BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam

dokumen-dokumen yang mirip
Pertemuan 6. Nova Yanti Maleha, S.E.MM 07/10/2016

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati

KINERJA COMPILED BY: IY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam perilaku. Peran ganda dapat didefenisikan dimana seseorang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Radha (2003) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. hubungan kerja sama dengan sesama manusia. Kita pun mengetahui bahwa

BENTUK ORGANISASI USAHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Manullang (2004:5) menyatakan bahwa : Manajemen adalah seni dan

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PURWOSARI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini maka penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja merasa kebutuhannya sudah terpenuhi,maka akan timbul kepuasan bekerja dalam diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hasibuan (2003 :86) kinerja adalah hasil kerja nyata dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mampu memberikan gambaran mengenai arah penelitian dan batasan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Pemiga Orba Yusra (2006) judul skripsi: Pengaruh Pelatihan Terhadap

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. dan terorganisir sehingga karyawan operasional belajar pengetahuan teknik. pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II URAIAN TEORITIS

Definisi Pengembangan Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebut

Pelatihan dan Pengembangan SDM (Training) MSDM-TIP FTP UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (MSDM) yang penting. Ketika permintaan pekerjaan berubah, kemampuan

Kebutuhan Pelatihan bagi SDM. Rd.Funny Mustikasari Elita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pelatihan & Pengembangan

BAB II LANDASAN TEORI

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance. (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh perusahaan. Beberapa upaya yang dilakukan suatu organisasi untuk

LATAR BELAKANG Ketika karyawan baru dipekerjakan, mereka tidak mungkin mampu beradaptasi dgn pekerjaan secara sempurna meskipun mereka lolos seleksi y

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. latihan termasuk dalam fungsi operasional dari. manajemen sumber daya manusia yaitu pengembangan. Hasibuan (2005:69)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 ORIENTASI

Pelatihan dan Pengembangan. Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN PUSTAKA. (performance). Menurut Sedarmayanti (2009 : 50), performance bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang ekonomi saat ini menunjukkan perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RU JUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Ada pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pelatihan Sumber Daya Manusia

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang masing-masing jabatan. Pekerjaan (job) terdiri dari sekelompok tugas yang

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. atau penilaian prestasi kerja, agar proses manajemen berjalan dengan baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Agar setiap fungsi MSDM dapt diterapkan dengan baik dan tepat maka perlu adanya perencanaan. 1. Perencanaan organisasi

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari Bahasa Inggris yaitu To Manage yang berarti memimpin atau

BAB II LANDASAN TEORI. dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka,

BAB II URAIAN TEORITIS

Subsistem Manajemen Tenaga Kerja

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Tb. Sjafri Mangkuprawira (2003:135) dalam bukunya Manajemen Sumber

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan memenuhi suatu bentuk persaingan yang semakin kompleks dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. berjudul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan PT.

PELATIHAN KERJA LUTFI WIBAWA

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

HAND OUT PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA SESI: IV HRM DEVELOPMENT. Training Needs Analysis Training Process Training Evaluation

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen sumber daya manusia yaitu perkembangan. Hasibuan (2005:69)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 7. MANAJEMEN KINERJA. Tujuan-Tujuan Strategis Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahaan, dan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Landasan penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi atau acuan untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. Landasan penelitian terdahulu menjadi hal yang sangat penting bagi peneliti dalam memilih dan menentukan teori yang akan digunakan dan juga memilih variabel yang tepat dalam penelitian ini. Ada 2 penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian saat ini, yaitu : Penelitian terdahulu yang pertama dilakukan oleh Erza Firdaus (2013) dengan judul Pengaruh Pelatihan Dan Pembinaan Terhadap Kinerja Alumni Peserta Pelatihan Batik Sasirangan. Variabel bebas adalah pelatihan (X1) sebagai variabel bebas ke-1, pembinaan (X2) sebagai variabel bebas ke-2, pendidikan (X3) sebagai variabel pemoderasi dan kinerja alumni (Y) sebagai variabel terikat. Teknik analisis menggunakan model analisis regresi linier berganda yaitu Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil dari pengujian model regresi dengan uji F diketahui bahwa keseluruhan variabel bebas pelatihan dan pembinaan, serta variabel moderator pendidikan memberikan pengaruh simultan yang signifikan terhadap kinerja alumni. Dari pengujian model regresi dengan uji t diketahui bahwa masingmasing variabel bebas pelatihan, pembinaan, pendidikan, dan variabel 10

