50 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Yogyakarta, Jln. Mlangi No.63 Nogotirto, Gamping-Sleman, Yogyakarta. 2. Waktu penelitian Pertemuan dilaksanakan di luar jam perkuliahan yaitu pada pagi hari pukul 07.00 s/d 08.00 WIB, dengan tujuan agar tidak mengganggu proses belajar mengajar. Secara keseluruhan kegiatan perlakuan berlangsung selama 1 kali pertemuan. B. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Metode eksperimen dipilih untuk mengetahui gejala-gejala tertentu melalui perlakuan-perlakuan yang dikenakan terhadap sampel percobaan. Pengaruh yang ditimbulkan dari perlakuan atau treatment yang dikenakan pada sampel penelitian diobservasi selama berlangsungnya eksperimen Sudjana (1992: 109). menjelaskan bahwa Eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen. Dalam desain faktorial, dua atau lebih variabel dimanipulasi secara simultan untuk mengetahui pengaruh masing-masing terhadap variabel terikat, disamping pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antar variabel. Sedangkan tujuan metode ini menurut Winarno Surahmad, (1989: 149) adalah untuk Menemukan faktor-faktor sebab akibat, mengontrol peristiwa-peristiwa dalam interaksi variabel-variabel serta meramalkan hasil-hasilnya pada tingkat tertentu. Adapun bentuk rancangan faktorial penelitian tersebut dapat digambarkan dalam matriks tabel sebagai berikut:
51 Tabel 3.1 Kerangka Desain Penelitian. Latihan Jenis Kelamin Foam Roller Massage A1 Ice Massage A2 Laki-laki (B1) A 1 B 1 A 2 B 1 Perempuan (B2) A 1 B 2 A 2 B 2 Keterangan : A 1 B 1 : Kelompok mahasiswa laki-laki dengan foam rollers massage terhadap kadar asam laktat A 1 B 2 : Kelompok mahasiswa perempuan dengan foam rollers massage terhadap kadar asam laktat A 2 B 1 : Kelompok mahasiswa laki-laki dengan ice massage terhadap kadar asam laktat A 2 B 2 : Kelompok mahasiswa perempuan dengan ice massage terhadap kadar asam laktat C. Variabel Penelitian Variabel dalam penenlitian ini terdiri dari 2 variabel bebas (independent) dan 2 variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu : 1. Variabel bebas (independent) Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu massage yang terdiri dari dua taraf yaitu : a. Variabel manipulatif : 1.) Foam rollers massage 2.) Ice massage b. Variabel Atributif yang dikendali, merupakan variabel yang melekat pada sampel dan menjadi sifat dari sampel tersebut yang dibedakan menjadi dua yaitu : 1.) Laki-laki 2.) Perempuan.
52 2. Variabel terikat (dependent) Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu kadar asam laktat. D. Definisi Operasional Variabel Penelitian Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel variabel dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel variabel penelitian yang ada. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. a. Variabel manipulatif (perbuatan), yang terdiri dari: 1.) Foam rollers massage Foam rollers massage merupakan bentuk terapi pijat (massage) dengan menggunakan guling busa, dimana masing-masing orang menggunakan bantuan dirinya sendiri untuk massage di daerah anggota gerak dengan menggulirkannya pada masing-masing group otot yang mengalami spasme. Foam rollers tersebut berfungsi untuk memberikan efek relaksasi pada otot yang mengalami muscle soreness sehingga mampu melakukan latihan kembali tanpa rasa lelah. 2.) Ice massage Ice massage merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk membantu mengurangi kerusakan jaringan, dan mencegah terjadinya inflamasi pada otot, tendon dan ligamen. Penggunaannya dengan cara mengoleskan ice pada otot biceps dan triceps pada lengan yang melakukan latihan beban. Ice massage sangat baik untuk menyembuhkan atau mengurangi rasa nyeri, dan rasa tidak nyaman yang disebabkan strain otot, proses pembengkakan, yang terjadi setelah cedera. b. Variabel atributif yang dikendali, merupakan variabel yang melekat pada sampel dan menjadi sifat dari sampel tersebut yaitu jenis kelamin laki-laki dan perempuan. 2. Variabel terikat (dependent), yaitu asam laktat merupakan hasil dari glikolisis anaerobik yang dapat menyebabkan terjadinya kelelahan. Dalam penelitian ini
53 proses glikolisis anaerob dilakukan melalui latihan olahraga anaerobik berupa latihan beban / Weight training merupakan latihan fisik dengan bantuan alat berat, yang tujuan utamanya untuk memberikan efek lelah terhadap otot-otot, pada latihan beban yang akan dilakukan pada penelitian ini menggunakan barbell dengan satuan kg dan skala data ratio, dan untuk mengukur asam laktat menggunakan blood lactate monitoring system dengan satuan mg/dl skala data ratio. E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Fisioterapi STIKES Aisyiyah yogyakarta. 2. Sampel Menurut Alimul (2003) Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Mengenai besarnya sampel yang cukup untuk populasi, Alimul (2003) mengatakan bahwa: Apabila Subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 20 %, atau 20 25 % atau lebih. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, yaitu seluruh populasi yang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti (Alimul, 2003). Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 110 mahasiswa, yang terdiri dari mahasiswa fisioterapi semester 4 yang diperoleh dengan tehnik purposive random sampling. Menurut Sudjana (2002:148) teknik purposive random sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah : 1. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan 2. Bersedia menjadi sampel 3. Sehat jasmani dan rohani (tidak terjadi cedera) 4. Tidak melakukan aktivitas fisik yang terprogram. 5. Mampu diajak bekerjasama.
