SUATU KAJIAN TENTANG PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI SUATU IDEAL DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

ABSORBENT PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

STRUKTUR SEMILATTICE PADA PRA A -ALJABAR

PRA A*-ALJABAR SEBAGAI SEBUAH POSET

DEKOMPOSISI PRA A*-ALJABAR

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

K-ALJABAR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

SUATU KAJIAN TENTANG HIMPUNAN FUZZY INTUISIONISTIK

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

SEMI-HOMOMORFISMA BCK-ALJABAR. Deffyana Prastya A. 1 dan Suryoto 2. Program Studi Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, SH, Semarang, 50275

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF RODA DAN GRAF KUBIK

TOPOLOGI METRIK PARSIAL

Aljabar Boole. Meliputi : Boole. Boole. 1. Definisi Aljabar Boole 2. Prinsip Dualitas dalam Aljabar

KELAS-KELAS BCI-ALJABAR DAN HUBUNGANNYA SATU DENGAN YANG LAIN. Winarsih 1, Suryoto 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

HOMOLOGI DARI HIMPUNAN KUBIK YANG DIREDUKSI (ELEMENTARY COLLAPSE)

HIMPUNAN LEMBUT DENGAN MENGGUNAKAN HIMPUNAN PARAMETER TUNGGAL

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

RAINBOW CONNECTION PADA BEBERAPA GRAF

HUBUNGAN BENTUK-BENTUK KHUSUS K-ALJABAR HIPER IMPLIKATIF

TINGKATAN SUBGRUP DARI SUBHIMPUNAN FUZZY

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

SYARAT PERLU DAN SYARAT CUKUP AGAR REPRESENTASI QUIVER BERTIPE HINGGA

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

Restia Sarasworo Citra 1, Suryoto 2. Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

KAITAN SPEKTRUM KETETANGGAAN DARI GRAF SEKAWAN

REALISASI POSITIF STABIL ASIMTOTIK DARI SISTEM LINIER DISKRIT

HUBUNGAN ANTARA HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DENGAN RECTANGLE

Y.D. Sumanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

PENGKONSTRUKSIAN BILANGAN TIDAK KONGRUEN

RELASI BINER. 1. Hasil Kali Cartes

Fahmi Ulfa Nur Hidayati dan Suryoto Program Studi Matematika Jurusan Matematika FSM UNDIP

PRA A -MODUL ATAS PRA A -ALJABAR DAN ALJABAR IF-THEN-ELSE ATAS PRA A -ALJABAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF GARIS, GRAF MIDDLE DAN GRAF TOTAL

HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DAN KUBUS DASAR

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN

Hasil kali kartesian antara himpunan A dan himpunan B, ditulis AxB adalah semua pasangan terurut (a, b) untuk a A dan b B.

Produk Cartesius Semipgrup Smarandache

BEBERAPA SIFAT DARI SUBGRUP FUZZY

Semigrup Legal Dan Beberapa Sifatnya

RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA FUZZY RING AND ITS PROPERTIES

SEMIGRUP BEBAS DAN MONOID BEBAS PADA HIMPUNAN WORD. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia

ENDOMORFISMA RIGID DAN COMPATIBLE PADA RING DERET PANGKAT TERGENERALISASI MIRING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SIFAT-SIFAT PENGEMBANGAN RING ARMENDARIZ DAN RING MCCOY

URUTAN PARSIAL PADA SEMIGRUP DAN PADA KELAS- KELAS DARI SUATU SEMIGRUP

BAB 3 STRUKTUR ALJABAR DAN CONTOH

PROSIDING ISBN : Dhian Arista Istikomah, S.Si, M.Sc 1. Abstrak

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

Syarat Perlu dan Cukup Struktur Himpunan Transformasi Linear Membentuk Semigrup Reguler 1

IDEAL FUZZY NEAR-RING. Saman Abdurrahman, Na imah Hijriati, Thresye

SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY

GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA SUBDIVISI GRAF BINTANG

Semiring Pseudo-Ternary. Pseudo-Ternary Semiring

Pembentukan -aljabar Komutatif dan Implikatif dari Sebuah Lapangan. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

GRAF PANGKAT PADA SEMIGRUP. Nur Hidayatul Ilmiah. Dr. Agung Lukito, M.S.