11 moderasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja alumni. Penelitian terdahulu yang kedua dilakukan oleh Mursidi (2006) dengan judul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Malang. Variabel bebas (X) adalah pendidikan dan pelatihan sedangkan variabel terikat (Y) adalah kinerja. Teknik analisis menggunakan rentang skala. Hasil dari pengujian hipotesis uji T dan uji F data menunjukkan pendidikan dan pelatihan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian saat ini menggunakan Judul Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Variabel bebasnya (X) adalah pelatihan dan variabel terikatnya (Y) adalah kinerja pegawai. Teknik analisis menggunakan rentang skala. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang yang dilakukan oleh Erza Firdaus (2013) teknik analisis menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA) sedangkan pada penelitian yang sekarang teknik analisis menggunakan rentang skala dan persamaan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mursidi (2006) dengan penelitian yang sekarang teknis analisis menggunakan rentang skala. Untuk memperjelas dapat di lihat pada tabel 2.

12 Tabel 3 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Sekarang Peneliti terdahulu dan sekarang Erza Firdaus (2013) Mursidi (2006) Fitta Kurniasari (2014) Judul penelitian Teknik analisis Variabel Pengaruh Pelatihan Dan Pembinaan Terhadap Kinerja Alumni Peserta Pelatihan Batik Sasirangan Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Malang Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Purwosari Moderated Regression Analysis (MRA) pelatihan (X1) : variabel bebas ke-1, pembinaan (X2) : variabel bebas ke-2, pendidikan (X3) : variabel pemoderasi dan kinerja alumni (Y) : variabel terikat. Rentang skala Variabel bebas (X) : pendidikan dan pelatihan, variabel terikat (Y) : kinerja Rentang skala Variabel bebas (X) : pelatihan, variabel terikat (Y) : kinerja

13 B. Landasan Teori 1. Pelatihan a. Definisi Pelatihan Di dalam dunia Pemerintahan tidak ada kantor yang dapat beroperasi dengan baik tanpa melatih pegawai baru prosedur dasar dan melatih kembali pegawai lama jika prosedur berubah. Pelatihan berjalan terus menerus, walaupun pengaturan kegiatan ini tidak disadari. Pegawai yang berpengalaman meneruskan informasi kepada pegawai baru, dan dia sendiri menerima informasi jika ada kegiatan baru yang harus dipelajari. Suatu Instansi akan semakin menyadari bahwa pelatihan itu penting untuk menyesuaiakan diri dan berkembang, adalah suatu proses yang berkesinambungan atau kontinyu. Pentingnya pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan ketrampilan SDM dikemukakan oleh Arep (2003:116) yang menyatakan bahwa pelatihan berperan besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari adanya program pelatihan dan pengembangan adalah meningkatkan motivasi kerja untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil kerja, mengurangi waktu belajar, menciptakan loyalitas dan kerja sama, meningkatkan pengembangan pribadi, memberi dorongan untuk mendapat yeng terbaik serta mengurangi jumlah kecelakaan kerja.

