BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi Gaya Melalui Model Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi awal dan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dengan masing-masing

Lampiran 1 57

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen II) Nama Sekolah : SMP N 2 Kubung Mata Pelajaran : Matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

Lampiran 1 Jadwal Pertemuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan tahapan pada setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas V SD N Ngajaran 02.Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan kegiatan belajar mengajar di kelas. Observasi dilaksanakan selama 2 minggu dalam pembelajaran matematika sejak tanggal 17 Februari sampai dan 2 Maret 2016. Hasil observasi menunjukkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar lebih didominasi guru, Guru menjelaskan materi dengan metode ceramah kemudian dilanjutkan dengan pemberian pertanyaan kepada siswa. Adapun pada proses latihan soal, Guru hanya menunjuk siswa yang dianggap bisa untuk mengerjakan soal di papan tulis. Selama proses pembelajaran terlihat bahwa siswa kurang bersemangat. Hal ini dapat dilihat darisedikitnya siswa yang langsung mencoba mengerjakan soal guru memberikan pertanyaan sebagian besar dari mererka menunggu jawaban guru atau jawaban dari teman yang mengerjakan di papan tulis. Hasil dari proses pembelajaran tersebut tidak optimal. Hal ini salah satunya dilihat dari rekap hasil ulangan harian yang ditampilkan pada Tabel 4.1. Meskipun nilai tertinggi yang diraih siswa sebesar 80, namun masih terdapat siswa yang mendapat nilai 55. Rata-rata dari 12 siswa tersebut hanya mencapai 64. Nilai ini masih di bawah KKM di tentukan yaitu 65. Selain itu, siswa yang masuk dalam kategori tuntas juga hanya mencapai 33,33%, Adapun yang 66,67% lainya tidak mencapai KKM. Hal ini tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD N Ngajaran 02 yang menyatakan bahwa suatu kelas dikatakan telah tuntas belajarnya apabila sekurang-kurangnya 75% siswa telah mencapai KKM. Oleh karena itu perlu adanya tindakan perbaikan guna meningkatkan hasil belajar matematika pada kelas V SD N Ngajaran 02. Salah satunya dengan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 54

55 Jumlah Siswa Tabel 12 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika pada Pra Siklus Nilai Siswa yang Belum Siswa yang Tuntas Nilai Nilai Rata- Tuntas Tertinggi Terendah Rata Jumlah Persentase Jumlah Persentase Kelas 12 80 55 64 4 33,33% 8 66,67% 4.2 Deskripsi Siklus I Penelitian pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 sampai dengan tanggal 18 April 2016 selama 3 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan dilaksanakan pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan Siklus I meliputi 4 tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan atau observasi, dan refleksi. Berikut uraian diketiga pertemuan ditinjau dari 4 tahap tersebut. 4.2.1 Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan diperlukan sebagai pedoman pada pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun dengan memperhatikan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Berikut kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan. a) Diskusi dengan guru untuk menentukan materi dan waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). b) Menyusun skenario pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. c) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah ada. Diantaranya menyiapkan: Kartu Pecahan senilai dan Kartu Desimal senilai untuk pembagian kelompok, Identitas kelompok untuk mempermudah penamaan kelompok; Topi bernomor dan berwarna sebagai identitas siswa; Pembuatan Sumpit Bernomor dan Berwarna untuk proses pemanggilan siswa; Mendesain Lembar Kerjas Siswa (LK) untuk mempermudah jalannya head together (diskusi kelompok), membuat Rewards sticker smile untuk hadiah kepada siswa yang mengerjakan soal. d) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai skenario dan berdasarkan standar proses KTSP (RPP dapat dilihat pada Lampiran 2)

56 e) Menyusun lembar observasi untuk kegiatan guru (Lampiran 8) dan lembar observasi untuk aktifitas belajar siswa (Lampiran 9). f) Membuat instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pada siklus I. Kisi-kisi dapat dilihat pada Lampiran 3. Adapun instrumen tes dapat dilihat pada Lampiran 4. g) Mencari pakar untuk memvalidasi instrument yang disusun. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Penelitian pada siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 13 sampai dengan tangal 18 April 2016 selama 3 kali pertemuan. Pada siklus I ini Standar Kompetensi yang direncanakan untuk dikuasai oleh siswa adalah Menggunakan Pecahan dalam pemecahan masalah, dengan Kompetensi Dasar yang digunakan adalah Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan. Adapun indikator tersebut dari Perkalian Pecahan Perkalian Bilangan Bulat dengan Pecahan Biasa, Perkalan Bilangan Bulat dengan Pecahan Campuran, Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa, Perkalian Pecahan Biasa dengan Kebalikannya, Perkalian Bilangan Bulat dan Bilangan Desimal, dan Perkalian Bilangan Desimal dan Desimal, masing-masing pertemuan dilaksanakan pukul 07.00-08.10 WIB. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru, adapun guru kelas V bertindak sebagai observer. Berikut deskripsi setiap pertemuan pada siklus I. 4.2.2.1 Pertemuan I Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 April 2016 pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10 WIB (jam ke-1 sampai ke-2). Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 11 siswa dari 12 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Dalam pertemuan pertama ini siswa yang tidak masuk atas nama Isti Kurniawati dengan keterangan sakit. a. Kegiatan Pendahuluan Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama diawali dengan mengkondisikan kelas yaitu meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Guru

57 memberi salam dan menanyakan kabar siswa. Sesuai rencana yang dibuat, guru melakukan absensi dengan cara yang efisien yaitu dengan menanyakan siswa yang tidak hadir. Dalam pertemuan ini, siswa atas nama Isti Kurniawati tidak hadir dengan keterangan sakit. Guna menumbuhkan motivasi, guru menayangkan sebuah video Bebek. Video ini berisi tentang beberapa anak bebek yang berusaha untuk menaiki tangga. Video ini mengajarkan tentang bagaimana siswa harus Terus Berusaha, Pantang Menyerah, Toleransi, dan Kesabaran. Video ini ditayangkan agar mengunggah rasa toleransi. Hal ini diperlukan untuk menunjang proses diskusi pada langkah pembelajaran berikutnya. Sebagai apersepsi, guru menanyakan materi sebelumnya kemudian mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Tik Tik Tik Ayo Ingat Pecahan Biasa. Lagu ini berisi tentang apa itu pecahan dan contoh bilangan pecahan dengan nada lagu Tik Tik Bunyi Hujan Guru kemudian mengajukan pertanyaan tentang lagu tersebut. Pertanyaan yang diajukan diantaranya. Apa itu pecahan? Manakah yang dinamakan dengan pembilang? Manakah yang dinamakan dengan penyebut? Berikan contoh bilangan pecahan. Pada tahap ini, siswa telah dapat menjawab pertanyaan guru. Langkah selanjutnya, guru menyampaikan dan menulis tujuan pembelajaran di papan tulis. Guru sengaja menulis di papan tulis agar dapat membantu siswa dalam menuliskan tujuan pembelajaran ini di buku catatan masing-masing. Untuk selanjutnya, guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat tujuan tersebut. b. Kegiatan Inti Kegiatan eksplorasi, dimulai dari tahap I, yaitu pembentukan kelompok. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, guru membagi kartu pecahan (,,,,,,,,, dan ) kepada masing-masing siswa. Siswa mencari meja dengan nilai pecahan yang sama dan bergabung dengan kelompoknya. Selanjutnya guru meletakkan identitas kelompok dan memberi nama kelompok sesuai identitas kelompok ( kelompok merah muda, kelompok merah tua,

