BAB I PENDAHULUAN. yang sangat terkenal yaitu Ubi Societas Ibi Ius ( dimana ada masyarakat disana
|
|
- Erlin Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan antara masyarakat dan hukum diungkapkan dengan sebuah istilah yang sangat terkenal yaitu Ubi Societas Ibi Ius ( dimana ada masyarakat disana ada hukum ) 1. Hal ini berkaitan pada peningkatan kebutuhan masyarakat akan jasa seorang yang mengerti hukum, antara lain penegak hukum, pejabat hukum, pengawas hukum, dan lain-lain. Dewasa ini, profesi notaris sebagai pembuat akta notariil sangat dibutuhkan dalam roda kehidupan masyarakat, baik kaitannya dengan ekonomi, sosial, hingga politik. Dengan akta yang dibuat oleh notaris tersebut, para pihak mendapatkan kepastian dan perlindungan hukum mengenai perjanjian atau tindakan hukum oleh pihak atau para pihak. Hukum positif di Indonesia telah mengatur mengenai jabatan notaris dalam bentuk Undang Undang yaitu Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004 jo Undang Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris, selanjutnya disingkat UUJN. Pasal 1 angka (1) UUJN menentukan bahwa notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang ini atau berdasarkan Undang Undang lainnya. 1 Satjipto Raharjo, 1983, Masalah Penegakan Hukum, Sinar Baru, Bandung, hlm. 127.
2 2 Landasan dibentuknya Undang-Undang Jabatan Notaris tersebut adalah untuk menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum. Sehingga dibutuhkan alat bukti tertulis yang bersifat otentik mengenai perbuatan, perjanjian, penetapan, dan peristiwa hukum yang dibuat di hadapan atau oleh pejabat yang berwenang. Masyarakat membutuhkan seorang (figur) yang keterangan-keterangannya dapat diandalkan, dipercaya, yang tandatangan serta segelnya (capnya) memberikan jaminan hukum dan bukti kuat, seorang ahli yang tidak memihak dan penasehat yang tidak ada cacatnya (onkreukbear atau unimpeachable), yang tutup mulut (menjaga rahasia), patuh pada kode etik sehingga dapat membuat suatu perjanjian yang dapat melindunginya di hari-hari yang akan datang. 2 Sebagai pejabat yang bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat, notaris harus benar-benar mampu memberikan jasa secara baik kepada masyarakat yang mencari kepastian hukum, sehingga tidak ada masyarakat yang dirugikan. Akta yang dibuat oleh atau dihadapan notaris adalah bersifat otentik dan otentitasnya tersebut terus bertahan, bahkan setelah Notaris tersebut pensiun ataupun meninggal dunia. Akta notaris merupakan alat bukti yang terkuat dan memiliki nilai yuridis dalam masyarakat. Suatu akta akan memiliki karakter yang otentik, jika akta itu mempunyai daya bukti antar para pihak dan terhadap para pihak bahwa perbuatan-perbuatan atau keterangan-keterangan yang dikemukakan memberikan suatu bukti yang tidak dapat dihilangkan. Sebagai pejabat umum 2 Tan Thong Kie, 2000, Studi Notariat Serba Serbi Praktek Notaris, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hlm.162.
