PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI. Kelompok V : Amir Hamzah Umi Kulsum

dokumen-dokumen yang mirip
Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi

BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

wanibesak.wordpress.com

c. Suhu atau Temperatur

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

Laju reaksi menunjukkan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi persatuan waktu.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (KI-1111) PERCOBAAN II REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI

MENYARING DAN MENDEKANTASI

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA. Oleh: : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP :

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemampuan adalah karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

Laju Reaksi KIM 2 A. KEMOLARAN B. LAJU REAKSI C. UNGKAPAN LAJU REAKSI LAJU REAKSI. materi78.co.nr

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

tanya-tanya.com Soal No.2 Apabila anda diminta untuk mengukur laju reaksi terhadap reaksi : Zn(s) + 2HCI(aq)

LEMBAR KERJA SISWA 4

MODUL I Pembuatan Larutan

PERCOBAAN 3 PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAJU REAKSI MEKANISME REAKSI

Sulistyani, M.Si.

Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka

Bab 10 Kinetika Kimia

LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LEMBAR KERJA SISWA 2

MODUL LAJU REAKSI. Laju reaksi _ 2013 Page 1

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

yang berkaitan dengan Laju Reaksi, diberikan pada tabel berikut ini.

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 2 JP

Kesetimbangan Kimia KIM 2 A. PENDAHULUAN B. REAKSI KESETIMBANGAN. α = KESETIMBANGAN KIMIA. materi78.co.nr. setimbang

Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak

BAB 9. KINETIKA KIMIA

Katalis 1. Pengertian Katalis 2. Jenis Katalis a. Katalis Homogen

Kode KIM.10. Laju Reaksi

Purwanti Widhy H, M.Pd. Laju Reaksi

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA LAJU REAKSI 24 MARET 2014

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

TEORI TUMBUKAN PADA LAJU REAKSI KIMIA

Butadiena, HCN Senyawa Ni/ P Adiponitril Nilon( Serat, plastik) α Olefin, senyawa Rh/ P Aldehid Plasticizer, peluas

Laju Reaksi. Bahan Ajar Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester I

Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP :

A. ARTI KESETIMBANGAN B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN KESETIMBANGAN C. TETAPAN KESETIMBANGAN D. KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI

I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui konsep reaksi kimia. 2. Mengamati peristiwa kimia dan perubahan yang terjadi dalam reaksi kimia.

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Paguyaman yang berhubungan dengan materi laju reaksi diberikan dalam Tabel 2 berikut.

Metodologi Penelitian

: Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

Kesetimbangan Kimia. Bab 4

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN PRAKTKUM 1 LAJU REAKSI

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI KIMIA DI LABORATORIUM

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR. :4. Pengaruh Konsentrasi dan Suhu Pada Laju Reaksi. 6. John Peterson Serius

Soal-Soal. Bab 4. Latihan. Laju Reaksi. 1. Madu dengan massa jenis 1,4 gram/ cm 3 mengandung glukosa (M r. 5. Diketahui reaksi:

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

A. KESEIMBANGAN DINAMIS

10 mlhcl2 M. 10 ml HCl2 M. Na 2 S 2 O 3 0,2 M KIM/ IND- II

Siswa diingatkan tentang struktur atom, bilangan kuantum, bentuk-bentuk orbital, dan konfigurasi elektron

REAKSI KESETIMBANGAN Reaksi dua arah

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

Perubahan kimia secara sederhana ditulis dalam persamaan reaksi dengan kondisi kesetimbangan

Laporan Kimia Fisik KI-3141

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

LEMBAR KERJA SISWA 3

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

KESETIMBANGAN. titik setimbang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

Transkripsi:

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI Kelompok V : Amir Hamzah 1415005 Umi Kulsum 1415018 AKADEMI KIMIA ANALISIS CARAKA NUSANTARA CIMANGGIS, KELAPA DUA DEPOK, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Meledaknya petasan, adalah contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses perkaratan besi, pematangan buah di pohon, dan fosilisasi sisa organisme merupakan peristiwa-peristiwa kimia yang berlangsung sangat lambat. Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi (produk). Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu. Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.dinyatakan dengan satuan molaritas per detik ( M / detik atau mol / L.detik ). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Wujud Zat diantaranya adalah Konsentrasi pereaksi,suhu reaksi,luas permukaan bidang sentuh reaksi dan Katalis. Laju mempunyai penerapan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai industri. 1.2 Tujuan Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi dalam larutan. 1.3 Manfaat Setelah melakukan praktikum kali ini mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan pengertian Laju Reaksi. 2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi. BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Tiap-tiap mempunyai kecepatan masing-masing yang dapat ditentukan antara lain berdasarkan : a. Kecepatan timbulnya suatu hasil reaksi kimia. b. Kecepatan habisnya salah satu zat yang direaksikan. Hal ini dapat dilihat pada timbulnya atau hilangnya warna zat yang bereaksi atau perubahan warna dari indikator, kecepatan reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor : a. Sifat zat itu sendiri b. Temperatur c. Katalisator a. Pengertian kecepatan reaksi Kecepatan reaksi adalah besarnya perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi persatuan waktu. Perubahan ini biasa dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi molar (molaritas) sehingga kecepatan reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi akhir (hasil reaksi) terhadap konsentrasi awal (pereaksi) per satuan waktu. Satuan kecepatan reaksi dinyatakan dengan molaritas per detik (M/detik). Misalnya pada reaksi : A B Maka : Kecepatan reaksi (v) = - [ A ] t atau + [B ] t Keterangan : Tanda ( - ) pada [A] menunjukkan bahwa konsentrasi zat A berkurang, Sedangkan tanda ( + ) pada [B] menunjukkan bahwa konsentrasi zat B bertambah.

Secara umum dapat digambarkan : Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu Stoikiometri kecepatan Reaksi Pada persamaan reaksi : ma + nb pc + qd Secara umum dapat dituliskan : Kecepatan reaksi = - 1 m [ A ] t = - 1 n [B ] t = + 1 p [C] t = + 1 q [ D] t Laju pengurangan B = n m x laju berkurangnya A Laju pertambahan C = p m x laju berkurangnya A Laju pertambahan D = q m x laju berkurangnya A Atau Laju reaksi = - laju berkurangnya A

= - m n x laju berkurangya B = m p x laju pertambahan C = m q x laju pertambahan D Jika dituliskan dalam persamaan matematika : Laju pengurangan A = - [ A ] t Sehingga : - [ A ] t = - m n [B] t = + m p [C] t = + m q [D ] t Laju Reaksi Rerata dan Laju Reaksi Sesaat Laju reaksi rerata adalah laju reaksi untuk selang waktu tertentu. Dirumuskan : v = - [ pereaksi] t = + [ hasil reaksi] t Laju reaksi sesaat adalah laju reaksi pada saat waktu tertentu. Biasanya ditentukan dengan menggunakan grafik yang menyatakan hubungan antara waktu reaksi ( sumbu x ) dengan konsentrasi zat ( sumbu y ). Besarnya laju reaksi sesaat = kemiringan ( gradien ) garis singgung pada saat t tersebut. Langkah-langkah menentukan laju reaksi sesaat : Lukislah garis singgung pada saat t!

Lukislah segitiga untuk menentukan gradien ( kemiringan )! Laju reaksi sesaat = gradien garis singgung ( y x = ΔC Δt ) b. Persamaan Laju Reaksi Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dengan rumus : ma + nb pc + qd v k.a x B y Keterangan : v = laju reaksi k = konstanta laju reaksi (nilainya tergantung pada jenis reaktan, suhu dan katalis) x = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan A. y = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan B x + y = orde atau tingkat reaksi total / keseluruhan. Harga k akan berubah jika suhu berubah. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya akan memperbesar harga k. c. Orde Reaksi Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. 1. Orde reaksi nol. Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu reaktan, jika perubahan konsentrasi reaktan tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi reaktan itu tidak mempengaruhi laju reaksi. Besarnya laju reaksi hanya dipengaruhi oleh besarnya konstanta laju reaksi ( k ). v k.x] 0 k