58 kelompok biru muda, dan kelompok biru tua) yang ada di meja masing-masing kelompok sesuai dengan warna yang ada pada meja. Selanjutnya sebagai tahap penomoran, guru membagikan topi bernomor (1,2, dan 3) yang nomornya berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru Tua). Kemudian siswa mengenakan topi bernomor (1,2, dan 3) yang nomornya berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru Tua). Sebagai kegiatan elaborasi, guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada seluruh siswa. (LK dapat dilihat pada Lampiran III). LK berisi tentang materi Perkalian Pecahan Bulat dengan Pecahan Biasa dan Perkalian Bilangan Bulat dengan Pecahan Campuran. Kelompok berdiskusi tentang materi tersebut dan anggota kelompok mempunyai tugas untuk mengerjakan soal yang sama. Selanjutnya sebagai tahap berpikir bersama, siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dalam mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) soal nomor 1 sampai dengan 3. Sebagai tahap pemanggilan siswa, guru mengambil sumpit bernomor (memilih nomor pada kepala bernomor yang dikenakan oleh siswa) dilanjut mengambil sumpit berwarna (memilih warna kelompok pada identitas kelompok). Guna menjawab soal nomor 1, guru mengambil 1 sumpit berwarna dan 1 sumpit bernomor. Sebagai contoh, guru mengambil sumpit bernomor secara acak dan memperoleh nomor 1, selanjutnya guru mengambil sumpit berwarna secara acak dan memperoleh warna Merah, siswa yang memperoleh nomor 1 berwarna Merah Muda dan Merah Tua diminta untuk mempersiapkan jawaban mereka untuk dibahas di papan tulis. Jadi ada 2 siswa yang mengerjakan soal yang sama di papan tulis yang masing-masing siswa berasal dari 2 kelompok yang berbeda yaitu kelompok Merah Muda dan kelompok Merah Tua. Langkah ini dilakukan berulang kali sehingga soal di nomor 2 sampai dengan soal di nomor 3 terselesaikan. Proses ini berulang untuk materi Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa, dan Perkalian Bilangan Pecahan dengan Kebalikannya. Meskipun demikian, guru melakukan variasi dalam teknik pemanggilan siswa. Untuk soal nomor ganjil, guru mengambil sumpit bernomor baru mengambil sumpit berwarna. Adapun untuk soal nomor genap, guru mengambil sumpit berwarna

59 baru mengambil sumpit bernomor. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan antusias siswa dalam mengerjakan soal. Dalam kegiatan konfirmasi, guru meminta 2 siswa terpilih untuk mengerjakan soal nomor 1 di papan tulis (tahap menjawab). Untuk mengerjakan soal di papan tulis tanpa membawa LK. Guru bersama siswa lainnya mengoreksi hasil pekerjaan teman yang ada di papan tulis. Apabila ada kesalahan guru mempersilahkan siswa yang lain untuk mengoreksi kesalahan dari teman mereka. Siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar akan diberi rewards berupa sticker smile. Tiga sticker smile diberikan jika jawaban benar dan mengerjakan paling cepat, dua sticker smile jika jawaban benar namun selesai lebih lambat, dan satu sticker smile jika jawaban salah (karena sudah berani maju ke depan). Selanjutnya sebagai tahap konfirmasi, guru memberikan soal individu kepada siswa dan seluruh siswa diminta mengerjakan soal secara individu. (Soal individu dapat dilihat pada Lampiran IV). c. Kegiatan Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Guru memberi bantuan berupa contoh soal sehingga siswa dapat menyebutkan 4 sub materi yang telah dipelajari yaitu Perkalian Pecahan Bulat dengan Pecahan Biasa, Perkalian Bilangan Bulat dengan Pecahan Campuran, Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa, dan Perkalian Bilangan Pecahan dengan kebalikannya. Guru memberikan tindak lanjut berupa Pekerjaan Rumah. Siswa diminta mengerjakan PR, PR diberikan dalam bentuk lembaran kertas. PR dapat dilihat pada lampiran dari RPP (Lampiran V). Guru memberi salam penutup dan mengajak siswa berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Setelah selesai, siswa diminta mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya. 4.2.2.2 Pertemuan II Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 April 2016 pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10 WIB (jam ke-1 sampai ke-2). Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 11siswa dari 12 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Dalam

60 pertemuan kedua ini siswa atas nama Isti Kurniawati masih tidak masuk sekolah dengan keterangan sakit. a. Kegiatan Pendahuluan Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan kedua diawali dengan mengkondisikan kelas yaitu meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Guru memberi salam dan menanyakan kabar siswa. Sesuai rencana yang dibuat, guru melakukan absensi dengan cara yang efisien yaitu dengan menanyakan siswa yang tidak hadir. Dalam pertemuan ini, siswa atas nama Isti Kurniawati tidak hadir dengan keterangan sakit. Sebagai apersepsi, guru menanyakan materi sebelumnya kemudian mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Desimal- Desimal. Lagu ini berisi tentang apa itu desimal dan contoh bilangan desimal dengan nada lagu Pelangi-Pelangi Guru kemudian mengajukan pertanyaan tentang lagu tersebut. Pertanyaan yang diajukan diantaranya. Apa itu desimal? Manakah yang dinamakan dengan pembilang? Manakah yang dinamakan dengan penyebut? Berikan contoh bilangan desimal. Pada tahap ini, siswa telah dapat menjawab pertanyaan guru. Langkah selanjutnya, guru menyampaikan dan menulis tujuan pembelajaran di papan tulis. Guru sengaja menulis di papan tulis agar dapat membantu siswa dalam menuliskan tujuan pembelajaran ini di buku catatan masing-masing. Untuk selanjutnya, guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat tujuan tersebut. b. Kegiatan Inti Kegiatan eksplorasi, dimulai dari tahap I, yaitu pembentukan kelompok. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, guru membagi kartu desimal (, 0,3, 0,4, 0,02, 0,03, 0,04, 0,002, 0,003, 0,004, 0,0002, 0,0003, dan 0,0004) kepada masingmasing siswa. Siswa mencari meja dengan nilai pecahan yang sama dan bergabung dengan kelompoknya. Selanjutnya guru meletakkan identitas kelompok dan memberi nama kelompok sesuai identitas kelompok ( kelompok merah muda, kelompok merah tua, kelompok biru muda, dan kelompok biru tua) yang ada di meja masing-masing kelompok sesuai dengan warna yang ada pada meja.