Pembentukan Ring Faktor Pada Ring Deret Pangkat Teritlak Miring

Makalah Himpunan dan Logika Matematika Poset dan Lattice

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF k-connected UNTUK k = 1 ATAU 2

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR LINIER KONTINU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF RODA W n

Matematika Diskrit 1

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

REALISASI POSITIF STABIL ASIMTOTIK SISTEM LINIER DISKRIT DENGAN POLE KONJUGAT KOMPLEKS

BAB 5 POSET dan LATTICE

HIMPUNAN LEMBUT BERPARAMETER KABUR INTUISIONISTIK DAN APLIKASINYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENJADWALAN KULIAH DENGAN ALGORITMA WELSH-POWELL (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND)

IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

DIMENSI PARTISI DARI GRAF ULAT

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER POSITIF

PENENTUAN SUATU GRUP KUOSIEN FUZZY DARI SUATU GRUP

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

SUB KS-SEMIGRUP FUZZY DAN ASPEK-ASPEK YANG TERKAIT. Tessa Danty Fajriyah 1, Suryoto 2, Widowati 3

TEORI HEMIRING ABSTRAK

SIFAT-SIFAT BI- -IDEAL PADA -SEMIGRUP Romi Setiawardi 1, Y.D. Sumanto 2, Suryoto 3

SUATU BUKTI DARI WEDDERBURN S LITTLE THEOREM

MANUAL PROSEDUR TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S2 MATEMATIKA FAKULTAS MIPA

ELEMEN PEMBANGUN ( DALAM SEMIGRUP - ( Y.D. Sumanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

R-SUBGRUP NORMAL FUZZY NEAR-RING

KETEROBSERVASIAN SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF DENGAN KONEKTIFITAS 1

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

Transkripsi:

Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 1 8 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SUATU KAJIAN TENTANG PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF SEPTI MARLENA Program Studi Magister Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis Padang, Indonesia, septimarlena12@yahoo.com Abstrak. Suatu semigrup implikatif S merupakan suatu himpunan terurut parsial yang bersifat semigrup, semigrup terurut parsial secara negatif (NPO semigrup) dan NPO semigrup komutatif. Definisikan himpunan S n(x, y) = {z S x n (y z) = 1} untuk setiap x, y S dan n N. Suatu penyaringan terurut merupakan suatu himpunan bagian tak kosong dari S yang memenuhi sifat-sifat tertentu. Pada tesis ini dikaji penyaringan terurut dari semigrup implikatif, dan hubungannya dengan S n(x, y) serta diberikan contoh dari semigrup implikatif yang selanjutnya ditentukan penyaringan terurutnya. Kata Kunci: Semigrup implikatif, NPO semigrup, terurut parsial, penyaringan terurut 1. Pendahuluan Suatu semilattice implikatif merupakan suatu sistem aljabar yang terdiri dari himpunan tak kosong yang dilengkapi dengan tiga operasi, yaitu operasi terurut parsial, konjungsi dan implikasi. Pada [4], Nemitz telah mempelajari secara sistematik tentang semilattice implikatif. Nemitz memperlihatkan hasil-hasil tertentu dari logika Brouwerian yang dikaji oleh V. Glivenko yang dapat dibuktikan pada semilattice implikatif. Kemudian, Nemitz mempelajari hubungan antara homomorfisma pada semilattice implikatif dan kernelnya. Selanjutnya, Chan dan Shum pada [1] mengadopsi ide Nemitz dengan memperkenalkan istilah baru yakni negatively partially ordered (NPO) semigrup implikatif (semigrup yang terurut parsial secara negatif) dan kemudian mempelajari homomorfisma antara semigrup-semigrup tersebut. Selanjutnya Jun, Meng dan Xin pada [3] memperkenalkan himpunan bagian baru dari semigrup implikatif dengan sifat-sifat tertentu yang disebut dengan penyaringan terurut. Dalam tulisan ini akan didefinisikan beberapa himpunan bagian tertentu yang dilambangkan dengan S n (x, y) dari semigrup implikatif, kemudian akan dikaji hubungan antara penyaringan terurut dari semigrup implikatif dengan himpunanhimpunan bagian tertentu tersebut. 2. Himpunan Terurut Parsial Definisi 2.1. [2] Jika (a, b) R dan R bersifat refleksif, anti simetris dan transitif, maka R disebut relasi terurut parsial. 1

