Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

dokumen-dokumen yang mirip
Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

Owner (Pemilik Proyek)


SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANAGAN PEKERJAAN GEDUNG

O H T UUJK, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN JASA

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

PELATIHAN MANDOR PERKERASAN ASPAL (FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT)

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 39 Tahun : 2015

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

PROSEDUR PENGENDALIAN KEGIATAN DI DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU Nomor:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab VI Tata Kerja, Sistem Kerja, Hubungan Kerja, dan Kepemimpinan

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

PROSEDUR PENGENDALIAN KEGIATAN DI DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU

MASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM PERJANJIAN KERJA DAN PEMOTONGAN GAJI KULI KONTRAKTOR DI HOTEL PARADISO JL. KARTIKA PLAZA KUTA BADUNG DENPASAR

PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09

BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I STANDAR KOMPETENSI. mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB IX PENGEMBANGAN kelembagaan

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


STRUKTUR ORGANISASI DALAM PROYEK

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

Transkripsi:

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian Dampak Lingkungan 2. RCF - 02 Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton 1 Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja 2 Menguasai rencana pembuatan pembesian / penulangan beton sesuai spesifikasi pembesian / penulangan beton, gambar kerja, Instruksi Kerja (IK) dan Schedule Kerja Proyek 3. RCF - 03 Jadwal kerja harian dan mingguan 3 Membuat jadwal (schedule) kerja harian dan mingguan 4. RCF - 04 Prosedur dan teknik pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton A. Pekerjaan Persiapan 4 Melakukan Pekerjaan Persiapan Pembesian / Penulangan Beton B. Pembuatan dan Pemasangan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton C. Pemeriksaan, Evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan pekerjaan pembesian / Penulangan Beton 5. RCF - 05 Perjanjian Kerja dan Manajemen Untuk Mandor 5 Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton 6 Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton 7 Menguasai dan melaksanakan kontrak / perjanjian kerja 1.2

Pelatihan Mandor Pembesian/ Penulangan Beton Nomor Modul RCF 05 Judul Modul PERJANJIAN KERJA DAN MANAJEMEN UNTUK MANDOR DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUS. PKPK) Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp. 021. 7656632 Jakarta Selatan 1.3

NOMOR/ JUDUL MODUL : RCF 05/ PERJANJIAN KERJA DAN MANAJEMEN UNTUK MANDOR TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU) Setelah modul ini dipelajari peserta mampu : Menguasai dan melaksanakan kontrak/ perjanjian kerja, dengan mengatur/ mengelola pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya, mutu dan waktu yang disyaratkan 1.4

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK) Setelah modul ini selesai dipelajari, peserta mampu : 1. Menerapkan prinsip-prinsip manajemen sederhana. 2. Menguasai kontrak/ perjanjian kerja dan melaksanakannya sesuai persyaratan. 3. Menghitung harga satuan pekerjaan pembesian 4. Menerapkan keuangan dan pembukuan sederhana. 5. Menerapkan hubungan kerja yang baik antar sesama pelaksana pekerjaan. 6. Mengerti mengenai kewirausahaan sebagai pedoman dimana mandor sudah merupakan pengusaha kecil. 1.5

PENDAHULUAN Mandor dalam pekerjaan sehari-hari memimpin, mengawasi dan mengendalikan sumber daya baik tenaga kerja, keuangan, peralatan dan bahan, maka seorang mandor adalah manajer dalam skala yang kecil. Agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai perjanjian kerja yang disepakati dengan pemberi pekerjaan, mandor memerlukan pengetahuan manajemen meskipun cukup hanya taraf yang sederhana. 2.1

Pengetahuan manajemen yang diperlukan antara lain fungsi-fungsi manajemen (merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan kerja), menguasai perjanjian kerja, keuangan dan pembukuan yang sederhana, hubungan kerja dan kewirausahaan. 2.2

PERJANJIAN KERJA SPK (Surat Perintah Kerja) mandor borong merupakan semacam kontrak kerja yang sederhana antara mandor borong dan pemberi perintah kerja (biasanya pekerjaan konstruksi). Yang perlu dicermati pada SPK adalah : Bagian dan uraian pekerjaan Volume pekerjaan Harga satuan Jumlah harga borongan Syarat-syarat lain meliputi waktu, kualitas, peralatan, metode, material, pajak dan lain-lain. 3.1