61 Selanjutnya sebagai tahap penomoran, guru membagikan topi bernomor (1,2, dan 3) yang nomornya berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru Tua). Kemudian siswa mengenakan topi bernomor (1,2, dan 3) yang nomornya berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru Tua). Sebagai kegiatan elaborasi, guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada seluruh siswa. (LK dapat dilihat pada Lampiran III). LK berisi tentang materi Perkalian Bilangan Bulat dengan Pecahan Desimal. Kelompok berdiskusi tentang materi tersebut dan anggota kelompok mempunyai tugas untuk mengerjakan soal yang sama. Selanjutnya sebagai tahap berpikir bersama, siswa diberi kesempatan untuk berdiskusidalam mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) soal nomor 1 sampai dengan 3. Sebagai tahap pemangilan siswa, guru mengambil sumpit bernomor (memilih nomor pada kepala bernomor yang dikenakan oleh siswa) dilanjut mengambil sumpit berwarna (memilih warna kelompok pada identitas kelompok). Guna menjawab soal nomor 1, guru mengambil 1 sumpit berwarna dan 1 sumpit bernomor. Sebagai contoh, guru mengambil sumpit bernomor secara acak dan memperoleh nomor 1, selanjutnya guru mengambil sumpit berwarna secara acak dan memperoleh warna Merah, siswa yang memperoleh nomor 1 berwarna Merah Muda dan Merah Tua diminta untuk mempersiapkan jawaban mereka untuk dibahas di papan tulis. Jadi ada 2 siswa yang mengerjakan soal yang sama di papan tulis yang masing-masing siswa berasal dari 2 kelompok yang berbeda yaitu kelompok Merah Muda dan kelompok Merah Tua. Langkah ini dilakukan berulang kali sehingga soal di nomor 2 sampai dengan soal di nomor 3 terselesaikan. Proses ini berulang untuk materi Perkalian Pecahan Desimal dengan Desimal. Meskipun demikian, guru melakukan variasi dalam teknik pemanggilan siswa. Untuk soal nomor ganjil, guru mengambil sumpit bernomor baru mengambil sumpit berwarna.adapun untuk soal nomor genap, guru mengambil sumpit berwarna baru mengambil sumpit bernomor. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan antusias siswa dalam mengerjakan soal.

62 Dalam kegiatan konfirmasi, guru meminta 2 siswa terpilih untuk mengerjakan soal nomor 1 di papan tulis (tahap menjawab). Untuk mengerjakan soal di papan tulis tanpa membawa LK.Guru bersama siswa lainnya mengoreksi hasil pekerjaan teman yang ada di papan tulis. Apabila ada kesalahan guru mempersilahkan siswa yang lain untuk mengoreksi kesalahan dari teman mereka. Siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar akan diberi rewards berupa sticker smile. Tiga sticker smile diberikan jika jawaban benar dan mengerjakan paling cepat, dua sticker smile jika jawaban benar namun selesai lebih lambat, dan satu sticker smile jika jawaban salah (karena sudah berani maju ke depan). Selanjutnya sebagai tahap konfirmasi, guru memberikan soal individu kepada siswa dan seluruh siswa diminta mengerjakan soal secara individu. (Soal individu dapat dilihat pada Lampiran IV). c. Kegiatan Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Guru memberi bantuan berupa contoh soal sehingga siswa dapat menyebutkan 2 sub materi yang telah dipelajari yaitu Perkalian Bilangan Bulat dengan Pecahan Desimal dan Perkalian Pecahan Desimal dengan Desimal. Guru memberikan tindak lanjut berupa Pekerjaan Rumah. Siswa diminta mengerjakan PR, PR diberikan dalam bentuk lembaran kertas. PR dapat dilihat pada lampiran dari RPP (Lampiran V). Guru memberi salam penutup dan mengajak siswa berdoa sesuai kepercayaan masingmasing. Setelah selesai, siswa diminta mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya. 4.2.2.3 Pertemuan III Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 18 April 2016 pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10 WIB (jam ke-1 sampai ke-2). Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 11 siswa dari 12 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Dalam pertemuan pertama ini siswa yang tidak masuk atas nama Isti Kurniawati dengan keterangan sakit.

63 a. Kegiatan Awal Pada pertemuan III ini siswa diberikan soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar setelah melakukan pembelajaran menggunakan model Numbered Head Together. Sebelumnya pembelajaran diawali dengan berdoa dahulu dipimpin oleh ketua kelas. Setelah selesai, guru memberi salam. Guru mengajak untuk membahas PR yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, siswa diajak mengingat kembali lagu yang berhubungan dengan perkalian pecahan yaitu lagu Tik Tik Tik Ayo Ingat Pecahan Biasa dan lagu Desimal- Desimal. b. Kegiatan Inti Guru menginformasikan bahwa tes akan segera dilakukan. Tes ini merupakan tes individu. Siswa diberikan soal tes yang terdiri dari 20 soal dengan waktu mengerjakan selama 60 menit. (Soal tes dapat dilihat pada Lampiran 4). c. Kegiatan Penutup Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil evaluasi. Guru mengakhiri pembelajaran dan siswa diminta mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya. 4.2.3 Hasil Pengamatan atau Observasi Hasil pengamatan pada siklus I secara terperinci sebagai berikut. 4.2.3.1 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Lembar observasi guru diisi oleh observer Bapak Margiyanta, S.Pd.SD yang merupakan guru kelas V SD N Ngajaran 02. Lembar observasi tersebut terbagi atas 2 bagaian yaitu bagian persiapan dan pelaksanaan pembelajaran. Lembar observasi bagian persiapan digunakan untuk mengukur kesesuaian RPP berdasarkan model pembelajaran NHT dan kurikulum yang berlaku. Adapun lembar observasi bagian pelaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur kesesuaian proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan RRP dan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Hasil pengisian lembar pengamatan guru pada siklus I dapat dilihat pada Lampiran 8. Rekapitulasi hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 13.

64 Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Siklus I Aspek Persentase Kategori Kesesuaian dengan Kurikulum KTSP 90,90% Baik Sekali Kesesuaian dengan NHT 90,90% Baik Sekali Kegiatan Awal 87,50% Baik Sekali Kegiatan Inti 83,33% Baik Sekali Kegiatan Penutup 83,83% Baik Sekali Keterampilan guru dalam mengajar 82,14% Baik Sekali Tabel 13, menunjukkan bahwa persentase hasil pengamatan pelaksanaan siklus I yang terdiri dari 4 aspek yaitu kegiatan awal sebesar 87,50%, kegiatan inti sebesar 83,33%, kegiatan penutup sebesar 83,83% dan keterampilan guru dalam mengajar sebesar 82,14%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keempat aspek pelaksanaan siklus I termasuk dalam kategori sangat baik karena persentase tiap aspek >75,01%. Namun ada beberapa kekurangan pada kegiatan inti yaitu Guru masih menulis sambil memberikan penjelasan, dan masih terdapat beberapa siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru. Dominasi guru masih cukup tinggi, dan guru masih kesulitan dalam menilai aktifitas siswa. Guru belum memberikan peraturan penggunaan topi bernomor sehingga beberapa siswa yang melepas topi bernomor. Guru belum mengatur posisi duduk siswa untuk memungkinkan siswa untuk berdiskusi dan guru belum mengatur jalannya diskusi antar kelompok sehingga terlihat seperti anggota kelompok mengerjakan sendiri-sendiri. 4.2.3.2 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar pengamatan terhadap aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran. Lembar observasi siswa terbagi menjadi 4 aspek yaitu kegiatan klasikal, diskusi kelompok, presentasi, dan individu. Dalam kegiatan klasikal mencangkup memperhatikan guru, aktifitas bertanya, dan aktifitas menjawab. Kegiatan diskusi kelompok mencangkup aktifitas mengerjakan LK dan aktifitas berdiskusi. Kegiatan presentasi mencangkup keberanian maju dan kelancaran menjelaskan hasil temuan.kegiatan individu mencangkup kejujuran, ketekunan dalam mengerjakan tugas/tes. Hasil

