BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013).

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Sektor agribisnis kelapa sawit (elais guineensis jacq) di Indonesia tercatat memiliki

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

I. PENDAHULUAN. Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono,

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :

VI.SISTEM PRODUKSI BENIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah

III.Fisiologi Benih Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Produksi Kelapa Sawit (Elaesis guineensis Jacq) hal yang memiliki potensi tertentu untuk di manfaatkan secara maksimal.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani kelapa sawit adalah divisio Spermatophyta, dengan

Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. Amerika Jacquin. Taksonomi dari kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah:

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit dalam sistematika diklasifikasikan dalam Ordo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus, adapun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit atau yang sering disebut Elaeis quineensis Jacq, berasal dari

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

TINJAUAN PUSTAKA. melanococca. Kemudian digolongkan berdasarkan tebal tipisnya cangkang

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman

PEMBAHASAN Penetapan Target

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hutan Brazil dibanding dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon kelapa sawit Afrika, Elaeis guineensis, berasal dari Afrika Barat di antara Angola dan Gambia. Sedangkan kelapa sawit Amerika, Elaeis oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Hartanto, 2011). 2.2. Botani dan Morfologi Kelapa sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan oleh Carolus Linnaeus. Menurut Lubis (2008), tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi Subdivisi Klas Ordo Family Sub Family Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae : Palmales : Palmae : Cocoideae : Elaeis : Elaeis guineensis Jacq Tanaman kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis golongan plasma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal ialah jenis dura, pisifera dan tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah. Jenis dura memiliki tempurung yang tebal, pisifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung yang tipis, sedangkan tenera merupakan persilangan Dura 4

dengan Pisifera yang menghasilkan buah bertempurung tipis dan inti yang besar. 2.3. Anatomi Kelapa Sawit A. Akar Kelapa sawit termasuk tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula (bakal akar) dan plumula (bakal batang). Selanjutnya akar ini akan mati dan kemudian disusul dengan tumbuhnya sejumlah akar yang berasal dari pangkal batang. Akar ini disebut akar serabut atau radic adventicia. Berdasarkan pengelompokkan akar adalah : Tabel 2.1.Pengelompokan Akar Dan Diameternya Nama Akar Diameter Primer Sekunder Tertier Kuarter 5-10 mm 2-4 mm 1-2mm 0,1-0,3 mm Sumber : BPM (2000) : Pengelompokkan akar dan diameternya Akar primer tumbuh kebawah sampai kedalaman 1,5m, pertumbuhan ke samping akar ini sampai ± 6m dari pangkal pohon. Jumlah terbanyak terdapat pada jarak 2-2,5 m dari pohon dan pada kedalaman 20-25cm. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tertier dan kuarter yang berada pada kedalaman 0-60cm dan jarak 2-2,5m dari pangkal pohon. 5

B. Batang Bakal batang disebut plumula (seperti tombak kecil). Tanaman kelapa sawit berbatang lurus dan tidak bercabang. Pada tanaman dewasa diameternya 45-60cm. Bagian bawah batang biasanya lebih gemuk, disebut bonggol dengan diameter 60-100cm. Sampai tanaman berumur 3 tahun batang belum terlihat karena masih tertutup pelepah yang belum ditunas. Kemudian batang mulai meninggi dengan kecepatan tumbuh 35-70cm/tahun. Pertumbuhan tinggi batang juga dipengaruhi oleh jenis tanaman, tanah, iklim, pupuk, kerapatan tanam dan lain-lain. Perkembangan tinggi batang normal adalah : Tabel 2.2. Perkembangan tinggi batang normal Umur (th) Tinggi (m) Umur (th) Tinggi (m) Umur (th) Tinggi (m) 3 1,6 11 7,5 19 11,5 4 2,2 12 8,4 20 11,9 5 2,6 13 8,9 21 12,2 6 3,8 14 9,8 22 12,4 7 4,5 15 10,0 23 13,0 8 5,4 16 10,5 24 13,2 9 5,7 17 11,0 25 14,0 10 6,7 18 11,3 Sumber : BPM (2000) : Perkembangan tinggi batang normal C. Daun Daun kelapa sawit berupa daun tunggal dengan susunan tulang-tulang daun menyirip, tiap daun terdiri dari : 1. Rachis yaitu tulang daun utama yang sangat lebar di bagian bawah dan menempel pada batang (petioles) dan berangsur-angsur menyempit menuju ujung daun, Panjang mencapai 9m. 6