2 Septi Marlena 3. Semigrup dan semigrup implikatif Misalkan G suatu himpunan yang tak kosong dan suatu operasi yang didefinisikan di G. Operasi disebut operasi biner di G jika untuk setiap a, b G berlaku a b G (G bersifat tertutup terhadap operasi ). Suatu G disebut membentuk semigrup terhadap operasi jika untuk setiap a, b, c G berlaku a (b c) = (a b) c (G bersifat asosiatif terhadap operasi biner ). Definisi 3.1. [3] Semigrup terurut parsial secara negatif (NPO semigrup) adalah suatu himpunan S dengan terurut parsial dan suatu operasi biner sedemikian sehingga untuk semua x, y, z S berlaku (i) (x y) z = x (y z). (ii) Jika x y maka x z y z dan z x z y. (iii) x y x dan x y y. Definisi 3.2. [3] Semigrup terurut parsial secara negatif (S,, ) dikatakan implikatif (NPO semigrup implikatif), jika terdapat operasi biner : S S S sehingga untuk setiap elemen x, y, z di S berlaku (iv) z x y jika dan hanya jika z x y. Untuk penyederhanaan istilah, NPO semigrup implikatif disebut sebagai semigrup implikatif saja. Definisi 3.3. [3] Sebuah semigrup implikatif (S,,, ) dikatakan komutatif jika memenuhi (v) x y = y x untuk semua x, y S, artinya (S, ) adalah semigrup komutatif. Contoh 3.4. Misalkan S = {1, a, b, c, d, 0} dan didefinisikan operasi terurut parsial di S sebagai berikut. (1) 0 b a 1. (2) 0 d a 1. (3) 0 d c 1. Definisi relasi terurut parsial, dapat juga disajikan diagram Hasse sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 1. Tabel 1 dan 2 berikut adalah definisi dari operasi biner dan di S yang merupakan semigrup implikatif. Tabel 1. Definisi operasi di S 1 a b c d 0 1 1 a b c d 0 a a b b d 0 0 b b b b 0 0 0 c c d 0 c d 0 d d 0 0 d 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Suatu Kajian Tentang Penyaringan Terurut dari Semigrup Implikatif 3 Gambar 1. Diagram Hasse untuk S = { 1, a, b, c, d, 0 } Tabel 2. Definisi operasi di S 1 a b c d 0 1 1 a b c d 0 a 1 1 a c c d b 1 1 1 c c c c 1 a b 1 a b d 1 1 a 1 1 a 0 1 1 1 1 1 1 Proposisi 3.5. [3] Misalkan S sebuah semigrup implikatif maka untuk setiap x, y, z S, berlaku : (1) x 1, dimana x x := 1, x = 1 x, (2) x y (x y), (3) x x x 2, (4) x y x, (5) jika x y maka x z y z dan z x z y, (6) x y jika dan hanya jika x y = 1, (7) x (y z) = (x y) z, (8) jika S adalah komutatif maka x y (s x) (s y) untuk semua s dalam S. Sekarang perhatikan sifat dasar dari suatu semigrup implikatif komutatif, yang mengikuti Definisi 3.2(v) dan Proposisi 3.5(1) dan Proposisi 3.5(7). Proposisi 3.6. [3] Jika S adalah suatu semigrup implikatif komutatif, maka untuk setiap x, y, z S, berlaku (a) x (y z) = y (x z), (b) y z (x y) (x z), (c) x (x y) y. 4. Penyaringan terurut dari semigrup implikatif Misalkan S adalah suatu semigrup implikatif. Dalam bagian ini diberikan definisi dan proposisi tentang penyaringan terurut dari S, dan hasil-hasil utama tentang