65 pengisian lembar pengamatan aktifitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada Lampiran 9. Rekapitulasi hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I Kategori Tahap Pembelajaran Kurang Cukup Baik Baik sekali Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Klasikal 5 45,45% 5 45,45% 1 9,09% Kelompok 6 54,54% 5 45,45% 0 0% Presentasi 0 0% 9 81,81% 2 18,18% Individu 3 27,27% 2 18,18% 6 54,54% Tabel 14, menunjukkan bahwa pada siklus I dalam kegiatan klasikal, sebagian siswa masuk dalam kategori cukup baik dan kurang baik (45,45%). Hal ini dikarenakan sebagian siswa tidak memperhatikan guru bahkan tidak menjawab pertanyaan dari guru dan siswa belum banyak yang berani bertanya tentang materi yang belum jelas. Hanya ada satu siswa yang masuk dalam kategori baik sekali (9,09%), hal ini dikarenakan siswa tersebut memperhatikan guru, berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Dalam kegiatan kelompok, sebagian besar siswa sudah masuk dalam kategori kurang (54,54%). Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus I diskusi belum terlihat, anggota kelompok seperti mengerjakan sendiri-sendiri. Dalam hal presentasi, masuk dalam kategori cukup baik (81,81%), hal ini dikarena dalam pelaksanaannya banyak siswa yang kurang cermat dalam mengerjakan soal atau bahkan tidak selesai. Hanya ada dua siswa yang masuk dalam kategori baik sekali (18,18%) hal ini dikarena dalam pelaksanaannya dua siswa tersebut mengerjakan soal sampai selesai dan benar. Dalam hal individu masuk dalam kategori baik sekali (54,54%) hal ini dikarenakan ketika melakukan tes, siswa sudah banyak yang mengerjakan secara jujur dan tekun, serta tugas/pr yang diberikan guru sudah banyak yang dikerjakan. Meskipun ada tiga siswa yang masuk dalam kategori kurang

66 (27,27%), hal ini dikarenakan ketiga siswa tersebut tidak jujur bahkan tidak tekun, terkadang tugas/pr tidak dikerjakan. 4.2.3.3 Hasil Penilaian Tes Siklus (Hasil Belajar) Hasil dari pembelajaran siklus I dengan menggunkan model Numbered Head Together dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini. Tabel 15 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I Nilai Siswa yang Belum Jumlah Nilai Nilai Siswa yang Tuntas Rata-rata Tuntas Siswa Tertinggi Terendah Kelas Jumlah Persentase Jumlah Persentase 11 90 60 72,72 8 72,72% 3 27,27% Hasil belajar matematika pada siklus I dapat di jabarkan dalam Gambar 12 Adapun hasil analisis ketuntasan dapat dilihat pada Gambar 13 Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diraih siswa sebesar 90 nilai terendah diraih siswa 60. Ada salah satu siswa yang tidak ikut siklus I yaitu siswa nomor absen 1 atas nama Isti Kurniawati. Masih ada 3 siswa yang tidak mencapai KKM yaitu siswa nomor absen 2 atas nama Ardani Khoirul F, siswa nomor urut 10 atas nama Khalim Fahma R, dan siswa nomor absen 11 atas nama M. Bayu S, hal itu karena pada saat kegiatan pembelajaran 3 siswa tersebut tidak memperhatikan, tidak bertanya, tidak aktif menjawab dan kurang meguasai materi. Adapun rata-ratanya mencapai 72,27 telah mencapai KKM yang telah ditetapkan. Kriteria Kriteria Ketuntasan Klasikal Minimal yang telah ditetapkan dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD N Ngajaran 02 yang

67 menyatakan bahwa suatu kelas dikatakan telah tuntas belajarnya apabila sekurangkurangnya 75% belum terpenuhi. Siswa yang masuk dalam kategori tuntas mencapai 72,72%, Adapun yang 27,27% lainnya tidak mencapai KKM. Meskipun hasil belajar rata-rata kelas meningkat serta KKM terpenuhi, namun Kriteria Ketuntasan Klasikal Minimal belum terpenuhi, oleh karena itu diperlukannya siklus II. 4.2.4 Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan baik terhadap persiapan dan pelaksanaan oleh guru atau aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan berdasarkan analisis Hasil Belajar siswa maka diperoleh refleksi sebagai berikut. 4.2.4.1 Kelebihan Siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Berdasarkan pelaksanaan dan observasi siklus I yang terdiri 3 pertemuan tersebut, diperoleh beberapa kelebihan diantaranya sebagai berikut. a. Guru sudah baik dalam tahap pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP b. Keterampilan kooperatif siswa belum tampak, hal itu karena guru belum memfasilitasi untuk berdiskusi. c. Siswa berani mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. d. Menghemat waktu, karena pemanggilan siswa yang mengerjakan soal 2 siswa sekaligus dengan pertanyaan yang sama. e. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan. 4.2.4.2 Kekurangan Kekurangan yang ditemukan pada siklus I antara lain sebagai berikut. a. Beberapa siswa melepas topi bernomor dan menggunakan untk bermain. b. Dominasi guru masih cukup tinggi. c. Guru masih kesulitan dalam menilai aktifitas siswa. d. Diskusi antar kelompok belum terlihat, anggota kelompok terlihat seperti mengerjakan sendiri-sendiri. e. Masih terdapat beberapa siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru.

