemudian menyebabkan melebihnya larutan basa pada buret sehingga warna larutan dalam erlenmayer tidak sama dengan yang diharapkan (biasanya berwarna merah muda pekat). F. Kesimpulan Kadar atau konsentrasi HCl (asam) dapat ditentukan melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan larutan HCl yang ditambahkan 2 tetes indicator PP dengan NaOH. Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan dengan 2 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa) diketahui, barulah Konsentrasi HCl (asam) bisa dihitung.