Contoh SPK Mandor Borong : SURAT PERINTAH KERJA MANDOR BORONG Nomor SPK : LINGKUP PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN No. Bagian & Uraian Pekerjaan Volume Harga Satuan Jumlah Harga 1 2 3 4 5 1. 2. 3. 4. dst Jumlah Harga Satuan Rp. Terbilang : Syarat-Syarat Yang Harus Ditaati : SELANJUTNYA SYARAT-SYARAT DIBUAT SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA KEPENTINGAN PERUSAHAAN DAPAT DIAMANKAN Demikian Surat Perintah Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Menyetujui harga dan syarat-syarat tersebut diatas Mandor Borong Pemberi Perintah Kerja PT... Nama Jelas.. Nama Jelas 3.2

Contoh : Berita Acara Prestasi Pekerjaan BERITA ACARA PRESTASI PEKERJAAN MANDOR BORONG Pada hari ini.... tanggal.. Bulan.... kami yang bertanda tangan dibawah ini : I...: Selaku dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Yang berkedudukan di yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. II...: Selaku dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama yang berkedudukan di. yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. tahun Menerangkan bahwa kedua belah pihak telah setuju dan sepakat melakukan pemeriksaan pekerjaan dan menyetujui prestasi pekerjaan berdasarkan : 1. Kontrak / SPK No. dan Tanggal :. 2. Harga Kontrak / SPK :. 3. Waktu pelaksanaan :. Dengan rincian sebagai berikut :. No. Macam Pekerjaan Volume Sesuai SPK / Kontrak s/d saat ini BA s/d yang lalu Realisasi Volume Pekerjaan Periode ini BA yang ditagihkan Sisa yang belum di BA kan Harga Satuan Jumlah Harga yang ditagihkan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Bila macam pekerjaan cukup banyak dapat berbentuk Lampiran yang diparaf kedua pihak JUMLAH Maka PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dengan perhitungan sebagai berikut : 1. Prestasi s/d saat ini. = Rp. (dari kolom 10) 2. Prestasi s/d yang lalu. = Rp. (-) 3. Prestasi yang dapat dibayarkan saat ini.. = Rp. 4. Potongan : = Rp. - Uang muka. = Rp. - Lain-lain.. = Rp. (-) 5. Jumlah pembayaran yang diterima. = Rp. Demikian Berita Acara Prestasi Pekerjaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA 3.3

Contoh : Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Mandor Borong 3.4

Contoh : formulir evaluasi kinerja mandor. PROYEK EVALUASI KINERJA MANDOR Nama Mandor : Alamat : Elemen Pekerjaan : No. ITEM PEKERJAAN BOBOT NILAI TOTAL NILAI (%) (0-100) 1 2 3 = 1 x 2 KETERANGAN Hasil nilai rata-rata 1. Persiapan Kerja 25 81 ke atas = sangat baik 2. Mutu kerja 25 71-80 = baik 3. Pemenuhan produksi target 25 60 70 = cukup 4. Kemampuan pengerahan tukang / tenaga kerja 25 Dibawah 60 = tidak diterbitkan surat referensi Tanggal,. Disetujui oleh, Dibuat oleh, (KEPALA PROYEK) (KEPALA LAPANGAN) 3.5

Proses penunjukan mandor : Mengevaluasi kinerja mandor dengan item penilaian utama persiapan kerja, mutu kerja, pemenuhan target produksi dan kemampuan pengerahan tukang/ pekerja Memberikan surat referensi pekerjaan Mencatat mandor yang mendapat referensi Proses penunjukkan mandor dengan membandingkan harga penawaran 3.6

MANAJEMEN Manajemen ialah usaha pengaturan untuk menyelesaikan pekerjaan atau untuk mencapai tujuan. Melalui kegiatan atau usaha orang lain Fungsi-fungsi manajemen ialah : Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengendalian 4.1

Mandor perlu menerapkan fungsi-fungsi manajemen tersebut di dalam pekerjaan atau usahanya, sebatas tugas dan tanggung jawabnya. Penerapan manajemen secara baik dalam usaha atau pekerjaan mandor di bidang konstruksi adalah penting, karena memberi manfaat antara lain : Pekerjaan menjadi lancar Tidak terjadi tumpang tindih Tidak kelebihan atau kekurangan tenaga Hubungan kerja lebih baik Mengurangi kesalahan atau penyimpangan Pencapaian tujuan lebih terjamin Penyelesaian pekerjaan tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya. 4.2