68 4.3 Deskripsi Siklus II Penelitian pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 20 sampai dengan tanggal 25 April 2016 selama 3 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan dilaksanakan pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan Siklus II meliputi 4 tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan atau observasi, dan refleksi. Berikut uraian diketiga pertemuan ditinjau dari 4 tahap tersebut. 4.3.1 Perencanaan Tindakan Seperti pada siklus I, pada siklus II juga dilakukan perencanaan sebelum melakukan pelaksanaan tindakan. Perencanaan tindakan pada siklus II yang dilakukan peneliti yaitu sebagai berikut. a. Peneliti menyusun skenario pembelajaran dengan memperhatikan kekurangan pada siklus I, berikut hal-hal yang dilakukan untuk memperbaiki siklus I. 1. Guru mendesain peraturan penggunaan topi bernomor. (memberikan pengurangan skor bagi kelompok yang anggotanya melepas topi bernomor). 2. Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan dengan arahan dari guru dan siswa yang lain membacakan materi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dominasi guru. 3. Guru mengingat untuk menilai aktifitas siswa. 4. Guru mengatur jalannya diskusi antar kelompok dengan cara mengatur posisi tempat duduk siswa untuk memperbaiki jalannya diskusi kelompok. 5. Guru menunjuk siswa yang tidak memperhatikan untuk membacakan materi. Hal ini bertujuan agar seluruh siswa dapat fokus dalam pembelajaran. 6. Peneliti merancang pembelajaran dengan materi pembagian pecahan dengan menyesuaikan pada tahap-tahap model pembelajaran Numbered Head Together. b. Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah ada. Diantaranya menyiapkan: Kartu Pecahan senilai dan Kartu Desimal senilai untuk pembagian kelompok, Identitas kelompok untuk mempermudah penamaan kelompok; Topi bernomor dan berwarna sebagai

69 identitas siswa; menyiapkan Sumpit Bernomor dan Berwarna untuk proses pemanggilan siswa; Mendesain Lembar Kerjas Siswa (LK) untuk mempermudah jalannya head together (diskusi kelompok), membuat Rewards sticker smile untuk hadiah kepada siswa yang mengerjakan soal. c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai skenario dan berdasarkan standar proses KTSP (RPP dapat dilihat pada Lampiran 11) d. Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru (Lampiran 17) dan lembar observasi untuk aktifitas belajar siswa (Lampiran 18) e. Membuat instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pada siklus I. Kisi-kisi dapat dilihat pada lampiran 12. Adapun instrumen tes dapat dilihat pada Lampiran 13. f. Mencari pakar untuk memvalidasi instrument yang disusun. 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Penelitian pada siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 20 sampai dengan tangal 25 April 2016 selama 3 kali pertemuan. Pada siklus II ini Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sama tetapi, dengan indikator yang berbeda yaitu Pembagian Pecahan. Adapun indikator tersebut dari Pembagian Pecahan Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa, Pembagian Bilangan Bulat dengan Pecahan Campuran, Pembagian Pecahan Desimal dengan Bilangan Bulat, dan Pembagian Desimal dan Desimal. Masingmasing pertemuan dilaksanakan pukul 07.00-08.10 WIB. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru, adapun guru kelas V bertindak sebagai observer. Berikut deskripsi setiap pertemuan pada siklus II. 4.3.2.1 Pertemuan I Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 April 2016 pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10 WIB (jam ke-1 sampai ke-2). Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 10 siswa dari 12 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Dalam pertemuan pertama ini siswa yang tidak masuk atas nama Isti Kurniawati dan Micko Adjie S. dengan keterangan sakit.

70 a. Kegiatan Pendahuluan Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama diawali dengan mengkondisikan kelas yaitu meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Guru memberi salam dan menanyakan kabar siswa. Sesuai rencana yang dibuat, guru melakukan absensi dengan cara yang efisien yaitu dengan menanyakan siswa yang tidak hadir. Dalam pertemuan ini, siswa atas nama Isti Kurniawati dan Micko Adjie tidak hadir dengan keterangan sakit. Guna menumbuhkan motivasi, guru menayangkan sebuah video Semut. Video ini berisi tentang beberapa semut yang berusaha untuk menyelamatkan temannya. Video ini mengajarkan tentang bagaimana siswa harus Bekerjasama, Tolong Menolong, dan Saling Membantu. Video ini ditayangkan agar mengunggah rasa Bekerjasama. Hal ini diperlukan untuk menunjang proses diskusi pada langkah pembelajaran berikutnya. Sebagai apersepsi, guru menanyakan materi sebelumnya kemudian mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Tik Tik Tik Ayo Ingat Pecahan Biasa. Lagu ini berisi tentang apa itu pecahan dan contoh bilangan pecahan dengan nada lagu Tik Tik Bunyi Hujan Guru kemudian mengajukan pertanyaan tentang lagu tersebut. Pertanyaan yang diajukan diantaranya. Apa itu pecahan? Manakah yang dinamakan dengan pembilang? Manakah yang dinamakan dengan penyebut? Berikan contoh bilangan pecahan. Pada tahap ini, siswa telah dapat menjawab pertanyaan guru. Langkah selanjutnya, guru menyampaikan dan menulis tujuan pembelajaran di papan tulis. Guru sengaja menulis di papan tulis agar dapat membantu siswa dalam menuliskan tujuan pembelajaran ini di buku catatan masing-masing. Untuk selanjutnya, guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat tujuan tersebut. b. Kegiatan Inti Kegiatan eksplorasi, dimulai dari tahap I, yaitu pembentukan kelompok. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, guru membagi kartu pecahan (,,,,,,,,, dan ) kepada masing-masing siswa. Siswa mencari meja dengan nilai pecahan yang sama dan bergabung dengan kelompoknya.

71 Selanjutnya guru meletakkan identitas kelompok dan memberi nama kelompok sesuai identitas kelompok ( kelompok merah muda, kelompok merah tua, kelompok biru muda, dan kelompok biru tua) yang ada di meja masing-masing kelompok sesuai dengan warna yang ada pada meja. Selanjutnya sebagai tahap penomoran, guru membagikan topi bernomor (1,2, dan 3) yang nomornya berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru Tua). Kemudian siswa mengenakan topi bernomor (1,2, dan 3) yang nomornya berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru Tua). Sebagai kegiatan elaborasi, guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada seluruh siswa. (LK dapat dilihat pada Lampiran III). LK berisi tentang materi Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa. Kelompok berdiskusi tentang materi tersebut dan anggota kelompok mempunyai tugas untuk mengerjakan soal yang sama. Selanjutnya sebagai tahap berpikir bersama, siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dalam mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) soal nomor 1 sampai dengan 3. Sebagai tahap pemangilan siswa, guru mengambil sumpit bernomor (memilih nomor pada kepala bernomor yang dikenakan oleh siswa) dilanjut mengambil sumpit berwarna (memilih warna kelompok pada identitas kelompok). Guna menjawab soal nomor 1, guru mengambil 1 sumpit berwarna dan 1 sumpit bernomor. Sebagai contoh, guru mengambil sumpit bernomor secara acak dan memperoleh nomor 1, selanjutnya guru mengambil sumpit berwarna secara acak dan memperoleh warna Merah, siswa yang memperoleh nomor 1 berwarna Merah Muda dan Merah Tua diminta untuk mempersiapkan jawaban mereka untuk dibahas di papan tulis. Jadi ada 2 siswa yang mengerjakan soal yang sama di papan tulis yang masing-masing siswa berasal dari 2 kelompok yang berbeda yaitu kelompok Merah Muda dan kelompok Merah Tua. Langkah ini dilakukan berulang kali sehingga soal di nomor 2 sampai dengan soal di nomor 3 terselesaikan. Proses ini berulang untuk materi Pembagian Bilangan Bulat dengan Pecahan Campuran. Meskipun demikian, guru melakukan variasi dalam teknik