2. Orde reaksi satu. Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan itu. Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan maka laju reaksinya akan menjadi 3 1 atau 3 kali lebih besar. v k.x k.x 3. Orde reaksi dua. Suatu reaksi dikatakan ber orde dua terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi reaktan itu. Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan, maka laju reaksi akan menjadi 3 2 atau 9 kali lebih besar. v =k.[x ] 2

d. Teori Tumbukan Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling bertumbukan. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena partikelpartikel zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur. Tumbukan antar partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi. Hanya tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat, yang dapat menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini disebut tumbukan yang efektif. Jadi, laju reaksi tergantung pada 3 hal : a) Frekuensi tumbukan b) Energi partikel reaktan c) Arah tumbukan Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga menghasilkan tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi ( Ea ). Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi. Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang ( barrier ) antara reaktan dengan produk. Reaktan harus didorong agar dapat melewati energi penghalang tersebut sehingga dapat berubah menjadi produk. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh : 1. Luas Permukaan Bidang Sentuh.

Pada reaksi heterogen ( reaksi yang fase reaktannya tidak sama ), misalnya logam Zn dengan larutan HCl; laju reaksi selain dipengaruhi oleh konsentrasi larutan HCl, juga dipengaruhi oleh kondisi logam Zn tersebut. Dalam jumlah ( massa ) yang sama; butiran logam Zn akan bereaksi lebih lambat daripada serbuk Zn. O Reaksi akan terjadi antara molekul-molekul HCl dengan atom-atom Zn yang bersentuhan langsung dengan HCl. Pada butiran Zn, atom-atom Zn yang bersentuhan langsung dengan HCl lebih sedikit daripada serbuk Zn sebab atom-atom Zn yang bersentuhan hanya atom Zn yang ada di permukaan butiran. Jika butiran Zn tersebut dihaluskan menjadi serbuk, maka atom-atom Zn yang semula ada di bagian dalam akan berada di bagian permukaan dan terdapat lebih banyak atom Zn yang secara bersamaan bereaksi dengan larutan HCl. Semakin luas permukaan bidang sentuh zat padat, semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksi akan semakin meningkat juga. 2. Konsentrasi Reaktan. Pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tumbukan. Semakin tinggi konsentrasinya berarti semakin banyak molekul dalam setiap satuan luas ruangan; dengan demikian tumbukan antar molekul akan semakin sering terjadi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi, berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan yang efektif akan semakin besar sehingga reaksi berlangsung lebih cepat. 3. Tekanan. Pada reaksi yang reaktannya berwujud gas, peningkatan tekanan dapat meningkatkan laju reaksi. Jika tekanan meningkat, maka volumenya akan berkurang sehingga konsentrasi gas akan meningkat (konsentrasi berbanding n terbalik dengan volume; ( M = v ) Jika volumenya berkurang, maka memungkinkan bertambahnya jumlah tumbukan yang terjadi karena setiap molekul menjadi lebih berdekatan jaraknya.

4. Suhu Pada umumnya, suhu yang semakin tinggi akan semakin mempercepat reaksi. Meningkatnya suhu akan memperbesar energi kinetik molekul reaktan. Oleh karena itu,gerakan antar molekul reaktan akan semakin acak sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan antar molekul akan semakin besar. Akibatnya tumbukan yang efektif akan mudah tercapai dan energi aktivasi akan mudah terlampaui. 5. Katalis Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya mengalami perubahan yang kekal sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali. Suatu katalis mungkin dapat terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalis akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama.katalis dapat mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi ( Ea ) yang lebih rendah daripada jalur reaksi yang ditempuh tanpa katalis.artinya : katalis berperan untuk menurunkan energi aktivasi ( Ea ). Jenis-jenis katalis yaitu : Katalis Homogen. Katalis Homogen adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud reaktannya. Dalam reaksi kimia, katalis homogen berfungsi sebagai zat perantara (fasilitator). Contohnya : o Katalis gas NO 2 pada pembuatan gas SO 3. o Katalis gas Cl 2 pada penguraian N 2 O Katalis Heterogen. Katalis Heterogen Adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan wujud reaktannya. Reaksi zat-zat yang melibatkan katalis jenis ini, berlangsung pada permukaan katalis tersebut. Contohnya : o Katalis logam Ni pada reaksi hidrogenasi etena ( C 2 H 4 ). o Katalis logam Rodium atau Iridium pada proses pembuatan asam etanoat. o Katalis logam Ni pada proses pembuatan mentega. o Katalis logam V 2 O 5 pada reaksi pembuatan asam sulfat ( proses Kontak ).