2. Pinnae yaitu anak daun berderet di sisi kiri dan kanan rachis dengan arah ke atas dan kebawah, jumlah bervariasi antara 250-400 helai. 3. Anak-anak daun yang ada di tengah lebih panjang dari pada yang ada di pangkal ataupun diujung daun. 4. Anak-anak daun pada pangkal daun sangat memendek dan mengalami modifikasi menjadi duri-duri daun. Tiap anak daun terdiri dari tulang daun (lidi) dan helai daun yang ada di kedua sisi lidi tersebut. Pada tanaman muda mengeluarkan 30 daun (pelepah) per tahun dan pada tanaman tua antara 18-24 pelepah. Jumlah daun yang dipertahankan di tajuk pada tanaman dewasa 40-56 pelepah, selebihnya dibuang pada saat panen atau penunasan. D. Bunga Kelapa sawit termasuk tumbuhan berumah satu (monoceous) yaitu dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan dan bunga betina berada pada rangkaian yang terpisah. Terkadang dijumpai bunga Hermaprodit yaitu dalam satu rangkaian terdapat bunga jantan dan betina. Kelamin bunga sawit ditentukan ketika masih berupa primordial bunga yaitu kira-kira 20 bulan sebelum bunga muncul pada pohon. Deferensiasi sex: 42 bulan sebelum panen. Inisiasi sampai anthesis 18-24 bulan. 1. Bunga Betina Tersusun dalam tandan dengan panjang 24-25cm. Berisi beberapa ribu bunga betina yang muncul pada spikelet yang berduri (tersusun secara spiral pada tangkai bunga). Bunga betina terbungkus dalam seludang. Jumlah spikelet 100-200 buah, tiap spikelet terdapat 15-20 bunga. Ketika bunga betina siap diserbuki 9 ada mectar warnanya putih sampai kuning pucat. Kepala putik tersusun dari 3 bagian berwarna putih dengan sebuah garis merah. Setelah bunga diserbuki warnanya berubah menjadi kemerah-merahan dan akhirnya dengan kehitaman. 7

Seludang mulai membuka dari pucuk ke pangkal jadi masaknya dari pucuk dahulu. Bunga betina tidak masak seremtak semuanya, bunga betina yang dibentuk pada pangkal tandan akan masak belakangan. Bunga-bunga ini tidak semua berhasil menjadi buah, biasanya antara 600-1500 buah. 2. Bunga Jantan Tersusun dari banyak tonjolan-tonjolan berbentuk sperti jari yang disebut spikelet, jumlah spikelet 100-250, panjang spikelet 12-20cm. Tiap spikelet terdiri dari 500-1500 kuntum bunga yang sangat kecil berwarna putih kekuningan. Bunga jantan ketika membuka berbau harum yang khas untuk memikat serangga penyerbuk. Serangga penyerbuk dari Afrika yang telah disebarkan di perkebunan adalah Elaedobius kamerunicus. Bunga jantan masak dari arah pangkal ke ujung spikelet. Satu tandan bunga jantan dapat menghasilkan tepung sari sebesar 25-50gr. Masa masak bunga jantan berlangsung 2-3 hari setelah itu warnanya menjadi keabuabuan dan tidak berfungsi lagi. Dalam satu tahun jumlah bunga betina dan jantan adalah 15-25 pada tanaman muda dan 8-15 pada tanaman dewasa. E. Buah Buah kelapa sawit tersusun dalam satu tandan. Diperlukan waktu 5,5-6 bulan dari saat penyerbukan sampai matang panen. Dalam 1 rangkaian terdapat ± 1800 buah yang terdiri dari buah luar, tengah dan buah dalam yang ukurannya kecil karena posisi yang terjepit mengakibatkan tidak berkembang dengan baik. Berat satu buah bervariasi 15-30gr, panjang 3-5cm. Buah matang yang lepas dari tandan disebut brondolan. Buah kelapa sawit adalah buah batu (drupe) yang tidak bertangkai (sessile). Bagian-bagian buah yaitu Eksocarp (kulit), Mesocarp (sabut/daging buah), Endocarp (tempurung/cangkang). Kernel yang dibungkus dengan testa (kulit biji). Biji terdiri dari cangkang, embrio, 8

endosperm yang menjadi cadangan makanan pada waktu pertumbuhan biji. Embrio terdiri dari bakal batang (plumula) dan bakal akar (radicula). Embrio panjangnya 3mm dan diameternya 2mm (Mardiana, 2007). F. Biji Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji Dura Afrika panjangnya 2-3cm dan bobot rata-rata mencapai 4gr sehingga dalam 1kg terdapat 250 biji. Biji Dura Deli memiliki bobot 13gr per biji, dan biji Tenera Afrika rata-rata memiliki bobot 2gr per biji. Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman (masa non-aktif). Perkecambahannya dapat berlangsung lebih dari enam bulan dengan keberhasilan sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannnya lebih tinggi, maka biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment (Hartanto, 2011). 2.4. Panen buah kelapa sawit Panen pada dasarnya adalah hasil dari pemeliharaan pada tanaman yang sudah ditanam. Baik dan buruknya hasil panen TBS kelapa sawit tercermin pada pemeliharaannya. Selain pemeliharaan, mengelola proses pemanenan juga sangat penting karena dengan adanya pengelolaan panen diharapkan produktivitas kelapa sawit mencapai batas maksimum. Secara umum, kegiatan pengelolaan panen kelapa sawit meliputi persiapan panen pada tanaman muda, persiapan untuk proses kegiatan pemanenan, mengetahui kriteria panen, rotasi panen, cara panen, angkutan panen, pembiayaan panen, ramalan produksi, penyebaran produksi dan kendala keproduksian (Lubis 1992). Persiapan panen pada tanaman muda kelapa sawit dengan varietas tenera akan mulai dapat dipanen pada umur 30 bulan (dalam keadaan normal 90-100 % dari seluruh pokok sudah matang panen). Pengertiannya adalah pokok kelapa sawit muda telah memiliki tandan tandan yang siap untuk dipanen. Tandan yang di panen disebut sebagai tandan buah segar (TBS). Persiapan 9