72 pemanggilan siswa. Untuk soal nomor ganjil, guru mengambil sumpit bernomor baru mengambil sumpit berwarna.adapun untuk soal nomor genap, guru mengambil sumpit berwarna baru mengambil sumpit bernomor. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan antusias siswa dalam mengerjakan soal. Dalam kegiatan konfirmasi, guru meminta 2 siswa terpilih untuk mengerjakan soal nomor 1 di papan tulis (tahap menjawab). Untuk mengerjakan soal di papan tulis tanpa membawa LK. Guru bersama siswa lainnya mengoreksi hasil pekerjaan teman yang ada di papan tulis. Apabila ada kesalahan guru mempersilahkan siswa yang lain untuk mengoreksi kesalahan dari teman mereka. Siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar akan diberi rewards berupa sticker smile. Tiga sticker smile diberikan jika jawaban benar dan mengerjakan paling cepat, dua sticker smile jika jawaban benar namun selesai lebih lambat, dan satu sticker smile jika jawaban salah (karena sudah berani maju ke depan). Selanjutnya sebagai tahap konfirmasi, guru memberikan soal individu kepada siswa dan seluruh siswa diminta mengerjakan soal secara individu. (Soal individu dapat dilihat pada Lampiran IV). c. Kegiatan Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Guru memberi bantuan berupa contoh soal sehingga siswa dapat menyebutkan 2 sub materi yang telah dipelajari yaitu Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa dan Pembagian Bilangan Bulat dengan Pecahan Campuran. Guru memberikan tindak lanjut berupa Pekerjaan Rumah. Siswa diminta mengerjakan PR, PR diberikan dalam bentuk lembaran kertas. PR dapat dilihat pada lampiran dari RPP (Lampiran V). Guru memberi salam penutup dan mengajak siswa berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Setelah selesai, siswa diminta mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya. 4.3.2.2 Pertemuan II Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 21 April 2016 pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10 WIB (jam ke-1 sampai ke-2). Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 10 siswa dari 12 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Dalam

73 pertemuan kedua ini siswa atas nama Isti Kurniawati dan Micko Adjie S. masih tidak berangkat sekolah dengan keterangan sakit. a. Kegiatan Pendahuluan Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama diawali dengan mengkondisikan kelas yaitu meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Guru memberi salam dan menanyakan kabar siswa. Sesuai rencana yang dibuat, guru melakukan absensi dengan cara yang efisien yaitu dengan menanyakan siswa yang tidak hadir. Dalam pertemuan ini, siswa atas nama Isti Kurniawati dan Micko Adjie tidak hadir dengan keterangan sakit. Guna menumbuhkan motivasi, guru menayangkan sebuah video Burung Hantu. Video ini berisi tentang beberapa burung hantu yang berusaha untuk mencelakai burung unta. Video ini mengajarkan tentang bagaimana siswa harus Saling Berbagi, Saling Menghormati, dan Jangan membeda-bedakan teman.video ini ditayangkan agar mengunggah rasa Saling Berbagi. Hal ini diperlukan untuk menunjang proses diskusi pada langkah pembelajaran berikutnya. Sebagai apersepsi, guru menanyakan materi sebelumnya kemudian mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Desimal-Desimal. Lagu ini berisi tentang apa itu desimal dan contoh bilangan desimal dengan nada lagu Pelangi-Pelangi Guru kemudian mengajukan pertanyaan tentang lagu tersebut. Pertanyaan yang diajukan diantaranya. Apa itu desimal? Manakah yang dinamakan dengan pembilang? Manakah yang dinamakan dengan penyebut? Berikan contoh bilangan desimal. Pada tahap ini, siswa telah dapat menjawab pertanyaan guru. Langkah selanjutnya, guru menyampaikan dan menulis tujuan pembelajaran di papan tulis. Guru sengaja menulis di papan tulis agar dapat membantu siswa dalam menuliskan tujuan pembelajaran ini di buku catatan masing-masing. Untuk selanjutnya, guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat tujuan tersebut. b. Kegiatan Inti Kegiatan eksplorasi, dimulai dari tahap I, yaitu pembentukan kelompok. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, guru membagi kartu desimal (, 0,3, 0,4, 0,02, 0,03, 0,04, 0,002, 0,003, 0,004, 0,0002, 0,0003, dan 0,0004) kepada masingmasing siswa. Siswa mencari meja dengan nilai pecahan yang sama dan

74 bergabung dengan kelompoknya. Selanjutnya guru meletakkan identitas kelompok dan memberi nama kelompok sesuai identitas kelompok ( kelompok merah muda, kelompok merah tua, kelompok biru muda, dan kelompok biru tua) yang ada di meja masing-masing kelompok sesuai dengan warna yang ada pada meja. Selanjutnya sebagai tahap penomoran, guru membagikan topi bernomor (1,2, dan 3) yang nomornya berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru Tua). Kemudian siswa mengenakan topi bernomor (1,2, dan 3) yang nomornya berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru Tua). Sebagai kegiatan elaborasi, guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada seluruh siswa. (LK dapat dilihat pada Lampiran III). LK berisi tentang materi Pembagian Pecahan Desimal dengan Bilangan Bulat. Kelompok berdiskusi tentang materi tersebut dan anggota kelompok mempunyai tugas untuk mengerjakan soal yang sama. Selanjutnya sebagai tahap berpikir bersama, siswa diberi kesempatan untuk berdiskusidalam mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) soal nomor 1 sampai dengan 3. Sebagai tahap pemangilan siswa, guru mengambil sumpit bernomor (memilih nomor pada kepala bernomor yang dikenakan oleh siswa) dilanjut mengambil sumpit berwarna (memilih warna kelompok pada identitas kelompok).guna menjawab soal nomor 1, guru mengambil 1 sumpit berwarna dan 1 sumpit bernomor. Sebagai contoh, guru mengambil sumpit bernomor secara acak dan memperoleh nomor 1, selanjutnya guru mengambil sumpit berwarna secara acak dan memperoleh warna Merah, siswa yang memperoleh nomor 1 berwarna Merah Muda dan Merah Tua diminta untuk mempersiapkan jawaban mereka untuk dibahas di papan tulis. Jadi ada 2 siswa yang mengerjakan soal yang sama di papan tulis yang masing-masing siswa berasal dari 2 kelompok yang berbeda yaitu kelompok Merah Muda dan kelompok Merah Tua.Langkah ini dilakukan berulang kali sehingga soal di nomor 2 sampai dengan soal di nomor 3 terselesaikan. Proses ini berulang untuk materi Pembagian Pecahan Desimal