3 3 yang terpercaya, akta-aktanya harus menjadi alat bukti yang kuat apabila terjadi sengketa hukum di Pengadilan kecuali dapat dibuktikan ketidakbenarannya, artinya akta notaris memberikan kepada pihak-pihak yang membuatnya suatu pembuktian yang sempurna 3. Walaupun notaris merupakan pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik, dimana pembuktian dengan akta otentik adalah merupakan alat bukti yang mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, namun masih dimungkinkan akta otentik yang dibuat oleh notaris menimbulkan permasalahan hukum karena dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan pada akhirnya menjadi sengketa di pengadilan. Dalam praktek biasanya notaris ditempatkan sebagai tergugat ataupun turut tergugat yang dimintai pertanggung jawaban atas akta yang dibuatnya, serta dimintakan pembatalan akta tersebut di pengadilan. Dalam hal gugatan untuk menyatakan bahwa suatu akta notaris tidak sah, maka harus dibuktikan ketidakabsahan dari aspek lahiriah, formal, dan materiil akta notaris. Jika tidak dapat dibuktikan maka akta yang bersangkutan tetap sah mengikat para pihak atau siapa saja yang berkepentingan dengan akta tersebut. Asas ini telah diakui dalam Undang-Undang Jabatan Notaris, tersebut dalam penjelasan bagian umum bahwa akta notaris sebagai alat bukti tertulis yang terkuat dan terpenuh, apa yang dinyatakan dalam akta notaris harus diterima, kecuali pihak yang berkepentingan dapat membuktikan hal sebaliknya secara memuaskan dihadapan persidangan pengadilan. 3 Pasal 1870, KUH Perdata
4 4 Pembatalan menimbulkan keadaan tidak pasti. Oleh karena itu Undang- Undang memberi waktu terbatas untuk menuntut berdasarkan pembatalan. Undang-Undang memberi pembatalan apabila hendak melindungi seseorang terhadap dirinya sendiri. Dalam hal pembatalan akta notaris itu dimungkinkan dengan melihat kasusnya secara insidentil. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengkaji kasus gugatan pembatalan akta notaris, dengan mengacu pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 1753 K/Pdt/2012. Adapun penjelasan singkat mengenai isi perkara tersebut adalah pihak penggugat, Ny. Dra. Noes Soediono, pada awal tahun 2004 kehilangan sertipikat tanah Hak Milik Nomor 1561/ Desa/ Kel. Tipes, seluas 3028 m². Setelah Penggugat mengetahui sertipikat tanah miliknya tersebut hilang, pada 26 Januari 2004 Penggugat melapor dan mengajukan permohonan kepada Kantor Pertanahan Surakarta, Turut Tergugat, untuk melakukan pemblokiran. Pada 5 Juli 2010, turut tergugat mengirim surat kepada penggugat yang menyatakan bahwa menurut catatan, penggugat telah menjual tanah dengan Sertipikat Hak Milik Nomor 1561/ Desa/ Kel. Tipes, seluas 3028 m² kepada Tuan Agung Hari Pramono (Tergugat I) dengan Akta Jual Beli Nomor 1 tanggal 18 Maret 2006 dihadapan notaris/ppat Ny. Deborah Enny Sutanti S.H (tergugat III). Penggugat membalas surat pemberitahuan tersebut pada tanggal 13 Juli 2010 yang menyatakan bahwa penggugat tidak pernah menjual tanah sebagaimana dimaksud kepada siapapun. Lalu turut tergugat menjadwalkan pertemuan antara penggugat dengan tergugat I, namun tergugat I tidak hadir.
5 5 Setelah penggugat melakukan klarifikasi kepada tergugat III mengenai Akta Jual Beli (AJB) tanah miliknya, diketahui ternyata AJB tersebut berdasar atas Surat Kuasa Menjual dengan pemberi kuasa atas nama penggugat dan penerima kuasa adalah suami tergugat, yang telah dilegalisasi oleh Notaris Tuan Gunawan Wibisono, S.H, tergugat II, pada 15 Maret 2006 dengan Nomor Legalisasi 39/L/III/2006. Dalam persidangan, penggugat membantah telah membuat Surat Kuasa Menjual kepada suaminya dan tidak pernah menghadap kepada tergugat II untuk melegalisasi, dibuktikan dengan menunjukkan paspor yang menerangkan bahwa pada saat penandatanganan Kuasa Menjual yang dilegalisasi tersebut, penggugat berada di Singapura. Lebih lanjut penggugat juga menyatakan bahwa tanda tangan yang tertera dalam Surat Kuasa Menjual tersebut bukan tanda tangan dirinya dan suaminya. Dan dokumen pendukung seperti KTP serta kartu keluarga, bukan milik penggugat serta suami. Namun berdasarkan Surat Kuasa Menjual yang dilegalisasi oleh tergugat II tersebut telah menimbulkan produk hukum lain yaitu Akta Jual Beli dan Akta Kuasa Jual yang dibuat oleh tergugat III. Atas dasar fakta tersebut, penggugat mengajukan gugatan kepada PN Surakarta. Dalam salah satu gugatan, penggugat memohon kepada mejelis hakim untuk menyatakan dan menetapkan secara hukum bahwa Surat Kuasa Menjual dibawah tangan yang dilegalisasi tertanggal 15 Maret 2006 batal.