14 Menurut Alwi (2001:217) pelatihan adalah suatu proses kegiatan yang terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini. Sedangkan menurut Soeprihanto, J. (1988:85-86) pelatihan adalah kegiatan untuk memperbaiki kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan operasional dalam menjalankan suatu pekerjaan. Dapat dikatakan pula bahwa pelatihan merupakan suatu proses pembinaan pengertian dan pengetahuan terhadap sekelompok fakta, aturan serta metode yang terorganisasikan dengan mengutamakan pembinaan kejujuran dan ketrampilan operasional. Pendapat lain menurut Rae dalam Sofyandi (2008:113) pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dengan lebih efektif dan efisien. Program pelatihan adalah serangkaian program yang di rancang untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam hubungannya dengan pekerjaannya. Efektifitas program pelatihan adalah suatu istilah untuk memastikan apakah program pelatihan dijalankan dengan efektif dalam mencapai sasaran yang ditentukan.

15 b. Tujuan dan Manfaat Pelatihan Pelatihan tidak terlepas dari konsep pengembangan Sumber Daya Manusia pelatihan merupakan salah satu bagian dari pengembangan Sumber Daya Manusia. Jadi unsur-unsur yang terkandung di dalam pelatihan Sumber Daya Manusia tersebut menekankan pada kualitasnya. Menurut Simamora (2001:345-349) tujuan pelatihan adalah: 1) Tujuan Pelatihan a) Memperbaiki kinerja b) Memutakhirkan keahlian para pegawai sejalan dengan kemajuan teknologi. c) Mengurangi waktu belajar bagi pegawai baru supaya menjadi kompeten dalam pekerjaan. d) Membantu memecahkan masalah operasional. e) Mempersiapkan pegawai untuk promosi. f) Mengorientasikan pegawai untuk promosi. g) Mengorientasikan pegawai terhadap organisasi. h) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi. 2) Manfaat pelatihan yaitu : a) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas. b) Mengurangi waktu belajar yang diperlukan pegawai untuk mencapai standart-standart kinerja yang dapat diterima.

16 c) Menciptakan sikap, loyalitas, dan kerja sama yang lebih menguntungkan. d) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya manusia. e) Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan. f) Membantu pegawai dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka. c. Prinsip Dasar Pelatihan Prinsip-prinsip pelatihan untuk menjamin aktivitas penyelenggaraan pelatihan pegawai, diungkapkan oleh Sastrohadiwiryo (2002:206) meliputi: a) Tujuan pelatihan adalah untuk membantu mencapai tujuan perusahaan dengan memberikan kesempatan kepada tenaga kerja pada semua tingkatan organisasi untuk memperoleh pengetahuan, keahlian, kecakapan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan. b) Langkah pertama dalam pelatihan adalah menetapkan tujuan yang ingin dicapai atas penyelenggaraan pelatihan. c) Tujuan dan ruang lingkup rencana pelatihan harus ditentukan pelatihan sebelum pengembangannya di mulai guna memberikan suatu landasan untuk persetujuan umum dan tindakan kerja sama d) Teknik dan mekanisme progam pelatihan, harus dihubungkan secara langsung dengan tujuan yang ingin dicapai.

17 e) Fungsi pelatihan adalah membantu manajemen tenaga kerja dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai dan dalam pengembangan administrasi, kelakuan dan kelanjutan rencana pendidikan dan pelatihan. f) Agar dapat mencapai sasaran dan kelanjutan rencana pelatihan harus menggunakan prinsip belajar. g) Pelatihan sebaiknya diselenggarakan dalam lingkungan pekerjaan yang sesungguhnya sekaligus perbandingan antara teori dan praktek. d. Cara Menilai Progam Pelatihan Menurut Sastrohadiwiryo (2002 : 208-209 ) indikator progam pelatihan dapat diukur melalui : a) Instruktur adalah tenaga pengajar yang bertugas untuk menyampaikan materi yang akan diberikan kepada para karyawan. b) Metode adalah suatu cara sistematis yang dapat memberikan deskripsi secara luas dan dapat mengondisikan penyelanggaraan pelatihan untuk mengembangkan tenaga kerja terhadap tugas dan pekerjaan. c) Materi adalah bahan pengajaran yang akan disampaikan seorang pengajar kepada para karyawan. d) Frekuensi adalah jumlah atau banyaknya kegiatan pelatihan tersebut dilakukan.

