STRATEGI BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PEMBIMBING

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

UPAYA MENINGKATKAN EMPATI MELAUI LAYANAN INFORMASI DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK. Taruyi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU OFF- TASK DALAM LAYANAN INFORMASI. Slamet Riyadi SMA Negeri 1 Subah Batang, Jawa Tengah

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja sehingga hasil belajar siswa meningkat (dalam Wardhani. 2009:1.3)..

MENINGKATKAN MINAT MELANJUTKAN STUDI MELALUI BIMBINGAN KARIR DENGAN PENDEKATAN TRAIT AND FACTOR

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP LAYANAN INFORMASI DENGAN TEKNIK MODELING DALAM PEMILIHAN JURUSAN

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP MELALUI KEGIATAN IHT (IN HOUSE TRAINING)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE SIMULASI. Wirahanteng SMP 2 Kajen Kabupaten Pekalongan

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT. Budi Sutrisno dan Heri Saptadi Ismanto

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2012-

PENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK GAME TES. Praptiningsih SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

Oleh: Nyamini SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan. materi Kenampakan alam, sosial, dan budaya (Variabel Y).

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI. Mugiharti

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI. Ghonimah

PENINGKATAN KOMPETENSI MENYUSUN KERANGKA PENELITIAN TINDAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MGBK SMP/MTs KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berikut adalah beberapa kesimpulan dari hasil penelitian:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

Nurhikma Ramadhana Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 007

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION. Siswandi

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

PENGELOLAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. pernapasan hewan melalui metode Bamboo Dancing pada siswa kelas V SDN 019

UPAYA MENGOPTIMALKAN BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG SISWA (SISWA YANG MEROKOK DI SEKOLAH)

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)

PENGGUNAAN METODE DRILL DAN TANYA JAWAB UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KPK DAN FPB

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SPRINT MELALUI PERMAINAN SIRKUIT. Slamet Riyadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL MENGGUNAKAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI PEMBELAJARAN PAIKEM

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. IV SDN 1 Dengi, Kab. Bolaang Mongondow Utara yang akan dilaksanakan selama 3

Sujariyah. SD Negeri Pagedangan 01 Adiwerna Tegal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas ( Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun 2013/2014 dari

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

Gambar 3.1. Bagan siklus Penelitian Tindakan Kelas

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan murid kelas V SDN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP N 13 SEMARANG Tahun Ajaran 2012/2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 STRATEGI BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PEMBIMBING Tuti Retnowati Pengawas Pendidikan Menengah Bimbingan Konseling Dinas Pendidikan Kota Balikpapan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru pembimbing dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling guru SMA Negeri se Kota Balikpapan. Metodologi penelitian menggunakan penelitian tindakan dengan prosedur perencanaan, melakukan tindakan, observasi, refleksi yang terdiri dari tiga siklus. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru pembimbing program pelayanan sangat penting dan wajib dilaksanakan di sekolah dan semua sekolah binaan program bimbingan dan konseling yang direncanakan dan dibuat, walaupun masih ada guru yang berlatar belakang bukan. 2016 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Kata Kunci: Kemampuan, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Bimbingan Kelompok PENDAHULUAN Kurikulum yang baik, kegiatan pembelajaran yang kondusif, dan pelaksanaan bimbingan yang terarah pada peserta didik, merupakan tiga komponen penting yang harus dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan sekolah. Sekolah yang kondusif adalah sekolah yang program dengan baik. Dengan dilaksanakannya empat bidang bimbingan baik bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir serta dilaksanakannya pemberian layanan baik layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, kelompok, bimbingan pribadi, layanan konsultasi, dan layanan mediasi, maka siswa akan mampu mengatasi masalah dirinya secara optimal namun dalam kenyataannya banyak sekolah yang guru BK nya belum program pelayanan di sekolah sesuai dengan yang direncanakan berdasarkan dari hasil supervise pengawa sekolah. Pada sekolah (SMA) yang penulis adakan penelitian, sekolah guru BK nya yang bimbingan dan konseling di sekolah karena adanya jadwal masuk kelas secara rutin. Dengan kondisi yang seperti tersebut diatas perlu dilakukan tindakan dari pengawas agar guru bimbingan dapat melalui bimbingan kelompok maupun bimbingan individual di MGBK kota Balikpapan. Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah: Apakah dengan pembinaan pengawas melalui bimbingan kelompok di MGBK SMA kota Balikpapan dapat meningkatkan kemampuan guru pembimbing 1

? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan guru pembimbing dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok di musyawarah guru (MGBK) SMA kota Balikpapan tahun 2014-2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan. Prosedur Penelitian Tindakan menurut Suharsimi Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Lokasi penelitian adalah SMA di kota Balikpapan yaitu SMA Negeri 1 sampai SMA Negeri 9 di Kota Balikpapan. Adapun subjek penelitian adalah guru sekolah menengah atas (SMA) yaitu: SMA Negeri 1 sampai SMA Negeri 9 Kota Balikpapan. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: Instrument supervisi, observasi, analisis dolumen dan wawancara. Dalam menganalisis data penelitian tindakan bimbingan dan konseling, peneliti membandingkan antara data yang diperoleh pada saat kondisi awal sebelum diadakan tindakan, dibandingkan dengan data yang diperoleh setelah melalui tindakan pada siklus pertama dengan melalui tindakan pada siklus kedua, disebut juga dengan menggunakan tindakan deskriptif kuantitatif dan analisis observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I adalah mengadakan komunikasi dengan kepala sekolah SMA Negeri yang guru pembimbingnya akan di supervisi, kemudian menyusun instrument supervisi. Pelaksanaan tindakan siklus I diawali dengan pertemuan pengawas pembina dengan kepala sekolah guru pembimbing di SMAN 2 yang dilaksanakan pada hari Senin, 8 Agustus 2014, kemudian dilanjutkan dengan pemberian informasi tentang, dan yan terakhir yaitu supervisi pada guru BK. Penulis mengadakan observasi ke sekolah setelah pertemuan di SMA Negeri 1 tentang pelaksanaan hasil pertemuan. Dari hasil observasi siklu I diketahui: a) Guru pembimbing menyadari pentingnya pelaksanaan di sekolah; b) Kepala sekolah memerintahkan guru pembimbing untuk mengikuti musyawarah guru (MGBK) Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis proses dan hasil pembelajaran. Kemudian hasil refleksi digunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pada tindakan selanjutnya. Refleksi dari hasil penelitian siklus I yaitu: a) sebagian dari guru pembimbing yang memiliki kualifikasi dan sebagian guru pembimbing kualifikasi bukan dari ; b) sebagian guru pembimbing nya yang dan sebagian guru pembimbing belum ; c) setelah menerima informasi tentang pentingnya guru pembimbing di sekolah untuk bimbingan, semua kepala sekolah memandang bimbingan konseling di sekolah itu penting. 2