6 6 Pada 23 Mei 2011, majelis hakim Pengadilan Negeri Surakarta membacakan putusan yang pada salah satu pokoknya menyatakan Surat Kuasa Menjual di bawah tangan tertanggal 15 Maret 2006 dari pemberi kuasa Ny. Dra. Noes Soediono kepada penerima kuasa Tuan Ir. Soediono yang dilegalisasi oleh Gunawan Wibisono,S.H., Notaris di Surabaya dengan Nomor Legalisasi 39/L/III/2006 adalah batal demi hukum. Berdasarkan putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surakarta perkara Nomor 151/Pdt.G/2010/PN.Ska tersebut, para tergugat mengajukan upaya hukum banding ke Pegadilan Tinggi Semarang. Dalam putusan tertanggal 19 Desember 2011, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Semarang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Surakarta tanggal 23 Mei 2011 Nomor 151/Pdt.G/2010/PN.Ska. Selanjutnya para Tergugat mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan Nomor 1753 K/Pdt/2012. Dalam putusan kasasi, Mejelis Hakim menyatakan menolak kasasi Pemohon Kasasi. 4 Salah satu kewenangan notaris adalah melegalisasi surat dibawah tangan yang dibawa oleh penghadap dan mendaftarkannya di buku khusus legalisasi. Setelah surat dibawah tangan tersebut dilegalisasi, maka kekuatan pembuktian surat tersebut menjadi kuat, karena telah berubah menjadi otentik, walaupun tidak sekuat akta otentik yang dibuat oleh notaris langsung. Lalu bagaimana dengan permohoan penggugat kepada majelis hakim untuk membatalkan Surat Kuasa Menjual yang dilegalisasi tersebut? 4 Putusan Pengadilan Negeri Surakarta No.Reg 151/Pdt.G/2010/PN.Ska., Putusan Pengadilan Tinggi Semarang Nomor 411/Pdt/2011/PT.Smg dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 1753 K/Pdt/2012.
7 7 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan Penulis angkat dalam penelitian ini adalah: 1. Apa kaedah hukum Putusan Mahkamah Agung Nomor 1753 K/Pdt/2012? 2. Bagaimana akibat hukum terhadap produk hukum yang timbul berdasar Surat Kuasa Menjual yang dibatalkan dalam putusan Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1753 K/Pdt/2012? C. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan oleh penulis diketahui bahwa telah ada beberapa penelitian yang membahas mengenai pembatalan akta notaris bedasarkan putusan pengadilan. Namun dalam penelitian ini, penulis mengambil referensi dari putusan pengadilan yang berbeda dan diharapkan dapat melengkapi penelitian yang telah ada sebelumnya. Penelitian yang berkaitan dengan Pembatalan Akta Notaris pernah dilakukan oleh: 1. Andi Auliya Jusman, Analisis Yuridis Pembatalan Akta Notaris, Tesis, Universitas Gadjah Mada, 2009, dengan rumusan masalah sebagai berikut: a. Faktor apa yang dapat membatalkan akta Notaris? b. Tanggung jawab Notaris terhadap pembatalan akta? Penelusuran penulis mengenai tesis Analisis Yuridis Pembatalan Akta Notaris tahun 2009 mengambil lokasi penelitian di Pengadilan Negeri Makasar, dengan hasil penelitian yaitu faktor yang dapat membatalkan akta Notaris adalah tidak terpenuhinya syarat formil dan syarat materiil dalam pembuatan akta
8 8 sehingga dapat dikatakan sebagai akta yang cacat hukum. Terhadap akta yang dibatalkan tanggung jawab Notaris meliputitanggung jawab pidana, tanggung jawab perdata dan tanggung jawab secara administrasi. 2. Abu Tasar, Tinjauan Terhadap Pembatalan Akta Perikatan Jual Beli Yang Dibuat Notaris Sebagai Pejabat Umum Dengan Putusan Hakim (Studi Kasus Putusan No. 86/PDT/G/2002 Pengadilan Negeri Yogyakarta, Putusan No. 75/PDT/2003/PTY Pengadilan Tinggi Yogyakarta dan Putusan No K/PDT/2004 Mahkamah Agung), Tesis, Universitas Gadjah Mada, 2010, dengan rumusan masalah sebagai berikut: a. Apa dasar pertimbangan Hakim dalam memutus perkara pembatalan akta Notaris tentang Perikatan jual Beli? b. Apakah akibat hukum dari putusan pengadilan terhadap Notaris dan para pihak? Kesimpulan dari tesis ini membahas tentang dasar pertimbangan Hakim dalam memutus perkara pembatalan akta jual beli berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata. Perikatan jual beli yang dibuat oleh Notaris tidak memenuhi salah satu syarat sahnya perjanjian yaitu sebab yang halal karena obyek perikatan dalam sengketa. Akibat hukum pembatalan akta jual beli bagi tergugat adalah membayar ganti rugi kepada penggugat dan Hakim menyatakan sita jaminan terhadap tanah beserta bangunan rumah milik tergugat serta membayar biaya perkara, terhadap Notaris akta jual beli yang dibuatnya dinyatakan batal demi hukum.
