1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam menjalankan hubungan hukum terhadap pihak lain akan membutuhkan suatu kesepakatan yang akan dimuat dalam sebuah perjanjian, agar dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya undang-undang sehingga kedua belah pihak mengerti hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Perjanjian yang dibuat dapat berupa perjanjian di bawah tangan atau perjanjian yang dibuat dihadapan notaris. Perjanjian yang dibuat secara di bawah tangan tidak memiliki kekuatan hukum yang sempurna karena tidak adanya pejabat yang berwenang dalam pembuatan perjanjian tersebut, sedangkan perjanjian yang dibuat oleh atau dihadapan notaris memiliki kekuatan yang sempurna, karena notaris ialah pejabat yang berwenang dalam membuat perjanjian sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang. Perjanjian yang telah disepakati melahirkan sebuah perikatan, mengenai sumber-sumber perikatan oleh undang-undang diterangkan bahwa suatu perikatan dapat lahir dari suatu persetujuan (perjanjian) atau dari undang-undang. Perikatan yang lahir dari undang-undang dapat dibagi lagi atas perikatan-perikatan yang lahir dari undang-undang saja dan yang lahir dari undang-undang karena suatu perbuatan orang yang belakangan ini dapat dibagi lagi atas perikatan-perikatan yang lahir dari
2 suatu perbuatan yang diperbolehkan dan yang lahir dari perbuatan yang berlawanan dengan hukum. 1 Perbuatan-perbuatan hukum yang membutuhkan akta notaris antara lain yaitu, 1). pendirian perseroan terbatas; 2). perubahan risalah rapat umum pemegang saham; 3). pendirian yayasan; 4). pendirian badan usaha - badan usaha lainnya; 5). kuasa untuk menjual; 6). perjanjian sewa menyewa; 7). perjanjian jual beli; 8). keterangan hak waris; 9). wasiat; 10). pendirian persekutuan komanditer termasuk perubahannya; 11). pengakuan utang; 12). perjanjian kredit dan pemberian hak tanggungan; 13). perjanjian kerjasama; 14). kontrak kerja; dan 15). segala bentuk perjanjian yang tidak dikecualikan kepada pejabat lain. Perbuatan hukum mengenai perjanjian jual beli memerlukan akta notaris termasuk juga jual beli kepemilikan hak atas tanah berdasarkan hak guna bangunan. Pengertian dari perjanjian ialah adanya pengikatan kedua belah pihak yang menghasilkan hak dan kewajiban. Syarat perjanjian yang harus dipatuhi agar perjanjian tersebut sah dan mengikat selayaknya undang-undang bagi para pihak yang menjalankannya diatur pada Pasal 1320 KUHPerdata antara lain adanya kata sepakat, kecakapan dalam bertindak, suatu hal tertentu, kausa yang halal. Perjanjian yang akan dibuat oleh para pihak sesungguhnya tidak ada suatu ketentuan yang mengatur bagaimana perjanjian harus dibuat. Bentuk atau isi format dalam membuat perjanjian terserah kepada pihak-pihak yang akan membuat perjanjian yang demikian sesuai dengan asas kebebasan berkontrak yaitu bahwa 1 Subekti, 2001,Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, hlm. 123.
3 orang bebas menentukan bentuk atau isi dan syarat-syarat perjanjian. Suatu perjanjian harus dibuat memenuhi syarat sahnya perjanjian, sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, disamping harus dipenuhinya syarat umum sebagaimana tersebut diatas juga harus diperhatikan dipenuhinya syarat khusus sebagai misal adakah perjanjian tersebut hanya harus diwenangkan pembuatannya hanya kepada pejabat tertentu saja. 2 Para pihak harus memperhatikan semua syarat-syarat tersebut sebelum melaksanakan perjanjian yang akan dibuat. Pelaksanaan perjanjian tersebut akan batal demi hukum atau dapat dimintakan pembatalan jika salah satu syarat dalam pasal tersebut tidak terpenuhi. Syarat perjanjian tersebut ada yang bersifat subyektif dan obyektif. Syarat subyektif mencakup kata sepakat dan kecakapan dalam bertindak disebut sebagai syarat subyektif karena yang harus memenuhi adalah para subyek dalam perjanjian. Sepakat memiliki pemahaman bahwa para pihak dalam perjanjian harus mengetahui dan menyetujui hal-hal pokok yang diperjanjikan. Pasal 1330 KUHPerdata menentukan bahwa setiap subyek hukum cakap dalam membuat perikatan, kecuali undang-undang menentukan lain. Perjanjian ini dapat dibatalkan atau dapat dimintakan pembatalan apabila syarat tersebut tidak terpenuhi. Pemahaman dari dapat dimintakan pembatalan ialah salah satu pihak dalam perjanjian mempunyai hak untuk mengajukan peermohonan pembatalan. 2 Mulyoto, 2011, Perjanjian : Teknik, cara membuat, dan hukum perjanjian yang harus dikuasai, Cakrawala Media, Yogyakarta, hlm. 15.
