1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

SINTESIS IODOFORM BAB 1 PENDAHULUAN

SINTESIS KLOROFORM. I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk.

REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

3 Metodologi Penelitian

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh

Metodologi Penelitian

MODUL I Pembuatan Larutan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

REKRISTALISASI REKRISTALISASI

Sintesis Benzil Alkohol dan Asam Benzoat dengan Menggunakan Prinsip Reaksi Cannizzaro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

Pupuk dolomit SNI

REKRISTALISASI DAN TITIK LELEH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

SK SINTESIS SENYAWA ORGANIK PETUNJUK PRAKTIKUM. Tim Pembina Kimia Organik Mardi Santoso Agus Wahyudi Yulfi Zetra Didik Prasetyoko Arif Fadlan

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

BAB III METODE PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

3 Metodologi penelitian

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : 2. Perbedaan reaksi antara aldehid dan keton. 3. Jenis Pengujian Kimia Sederhana yang Dapat Membedakan Aldehid dan Keton.

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

ORTO DAN PARA NITROFENOL

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II. Tujuan Mampu menjelaskan reaksi haloform. Mampu menjelaskan cara rekristalisasi dengan pelarut etanol dan air. Mampu mendapatkan kristal iodoform yang berwarna kuning. III. Dasar Teori Iodoform termasuk senyawa haloform selain kloroform dan bromoform. Haloform dapat terbentuk bila halogen direaksikan dengan senyawa metal keton. Sehingga halogenasi α dapat digunakan sebagai dasar uji iodofrom untuk senyawa metil keton. Beberapa pereaksi dapat mengubah iodoform menjadi dilodometan. Selain itu, dapat juga mengubah iodoform menjadi karbondioksida. Iodofrom dapat bereaksi dengan AgNO 3 menghasilkan karbonmonoksida yang dioksidasi oleh campuran antara H 2 SO 4 dan iodium peroksida. Dulu iodoform digunakan dalam obat untuk menyembuhkan dan antiseptic untuk luka luka sekitar awal abad 20. Tetapi sekarang hanya digunakan sebagai antiseptic. Iodoform merupakan bahan aktif pada bedak telinga untuk kucing dan anjing untuk mencegah infeksi dan juga bisa digunakan untuk pembersihan rambut telinga bersama sama dengan ZnO dan asam borat. Reaksi Haloform

Ketika metal keton dengan halogen, proses halogenasi cenderung terjadi pada gugus metal. Proses halogenasi terjadi karena substitusi halogen pertama Yang mengakibatkan sisa terjadi karena efek induksi. α -hidrogen pada metil menjadi lebih asam. Hal ini Ketika metil keton bereaksi dengan halogen dalam NaOH, terjadi reaksi tambahan. Ion hidroksida menyerang gugus karbonil pada trihaloketon dan menyebabkan perpecahan ikatan karbon karbon antara gugus karbonil dan gugus trihalometil. Proses ini menghasilkan ion karboksilat dan suatu haloform ( contoh : CHCl 3, CHBr 3, atau CHI 3 ) Mula mula terjadi serangan nukleofilik oleh ion hidroksida pada gugus karbonil. Langkah selanjutnya, pada ikatan karbon karbon terjadi pembelahan dengan anion haloform : 3 CX. Langkah ini dapat terjadi karena anion haloform luar biasa stabil. Muatan negative dibubarkan oleh 3 halogen elektronegatif. Akhirnya, pada sebuah

proton terjadi serah terima asam karboksilat dan anion haloform. Reaksi haloform adalah kegunaan sintetik yang mengubah metil keton menjadi asam karboksilat. Ketika reaksi haloform digunakan pada sintesis, klorin dan bromine umum digunakan sebagai komponen halogen. Kloroform ( CHCl 3 ) dan bromoform ( CHBr 3 ) adalah 2 cairan yang mudah dipisahkan dari asam. Gugus metal pada suatu metal keton diodinasi dalam suasana basa sampai dengan terbentuknya iodoform ( CHI 3 ) yang padat dan berwarna kuning. reaksinya sebagai berikut : Dalam percobaan, gugus metal keton yang digunakan adalah aseton, yang kemudian direaksikan dengan iodium dalam suasana basa dan akan menghasilkan iodoform. NaOH berperan sebagai suasana basa dalam reaksi iodoform. NaOH juga berfungsi sebagai oksidator yang akan bereaksi dengan I 2 membentuk NaIO, dan senyawa ini akan terurai menjadi NaI dan Onasen. Onasen ini memiliki sifat sebagai oksidator yang akan mengoksidasi aseton menjadi triodoaseton. Selain itu NaOH juga berfungsi sebagai nukleofil yang menyerang atom karbonil sehingga membentuk keton yang terhalogenasi dan ion ( iodoform ). CI 3 yang tidak stabil dan segera membentuk CHI 3