Merencanakan kerja berarti : MERENCANAKAN Memikirkan apa-apa yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang Untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya Mandor perlu merencanakan kerja, agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai waktu, mutu dan biaya yang ditentukan Biasakan membuat rencana tertulis Masukan-masukan dalam rencana kerja : Tenaga kerja Bahan Alat Uang Waktu Cara kerja (metode) Ruang (lokasi kerja) 4.3

MENGORGANISASIKAN Mengorganisasikan kerja ialah : Menyusun dan mengatur berbagai bagian atau unsur pekerjaan, sehingga menjadi kesatuan yang teratur, untuk melaksanakan pekerjaan Membagi-bagikan (memberikan) tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada tukang dan pekerja atau kelompok kerja, sesuai kebutuhan Langkah-langkah : Mengadakan (mendatangkan) tukang dan pekerja Memberi (membagi-bagikan) tugas Menjelaskan wewenang dan tanggung jawab Menjelaskan hubungan antara kelompok kerja Mengatur sumber daya lain (bahan, alat dan tempat) 4.4

Koordinasi : Pengorganisasian kerja yang baik menghasilkan Koordinasi dan kerjasama yang baik Kerjasama yang baik memperlancar pekerjaan, menghemat waktu, tenaga dan biaya Komunikasi : Komunikasi sangat penting untuk terjadinya koordinasi Komunikasi yang baik memperlancar pekerjaan, koordinasi dan saling mendukung pencapaian tujuan bersama Mandor harus mampu berkomunikasi dengan atasan, sesama mandor dan tukang atau pekerja 4.5

MENGARAHKAN Mengarahkan kerja berarti menggerakkan dan mendorong tukang dan pekerja, agar mengerti, mampu dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan. Faktor-faktor penting dalam mengarahkan : Hubungan manusiawi Pelimpahan wewenang Keterbukaan Motivasi 4.6

Langkah-langkah dalam mengarahkan kerja : Limpahkan sebagian tugas Berikan petunjuk yang jelas Ajak mereka bekerja Berikan semangat (motivasi) bersikaplah terbuka Didik dan bimbinglah bawahan Tumbuhkan kepuasan pribadi 4.7

MENGENDALIKAN Mengendalikan kerja ialah mengawasi dan melakukan tindakan terhadap pelaksanaan pekerjaan Mengendalikan kerja menyangkut : Menentukan standard atau ukuran Mengukur dan membandingkan pekerjaan dengan standar (ukuran) Melakukan tindakan perbaikan 4.8

Rencana, gambar spesifikasi, jadwal kerja merupakan alat pembanding pencapaian tujuan dalam rangka mengendalikan kerja. Alat-alat atau bentuk rencana tertulis : Daftar cek kesiapan (check list) Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan (jadwal kerja) Jadwal waktu dan kebutuhan tenaga kerja Jadwal kebutuhan alat dan bahan Instruksi kerja 4.9

Memimpin : mengilhami dan menunjukkan kepada orang lain jalan untuk maju dan berkembang atau menang, sehingga orang lain antusias untuk mengikutinya. Kualitas jiwa seorang pemimpin : dinamis, aktif, berwawasan, luwes, kreatif, sabar, tekun, berkharisma. 4.10

KEUANGAN DAN PEMBUKUAN SEDERHANA Masalah keuangan sangat penting dalam usaha mandor Diperlukan sistem pencatatan yang disebut pembukuan sederhana Sumber daya uang sangat terbatas, penggunaan harus tepat sasaran 5.1

2 hal yang menentukan nilai uang yaitu jumlah dan waktu Diperlukan disiplin sehingga penggunaan uang tepat guna dan tepat waktu Pemasukan harus lebih besar dari pengeluaran Pemborosan harus dihindari 5.2

Setiap pengeluaran punya sumbangan jelas bagi progress atau mutu pekerjaan. Pengeluaran harus tertib dan disiplin sesuai waktu dan penggunaan yang tepat. Keluar masuk uang harus tertata rapi sehingga diketahui jumlah hutang, tagihan serta hasil usaha Setiap pengeluaran harus ada alasan yang bisa dipertanggungjawabkan Dengan menerapkan prinsip tersebut bisa kita tahu kegiatan yang bisa dihemat, atau cara kerja yang perlu diperbaiki 5.3