9 9 3. Muhammad Rizky Akbar Harahap, Analisis Yuridis Terhadap Akta Notaris Yang Dibatalkan Melalui Putusan Pengadilan (Studi KasusTerhadap Putusan Pengadilan No. 75/Pdt.G/2006/PN.MDN) Tesis, Universitas Gadjah Mada, 2010, dengan rumusan masalah sebagai berikut: a. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan akta otentik dibatalkan melalui putusan pengadilan No. 75/Pdt.G/2006/PN.MDN? b. Bagaimanakah akibat hukum terhadap akta yang dibatalkan melalui putusan pengadilan No. 75/Pdt.G/2006/PN.MDN? c. Bagaimanakah tanggung jawab Notaris terhadap aktanya yang dibatalkan melalui putusan pengadilan No. 75/Pdt.G/2006/PN.MDN? Dengan hasil kesimpulan faktor yang menyebabkan akta Notaris dibatalkan yaitu adanya perbuatan wantprestasi dan perbuatan melawan hukum, sehingga akibat hukum terhadap Notaris yang aktanya dibatalkan adalah kesepakatan maupun perjanjian yang ada pada akta tersebut menjadi batal dan tidak berlaku, Notaris hanya dibebankan pertanggungjawaban untuk mengembalikan surat-surat berharga yang dititipkan kepadanya. 4. Martha., Gugatan Pembatalan Akta Notaris di Pengadilan Negeri Yogyakarta (Studi Kasus Putusan Nomor 18/Pdt.G/2004/PN.YK), Tesis, Universitas Gadjah Mada, 2014, dengan rumusan masalah : a. Apakah yang menjadi alasan hukum gugatan perkara No.18/Pdt.G/2004/PN.YK?
10 10 b. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam memutus perkara No. 18/Pdt.G/2004/PN.YK? c. Bagaimanakah akibat hukum bagi para pihak dengan adanya putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta atas gugatan perkara No.18/Pdt.G/2004/PN.YK? Dengan kesimpulan bahwa alasan hukum pada perkara gugatan pembatalan akta Notaris di Pengadilan Negeri Yogyakarta yaitu perbuatan melawan hukum dan salinan akta yang tidak sesuai dengan minuta akta akibat ketergesa-gesaan dalam pengetikan, yang mana pada saat itu para Penggugat memaksa untuk sesegera mungkin diberikan salinan akta. Dasar pertimbangan Hakim dalam memutus perkara gugatan pembatalan akta Notaris di Pengadilan Negeri Yogyakarta adalah pembuktian di muka persidangan yang mana akta Notaris menjadi alat bukti bagi Para Tergugat sehingga Hakim mengabulkan eksepsi Para Tergugat dan memutus gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaar) dengan pertimbangan gugatan Para Penggugat tidak disusun secara sempurna sehingga gugatan Para Penggugat tidak jelas dan kabur (Obscuur libel). Akibat hukum bagi Para Pihak dengan adanya putusan pengadilan adalah dikabulkannya eksepsi Para Tergugat, serta dengan tidak diterimanya gugatan Para Penggugat maka Akta Nomor 23 tanggal 6 Agustus 1997 tentang Perjanjian Kredit tetap sah mengikat para pihak dan Para Penggugat dihukum untuk membayar biaya perkara.
11 11 Walaupun inti dari permasalahan yang diteliti sama, yaitu mengenai pembatalan akta notaris berdasarkan putusan pengadilan, namun penelitian tesis saya ini disusun berdasarkan kasus dan putusan dari Pengadilan yang berbeda, sehingga pada akhirnya mendapat sebuah analisis, penjabaran, dan kesimpulan yang berbeda. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat melengkapi dan mengembangkan perbendaharaan ilmu hukum, khususnya bidang kajian ilmu kenotariatan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan juga penulis mendapatkan pemahaman yang lebih mengenai gugatan pembatalan akta yang diajukan ke Pengadilan Negeri, serta menambah khasanah perpustakaan khususnya tentang berbagai hal kenotariatan bagi pihak-pihak yang terkait dengan Notaris. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian penulis dalam karya ilmiah ini adalah: 1. Untuk mendalami serta memahami kedah hukum yang terkandung dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 1753 K/Pdt/2012 tersebut.