panen harus sudah dilaksanakan yaitu peningkatan atau pengerasan jalan, pembukaan pasar panen dan TPH (Tempat Pengumpulan Hasil), perencanaan pengadaan pemanen, pengangkutan dan persiapan pabrik menerima tandan (Lubis 1992). 2.5. Persiapan Kegiatan Pemanenan Persiapan panen yang akurat akan memperlancar pelaksanaan panen. Persiapan ini meliputi kebutuhan tenaga kerja, peralatan panen, pengangkutan panen, dan pengetahuan kerapatan panen, serta sarana panen. Persiapan tenaga kerja meliputi jumlah tenaga kerja yang efesien dalam setiap pelaksanaan panen dan pengetahuan atau ketrampilannya. Kebutuhan tenaga kerja bergantung pada keadaan topografi, kerapatan panen,dan umur tanaman (Tyas 2008). A. Kriteria Panen Kriteria matang panen tandan dalam jumlah buah yang membrondol atau terlepas dari tandan. Pemanenan buah dapat dilakukan apabila memenuhi beberapa kriteria. Contohnya, untuk setiap satu kilogram bobot tandan terdapat dua brondolan lepas, tidak termasuk brondolan muda yang terkena serangan hama atau penyakit. Table 2.3 Kriteria tingkat kematangan tandan Fraksi Jumlah buah lepas (%) Drajat kematangan 00 Tidak ada buah masih hitam Sangat mentah 0 1 buah s/d 12,5% Mentah 1 12,5 25% Kurang matang 2 25 50% Matang I 3 50 75% Matang II 4 75 100% Lewat matang I 5 Buah dalam ikut memberondol Lewat matang II Sumber : Lubis, Adlin. U (2008) : Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia 10

Hubugan antara rendemen minyak dengan kandungan asam lemak bebas berbanding lurus. Semakin tinggi fraksi TBS maka semakin tinggi rendemen minyak dan kadar asam lemak bebas. Tabel 2.4. Hubungan fraksi dengan rendemen minyak dan kadar ALB Fraksi Rendemen minyak Kadar asam lemak (%) bebas (%) 0 16,0 1,6 1 21,4 1,7 2 22,1 1,8 3 22,2 2,1 4 22,2 2,6 5 21,9 3,8 Sumber : Lubis, Adlin. U (2008) : Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia A. Rotasi Panen Seorang pemanen dan didampingi para pengelola kebun kelapa sawit didalam memanen yang baik ada targetan-targetan khusus yang harus dicapai setiap harinya. Maka dari itu, didalam pengelolaan panen diperlukan pergiliran atau rotasi panen. Rotasi panen yang diatur dengan baik dapat memaksimalkan hasil panen dan bertujuan untuk melakukan perbaikan alat-alat yang digunakan serta memiliki waktu untuk istirahat bagi para pemanen (Setyamidjaja, 2006). B. Angkutan Panen Angkutan panen merupakan salah satu peran yang sangat penting dalam proses pemanenan. Oleh karena itu, hasil panen yang sudah terkumpul di TPH harus sesegera mungkin diangkut oleh angkutan yang fasilitasnya memadai pada hari panen tersebut (Lubis, 1992). 11

C. Ramalan Produksi Ramalan produksi adalah kegiatan dalam hal memprediksi produksi kelapa sawit pada tingkat waktu tertentu. Waktu ramalan produksi tersebut dapat dilakukan pada satu bulan, seminggu dan semesteran. Ramalan produksi bertujuan untuk mengetahui kebutuhan tenaga pemanen secara efisien (Lubis, 1992). Salah satu metode dalam mengukur tingkat keefisienan tenaga pemanen dapat dilakukan dengan pengamatan kehilangan hasil produksi di lapangan dan pengamatan kehilangan hasil produksi dalam proses pengangkutan hasil panen. Menurut Sarwoto dan Tampubolon (2001). Kehilangan hasil produksi sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca dan tenaga kerja. 12