o Katalis logam Fe pada reaksi pembuatan amonia ( proses Haber-Bosch ) Biokatalis ( enzim ). Biokatalis ( enzim ) Adalah katalis yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup. Mekanisme kerjanya dengan metode kunci dan gembok atau lock and key yang dipopulerkan oleh Emil Fischer. Contohnya : Enzim amilase = membantu menghidrolisis amilum menjadi maltosa. Enzim katalase = menguraikan H 2 O 2 menjadi O 2 dan H 2 O Enzim lipase = menguraikan lipid menjadi gliserol dan asam lemak. Autokatalis. Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis. Artinya, produk reaksi yang terbentuk akan mempercepat reaksi kimia. Contohnya : Reaksi antara kalium permanganat ( KMnO 4 ) dengan asam oksalat ( H 2 C 2 O 4 ) salah satu hasil reaksinya berupa senyawa mangan sulfat ( MnSO 4 ). Semakin lama, laju reaksinya akan semakin cepat karena MnSO 4 yang terbentuk berfungsi sebagai katalis. BAB III METODELOGI PRAKTIKUM 3.1 Alat yang digunakan 1. Tabung reaksi 10 buah 2. Pipet tetes 2 buah 3. Pipet ukur 5 ml 1 buah 4. Beaker glass 250 ml 1 buah 3.2 Bahan yang digunakan 1. Larutan KIO 3 0,5 M, 0,4 M, 0,3 M, 0,2 M, dan 0,1 M 2. Larutan kanji 3. Larutan NaHSO 3 0,5 M

4. Larutan H 2 SO 4 pekat dan H 2 SO 4 6 M 5. Larutan Asam Cuka 1 M 6. Larutan KmnO 4 0,1 M 7. MnSO 4 3.3 Prosedur Kerja A. Pengaruh Konsentrasi 1. Memasukkan KIO3 1 M sebanyak 5 ml dalam gelas ukur atau tabung reaksi. Tambahkan 1 ml larutan kanji. 2. Memasukkan ke dalam gelas ukur atau tabung reaksi larutan NaHSO3 0,5 M 5 ml dan tambahkan 1 tetes H2SO4 pekat. 3. Memasukkan campuran no. 2 ke dalam campuran no. 1, mencatat waktu pada saat mencampurkannya dan saat timbul warna. 4. Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali. 5. Mengulangi percobaan no. 1 sampai no. 3 dengan larutan KIO3 0,4 M, 0,3 M, 0,2 M, dan 0,1 M. B. Pengaruh Temperatur dan Autokatalis 1. Memasukkan 5 ml larutan Asam Cuka 1 M dan 10 ml H2SO4 6 M di dalam suatu tabung reaksi. Kemudian tambahkan 1 ml larutan KmnO4 0,01 M. Mengocok tabung reaksi tersebut dan mencatat waktu yang dibutuhkan sampai warna larutan terbentuk menghilang. 2. Memasukkan 5 ml Asam Cuka 1 M dan tambahkan 10 ml 6 M, lalu panaskan larutan hingga 72 0 C. Kemudian menambahkan 1 ml larutan KmnO4. Mencatat waktunya sampai warna larutan terbentuk dan menghilang. 3. Menambahkan 1 ml KmnO4 Ke dalam larutan percobaan no. 1 dan mencatat waktu yang dibutuhkan sampai warna larutan terbentuk dan menghilang ( bandingkan dengan waktu percobaan no. 1 ) 4. Tambahkan ke dalam 5 ml Asam Cuka 1 M, 5 tetes H2SO4 6 M dan sedikit MnSO4 ( seujung pisau ). Kemudian menambahkan 1 ml larutan KmnO4 lalu di kocok selama 1 menit dan menambahkan 2 tetes fe 2+. Amati perubahan