12 12 2. Untuk memahami akibat sert konsekuensi hukum terhadap produk hukum yang timbul berdasar Surat Kuasa Menjual yang dibatalkan oleh putusan Mahkamah Agung Nomor : 1753 K/Pdt/2012.
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan notaris sangat penting ditengah-tengah masyarakat. Notaris memberikan jaminan kepastian hukum pada masyarakat menyangkut pembuatan akta otentik. Akta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam menjalankan hubungan hukum terhadap pihak lain akan membutuhkan suatu kesepakatan yang akan dimuat dalam sebuah perjanjian, agar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk dalam lapangan atau bidang hukum perdata. Semua cabang hukum yang termasuk dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti jual beli, hibah, dan lain-lain yang menyebabkan adanya peralihan hak milik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kepemilikan terhadap harta benda baik bergerak maupun tidak bergerak diatur secara komplek dalam hukum di Indonesia. Di dalam hukum perdata, hukum adat maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum maupun perbuatan hukum yang terjadi, sudah barang tentu menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya kehidupan manusia dalam bermasyarakat, banyak sekali terjadi hubungan hukum. Hubungan hukum tersebut, baik peristiwa hukum maupun perbuatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam mencapai kebutuhan hidupnya saling berinteraksi dengan manusia lain. Masing-masing individu dalam berinteraksi adalah subjek hukum yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akta-akta yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris bersifat autentik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran jabatan Notaris dikehendaki oleh aturan hukum dengan tujuan untuk membantu dan melayani masyarakat yang membutuhkan alat bukti tertulis yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan budaya manusia yang telah mencapai taraf yang luar biasa. Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti saat sekarang ini merupakan wujud dari perkembangan budaya manusia yang telah mencapai taraf yang luar biasa. Di dalamnya manusia bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut Mr.A.Pitlo adalah rangkaian ketentuan-ketentuan, dimana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia yang meninggal dunia maka hak dan kewajibannya demi hukum akan beralih kepada ahli warisnya. Hak dan kewajiban yang dapat beralih adalah hak dan kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian dan perlindungan hukum menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan dengan tegas, dalam Pasal 1 angka 3, bahwa Indonesia adalah Negara yang berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dalam perkembangan jaman yang semakin maju saat ini membuat setiap orang dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas diri dan kualitas hidupnya. Salah
Lebih terperinciA.Latar Belakang Masalah
A.Latar Belakang Masalah Setiap manusia hidup mempunyai kepentingan. Guna terpenuhinya kepentingan tersebut maka diperlukan adanya interaksi sosial. Atas interaksi sosial tersebut akan muncul hak dan kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri. Manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak pernah lepas dari interaksi dengan sesama. Bahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 diperbaharui dan dirubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris yang untuk selanjutnya dalam penulisan
Lebih terperinciBAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS
BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS A. Kedudukan Notaris Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (UUJN), menyebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan suatu hal yang erat hubungannya dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, karena manusia bertempat tinggal, berkembang biak, serta melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan secara tegas bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Notaris sebagai pejabat umum merupakan salah satu organ Negara yang dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum kepada masyarakat, teristimewa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatur kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Hubungan antara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan hukum dalam mengatur kehidupan masyarakat sudah dikenal sejak masyarakat mengenal hukum itu sendiri, sebab hukum itu dibuat untuk mengatur kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara berkembang yang masih berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pembangunan merupakan salah satu bentuk
Lebih terperincimemperhatikan pula proses pada saat sertipikat hak atas tanah tersebut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
101 kepemilikannya, bertujuan untuk memberikan kepastian hukum terhadap sertipikat hak atas tanah dan perlindungan terhadap pemegang sertipikat hak atas tanah tersebut. Namun kepastian hukum dan perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut juga termasuk mengatur hal-hal yang diantaranya hubungan antar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah merupakan negara hukum, dimana hukum mempunyai kedudukan paling tinggi dalam segala hal. Keberadaan hukum tersebut juga termasuk mengatur hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesepakatan-kesepakatan di bidang ekonomi. Kesepakatan-kesepakatan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian Transaksi bisnis, dewasa ini sangat berkembang di Indonesia. Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi untuk melakukan suatu transaksi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pasal 1 ayat (3). Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum. berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (3). Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia akan berhadapan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak milik atas tanah sangat penting bagi negara, bangsa dan rakyat Indonesia sebagai masyarakat yang sedang membangun ke arah perkembangan industri. Tanah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain berkewajiban untuk menghormati dan tidak mengganggunya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia ( naturlijk person) sebagai subjek hukum merupakan pendukung hak dan kewajiban sehingga dapat melakukan perbuatan hukum. Mempunyai atau menyandang hak dan kewajban
