Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 STRATEGI BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PEMBIMBING Tuti Retnowati Pengawas Pendidikan Menengah Bimbingan Konseling Dinas Pendidikan Kota Balikpapan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru pembimbing dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling guru SMA Negeri se Kota Balikpapan. Metodologi penelitian menggunakan penelitian tindakan dengan prosedur perencanaan, melakukan tindakan, observasi, refleksi yang terdiri dari tiga siklus. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru pembimbing program pelayanan sangat penting dan wajib dilaksanakan di sekolah dan semua sekolah binaan program bimbingan dan konseling yang direncanakan dan dibuat, walaupun masih ada guru yang berlatar belakang bukan. 2016 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Kata Kunci: Kemampuan, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Bimbingan Kelompok PENDAHULUAN Kurikulum yang baik, kegiatan pembelajaran yang kondusif, dan pelaksanaan bimbingan yang terarah pada peserta didik, merupakan tiga komponen penting yang harus dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan sekolah. Sekolah yang kondusif adalah sekolah yang program dengan baik. Dengan dilaksanakannya empat bidang bimbingan baik bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir serta dilaksanakannya pemberian layanan baik layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, kelompok, bimbingan pribadi, layanan konsultasi, dan layanan mediasi, maka siswa akan mampu mengatasi masalah dirinya secara optimal namun dalam kenyataannya banyak sekolah yang guru BK nya belum program pelayanan di sekolah sesuai dengan yang direncanakan berdasarkan dari hasil supervise pengawa sekolah. Pada sekolah (SMA) yang penulis adakan penelitian, sekolah guru BK nya yang bimbingan dan konseling di sekolah karena adanya jadwal masuk kelas secara rutin. Dengan kondisi yang seperti tersebut diatas perlu dilakukan tindakan dari pengawas agar guru bimbingan dapat melalui bimbingan kelompok maupun bimbingan individual di MGBK kota Balikpapan. Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah: Apakah dengan pembinaan pengawas melalui bimbingan kelompok di MGBK SMA kota Balikpapan dapat meningkatkan kemampuan guru pembimbing 1
? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan guru pembimbing dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok di musyawarah guru (MGBK) SMA kota Balikpapan tahun 2014-2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan. Prosedur Penelitian Tindakan menurut Suharsimi Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Lokasi penelitian adalah SMA di kota Balikpapan yaitu SMA Negeri 1 sampai SMA Negeri 9 di Kota Balikpapan. Adapun subjek penelitian adalah guru sekolah menengah atas (SMA) yaitu: SMA Negeri 1 sampai SMA Negeri 9 Kota Balikpapan. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: Instrument supervisi, observasi, analisis dolumen dan wawancara. Dalam menganalisis data penelitian tindakan bimbingan dan konseling, peneliti membandingkan antara data yang diperoleh pada saat kondisi awal sebelum diadakan tindakan, dibandingkan dengan data yang diperoleh setelah melalui tindakan pada siklus pertama dengan melalui tindakan pada siklus kedua, disebut juga dengan menggunakan tindakan deskriptif kuantitatif dan analisis observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I adalah mengadakan komunikasi dengan kepala sekolah SMA Negeri yang guru pembimbingnya akan di supervisi, kemudian menyusun instrument supervisi. Pelaksanaan tindakan siklus I diawali dengan pertemuan pengawas pembina dengan kepala sekolah guru pembimbing di SMAN 2 yang dilaksanakan pada hari Senin, 8 Agustus 2014, kemudian dilanjutkan dengan pemberian informasi tentang, dan yan terakhir yaitu supervisi pada guru BK. Penulis mengadakan observasi ke sekolah setelah pertemuan di SMA Negeri 1 tentang pelaksanaan hasil pertemuan. Dari hasil observasi siklu I diketahui: a) Guru pembimbing menyadari pentingnya pelaksanaan di sekolah; b) Kepala sekolah memerintahkan guru pembimbing untuk mengikuti musyawarah guru (MGBK) Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis proses dan hasil pembelajaran. Kemudian hasil refleksi digunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pada tindakan selanjutnya. Refleksi dari hasil penelitian siklus I yaitu: a) sebagian dari guru pembimbing yang memiliki kualifikasi dan sebagian guru pembimbing kualifikasi bukan dari ; b) sebagian guru pembimbing nya yang dan sebagian guru pembimbing belum ; c) setelah menerima informasi tentang pentingnya guru pembimbing di sekolah untuk bimbingan, semua kepala sekolah memandang bimbingan konseling di sekolah itu penting. 2