18 e. Metode Pelatihan Metode pelatihan yang di pilih dan akan dilaksanakan setiap Instansi Pemerintahan berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan tujuannnya. Metode pelatihan menurut Werther yang dikutip dari Hariandja (2002:186-189) adalah sebagai berikut : 1) Metode on the job training Merupakan suatu metode yang dilakukan pada waktu jam kerja berlangsung, baik secara formal maupun non formal. Ada beberapa metode pelatihan on the job training antara lain : a) Pelatihan instruksi jabatan adalah pelatihan dimana ditentukan seseorang bertindak sebagai pelatih untuk menginstruksikan bagaimana melakukan pekerjaan tertentu dalam proses kerja. b) Coaching adalah bentuk pelatihan yang dilakuklan di tempat kerja oleh atasan dengan membimbing petugas melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya tidak terencana. c) Rotasi adalah progam yang direncanakan secara formal dengan cara menugaskan pegawai pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan dalam bagian yang berbeda dengan organisasi untuk menambah pengetahuan mengenai pekerjaan dalam organisasi. d) Apprenticeship adalah pelatihan yang mengombinasikan anatara pelajar di kelas dengan praktek di lapangan, yaitu

19 setelah sejumlah teori diberikan kepada peserta kemudian peserta di bawa praktek ke lapangan. 2) Metode off the job training Merupakan suatu metode pelatihan yang dilaksanakan pada lokasi yang terpisah dengan tempat kerja. Beberapa metode pelatihan off the job training antara lain : a) Lecture (kuliah) adalah presentasi yang diberikan oleh pelatih atau pengajar kepada sekelompok pendengar, biasanya kelompok yang cukup besar. b) Video presentation adalah pelajaran yang disajikan melalui film, televisi atau video tentang pengetahuan atau bagaimana melakukan suatu pekerjaan. c) Vestibule training / simulation adalah latihan yang diberikan di suatu tempat yang khusus dirancang menyerupai tempat kerja yang dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti di tempat kerja. d) Role playing adalah metode pelatihan yang dilakukan dengan cara para peserta diberi peran tertentu untuk bertindak dalam situasi khusus. e) Case study adalah studi kasus yang dilakukan dengan memberikan beberapa kasus tertentu kemudian peserta

20 diminta memecahkan kasus tersebut melalui diskusi di kelompok belajar. f) Self study adalah meminta peserta untuk belajar sendiri melaui rancangan materi yang disusun dengan baik, seperti bahan bacaan, video dan kaset. g) Progam learning adalah bentuk lain dari self study, yaitu menyiapkan seperangkat pertanyaan dan jawabannya secara tertulis dalam buku atau dalam sebuah progam komputer. 2. Kinerja a. Pengertian Kinerja Pada dasarnya seorang pegawai dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya diharapkan untuk menunjukan suatu performance yang terbaik yang bisa ditunjukkan oleh pegawai tersebut. Selain itu performance yang ditunjukkan oleh seorang pegawai tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang penting artinya bagi peningkatan hasil kerja yang menjadi tujuan dari organisasi atau Instansi dimana pegawai tersebut bekerja. Performance atau kinerja ini perlu senantiasa diukur oleh pimpinan agar dapat diketahui sampai sejauh mana perkembangan kinerja dari seorang pegawai pada khususnya dan pada organisasi pada umumnya. Hasibuan (2003:94) berpendapat kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang

21 dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Sedangkan kinerja atau performance menurut Irawan (2002:19) dalam analisis kinerja adalah hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen dalam suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara kongkrit dan dapat diukur. Kinerja dapat berupa penampilan hasil kerja perorangan maupun kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi. b. Pengukuran Kinerja Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh sebuah Instansi dalam mengukur kinerja pegawai. Menurut Mathis and Jackson (2000:381) pengukuran kinerja seseorang dapat diukur sebagai berikut : 1) Kuantitas pekerjaan Yaitu jumlah pekerjaan yang di hasilkan oleh karyawan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan standart yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 2) Kualitas pekerjaan Yaitu kualitas hasil pekerjaan yang dihasilkan oleh seseorang karyawan dalam waktu tertentu berdasarkan standart kerja perusahaan. Tingkat ketelitian karyawan dalam melaksanakan pekerjaan serta