4 Syarat obyektif meliputi hal tertentu dan sebab atau kausa yang halal. Syarat hal tertentu diatur dalam Pasal 1332 dan 1333 KUHPerdata. Pasal 1332 KUHPerdata menyebutkan hanya barang-barang yang dapat diperdagangkan saja yang dapat dibuat obyek perjanjian. Pasal 1333 KUHPerdata menentukan suatu perjanjian harus mempunyai sebagai pokok suatu barang yang paling sedikit ditentukan jenisnya. Jumlah barang yang tidak tentu tidak menjadi suatu halangan, apabila jumlah itu terkemudian dapat ditentukan atau dihitung. Pasal 1337 KUHPerdata memuat sebab yang diperkenankan adalah isi dari perjanjian yang tidak dilarang oleh undang-undang atau tidak bertentangan dengan kesusilaan atau ketertiban umum. Pasal 1335 KUHPerdata juga menentukan bahwa suatu perjanjian yang dibuat tanpa sebab atau karena suatu sebab yang palsu atau terlarang adalah, tidak mempunyai ketentuan hukum dengan demikian, apabila tidak terpenuhinya syarat obyektif dalam suatu perjanjian tersebut batal demi hukum. Pemahaman dari hal ini ialah perjanjian tersebut dengan sendirinya akan batal atau tidak berlaku bagi para pihak. Perkara yang telah diteliti terdapat pada putusan Pengadilan Negeri Semarang Nomor : 126/Pdt.G/2014/PN.SMG putusan ini memuat tentang pembatalan akta pernyataan notaris mengenai perjanjian pinjam nama perorangan atas pembelian sebidang tanah bersertipikat hak guna bangunan. Putusan ini telah mencapai inkracht dan sudah tidak ada upaya hukum lain pada saat penulis meneliti. Putusan ini menjelaskan tentang duduk perkara dimana Penggugat menganggap dirinya sebagai pihak yang dirugikan oleh Tergugat karena awal mula
5 kejadian perkara pada saat Penggugat dipinjam namanya yang dinyatakan dalam bentuk akta notaris oleh Tergugat untuk membeli sebidang tanah bersertipikat hak guna bangunan. Penggugat juga membuat akta kuasa menjual kepada pihak Tergugat secara notaris. Tergugat beberapa saat kemudian setelah dibuatnya akta perjanjian pinjam nama tersebut memberitahukan kepada Penggugat bahwa terjadi tumpang tindih sertipikat, dan diminta untuk melaporkan kepada pihak kepolisian, tindak lanjut dari pelaporan ini Penggugat diperiksa oleh pihak kepolisian selama bertahun-tahun. Penggugat merasa terganggu dan merasa dirugikan dengan adanya pemeriksaan oleh kepolisian. Penggugat menyatakan kepada Tergugat untuk mencabut akta notarial yang menyatakan peminjaman nama Penggugat, tetapi berulang kali permintaan Penggugat tidak direspon oleh Tergugat. Penggugat mengambil tindakan untuk membuat akta notaris yang isinya untuk mencabut akta pernyataan notaris mengenai peminjaman nama Penggugat, dengan demikian Tergugat sudah melakukan perbuatan melawan hukum atas tidak sesuainya akta notaris peminjaman nama atas nama Penggugat dan akta kuasa menjual kepada Penggugat tersebut. Permasalahan yang muncul dari kasus ini ialah notaris sebagai pejabat yang berwenang dalam membuat akta terjadi pembiaran dalam hal ini notaris tidak memperhatikan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Notaris juga meresmikan akta yang memuat tentang perjanjian nama, dimana perjanjian ini berlawanan dengan undang-undang dan melanggar Pasal 1320 KUHPerdata
6 sekalipun itu akta para pihak, namun notaris juga tidak mengindahkan bahwa salah satu kewenangan notaris ialah memberikan penyuluhan hukum terkait perbuatan hukum yang akan dilakukan oleh para pihak. Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dapat dibebani tanggung jawab atas perbuatannya sehubungan dengan pekerjaannya dalam membuat akta tersebut. Ruang lingkup pertanggung jawaban notaris meliputi kebenaran materiil atas fakta yang dibuatnya. Tanggung jawab notaris selaku pejabat umum yang berhubungan dengan kebenaran materiil dibedakan menjadi empat yaitu: 3 a. Tanggung jawab notaris secara perdata terhadap kebenaran materiil terhadap akta yang dibuatnya. b. Tanggung jawab notaris secara pidana terhadap kebenaran materiil dalam akta yang dibuatnya. c. Tanggung jawab notaris berdasarkan peraturan jabatan notaris terhadap kebenaran materiil dalam akta yang dibuatnya. d. Tanggung jawab notaris dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan kode etik notaris. Pembebanan tanggung jawab notaris terhadap akta yang dibuatnya berkaitan dengan akta notaris sebagai alat bukti agar mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, jika seluruh ketentuan prosedur atau tata cara pembuatan akta dipenuhi. Prosedur yang tidak dapat dipenuhi tersebut apabila dapat dibuktikan maka akta 3 Abdul Ghofur Anshori, 2009, Lembaga Kenotariatan Indonesia : Perspektif Hukum Dan Etik, UII Press, Yogyakarta, hlm. 34.