a. Semua kepala sekolah setuju dengan adanya musyawarah guru bimbngan konseling (MGBK) dan akan mendukung pelaksanaan MGBK. b. Semua kepala sekolah yakin akan peran guru pembimbing dalam membantu siswa dalam mengatasi masalah dan dalam memperlancar pencapaian tujuan sekolah. c. Kepala sekolah akan mensinergikan kerja sama antara guru BK dengan guru lain dan tenaga kependidikan serta warga sekolah yang lainnya. Siklus II Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus II adalah: mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah dan mengadakan supervisi guru pembimbing dan mendiskusikan dengan guru pembimbing yang telah disupervisi. Pelaksanaan tindakan siklus II diawali dengan pertemuan guru pembimbing, dan pengawas pembina di MGBK di sekolah yang sudah terjadwal, kemudian mengadakan MGBK dengan nara sumber pengawas sekolah dan teman sejawat yang telah dilatih atau mendapat pelatihan dengan membentuk kelompok untuk memberikan pembinaan sesuai dengan lokasi sekolah. Observasi dilakukan untuk membahas hasil dari supervisi guru pembimbing yang telah bimbingan di sekolah ( layanan konseling individual, layanan konseling kelompok ), Program tahunan, semester, bulanan, harian. Setelah diadakan kegiatan pembahasan pelaksanaan bimbingan oleh pengawas dengan bimbingan kelompok dan setelah pelaksanaan musyawarah guru, sebagian guru pembimbing bk dengan menerapkan program yang direncanakan di sekolah melalui masuk kelas secara terjadwal. Siklus III Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus III adalah: mengadakan pertemuan dan memanggil guru pembimbing untuk mengadakan supervise klinis, membuat rencana pertemuan MGBK dalam pembinaan guru pembimbing yang masih dirasa kurang dalam program pelayanan oleh pengawas sekolah bk Pelaksanaan tindakan siklus III diawali dengan pertemuan guru pembimbing, dan pengawas pembina di MGBK di sekolah yang sudah terjadwal, kemudian mengadakan MGBK dengan nara sumber pengawas sekolah dan teman sejawat yang telah dilatih atau mendapat pelatihan dengan membentuk kelompok untuk memberikan pembinaan sesuai dengan lokasi sekolah. Observasi dilakukan untuk membahas pelayanan bimbingan klasikal, pelayanan bimbingan individual, pelayanan bimbingan kelompok, dan program tahunan, semester, bulnan, harian. Setelah diadakan kegiatan pembahasan pelaksanaan bimbingan oleh pengawas BK dan setelah pelaksanaan musyawarah guru dengan membentuk bimbingan kelompok, seluruh guru pembimbing program pelaksanaan bimbingan konseling dengan yang telah direncanakan. 3
Hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil observasi bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok Sebelum siklus Setelah siklus I Setelah siklus II Setelah siklus III Guru BK belum memahami pentingnya pelaksanaan program pelayanan BK di sekolah Guru BK SMA di sekolah belum Sebagian guru pembimbing belum mendapat perhatian dari kepala sekolah Guru pembimbing mempelajari dan membuat program pelayanan program BK di sekolah pembimbing sudah pembimbing mendapat perhatian dari kepala sekolah dengan diberi jadwal untuk masuk kelas Guru BK memahami pentingnya pelaksanaan program pelayanan bimbingan konseling di sekolah pembimbing sudah karena adanya jadwal masuk kelas Seluruh guru pembimbing membuat program pelayanan BK dan Guru BK bimbingan konseling di sekolah Seluruh sekolah sudah bimbingan konseling Seluruh sekolah guru pembimbinnya mendapatkan perhatian dari kepala sekolah tentang program pelayanan bimbingan yang dibuat SIMPULAN Dari penelitian tindakan sekolah yang dilakukan sebanyak tiga siklus dapat disimpulkan: guru bimbingan memahami pentingnya di sekolah melalui bimbingan kelompok di musyawarah guru SMA di Kota Balikpapan, musyawarah guru sangat berperan dalam pelaksanaan program pelayanan di sekolah karena dengan MGBK semua guru pembimbing bekerja sama, sharing (tukar menukar informasi) dan membuat perangkat pelaksanaan untuk dilaksanakan di sekolah masing-masing, kolaborasi peran kepala sekolah dengan musyawarah guru pembimbing (MGBK) menghasilkan karya nyata yaitu terlaksananya di sekolah. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih, peneliti tujukan kepada tim pembimbing Penelitian Tindakan Kelas Dr. Eko Supraptono, M.Pd dan Hanung Sudibyo, M.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 dan Kepala SMA Negeri 2 yang telah menyediakan tempat dan fasilitas, Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri sebagai sekolah binaan, dan semua guru BK SMA atas kerjasamanya. 4
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Prayitno (2001). Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Prayitno (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. PT. Bineka Cipta. Jakarta. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan (2003). CV. Bumi Aksara. Jakarta. 5