warna, dan mencatat waktu yang dibutuhkan sampai hilangnya warna ( bandingkan dengan no. 3 ). 3.4 Reaksi Kimia KIO 3 + H 2 SO 4 + NaHSO 3 Reduksi : 2IO 3 - + I 2 H + + 10e I 2 + 6H 2 O Oksidasi : H 2 SO 4 + H 2 O SO 4 2- + 3H + + e CH 3 COOH 2IO 3 - + 10H 2 SO 4 + 4H 2 O I 2 IOSO 4 2- + 18H + Reduksi : MnO 4 - + 8H + + 5e Mn 2+ + 4H 2 O X 2 Oksidasi : CH3COO- CO 2 + 2e X 5 2MnO 4 - + 16H + + 5COCH 3 2Mn 2+ + 2H 2 O + 5CO 2 3.5 Bagan Kerja A. Pengaruh konsentrasi 1) KIO 3 0,5 M 5 ml + KIO 3 0,4 M 5 ml + KIO 3 0,3 M 5 ml + 1mL Larutan Kanji 1mL Larutan Kanji 1mL Larutan Kanji (bening) (bening) (bening)

KIO 3 0,2 M 5 ml + KIO 3 0,1 M 5mL + 1 ml Larutan Kanji 1mL Larutan Kanji (bening) (bening) 2) NaHSO 3 5 ml + NaHSO 3 5 ml + NaHSO 3 5 ml + H 2SO 4 pekat 1 tetes H 2SO 4 pekat 1 tetes H 2SO 4 pekat 1 tetes (bening) (bening) (bening)

NaHSO 3 5 ml + NaHSO 3 5 ml + H 2SO 4 pekat 1 tetes H 2SO 4 pekat 1 tetes (bening) (bening) 3) Larutan I + Larutan II Larutan I + Larutan II Larutan I + Larutan II (Kuning Tua) waktu 3 detik (Biru Tua) waktu 10 detik (Biru Tua) waktu 3 detik Duplo Duplo Duplo (Kuning Muda) waktu 8 detik (Biru Tua) waktu 2 detik (Biru Tua) waktu 2 detik

Larutan I + Larutan II (Kuning Tua) waktu 3 detik Duplo (Kuning Muda) waktu 2 detik Larutan I + Larutan II (Biru Tua) waktu 3 detik Duplo (Biru Tua) waktu 2 detik B. Pengaruh Temperatur dan Katalisator 1) Larutan CH 3COOH H 2SO 4 6 M 10 ml 1mL KmnO 4 0,1 M 6 M 5 ml (bening) (ungu) (bening)

2 tetes Fe 2+ 1M (Merah Bata) waktu 20 detik 2) Panaskan hingga 72 0 C 5 ml CH 3COOH H 2SO 4 6 M 10 ml 6 M (bening) (bening) Hilang

KmnO 4 1 ml (Ungu) (Coklat Bening) Waktu 1 menit 36 detik 3) Waktu 2 detik Larutan Percobaan I Larutan Percobaan II 4)

MnSO 4 sedikit (endapan putih) 5 ml CH 3COOH H 2SO 4 6 M 5 tetes 1 M (bening) (bening) 2 tetes Fe 2+ 1M (hitam) KmnO 4 1 ml Kocok 1 menit hingga homogen (hitam) BAB IV Hasil dan Data Pengamatan

4.1 Data Pengamatan A. Pengaruh Konsentrasi 1. 5 ml KIO 3 0,5 M + 1 ml larutan kanji + 5 ml NaHSO 3 + 1 tetes H 2 SO 4 pekat waktu 3 detik warna berubah menjadi kuning 2. 5 ml KIO 3 0,4 M + 1 ml larutan kanji + 5 ml NaHSO 3 + 1 tetes H 2 SO 4 pekat waktu 10 detik warna berubah menjadi biru tua 3. 5 ml KIO 3 0,3 M + 1 ml larutan kanji + 5 ml NaHSO 3 + 1 tetes H 2 SO 4 pekat waktu 3 detik warna berubah menjadi biru tua 4. 5 ml KIO 3 0,2 M + 1 ml larutan kanji + 5 ml NaHSO 3 + 1 tetes H 2 SO 4 pekat waktu 3 detik warna berubah menjadi biru tua 5. 5 ml KIO 3 0,2 M + 1 ml larutan kanji + 5 ml NaHSO 3 + 1 tetes H 2 SO 4 pekat waktu 3 detik warna berubah menjadi biru tua B. Pengaruh Temperatur dan Autokatalisator 1. 5 ml Larutan CH 3 COOH 6 M + H 2 SO 4 6 M 10 ml (bening) + 1 ml KMnO 4 0,1 M (ungu) + 2 tetes fe 2+ 1 M ( merah bata ) waktunya 20 detik 2. 5 ml Larutan CH 3 COOH 6 M + H 2 SO 4 6 M 10 ml (bening) di panaskan hingga 72 0 C ml + KMnO 4 0,1 M (ungu) hilang coklat bening waktunya 1 menit 36 detik. 3. Larutan percobaan no. 1 + 1 ml larutan KMnO 4 warna larutan menghilang dalam waktu 2 menit 16 detik 4. 5 ml Larutan CH 3 COOH 6 M + H 2 SO 4 6 M 10 ml (bening) + MnSO 4 sedikit (endapan putih) + KMn0 4 1 ml dikocok 1 menit hingga homogen (hitam) + 2 tetes fe 2+ 1 M (hitam) Perhitungan Yang disediakan adalah KIO 3 0,5 M Membuat KIO 3 0,4 M dari 0,5 M V 1. M 1 = V 2. M 2