7 tersebut dengan proses pengadilan dapat dinyatakan sebagai akta yang mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan jika sudah berkedudukan seperti itu maka nilai pembuktianya diserahkan kepada hakim. 4 Berdasarkan uraian latar belakang dan putusan Pengadilan Negeri Semarang Nomor : 126/Pdt.G/2014/PN.SMG maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut. B. Rumusan Masalah 1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan batalnya akta notaris dalam putusan pengadilan nomor : 126/Pdt.G/2014/PN.SMG? 2. Bagaimana pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semarang dalam memutus perkara nomor : 126/Pdt.G/2014/PN.SMG? C. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan oleh penulis bahwa tidak menutup kemungkinan adanya penelitian lain yang menyerupai yang telah penulis teliti maka diharapkan penelitian ini bisa untuk saling melengkapi penelitian yang telah ada sebelumnya. Penelitian yang telah ada mengenai pembatalan akta notaris dan dianggap menyerupai ialah sebagai berikut : 4 Habib Adjie, 2009, Sekilas Dunia Notaris & PPAT Indonesia (Kumpulan Tulisan), Mandar Maju, Bandung, hlm. 41.
8 1. Abu Tasar, Tinjauan Terhadap Pembatalan Akta Perikatan Jual Beli yang Dibuat Notaris Sebagai Pejabat Umum Dengan Putusan Hakim (studi kasus putusan nomor:86/pdt/g/2002 Pengadilan Negeri Yogyakarta, putusan nomor : 75/pdt/2003/PTY Pengadilan Tinggi Yogyakarta dan putusan nomor : 1808 k/pdt/204 Mahkamah Agung), Tesis, Universitas Gadjah Mada, 2010, dengan rumusan masalah sebagai berikut : 5 a. Apa dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara pembatalan akta notaris tentang perikatan jual beli? b. Apakah akibat hukum dari putusan pengadilan terhadap notaris dan para pihak? Kesimpulan dari tesis ini membahas tentang dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara pembatalan akta jual beli yang dibuat oleh notaris tidak memenuhi salah satu syarat sahnya perjanjian yaitu sebab yang halal karena obyek perikatan dalam sengketa. Akibat hukum pembatalan akta jual beli bagi Tergugat adalah membayar ganti rugi kepada Penggugat dan hakim menyatakan sita jaminan terhadap tanah beserta bangunan rumah milik Tergugat serta membayar biaya perkara, terhadap notaris akta jual beli yang dibuatnya dinyatakan batal demi hukum. 5 Abu Tasar, Tinjauan Terhadap Pembatalan Akta Perikatan Jual Beli Yang Dibuat Notaris Sebagai Pejabat Umum Dengan Putusan Hakim (Studi Kasus Putusan Nomor : 86/pdt/g/2002 Pengadilan Negeri Yogyakarta, Putusan Nomor 75/pdt/2003/PTY Pengadilan Tinggi Yogyakarta dan Putusan Nomor : 1808k/Pdt/204 Mahkamah Agung), Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2010.