Rekristalisasi Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat dengan cara mengkristalkan kembali dari cairan pelarut atau campuran pelarut, melarutkan Kristal dalam pelarut panas ( atau campuran pelarut ), kemudian mendinginkan larutan secara perlahan sampai terbentuk Kristal yang murni. Pada percobaan ini sebagai pelarut yang digunakan adalah etanol. Tujuan rekristalisasi : Menghilangkan kotoran selama reaksi baik mekanis maupun fisis. Mendapatkan Kristal yang bagus. Proses rekristalisasi : 1. Melarutkan zat yang belum murni ke dalam larutan yang cocok pada atau dekat titik didihnya. 2. Menyaring larutan panas dari partikel partikel atau kotoran atau bahan yang tidak larut. 3.Pendiaman larutan panas menjadi dingin, sampai terbentuk kristal. 4.Pemisahan kristal dari larutan induk. 5.Pengeringan. IV. Bahan : Alat : 1. Iodium 5 gram 2. Aseton 6 ml / 5 gram 3. NaOH 3,2 gram 4. Etanol q.s 1. Labu erlenmeyer 2. Gelas ukur 3. Gelas piala 4. Kaca arloji 5. Labu hisap

6. Corong gelas V. Mekanisme reaksi VI. Skema Kerja Dimasukkan aseton sebanyak 6 ml ke dalam Erlenmeyer ditambahkan aquadem 5 ml (sumbat) Ditimbang Iodium sebanyak 5 gram

Iodium ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam Erlenmeyer (sumbat dan kocok ) Ditimbang NaOH 3,2 gram kemudian larutkan dalam 100 ml aquadem Ditambahkan larutan NaOH dengan cara dipipet sampai warna coklat hilang. Segera ditambahkan air 125 ml Segera disaring dengan corong buchner Dipanaskan etanol di atas hot plate 40 ml. Kristal Iodium dalam Erlenmeyer ditambah dengan etanol panas sedikit demi sedikit. Dipanaskan di atas hot plate sampai semua Kristal larut Didinginkan 15 menit, dengan suhu 50ºC, ditambahkan air 25 ml ( kocok ) Disaring dengan corong buchner Dikeringkan di oven Hasilnya ditimbang di neraca Dimasukkan ke dalam botol, tutup dengan gabus yang dilapisi kertas perkamen. Beri label

VII. Hasil Hasil teoritis : 1,6 gram Randemen / Presentase hasil : Ketetapan alam : -

Gambar Pemansangan Alat 4.8 g as sulfanilat 50 ml Na 2 CO 3 2.5% Panaskan hingga larut + 1.9 g NaNO 2 Tuang ke 25 g es batu + 5 ml HCl p, aduk ad terbentuk suspensi 3.6 g naftol 20 ml NaOH Dinginkan Saring dan cuci dengan larutan jenuh NaCl sedikit Saring panas Panaskan ad larut + 10 g NaCl Etanol 100-125 ml Uapkan hasil hingga volume 15 ml, dinginkan sampai suhu 80 o C Dinginkan hingga terbentuk kristal Keringkan hasil dalam eksikator Saring dan cuci dengan etanol Didapat hasil sebanyak 1.5-2 g

VIII. Pembahasan / Diskusi 1. Mengapa aseton diencerkan dengan air? Jawab : Karena aseton adalah zat yang memiliki sifat mudah menguap karena itu dengan adanya penambahan air diharapkan penguapan berkurang / tidak terjadi sehingga volume dari aseton yang diperlukan pada reaksi tidak berkurang. 2. Apa fungsi NaOH? Jawab : Sebagai suasana basa dalam reaksi iodofrom ini. Sebagai oksidator, yang akan bereaksi dengan I 2 membentuk NaIO, kemudian terurai menjadi NaI dan O nasen yang memiliki sifat sebagai oksidator yang mengubah aseton menjadi triodoaseton. Sebagai nukleofil yang menyerang atom karbonil sehingga membentuk keton yang terhalogenasi dan ion CI 3 yang tidak stabil yang segera membentuk CHI 3 ( iodoform ) 3. Apa artinya setelah iodium habis bereaksi, segera ditambahkan dengan sejumlah air? Jawab : Iodium yang sudah habis bereaksi ditandai dengan warna coklat dan larutan tersebut sudah hilang. Penambahan air untuk mengurangi oksidasi iodium oleh cahaya. 4. Factor apa yang menyebabkan kegagalan terbentuknya iodoform? Jawab : Karena reaksi antara aseton dan iodium kurang sempurna, sehingga tidak semua reaksinya membentuk iodoform. Karena penimbangan yang tidak tepat larut / tidak akurat. Karena suasananya kurang basa. 5. Bagaimana pembuatan kloroform dan bromoform? Jawab :

Pembuatannya sama dengan iodoform, hanya gugus halogennnya saja yang diganti. Iodoform menggunakan gugus I sedangakn kloroform menggunakan guguc Cl dan bromoform menggunakan gugus Br.