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA NOTARIIL. Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA NOTARIIL 2.1 Pengertian Akta Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta dan dalam bahasa Inggris disebut act atau deed. Secara etimologi menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pemerintah. Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara hukum dimana kekuasaan tunduk pada hukum. Sebagai negara hukum, maka hukum mempunyai kedudukan paling tinggi dalam pemerintahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belanda yaitu sejak tahun 1908 pada saat Vendu Reglement diumumkan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Lelang sebagai suatu kelembagaan telah dikenal saat pemerintahan Hindia Belanda yaitu sejak tahun 1908 pada saat Vendu Reglement diumumkan dalam Staatsblad
Lebih terperinciDisusun. Oleh: C PROGRAM FAKULTAS HUKUM
REKAYASAA SURAT KUASA DALAM JUAL BELI TANAH (Studi Putusan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor 151/Pdt.G/2010/PN.Ska) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 15 Januari Dalam Perubahan Undang-Undang Nomor 30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah mengalami beberapa kali revisi sejak pengajuannya pada tahun 2011, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 30
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merupakan akhir dari perjalanan kehidupan seorang manusia dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses hidup manusia secara kodrati berakhir dengan suatu kematian yang merupakan akhir dari perjalanan kehidupan seorang manusia dan menimbulkan akibat hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam masyarakat, individu yang satu senantiasa berhubungan dengan individu yang lain. Dengan perhubungan tersebut diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. notaris merupakan pejabat umum yang mendapatkan delegasi kewenangan. yang tidak memihak dan penasehat hukum yang tidak ada cacatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Negara sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada warga negaranya. Di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum diungkapkan dengan sebuah asas hukum yang sangat terkenal dalam ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan hukum dalam mengatur kehidupan masyarakat sudah dikenal sejak masyarakat mengenal hukum itu sendiri, sebab hukum itu dibuat untuk mengatur kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perlindungan hukum. Salah satu yang perlu mendapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara hukum, hampir semua aspek kehidupan di masyarat Indonesia ini sudah ada aturan hukum yang mengaturnya. Hukum diciptakan tidak hanya untuk mengatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu perjanjian tertulis merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam perjalanan hidupnya pasti akan mengalami peristiwa hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah kejadian, keadaan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa Indonesia. Kasus ini dilatarbelakangi perjanjian pinjam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada hari Senin tanggal 17 Juni 2013 menjatuhkan putusan batal demi hukum atas perjanjian yang dibuat tidak menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Negara Indonesia adalah negara hukum. Semua Warga Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Negara Indonesia adalah negara hukum. Semua Warga Negara Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dimuka hukum, dan wajib mematuhi hukum yang berlaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk membuat akta otentik dan akta lainnya sesuai dengan undangundang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. Notaris sebagai pejabat umum dipandang sebagai pejabat publik yang menjalankan profesinya dalam pelayanan hukum kepada masyarakat, untuk membuat akta otentik dan
Lebih terperinciFUNGSI NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA YANG DIBUBUHI DENGAN CAP JEMPOL SEBAGAI PENGGANTI TANDA TANGAN
FUNGSI NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA YANG DIBUBUHI DENGAN CAP JEMPOL SEBAGAI PENGGANTI TANDA TANGAN Oleh : I Gede Ngurah Mas Wiranata I Wayan Novy Purwanto Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian Anak merupakan karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kedua orang tuanya. Setiap anak tidak hanya tumbuh dan berkembang dalam sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak atau menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut, sebagaimana
Lebih terperinciHal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06
P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya dengan surat wasiat maupun tanpa surat wasiat. 2. Pewaris meninggalkan harta kekayaannya yang akan diterima oleh ahli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waris merupakan proses berpindahnya hak milik dari orang meninggal kepada ahli warisnya yang hidup, baik peninggalan berupa harta maupun hakhak syariah. 1 Pewaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang besar bagi kehidupan manusia. Manusia akan beralih dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang besar bagi kehidupan manusia. Manusia akan beralih dari kehidupan tradisional kekehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan kewenangan lainnya, yang ditentukan oleh Undang-Undang. Keberadaan Notaris sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugas, fungsi dan kewenangan Notaris. Mereka belum bisa membedakan tugas mana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum faham terhadap pengertian, tugas, fungsi dan kewenangan Notaris. Mereka belum bisa membedakan tugas mana yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun untuk melaksanakan usaha, seperti untuk tempat perdagangan, bidang pertanahan dijalankan oleh Badan Pertanahan Nasional.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan, baik langsung untuk kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Hartanti Sulihandari dan Nisya Rifiani, Prinsip-Prinsip Dasar Profesi Notaris, Dunia Cerdas, Jakarta Timur, 2013, hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada warga. organ pemerintah yang melaksanakan tugas dan kewenangannya agar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada warga negaranya. Di dalam menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris 2