54 Dari tehnik diatas yang sesuai dengan kriteria berjumlah 60 mahasiswa, selanjutnya dilakukan pegukuran asam laktat pada saat setelah tes kemudian diukur kembali asam laktat setelah dilakukan massage. F. Alur Penelitian 110 Populasi 60 Sampel 30 Lakilaki 30 Perempuan Latihan beban Latihan beban Asam laktat meningkat Asam laktat meningkat 15 Sampel diberi foam roller massage 15 Sampel diberi ice massage 15 Sampel diberi foam roller massage 15 Sampel diberi ice massage Perbedaan Kadar Asam Laktat post exercise dan post tratment
55 Gambar.3.1 Alur penelitian G. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jenis kelamin peserta latihan beban laki-laki dan perempuan dan data asam laktat. Data jenis kelamin peserta digunakan untuk menentukan atau membagi kelompok eksperimen, sedangkan data kadar asam laktat digunakan untuk mengetahui asam laktat yang terjadi dalam tubuh setelah dilakukan uji latihan beban dan kemudian diberikan kedua massage tersebut pada masing-masing sampel setelah itu mengukur kadar asam laktat kembali. H. Instrumen Penelitian Untuk melakukan latihan beban disini menggunakan barbell dengan satuan kg, dan mengukur kadar asam laktat dalam tubuh peserta adalah diketahui dengan cara uji lab darah asam laktat menggunakan blood lactate monitoring system Satuan yang digunakan dalam mengukur tingkat kadar asam laktat dalam darah dengan merk alat Accu chek, dengan satuan mg/dl. Dengan batas pengukuran alat ini adalah 10-200 mg/dl. Alat ini hanya membutuhkan darah kapiler subjek penelitian sehingga tidak terlalu memberikan rasa tidak nyaman pada subjek penelitian. Gambar 3.2 Alat pengukur asam laktat (www.tokopedia.com)
56 I. Teknik Analisa Data Data yang telah terkumpul di analisis dengan menggunakan teknik analisis statistik untuk menguji hipotesis penelitian ini. Data yang dianalisis adalah data hasil asam laktat dalam darah untuk mengetahui kelelahan pada masing-masing sel atau masing-masing kelompok pada desain eksperimen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Varian (ANAVA) dua jalur pada taraf signifikasi α=0,05. Selanjutnya untuk membandingkan pasangan rata-rata dari prlakuan yang diberikan digunakan uji Rentang Newman Keuls (Sudjana, 2000;36-40). 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Uji normalitas distribusi frekuensi dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors (Sudjana, 2005:466). Adapun prosedur pengujian normalitas adalah sebagai berikut: 1) Pengamatan,,..., dijadikan bilangan baku..., dengan menggunakan rumus: Keterangan : = Nilai tiap kasus = Rata-rata = Simpangan baku 2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F ( ) = P ( ) 3) Selanjutnya dihitung proporsi..., yang lebih kecil atau sama dengan. Jika proporsi dinyatakan oleh S ( ) = 4) Hitung selisih F ( ) - S ( ) kemudian ditentukan harga mutlaknya 5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut sebagai L hitung. b. Uji Homogenitas Variansi Populasi Uji homogenitas variansi populasi dilakukan dengan uji Bartlet. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
57 1) Menghitung varians gabungan dari tiap kelompok sampel S 2 = ( ) B = ( log S 2 ) ( - 1 ) 2) Menghitung nilai hitung dengan nilai tabel 3) Membuat kesimpulan Jika hitung < tabel, maka dengan demikian H o diterima, yang berarti bahwa varians dari kelompok-kelompok sampel tersebut homogen. Sebaliknya apabila hitung < tabel, maka H o ditolak, yang berarti varians sampel bersifat tidak homogen. 2. Uji Hipotesis Langkah uji hipotesis adalah sebagai berikut: a. ANAVA Rancangan Faktorial 2x2 b. Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua faktor adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Ringkasan ANAVA Dua Faktor Sumber Variasi Rata-rata perlakuan A B AB Kekeliruan Dk JK RJK Fo 1 a 1 b 1 (a 1)(b 1) ab (n 1) R y A y B y AB y AB AB/E E y R A A/B B B/E E Keterangan: A = Kelompok A B = Kelompok B AB = Interaksi antara kelompok A dan kelompok B n = Jumlah sampel Kriteria pengujian hipotesis, jika F F(1- α) (v 1 - v 2 ), maka hipotesis nol ditolak. Jika F < F(1- α) (v 1 - v 2 ), maka hipotesis diterima. Dengan demikian dk pembilang V 1 (k 1) dan dk penyebut V 2 = (n 1 +...nk k), α = taraf signifikansi untuk pengujian hipotesis.
58 c. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah ANAVA Menurut Sudjana (2004:36), lankah-langkah untuk melakukan uji Newman-Keuls adalah sebagai berikut: 1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya, dan dari yang terkecil sampai yang terbesar. 2) Dari ANAVA, diambil harga RJK, disertai dk. 3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus: S y = ( ) RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA. 4) Tentukan taraf signifikansi α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji Newman-Keuls, diambil v = dk dari RJK ( kekeliruan) dan p = 2,3,...,k. Harga-harga yang didapat dari badan daftar sebanyak (k 1) untu v dan p supaya dicatat. 5) Kalikan harga-harga yang didapat di titik (...) di atas masing-masing dengan S y, dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikansi terkecil ( RST). 6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari p k selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua RST untuk p = (k 1), dan seterusnya. Demikian hanya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua rata-rata terkecil dengna RST untuk p = (k 1), selisih rata-rata terbesar kedua dan rata-rata terkecil kedua dengna RST p = (k 2), dan seterusnya. Dengan jalan seperti ini semuanya akan ada ½ k (k 1) pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikansi diantara rata-rata perlakuan.