4 Septi Marlena penyaringan terurut dari S. Definisi 4.1. [3] Misalkan F suatu himpunan bagian tak kosong dari S. Maka F disebut penyaringan terurut dari S jika (F1) x y F untuk setiap x, y F, artinya adalah bahwa F suatu subsemigrup dari S. (F2) Jika x F dan x y, maka y F. Proposisi 4.2. [3] Suatu himpunan bagian tak kosong F di S adalah suatu penyaringan terurut jika dan hanya jika berlaku: (F3) 1 F (F4) x y F dan x F berakibat y F. Bukti. ( ) Pertama dibuktikan (F 3). Andaikan F adalah suatu penyaringan terurut di S. Berdasarkan Proposisi 3.5(1), x 1 x S dan berdasarkan (F 2) diperoleh 1 F. Berikut akan dibuktikan (F 4). Untuk setiap x, y S, diketahui bahwa x y x y (sifat refleksif). Dengan menggunakan Definisi 3.2(iv), maka (x y) x y. Misal x y F dan x F. Berdasarkan (F 1), diketahui bahwa (x y) x F. Berdasarkan (F 2), maka y F. Jadi, terbukti bahwa jika x y F dan x F berakibat y F. ( ) Berikut ini akan dibuktikan (F 2). Misal F memenuhi (F 3) dan (F 4). Jika x F dan x y, maka dengan menggunakan Proposisi 3.5(6) diperoleh x y = 1 F. Dari (F 4), maka y F. Oleh karena itu F bersifat jika x F dan x y, maka y F. Jadi (F 2) terbukti. Selanjutnya akan dibuktikan (F 1). Misal x, y F dan berdasarkan Proposisi 3.5(2) diperoleh y (x y) F. Berdasarkan (F 4) maka diperoleh x y F. Jadi, (F 1) terbukti. Diperoleh bahwa F adalah suatu penyaringan terurut. Pada bagian ini akan dikaji mengenai pembuktian proposisi dan teorema yang berkaitan dengan penyaringan terurut dari semigrup implikatif. Proposisi 4.3. [3] Jika S adalah komutatif, maka x S n (x, y) untuk setiap x, y S dan n N. Bukti. Untuk sebarang x, y S dan n N, berlaku x n (y x) = x n 1 (x (y x)), = x n 1 ((x y) x), (Proposisi 3.5(7)), = x n 1 ((y x) x), (Definisi 3.3(v)), = x n 1 (y (x x)), (Proposisi 3.5(7)), = x n 1 (y 1), karena x x = 1, = x n 1 1, (Proposisi 3.5(1) dan (6)), = 1.