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pengaturan mengenai Lembaga Notariat diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Penjelasan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik, sejauh pembuatan akta otentik tersebut tidak dikhususkan kepada pejabat umum lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam pelaksanaan administrasi pertanahan data pendaftaran tanah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pelaksanaan administrasi pertanahan data pendaftaran tanah yang tercatat di Kantor Pertanahan harus sesuai dengan keadaan atau status sebenarnya mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kemauan pihak-pihak tersebut (Subekti, 1979:7-8). Selain lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-sehari adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari interaksi antara satu dengan yang lain. Interaksi sehari-hari itu dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam setiap hubungan hukum kehidupan masyarakat, baik dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akta otentik sebagai alat bukti terkuat dan terpenuh mempunyai peranan penting dalam setiap hubungan hukum kehidupan masyarakat, baik dalam berbagai hubungan bisnis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat memerlukan kepastian hukum. Selain itu, memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang, seiring meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua akta adalah otentik karena ditetapkan oleh undang-undang dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua akta adalah otentik karena ditetapkan oleh undang-undang dan juga karena dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat umum. Tugas dan pekerjaan notaris sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemiliknya kepada pihak lain. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peralihan hak atas tanah merupakan suatu perbuatan hukum yang dilakukan dengan tujuan untuk mengalihkan hak kepemilikan atas tanah dari pemiliknya kepada pihak
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK UMUM Pelaksanaan pemungutan Pajak yang tidak sesuai dengan Undang-undang perpajakan akan menimbulkan ketidakadilan
Lebih terperinci: KAJIAN YURIDIS PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAAD HAKIM DALAM PERKARA NO.
Judul : KAJIAN YURIDIS PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAAD HAKIM DALAM PERKARA NO. 13/Pdt.G/2009/PN. Skh Disusun oleh : Rani Permata Sari NPM : 13101115 FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) saat ini, membuat masyarakat tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah pejabat umum yang bernama Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) saat ini, membuat masyarakat tidak asing lagi dengan keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perikatan di dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata. perikatan yang lahir dari undang undang. Akibat hukum suatu perikatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Perikatan di dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata membedakan dengan jelas antara perikatan yang lahir dari perjanjian dan perikatan yang lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaminan akan kepastian hukum terhadap perbuatan dan tindakan sehari-hari,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masyarakat mulai menyadari arti pentingnya sebuah jaminan akan kepastian hukum terhadap perbuatan dan tindakan sehari-hari, sehingga banyak orang yang menuangkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Pada tahun 2015 Mahkamah Agung telah mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pelayanan Terpadu Sidang Keliling Pengadilan Negeri dan Pengadilan
Lebih terperinciPENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK
PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK UMUM Pelaksanaan pemungutan Pajak yang tidak sesuai dengan Undang-undang perpajakan akan menimbulkan ketidakadilan
Lebih terperinciBAB VII PERADILAN PAJAK
BAB VII PERADILAN PAJAK A. Peradilan Pajak 1. Pengertian Keputusan adalah suatu penetapan tertulis di bidang perpajakan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) menentukan secara tegas bahwa negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 1 ayat (3) menentukan secara tegas bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi di Negara Republik Indonesia yang ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gejolak ekonomi di Negara Republik Indonesia yang ditandai dengan penurunan nilai rupiah terhadap nilai dolar Amerika yang dimulai sekitar bulan Agustus 1997, telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum adalah kehendak untuk bersikap adil (recht ist wille zur gerechttigkeit).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan secara tegas bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Mochtar Kusumaatmadja mengatakan
Lebih terperinciHeru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa
Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa... 473 Kewajiban pihak yang satu adalah menyerahkan barangnya untuk dinikmati oleh pihak yang lain, sedangkan kewajiban pihak yang terakhir ini adalah membayar harga