22 kesesuaian pelaksanaan pekerjaan. Tingkat ketelitian pekerjaan ini untuk mengetahui seberapa besar frekuensi karyawan dalam melakukan kesalahan dan tingkat kesalahan seperti apa yang dilakukan. 3) Ketepatan waktu dalam pekerjaan Yaitu ketepatan waktu dalam mnyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab seorang karyawan dan pencapaian target berdasarkan standart kerja waktu perusahaan. 4) Kerjasama dengan rekan kerja Yaitu kemampuan karyawan dalam bekerja dengan rekan kerja, dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat serta adanya pembagian tugas dalam setiap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan job description masing-masing karyawan. c. Metode Penilaian Kinerja Terdapat beberapa metode dalam mengukur prestasi kerja, sebagaimana diungkapkan oleh Gomes (2003:137-145), yaitu : 1. Metode tradisional. Metode ini merupakan metode tertua dan paling sederhana untuk menilai prestasi kerja dan diterapkan secara tidak sistematis maupun sistematis. Yang termasuk kedalam metode tradisional adalah : rating scale, employee comparation, check list, free form essay, dan critical incident.

23 (a) Rating Scale. Metode ini merupakan metode penilaian yang paling tua dan banyak digunakan, dimana penilaian yang dilakukan oleh atasan atau supervisor untuk mengukur karakteristik, misalnya mengenai inisitaif, ketergantungan, kematangan, dan kontribusinya terhadap tujuan kerjanya. (b) Employee Comparation. Metode ini merupakan metode penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara seorang pegawai dengan pegawai lainnya. Metode ini terdiri dari : (1) Alternation Ranking : yaitu metode penilaian dengan cara mengurutkan peringkat (ranking) pegawai dimulai dari yang terendah sampai yang tertinggi berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. (2) Paired Comparation : yaitu metode penilaian dengan cara seorang pegawai dibandingkan dengan seluruh pegawai lainnya, sehingga terdapat berbagai alternatif keputusan yang akan diambil. Metode ini dapat digunakan untuk jumlah pegawai yang relatif sedikit. (3) Porced Comparation (grading) : metode ini sama dengan paired comparation, tetapi digunakan untuk jumlah pegawai yang relatif banyak.

24 (c) Check List. Metode ini hanya memberikan masukan/informasi bagi penilaian yang dilakukan oleh bagian personalia. (d) Freeform Essay. Dengan metode ini seorang penilai diharuskan membuat karangan yang berkenaan dengan orang/karyawan/pegawai yang sedang dinilainya. (e) Critical Incident. Dengan metode ini penilai harus mencatat semua kejadian mengenai tingkah laku bawahannya sehari-hari yang kemudian dimasukan kedalam buku catatan khusus yang terdiri dari berbagai macam kategori tingkah laku bawahannya. Misalnya mengenai inisiatif, kerjasama, dan keselamatan. 2. Metode Modern. Metode ini merupakan perkembangan dari metode tradisional dalam menilai prestasi kerja. Yang termasuk kedalam metode modern ini adalah : assesment centre, Management By Objective (MBO=MBS), dan Human Asset Accounting. a) Assessment Centre. Metode ini biasanya dilakukan dengan pembentukan tim penilai khusus. Tim penilai khusus ini bisa dari luar, dari dalam, maupun kombinasi dari luar dan dari dalam. b) Management By Objective (MBO = MBS). Dalam metode ini pegawai langsung diikutsertakan dalam perumusan dan pemutusan persoalan dengan memperhatikan kemampuan bawahan dalam menentukan

25 sasarannya masing-masing yang ditekankan pada pencapaian sasaran perusahaan. c) Human Asset Accounting. Dalam metode ini, faktor pekerja dinilai sebagai individu modal jangka panjang sehingga sumber tenaga kerja dinilai dengan cara membandingkan terhadap variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan. d. Tujuan Penilaian/evaluasi Kinerja Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari SDM organisasi. Pendapat dari Sunyoto dalam Mangkunegara (2006:10-11) adalah : 1) Meningkatkan saling pengertian anatara karyawan tentang persyaratan kinerja. 2) Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurangkurangnnya berprestasi sama dengan prestasi yang dulu. 3) Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang.