75 dengan Desimal. Meskipun demikian, guru melakukan variasi dalam teknik pemanggilan siswa. Untuk soal nomor ganjil, guru mengambil sumpit bernomor baru mengambil sumpit berwarna.adapun untuk soal nomor genap, guru mengambil sumpit berwarna baru mengambil sumpit bernomor. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan antusias siswa dalam mengerjakan soal. Dalam kegiatan konfirmasi, guru meminta 2 siswa terpilih untuk mengerjakan soal nomor 1 di papan tulis (tahap menjawab). Untuk mengerjakan soal di papan tulis tanpa membawa LK. Guru bersama siswa lainnya mengoreksi hasil pekerjaan teman yang ada di papan tulis. Apabila ada kesalahan guru mempersilahkan siswa yang lain untuk mengoreksi kesalahan dari teman mereka. Siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar akan diberi rewards berupa sticker smile. Tiga sticker smile diberikan jika jawaban benar dan mengerjakan paling cepat, dua sticker smile jika jawaban benar namun selesai lebih lambat, dan satu sticker smile jika jawaban salah (karena sudah berani maju ke depan). Selanjutnya sebagai tahap konfirmasi, guru memberikan soal individu kepada siswa dan seluruh siswa diminta mengerjakan soal secara individu. (Soal individu dapat dilihat pada Lampiran IV). c. Kegiatan Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Guru memberi bantuan berupa contoh soal sehingga siswa dapat menyebutkan 2 sub materi yang telah dipelajari yaitu Pembagian Pecahan Desimal dengan Bilangan Bulat dan Pembagian Pecahan Desimal dengan Desimal.Guru memberikan tindak lanjut berupa Pekerjaan Rumah. Siswa diminta mengerjakan PR, PR diberikan dalam bentuk lembaran kertas. PR dapat dilihat pada lampiran dari RPP (Lampiran V). Guru memberi salam penutup dan mengajak siswa berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Setelah selesai, siswa diminta mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya. 4.3.2.3 Pertemuan III Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 25 April 2016 pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10 WIB (jam ke-1 sampai ke-2). Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 10 siswa dari

76 12 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Dalam pertemuan ketiga ini, siswa atas nama Isti Kurniawati dan Micko Adjie S. masih tidak hadir dengan keterangan sakit. a. Kegiatan Awal Pada pertemuan III ini siswa diberikan soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar setelah melakukan pembelajaran menggunakan model Numbered Head Together. Sebelumnya pembelajaran diawali dengan berdoa dahulu dipimpin oleh ketua kelas. Setelah selesai, guru memberi salam. Guru mengajak untuk membahas PR yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, siswa diajak mengingat kembali lagu yang berhubungan dengan perkalian pecahan yaitu lagu Tik Tik Tik Ayo Ingat Pecahan Biasa dan lagu Desimal- Desimal. b. Kegiatan Inti Guru menginformasikan bahwa tes akan segera dilakukan. Tes ini merupakan tes individu.siswa diberikan soal tes yang terdiri dari 20 soal dengan waktu mengerjakan selama 60 menit. (Soal tes dapat dilihat pada Lampiran 15). c. Kegiatan Penutup Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil evaluasi. Guru mengakhiri pembelajaran dan siswa diminta mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya. 4.3.3 Hasil Pengamatan atau Observasi Hasil pengamatan pada siklus I secara terperinci sebagai berikut. 4.3.3.1 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Lembar observasi guru diisi oleh observer Bapak Margiyanta, S.Pd.SD yang merupakan guru kelas V SD N Ngajaran 02. Lembar observasi tersebut terbagi atas 2 bagaian yaitu bagian persiapan dan pelaksanaan pembelajaran.lembar observasi bagian persiapan digunakan untuk mengukur kesesuaian RPP berdasarkan model pembelajaran NHT dan kurikulum yang berlaku. Adapun lembar observasi bagian pelaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur kesesuaian proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan RRP dan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

77 Hasil pengisian lembar pengamatan guru pada siklus II dapat dilihat pada Lampiran 17. Rekapitulasi hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Siklus II Aspek Persentase Kategori Kesesuaian dengan Kurikulum KTSP 95,45% Baik Sekali Kesesuaian dengan NHT 90,90% Baik Sekali Kegiatan Awal 100% Baik Sekali Kegiatan Inti 94,44% Baik Sekali Kegiatan Penutup 83,83% Baik Sekali Keterampilan guru dalam mengajar 85,71% Baik Sekali Tabel 16, menunjukkan bahwa kesuluruhan pembelajaran sudah masuk dalam kategori Baik Sekali, dengan memperbaiki kesalahan yang terjadi pada siklus I. Guru mendesain peraturan penggunaan topi bernomor. (memberikan pengurangan skor bagi kelompok yang anggotanya melepas topi bernomor). Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan dengan arahan dari guru dan siswa yang lain membacakan materi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dominasi guru. Guru mengingat untuk menilai aktifitas siswa. Guru mengatur jalannya diskusi antar kelompok dengan cara mengatur posisi tempat duduk siswa untuk memperbaiki jalannya diskusi kelompok. Guru menunjuk siswa yang tidak memperhatikan untuk membacakan materi. Hal ini bertujuan agar seluruh siswa dapat fokus dalam pembelajaran. 4.3.3.2 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar pengamatan terhadap aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran. Lembar observasi siswa terbagi menjadi 4 aspek yaitu kegiatan klasikal, diskusi kelompok, presentasi, dan individu. Dalam kegiatan klasikal mencangkup memperhatikan guru, aktifitas bertanya, dan aktifitas menjawab.kegiatan diskusi kelompok mencangkup aktifitas mengerjakan LK dan aktifitas berdiskusi. Kegiatan presentasi mencangkup keberanian maju dan kelancaran menjelaskan hasil temuan.kegiatan individu mencangkup kejujuran, ketekunan dalam mengerjakan tugas/tes.hasil

78 pengisian lembar pengamatan guru pada siklus II dapat dilihat pada Lampiran 18. Rekapitulasi hasil pengamatan tersebut disajikan pada tabel 17. Tabel 17 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II Kategori Tahap Pembelajaran Kurang Cukup Baik Baik sekali Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Klasikal 0 0% 7 70% 3 30% Kelompok 0 0% 5 50% 5 50% Presentasi 0 0% 5 50% 5 50% Individu 0 0% 4 40% 6 60% Tabel 17, menunjukkan bahwa pada siklus Idalam kegiatan klasikal, masuk dalam kategori cukup baik (70%). Hal ini dikarenakan sebagian siswa sudah memperhatikan guru bahkan dan menjawab pertanyaan dari guru. Beberapa siswa sudah berani bertanya tentang materi yang belum jelas. Dalam kegiatan kelompok, sebagian besar siswa sudah masuk dalam kategori cukup baik dan baik sekali (50%). Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II diskusi siswa mulai terlihat, anggota kelompok tidak ada yang mengerjakan sendiri-sendiri. Dalam hal presentasi, masuk dalam kategori cukup baik dan baik sekali (50%), hal ini dikarena dalam pelaksanaannya banyak siswa cermat dalam mengerjakan soal. Dalam hal individu masuk dalam kategori baik sekali (60%) hal ini dikarenakan ketika melakukan tes, siswa sudah banyak yang mengerjakan secara jujur dan tekun, serta tugas/pr yang diberikan guru sudah banyak yang dikerjakan. Meskipun ada empat siswa yang masuk dalam kategori cukup (40%), hal ini dikarenakan empat siswa tersebut kurang cermat dalam mengerjakan tugas/pr.