Rencana pengeluaran : Contoh : Pekerjaan galian memerlukan 1 orang untuk 10 hari Upah = Rp. 20.000/ hari U. Makan = Rp. 5.000/ hari Hari Uang Makan Upah 1 2 3 4 5 6* ) 7 8 9 10 5000 5000 5000 5000 - - - - 5000 5000 5000 5000 5000 5000-90.000 - - - 60000 Kebutuhan 5000 5000 5000 5000 5000 95000 5000 5000 5000 65000 Uang per hari - - - - - - - - - - Upah = 6 x Rp. 20.000 = Rp. 120.000,- U. Makan = 6 x Rp. 5.000 = Rp. 30.000,- Rp. 90.000,- 5.4

Rencana Penerimaan : Pekerjaan galian per m3 = Rp. 10.000 Hari ke 6 : 6 x 3 m3 x Rp. 10.000 = Rp. 180.000,- Hari ke 10 : 4 x 3 m3 x Rp. 10.000 = Rp. 120.000,- Penerimaan Pengeluaran Tabel 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 - - - - - 180000 - - - 120000 5000 5000 5000 5000 5000 95000 5000 5000 5000 65000 Selisih (5000) (5000) (5000) (5000) (5000) 85000 (5000) (5000) (5000) 55000 Modal s/d hari ke 6 = Rp. 5000 x 5 = Rp. 25.000,- 5.5

Perhitungan Laba Rugi : Pendapatan : 30 m 3 x Rp. 10.000 = Rp. 300.000,- Biaya Upah : 10 x Rp. 20.000 = Rp. 200.000,- _ Rp. 100.000,- 5.6

HUBUNGAN KERJA Hubungan kerja adalah hubungan yang terjadi karena adanya kegiatan yang melibatakan orang atau orang-orang lain. Jenis-jenis hubungan kerja dalam usaha jasa konstruksi ialah : Hubungan pelaksanaan pekerjaan Hubungan pengawasan pekerjaan Ada kalanya mandor dipercaya untuk pengadaan bahan bangunan Dua jenis hubungan kerja yang tercakup sekaligus antara kepala mandor dengan mandor maupun dengan para tukang dan pekerja ialah : Hubungan pelaksanaan Hubungan pengawasan 6.1

Sifat-sifat hubungan kerja ialah : Bersifat informal, atau kesepakatan lisan Bersifat formal, atau dalam bentuk kesepakatan tertulis Hubungan kerja antara mandor dan para tukang dan pekerja adalah bersifat tidak resmi atau bersifat informal Surat Perintah Kerja (SPK) antara mandor dan pemberi kerja sudah dapat digolongkan sebagai ikatan kerja formal. 6.2

Dasar hubungan kerja ialah kepercayaan Kemampuan mengatur pekerjaan tukang, mengatur alat kerja, bahan serta jaminan modal untuk mendatangkan tukang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan memuaskan. Kepuasan itu menumbuhkan kepercayaan dari pemilik proyek atau kontraktor. Bila mandor sudah dipercaya, bisa diharapkan ia akan menjadi mandor langganan. 6.3

Hubungan keluar antara mandor dengan kontraktor, konsultan atau leveransir penting, akan tetapi hubungan serasi dan menyenangkan antara mandor dan para tukang dan pekerja juga penting adalah menjadi tugas mandor untuk membina hubungan yang demikian. Mandor harus tahu menempatkan diri. Ia harus ramah tetapi tegas, tidak angker tetapi mampu menegakkan aturan tanpa pandang bulu. 6.4

Mandor perlu menguasai bidang pelaksanaan yang terdiri atas dua bidang. Yaitu kemampuan mengatur pekerjaan dan kemampuan teknis untuk mengawasi pekerjaan. Ketenangan kerja diperlukan untuk menimbulkan gairah dan semangat kerja. Untuk itu mandor perlu : Memberikan perlindungan terhadap tukang Memperhatikan kepentingan tukang Menegor yang bersalah dan Memberikan pujian bagi yang bekerja dengan baik 6.5

Perselisihan kerja antara mandor dan tukang seringkali disebabkan jadwal kerja terlambat dan mutu hasil pekerjaan tidak memenuhi syarat. Perselisihan kerja juga timbul sebagai akibat kecelakaan kerja Perselisihan kerja juga bisa dikurangi bila tukang itu sebelumnya menjalani pelatihan sebelum menjadi tukang, sebab dalam program pelatihan itu diajarkan : Pengetahuan dan peralatan kerja Prosedur, syarat dan metode kerja K3 Konstruksi dan Latihan keterampilannya sendiri 6.6