V 1. 0,5 M = 50 ml. 0,4 M 50.0,4 V 1 = 0,5 = 40 ml Membuat KIO 3 0,3 M dari 0,5 M V 1. M 1 = V 2. M 2 V 1. 0,5 M = 50 ml. 0,3 M 50.0,3 V 1 = 0,5 = 30 ml Membuat KIO 3 0,2 M dari 0,5 M V 1. M 1 = V 2. M 2 V 1. 0,5 M = 50 ml. 0,2 M 50. 0,2 V 1 = 0,5 = 20 ml Membuat KIO 3 0,1 M dari 0,5 M V 1. M 1 = V 2. M 2 V 1. 0,5 M = 50 ml. 0,1 M 50. 0,1 V 1 = 0,5 = 10 ml 4.2 Pembahasan Kecepatan reaksi adalah banyaknya suatu zat yang dapat berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh faktor faktor antara lain : Suhu : Semakin tinggi suhu semakin cepat pergerakan partikel partikel zat yang bereaksi sehingga tumbukan antar partikel lebih cepat dan reaksi berlangsung lebih cepat. Katalis : adanya katalisator dalam reaksi dapat mempercepat jalannya suatu praktek. Pada praktikum ini katalisator yang digunakan adalah KMnO 4 0,1 M.

Sifat zat itu sendiri : Sifat mudahnya atau sukar suatu zat bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya reaksi. Konsentrasi : Makin besar konsentrasi zat yang bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat zat yang bereaksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi. Pada praktikum ini terjadi kesalahan pada pengaruh konsentrasi yaitu percobaan pertama, warnanya yang pertama kuning tua dan yang kedua kuning muda, ini dimungkinkan karena : Larutan kanji dalam percobaan pertama menggunakan larutan kanji yang sudah lama, sedangkan pada percobaan ke 2,3,4,5 menggunakan kanji yang baru dibuat. Kanji yang bagus itu adalah kanji yang baru dibuat dan larutan belum terdapat endapan dan larutan sudah terlarut sempurna. Ini dibuktikan pada saat penggunaan larutan kanji yang baru pada percobaan 2,3,4, dan 5 (duplo) warna berubah menjadi biru tua semua dan warna ini adalah warna yang benar. Pada percobaan 1 terjadi kesalahan dalam waktu dikarenakan larutan kanji sudah lama dan adanya endapan,pada saat perubahan warna membutuhkan waktu yang cukup lama.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan o Kecepatan reaksi adalah banyaknya suatu zat yang dapat berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu. o Faktor faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi : a. Suhu b. Katalis c. Sifat zat itu sendiri d. Konsentrasi o o o Katalisator dapat mempercepat proses dalam reaksi. Temperatur konsentrasi dan katalisator dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi larutan maka semakin cepat reaksinya. o jika suhu larutan besar akan mempengaruhi kecepatan reaksi. 5.2 Saran Diharapkan kepada praktikan selanjutnya untuk lebih teliti dan hati-hati baik dalam proses pencampuran larutan, pencatatan waktu maupun pada saat timbulnya

warna agar diperoleh hasil yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA Asni, Msi. Nurul. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar l. Depok: Aka Caraka Nusantara Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. Kimia 2. Jakarta: Yudhistira www.slideshare.net