26 4) Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya. 5) Memeriksa rencana pelaksanaaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemusian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah. e. Manfaat penilaian/evaluasi kinerja Manfaat/ kegunaan penilaian prestasi kerja (kinerja) karyawan menurut Sunyoto dalam Mangkunegara (2006:11) sebagai berikut : 1) Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk prestasi, pemberhentian dan besarnya balas jasa. 2) Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan seorang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannnya. 3) Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan dalam perusahaan. 4) Sabagai dasar untuk mengevaluasi progam latihan dan keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan pengawasan. 5) Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada di dalam organisasi.

27 6) Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai performance yang baik. 7) Sebagai alat untuk dapat melihat kekurangan atau kelemahan dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya. 8) Sebagai kriteria menentukan, seleksi dan penempatan karyawan. 9) Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan. 10) Sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraikan tugas (job description). f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Simamora dalam Mangkunegara (2006:14), kinerja (performance) dipengaruhi oleh 3 faktor,yaitu: a) Faktor individual yang terdiri dari : 1. Kemampuan dan keahlian 2. Latar belakang 3. Demografi b) Faktor psikologis yang terdiri dari : 1. Persepsi 2. Attitude 3. Personality 4. Pembelajaran

28 5. Motivasi c) Faktor Organisasi yang terdiri dari : 1. Sumber daya manusia 2. Kepemimpinan 3. Penghargaan 4. Struktur 5. Job desain. g. Kerangka Pikir Setiap Instansi pada umumnya adalah untuk meningkatkan kinerja para pegawainya dan mengalami peningkatan sesuai dengan harapan. Peningkatan kinerja pegawai juga akan meningkatkan kinerja lembaga secara keseluruhan. Kinerja itu sendiri dapat diartikan sebagai prestasi kerja atau hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai pada periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Menurut Alwi (2001:224) ketika kinerja individu terlihat tidak sebagaimana yang diharapkan perlu di analisis faktor yang menjadi penyebabnya, apabila hasil analisis menunjukkan bahwa penurunan kinerja pegawai disebabkan oleh keahlian, kemampuan atau problem motivasional maka perlu diadakan progam pelatihan.

29 Untuk memperoleh kinerja yang baik, maka pegawai dituntut mempunyai kemampuan dan keterampilan yang baik pula. Untuk mendapatkan kemampuan dan keterampilan, maka para pegawai diikutsertakan kegiatan pelatihan. Kegiatan pelatihan juga dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku dan pengetahuan para pegawai sesuai dengan keinginan Instansi yang bersangkutan. Untuk lebih memperjelas arah dari penelitian yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai maka dijelaskan dalam gambar berikut yang disebut dengan kerangka pikir. Gambar 1 : Kerangka Pikir Pelatihan (X) : 1. Instruktur 2. Metode 3. Materi 4. Frekuensi Kinerja (Y) : 1. Kuantitas Pekerjaan 2. Kualitas Pekerjaan 3. Ketepatan waktu 4. Kerjasama dengan rekan kerja

30 Jadi pelatihan mempunyai hubungan yang sangat erat dalam meningkatkan kinerja karena untuk dapat mencapai kinerja yang tinggi sangat ditentukan oleh adanya kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan para pegawai yang tinggi pula dari hasil pelatihan yang diikuti oleh pegawai. h. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu, Pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai pada kantor kecamatan Purwosari kabupaten Pasuruan.