Suatu Kajian Tentang Penyaringan Terurut dari Semigrup Implikatif 5 Jadi x S n (x, y). Proposisi 4.4. [3] Jika y S bersifat y z = 1 untuk setiap z S, maka S n (x, y) = S = S n (y, x) untuk setiap x S dan n N. Bukti. Jika y S bersifat y z = 1 untuk setiap z S, akan ditunjukkan S n (x, y) = S = S n (y, x) untuk setiap x S dan n N. (1) Akan dibuktikan S = S n (x, y). Akan ditunjukkan bahwa S n (x, y) S. Ambil z S n (x, y). Akan dibuktikan z S. Berdasarkan definisi, S n (x, y) := {z S x n (y z) = 1}. Jelas bahwa z S. Jadi S n (x, y) S. Akan ditunjukkan bahwa S S n (x, y). Ambil z S. Akan dibuktikan z S n (x, y). S n (x, y) = x n (y z), diketahui y z = 1 maka x n 1 = 1. Jadi S S n (x, y). Sehingga karena S n (x, y) S dan S S n (x, y), maka S = S n (x, y). (2) Akan dibuktikan S = S n (y, x). Akan ditunjukkan bahwa S n (y, x) S. Ambil z S n (y, x). Akan dibuktikan z S. Berdasarkan definisi, S n (y, x) := {z S y n (x z) = 1}. Jelas bahwa z S. Jadi S n (y, x) S. Akan ditunjukkan bahwa S S n (y, x). Ambil z S. Akan dibuktikan z S n (y, x). y n (x z) = y n 1 (y (x z)), = y n 1 (x (y z)), = y n 1 (x (1)). Karena diketahui y z = 1 = y n 1 1 = 1, maka S S n (y, x). Sehingga karena S n (y, x) S dan S S n (y, x), maka S = S n (y, x). Dari (1) dan (2) terbukti bahwa S(x, y) = S = S(y, x). Teorema 4.5. [3] Misalkan a S dan n N. Maka S n (1, a) adalah suatu penyaringan terurut di S jika dan hanya jika a z bilamana a y dan a y z, untuk setiap y, z S. Bukti. ( ) Andaikan bahwa S n (1, a) adalah penyaringan terurut di S. Misal y, z S, a y dan a y z. Maka 1 n (a y) = a y = 1 dan 1 n (a (y z) )= a (y z)= 1. Berdasarkan definisi S n (x, y) maka y S n (1, a) dan y z S n (1, a), mengakibatkan z S n (1, a), artinya 1 = 1 n (a z) = a z. Ini menunjukkan bahwa a z. ( ) Sebaliknya, asumsikan bahwa a y dan a y z berakibat a z untuk setiap y, z S. Misal u, v S sedemikian sehingga u v S n (1,a) dan u S n (1, a). Maka 1 = 1 n (a (u v)) = a (u v) dan 1 = 1 n (a u) = a u. Berdasarkan Proposisi 3.5(6) diperoleh a u v dan a u. Ini mengakibatkan a v, sehingga 1 = 1 n (a v) = a v. Dengan demikian v S n (1, a). Kemudian akan ditunjukkan bahwa 1 S n (1, a). S n (x, y):= {z S x n (y z)= 1}.

6 Septi Marlena S n (1, a):= {z S 1 n (a z)= 1}. Jadi, 1 S n (1, a). Sehingga S n (1, a) adalah penyaringan terurut di S. Teorema 4.6. [3] Jika pada S berlaku hukum distributif kiri terhadap operasi, maka S n (a,b) adalah penyaringan terurut di S untuk setiap a,b S dan n N. Bukti. Misalkan x,y S sehingga x y S n (a,b) dan x S n (a,b). Menggunakan hukum distributif kiri, sehingga: 1 = a n (b (x y)) = a n ((b x) (b y)) = a n 1 ((a (b x)) (a (b y))) = (a n (b x)) (a n (b y)) = 1 (a n (b y)) = a n (b y) Jadi y S n (a,b). Oleh karena itu S n (a, b) adalah penyaringan terurut di S. Teorema 4.7. [3] Misal F suatu himpunan bagian tak kosong dari suatu semigrup implikatif komutatif S. Maka F adalah penyaringan terurut di S jika dan hanya jika S n (a, b) F untuk setiap a, b F dan n N. Bukti. Asumsikan bahwa F adalah penyaringan terurut di S dan misal a,b F dan n N. Jika x S n (a, b), maka a n (b x) = 1 F. Karena a, b F, dengan menggunakan (F4) kita mempunyai x F. Sehingga S n (a, b) F. Sebaliknya, andaikan bahwa S n (a, b) F untuk setiap a, b F dan n N. Catat bahwa 1 S n (a, b) F. Misal x,y S sehingga x y F dan x F. Maka x n ((x y) y) = x n 1 (x ((x y) y)), = x n 1 ((x y) (x y)), = x n 1 1, = 1. Jadi y S n (x, x y) F. Sehingga F adalah penyaringan terurut di S. Teorema 4.8. [3] Jika F adalah penyaringan terurut dari suatu semigrup implikatif komutatif S, maka F = a,b F S n (a,b) untuk setiap n N. Bukti. Misalkan F suatu penyaringan terurut dan misal x F. Jelas x S n (x,1), dan sehingga F x F S n (x, 1) a,b F S n (a, b). Sekarang misalkan y a,b F S n (a,b). Lalu terdapat u,v F sehingga y S n (u,v). Berdasarkan dari Teorema 3.8 dapat diperoleh bahwa y F sehingga a,b F S n (a,b) F. Akibat 4.9. [3] Jika F adalah penyaringan terurut dari suatu semigrup implikatif komutatif S, maka F = a F S n (a, 1) untuk setiap n N.