9 2. Muhammad Risky Akbar Harahap Analisis Yuridis Terhadap Akta Notaris Dibatalkan Melalui Putusan Pengadilan (studi kasus terhadap putusan pengadilan nomor : 75/pdt.g/2006/PN.Mdn), Tesis, Universitas Gadjah Mada, 2010, dengan rumusan masalah sebagi berikut : 6 a. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan akta autentik dibatalkan melalui putusan pengadilan no 75/pdt.g/2006/PN.Mdn? b. Bagaimanakah akibat hukum terhadap akta yang dibatalkan melalui putusan pengadilan no. 75/pdt.g/2006/PN.Mdn? c. Bagaimanakah tanggung jawab notaris terhadap aktanya yang dibatalkan melalui putusan pengadilan no 75/pdt.g/2006/PN.Mdn? Hasil kesimpulan faktor yang menyebabkan akta notaris dibatalkan yaitu adanya perbuatan wanprestasi dan perbuatan melawan hukum sehingga akibat hukum terhadap notaris yang aktanya dibatalkan adalah kesepakatan maupun perjanjian yang ada pada akta tersebut menjadi batal dan tidak berlaku, notaris hanya dibebankan pertanggungjawabkan untuk mengembalikan surat-surat berharga yang dititipkan padanya. 6 Muhammad Risky Akbar Harahap, Analisis Yuridis Terhadap Akta Notaris Dibatalkan Melalui Putusan Pengadilan (Studi Kasus Terhadap Putusan Pengadilan Nomor : 75/Pdt.G/2006/PN.Mdn), Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2010.
10 3. Martha Gugatan Pembatalan Akta Notaris di Pengadilan Negeri Yogyakarta (studi kasus perkara nomor : 18/pdt.g/2004/PN.YK) dengan rumusan masalah sebagai berikut : 7 a. Apakah yang menjadi alasan hukum gugantan perkara nomor : 18/pdt.g/2004/PN.YK? b. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam memutus perkara nomor :18/pdt.g/2004/PN.YK? c. Bagaimanakah akibat hukum bagi para pihak dengan adanaya putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta atas gugatan perkara nomor : 18/pdt.g/2004/PN.YK? Hasil kesimpulan yang dikemukakan tentang pembatalan akta akibat perbuatan melawan hukum dan salinan akta yang tidak sesuai dengan minuta akta akibat dari salah pengetikan. Pertimbangan hakim dalam memutus perkara gugatan pemabatalan akta notaris yaitu akta notaris yang menjadi alat bukti bagi para Tergugat. Akibat hukum bagi para pihak dengan putusan pengadilan mengabulkan eksepsi Tergugat dan memutuskan gugatan para Tergugat tidak diterima. Perbedaan yang terdapat pada penelitian-penelitan sebelumnya ialah dari penelitian yang dilakukan oleh Abu Tasar ialah pembatalan akta notaris oleh putusan pengadilan mengenai jual beli, atas sengketa kepemilikan hak atas tanah 7 Martha, Gugatan Pembatalan Akta Notaris Di Pengadilan Negeri Yogyakarta (Studi Kasus Perkara Nomor : 18/Pdt.G/2004/PN.YK), Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2014
11 yang berasal dari pembagian harta warisan dan adanya pengakuan kepemilikan sertipikat hak milik atas tanah oleh pihak lain. Penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Risky Akbar Harahap ialah pembatalan akta notaris oleh putusan pengadilan mengenai jual beli karena adanya wanprestasi atau kelalaian yang disebabkan oleh salah satu pihak dan adanya perbuatan melawan hukum. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Penelitian yang dilakukan oleh Martha adalah pembatalan akta notaris oleh putusan pengadilan mengenai perjanjian kredit akibat adanya perbuatan melawan hukum dan perbedaan salinan akta dengan minuta aktanya. Penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan bagi ilmu pengetahuan maupun pembangunan masyarakat luas pada umumnya dan notaris pada khususnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat mempunyai kegunaan akademik maupun kegunaan praktis. 1. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi praktisi notaris yang ideal sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan dalam menetapkan dan merumuskan
12 perjanjian pinjam nama perorangan atas pembelian sebidang tanah bersertipikat hak guna bangunan yang ideal di Indonesia. 2. Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan-bahan informasi kepustakaan dan bahan ajar di bidang hukum pada umumnya dan hukum kenotariatan pada khususnya yang berkaitan dengan perjanjian pinjam nama perorangan atas pembelian sebidang tanah bersertipikat hak guna bangunan di Indonesia. E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan mengkaji yang menjadi penyebab batalnya akta notaris dalam putusan pengadilannomor : 126/Pdt.G/2014/PN.SMG. 2. Untuk mengetahui dan mengkaji dasar pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Semarang dalam memutus perkara nomor : 126/Pdt.G/2014/PN.SMG.