79 4.4.3.3 Hasil Penilaian Tes Siklus (Hasil Belajar) Hasil dari pembelajaran siklus II dengan menggunkan model Numbered Head Together dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini. Tabel 18 Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Siklus II Nilai Siswa yang Belum Jumlah Nilai Nilai Siswa yang Tuntas Rata-rata Tuntas Siswa Tertinggi Terendah Kelas Jumlah Persentase Jumlah Persentase 10 95 60 77,00 8 80% 2 20% Hasil belajar matematika pada siklus II dapat di jabarkan dalam Gambar 14, Adapun hasil analisis ketuntasan dapat dilihat pada Gambar 15. Pada tabel 15 menunjukkan bahwa Nilai tertinggi yang diraih siswa sebesar 95 nilai terendah diraih siswa 60. Ada 2 siswa yang tidak mengikuti siklus II ini yaitu siswa nomor absen 1 atas nama Isti Kurniawati dan siswa nomor absen 4 atas nama Micko Adjie S, masih ada 2 siswa yang tidak mencapai KKM yaitu siswa nomor absen 2 atas nama Ardani Khoirul F dan siswa nomor absen 10 atas nama Khalim Fahma R. Hasil belajar telah mencapai KKM yang telah di tetapkan, Kriteria Kriteria Ketuntasan Klasikal Minimal yang telah ditetapkan dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD N Ngajaran 02 yang menyatakan bahwa suatu kelas dikatakan telah tuntas belajarnya apabila sekurangkurangnya 75% telah terpenuhi. Siswa yang masuk dalam kategori tuntas mencapai 80%, Adapun yang 20% lainya tidak mencapai KKM. Rata-rata kelas

80 mencapai KKM, mengalami peningkatan dan mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65, oleh karena itu penelitian ini dihentikan pada siklus II. 4.3.4 Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan baik terhadap persiapan dan pelaksanaan oleh guru atau aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan berdasarkan analisis Hasil Belajar siswa maka diperoleh refleksi sebagai berikut. 4.3.4.1 Kelebihan Siklus II dilakukan dalam 3 kali pertemuan.berdasarkan pelaksanaan dan observasi siklus II yang terdiri 3 perteman tersebut, diperoleh beberapa kelebihan diantaranya sebagai berikut. a. Guru sudah baik dalam tahap pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP b. Keterampilan kooperatif siswa mulai berkembang, karena guru memfasilitasi untuk berdiskusi. c. Siswa berani mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. d. Menghemat waktu, karena pemanggilan siswa yang mengerjakan soal 2 siswa sekaligus dengan pertanyaan yang sama. e. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan. f. Guru sudah memperbaiki kesalahan yang terjadi pada siklus I yaitu. 1. Guru memberikan peraturan penggunaan topi bernomor sehingga beberapa siswa tidak ada yang melepas topi bernomor. 2. Dominasi guru relatif rendah dengan bantuan siswa menjelaskan materi berdasarkan arahan dari guru. 3. Guru mengingat langkah pembelajaran yaitu menilai aktifitas siswa. 4. Guru mengatur posisi duduk siswa sehingga diskusi kelompok terlihat. 5. Guru sudah tidak menulis sambil memberikan penjelasan. 6. Siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru disuruh untuk membacakan materi. 4.3.4.2 Kekurangan Kekurangan masih ditemukan pada siklus II yaitu pada pertemuan I, guru tidak menegur siswa yang tidak memperhatikan dan ada salah satu kelompok yang beranggotakan 2 siswa (laki-laki dan perempuan) tidak mau berdiskusi. Pada

81 pertemuan kedua, guru menegur kelompok tersebut untuk berdiskusi bergantian, ada siswa yang menjelaskan dan ada siswa yang mendengarkan. Pada pertemuan kedua, guru meminta siswa yang tidak memperhatikan untuk menjelaskan materi yang sedang dibahas. Selain itu guru juga mengatur anggota kelompok agar tidak terjadi salah satu kelompok beranggotakan 2 siswa (laki-laki dan perempuan). 4.4 Deskripsi Antar Siklus Berdasarkan analisis hasil belajar matematika pada siklus I dan II dapat dibuat perbandingan secara terperinci peningkatan hasil belajar setiap siklusnya seperti Tabel 4.6. Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata kelas adalah 77,72 telah mencapai KKM yang ditentukan (65). Kriteria ketuntasan klasikal (72,72%) belum dipenuhi. Sebesar 72,72% siswa telah masuk ke dalam kategori tuntas. Hasil belajar matematika tersebut mengalami peningkatan pada siklus ke II. Rata-rata pada siklus II naik menjadi 77,00 dengan persentase ketuntasan klasikal 80%. Hal ini menunjukkan bahwa dari pelaksanaan II tujuan penelitian ini telah tercapai sehingga penelitian tindakan kelas ini diakhiri pada siklus II. Diagram hasil belajar antar siklus dapat dilihat pada Gambar 16 Terdapat nilai yang kosong pada gambar tersebut, namun bukan berati siswa tersebut mendapatkan nilai 0 melainkan tidak mengikuti kegiatan pembelajaran maupun tes evaluasi sehingga terdapat perbedaan jumlah siswa antara siklus I dan siklus II. Tidak seluruh siswa mendapatkan hasil belajar yang meningkat dari siklus I ke siklus II. Tabel 19 Perbandingan Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Kelas V SD N Ngajaran 02 Siklus Jumlah Nilai Siswa Tertinggi Nilai Siswa yang Belum Nilai Siswa yang Tuntas Rata-rata Tuntas Terendah Kelas Jumlah Persentase Jumlah Persentase I 11 90 60 72,72 8 72,72% 3 27,27% II 10 95 60 77,00 8 80% 2 20%

82 Kenaikan hasil belajar tersebut disebabkan oleh peningkatan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh aktif dalam melakukan tahaptahap pembelajaran. Adanya diskusi kelas, siswa lebih mampu memahami materi maupun langkah-langkah mengerjakan soal yang diberikan.penggunaan media pembelajaran seperti kartu pecahan membuat siswa aktif bergerak untuk menyederhanakan berbagai macam bentuk pecahan.penggunaan topi bernomor dan berwarna, mempermudah siswa dalam pemanggilan. Media pembelajaran yang lain seperti stik bernomor dan berwarna membuat siswa penasaran dan tertantang untuk mengerjakan soal di papan tulis. Pada siklus I NHT sudah dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan media kartu pecahan dan desimal pada kegiatan eksplorasi dalam aspek intelektual siswa untuk bergabung dengan kelompoknya. Penggunaan topi bernomor dan berwarna, mempermudah siswa dalam pemanggilan untuk mengerjakan soal dan penilaian kepada masing-masing siswa melalui rewards sticker smile. Media pembelajaran yang lain seperti stik bernomor dan berwarna membuat siswa penasaran dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mengerjakan soal di papan tulis.