Suatu Kajian Tentang Penyaringan Terurut dari Semigrup Implikatif 7 5. Contoh Penyaringan terurut pada semigrup implikatif Berikut akan diberikan contoh penyaringan terurut yang dapat ditunjukkan dari definisi dan proposisi penyaringan terurut dan dari suatu himpunan bagian S. Contoh 5.1. Misalkan S = {1, a, b, c, d, e, f, g} dan didefinisikan operasi terurut parsial di S sebagai berikut : (1) g f c 1. (2) g f b 1. (3) g e c 1. (4) g e a 1. (5) g d b 1. (6) g d a 1. Dari definisi relasi terurut parsial, dapat juga disajikan diagram Hasse berikut sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Hasse untuk S = { 1, a, b, c, d, e, f, g }. Tabel 3 dan 4 berikut adalah definisi dari operasi biner dan di S. Tabel 3. Definisi operasi di S. 1 a b c d e f g 1 1 a b c d e f g a a a d e d e g g b b d b f d g f g c c e f c g e f g d d d d g d g g g e e e g e g e g g f f g f f g g f g g g g g g g g g g

8 Septi Marlena Tabel 4. Definisi operasi di S 1 a b c d e f g 1 1 a b c d e f g a 1 1 b c b c f f b 1 a 1 c a e c e c 1 a b 1 d a b d d 1 1 1 c 1 c c c e 1 1 b 1 b 1 b b f 1 a 1 1 a a 1 a g 1 1 1 1 1 1 1 1 Dengan menggunakan definisi dan proposisi penyaringan terurut, maka F 1 = {1}, F 2 = {1, a}, F 3 = {1, b}, F 4 = {1, c},f 5 = {1, a, b, d}, F 6 = {1, a, c, e}, F 7 = {1, b, c, f}, F 8 = S = {1, a, b, c, d, e, f, g} adalah penyaringan terurut dari S. 6. Ucapan Terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Admi Nazra, Bapak I. Made Arnawa, Bapak Muhafzan, Bapak Mahdhivan, Ibu Lyra Yulianti, dan Ibu Yanita yang telah memberikan masukan dan saran sehingga tulisan ini dapat diselesaikan dengan baik. Daftar Pustaka [1] M. W. Chan dan K.P. Shum. 1993. Homomorphisms of implicative semigrups, Semigrup Forum 46 (1): 7 15 [2] Connell. 2002. Elements of Abstract and Linear Algebra. Department of Mathematics. University of Miami, USA [3] Y.B. Jun, Meng, and X. L. Xin. 1997. On ordered filters of implicative semigroups, Semigroups Forum 54 (1): 75 82 [4] W.C. Nemitz. 1965. Implicative semi-lattices, Trans. Amer. Math. Soc. 117: 128 142