a. Semua kepala sekolah setuju dengan adanya musyawarah guru bimbngan konseling (MGBK) dan akan mendukung pelaksanaan MGBK. b. Semua kepala sekolah yakin akan peran guru pembimbing dalam membantu siswa dalam mengatasi masalah dan dalam memperlancar pencapaian tujuan sekolah. c. Kepala sekolah akan mensinergikan kerja sama antara guru BK dengan guru lain dan tenaga kependidikan serta warga sekolah yang lainnya. Siklus II Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus II adalah: mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah dan mengadakan supervisi guru pembimbing dan mendiskusikan dengan guru pembimbing yang telah disupervisi. Pelaksanaan tindakan siklus II diawali dengan pertemuan guru pembimbing, dan pengawas pembina di MGBK di sekolah yang sudah terjadwal, kemudian mengadakan MGBK dengan nara sumber pengawas sekolah dan teman sejawat yang telah dilatih atau mendapat pelatihan dengan membentuk kelompok untuk memberikan pembinaan sesuai dengan lokasi sekolah. Observasi dilakukan untuk membahas hasil dari supervisi guru pembimbing yang telah bimbingan di sekolah ( layanan konseling individual, layanan konseling kelompok ), Program tahunan, semester, bulanan, harian. Setelah diadakan kegiatan pembahasan pelaksanaan bimbingan oleh pengawas dengan bimbingan kelompok dan setelah pelaksanaan musyawarah guru, sebagian guru pembimbing bk dengan menerapkan program yang direncanakan di sekolah melalui masuk kelas secara terjadwal. Siklus III Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus III adalah: mengadakan pertemuan dan memanggil guru pembimbing untuk mengadakan supervise klinis, membuat rencana pertemuan MGBK dalam pembinaan guru pembimbing yang masih dirasa kurang dalam program pelayanan oleh pengawas sekolah bk Pelaksanaan tindakan siklus III diawali dengan pertemuan guru pembimbing, dan pengawas pembina di MGBK di sekolah yang sudah terjadwal, kemudian mengadakan MGBK dengan nara sumber pengawas sekolah dan teman sejawat yang telah dilatih atau mendapat pelatihan dengan membentuk kelompok untuk memberikan pembinaan sesuai dengan lokasi sekolah. Observasi dilakukan untuk membahas pelayanan bimbingan klasikal, pelayanan bimbingan individual, pelayanan bimbingan kelompok, dan program tahunan, semester, bulnan, harian. Setelah diadakan kegiatan pembahasan pelaksanaan bimbingan oleh pengawas BK dan setelah pelaksanaan musyawarah guru dengan membentuk bimbingan kelompok, seluruh guru pembimbing program pelaksanaan bimbingan konseling dengan yang telah direncanakan. 3

Hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil observasi bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok Sebelum siklus Setelah siklus I Setelah siklus II Setelah siklus III Guru BK belum memahami pentingnya pelaksanaan program pelayanan BK di sekolah Guru BK SMA di sekolah belum Sebagian guru pembimbing belum mendapat perhatian dari kepala sekolah Guru pembimbing mempelajari dan membuat program pelayanan program BK di sekolah pembimbing sudah pembimbing mendapat perhatian dari kepala sekolah dengan diberi jadwal untuk masuk kelas Guru BK memahami pentingnya pelaksanaan program pelayanan bimbingan konseling di sekolah pembimbing sudah karena adanya jadwal masuk kelas Seluruh guru pembimbing membuat program pelayanan BK dan Guru BK bimbingan konseling di sekolah Seluruh sekolah sudah bimbingan konseling Seluruh sekolah guru pembimbinnya mendapatkan perhatian dari kepala sekolah tentang program pelayanan bimbingan yang dibuat SIMPULAN Dari penelitian tindakan sekolah yang dilakukan sebanyak tiga siklus dapat disimpulkan: guru bimbingan memahami pentingnya di sekolah melalui bimbingan kelompok di musyawarah guru SMA di Kota Balikpapan, musyawarah guru sangat berperan dalam pelaksanaan program pelayanan di sekolah karena dengan MGBK semua guru pembimbing bekerja sama, sharing (tukar menukar informasi) dan membuat perangkat pelaksanaan untuk dilaksanakan di sekolah masing-masing, kolaborasi peran kepala sekolah dengan musyawarah guru pembimbing (MGBK) menghasilkan karya nyata yaitu terlaksananya di sekolah. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih, peneliti tujukan kepada tim pembimbing Penelitian Tindakan Kelas Dr. Eko Supraptono, M.Pd dan Hanung Sudibyo, M.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 dan Kepala SMA Negeri 2 yang telah menyediakan tempat dan fasilitas, Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri sebagai sekolah binaan, dan semua guru BK SMA atas kerjasamanya. 4

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Prayitno (2001). Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Prayitno (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. PT. Bineka Cipta. Jakarta. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan (2003). CV. Bumi Aksara. Jakarta. 5