Hubungan kerja antara mandor dan tukang serta pekerja hendaknya hubungan kerja yang hangat dan menyenangkan. Hal ini perlu untuk mencapai kekompakkan kerja. Mandor juga berperan untuk menumbuhkan semangat kerja dan rasa saling peduli diantara para tukang, agar tercipta kelompok kerja yang kompak. Usaha yang perlu dilakukan ialah : Dalam menyampaikan perintah hendaklah secara langsung dan dengan menghargai perasaan tukang yang diperintah Tetapi mandor juga harus tegas dan tidak ragu-ragu dalam menyampaikan perintah 6.7

KEWIRAUSAHAAN Sebelum wira usaha, sudah populer dan lebih dulu dikenal istilah wiraswasta, padanan dari bahasa asing Entrepreneur, istilah wira mengandung enam arti sifat-sifat yang unggul yaitu, Utama, Gagah, Berani, Luhur, Teladan atau Pejuang. Sedangkan Swa berarti sendiri, dan Sta berarti berdiri. Maka wiraswasta dapat berarti orang yang mengutamakan kemandirian. Usaha merupakan padanan dari arti berproduksi atau mejalankan produksi, yang mengandung arti penciptaan nilai tambah. Yang menjalankan usaha disebut usahawan. Usahawan yang memiliki sifat kewiraan disebut wirausahawan. 7.1

Dalam modul ini digunakan istilah wirausaha atau kewirausahaan sebagai kegiatan penciptaan nilai tambah, yang dianggap lebih memadai dibanding penekanan kepada hanya kemandirian. Mandor dituntut untuk mencapai taraf sebagai usahawan pilihan atau wirausahawan dengan mutu jasa yang prima yang dapat dihasilkannya. Mandor juga telah turut merintis lapangan kerja ke luar negeri. 7.2

Fungsi wirausahawan itu sangat menentukan bagi perekonomian pada umumnya. Rincian fungsi bagi pekerjaan mandor : Mandor terlibat sebagai penghasil jasa Mandor menciptakan metode dan terobosan baru Fungsi sebagai pencari dan menciptakan peluang usaha Fungsi pengembangan sumber daya meliputi program pelatihan bagi sumber daya manusia, pemupukan modal guna kelancaran usaha dan kemampuan penguasaan pengoperasian peralatan. 7.3

Persyaratan yang sangat diperlukan wirausahawan Tekad, artinya keberanian melakukan sesuatu. Kerja keras, berarti penggunaan waktu lebih. panjang untuk bekerja dan cara kerja yang selalu diperbaiki. Tekun, memperlihatkan sikap sabar dan terus berusaha sepenuh hati. Cerdik, dihubungkan dengan kemampuan mengenal persoalan, menganalisa, menghitung dan memutuskan. 7.4

NEGOSIASI Teknik negosiasi perlu diketahui oleh seorang mandor dalam proses sebagai berikut : Pendekatan, penjajagan dan negosiasi agar pekerjaan borongan tersebut dapat dikerjakan oleh seorang mandor. Apabila terjadi permasalahan atau konflik dengan pemberi pekerjaan pada pelaksanaan proyek, diperlukan teknik negosiasi yang baik agar hal tersebut dapat diselesaikan secara baik baik. 8.1

Negosiasi : Kata lain dari perundingan Kedua belah pihak harus mempersiapkan suatu nilai tawar menawar atas konflik atau perbedaan kepentingan yang dinegosiasikan Diperlukan pertemuan informal atau pendekatan sebelum tahap negosiasi Perunding yang baik tidak akan bersikap dominan dan memaksakan kepentingannya saja tanpa memberikan kelonggaran kepada pihak yang diajak berunding Negosiasi merupakan ketrampilan komunikasi untuk mencapai kata sepakat dan diusahakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. 8.2

Proses atau urutan pelaksanaan negosiasi Perkenalan dan pendekatan Peninjauan umum (acara negosiasi) Latar belakang permasalahan Penjabaran pokok permasalahan Rundingkan permasalahan Kompromi 8.3

SEKIAN & TERIMA KASIH