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK UMUM Pelaksanaan pemungutan Pajak yang tidak sesuai dengan Undang-undang perpajakan akan menimbulkan ketidakadilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu sumber alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena fungsi dan perannya mencakup berbagai aspek kehidupan serta penghidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi hukum termasuk didalamnya profesi Notaris, merupakan suatu profesi khusus yang sama dengan profesi luhur lainnya yakni profesi dalam bidang pelayanan kesehatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Notaris sangat penting dalam membantu menciptakan kepastian dan perlindungan hukum bagi masyarakat, karena Notaris sebagai pejabat umum berwenang untuk membuat
Lebih terperinciPERANAN AKTA PERALIHAN HAK DENGAN GANTI RUGI OLEH NOTARIS DALAM PROSES PENDAFTARAN HAKNYA
30 BAB II PERANAN AKTA PERALIHAN HAK DENGAN GANTI RUGI OLEH NOTARIS DALAM PROSES PENDAFTARAN HAKNYA A. Fungsi Akta PHGR Oleh Notaris 1. Kewenangan Notaris dalam membuat Akta PHGR Notaris adalah pejabat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum (Rechstaat). Landasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum (Rechstaat). Landasan yuridis sebagai negara hukum ini tertera pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kegiatannya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari tidak
1 A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Manusia dalam kegiatannya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari tidak lepas dari keterikatan dengan sesamanya. Setiap individu mempunyai kehendak dan kepentingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang baik dengan sengaja maupun tidak, harus dapat dimintakan pertanggungjawaban terlebih lagi yang berkaitan
Lebih terperinciBAB 4 PENERAPAN UITVOERBAAR BIJ VOORRAAD
BAB 4 PENERAPAN UITVOERBAAR BIJ VOORRAAD 4.1. POSISI KASUS 4.1.1. Para Pihak Para pihak yang berperkara dalam kasus gugatan perdata ini diantaranya adalah: 1) Penggugat Pihak yang menjadi Penggugat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum sebagai kaidah atau norma sosial yang tidak terlepas dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan pencerminan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1. Hal itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1 Hal itu menegaskan bahwa pemerintah menjamin kepastian hukum dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan disebut dengan UUJNP, sedangkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia kenotariatan di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup diminati oleh masyarakat. Lembaga Kenotariatan adalah salah satu lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan
BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan akan tanah menjadi suatu hal yang sangat penting dan saat ini menjadi suatu hal yang primer. Tanah dapat diperjualbelikan asalkan terdapat kepastian hukum dan perlindungan hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi saat ini, peran notaris sebagai pejabat umum pembuat akta yang diakui secara yuridis oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat keseimbangan dari kepentingan-kepentingan tersebut dalam sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sosial yang dialami, setiap manusia memiliki kepentingankepentingan tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan dan keinginannya untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sengketa atau konflik hakekatnya merupakan bentuk aktualisasi dari suatu perbedaan dan atau pertentangan antara dua pihak atau lebih. Sebagaimana dalam sengketa perdata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung untuk selalu hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung untuk selalu hidup berkelompok (bermasyarakat). Kehidupan bermasyarakat menuntut manusia untuk saling berinteraksi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keyakinan akan tanah sebagai sumber kehidupan sehingga dapat dicermati
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada sebagian orang, tanah dianggap sesuatu yang sakral karena adanya keyakinan akan tanah sebagai sumber kehidupan sehingga dapat dicermati pula tanah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang pendirian PT. PT didirikan oleh dua orang atau lebih, yang dimaksud
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Definisi otentik Perseroan Terbatas (PT) ditemukan dalam Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT), pasal ini menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan jasa notaris, telah dibentuk Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat terhadap penggunaan jasa notaris, telah dibentuk Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum diungkapkan dengan sebuah adagium yang sangat terkenal dalam ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan hukum dalam mengatur kehidupan masyarakat sudah dikenal sejak masyarakat mengenal hukum itu sendiri, sebab hukum itu dibuat untuk mengatur kehidupan
Lebih terperinciBerdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya disebut UUJN) disebutkan bahwa y
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum yang mempunyai berbagai macam profesi yang bergerak di bidang hukum. Profesi di bidang hukum merupakan suatu profesi yang ilmunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan hubungan satu sama lain dalam berbagai bentuk. Hubungan tersebut dapat dilakukan antara individu
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor 521/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. m e l a w a n
P U T U S A N Nomor 521/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada peradilan tingkat banding telah menjatuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan hukum dalam mendukung jalannya roda pembangunan maupun dunia usaha memang sangat penting. Hal ini terutama berkaitan dengan adanya jaminan kepastian hukum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam kebersamaan dengan sesamanya.
Lebih terperinci