MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 103/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 ACARA PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A RABU, 15 JANUARI 2014
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 103/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat [Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 28 ayat (1)] terhadap Undang-Undang Dasar 1945 PEMOHON 1. Otto Cornelis Kaligis 2. Y.B. Purwaning M. Yanuar 3. Bharata Ramedhan, dkk ACARA Perbaikan Permohonan (II) Rabu, 15 Januari 2014, Pukul 13.33 13.50 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Patrialis Akbar (Ketua) 2) Arief Hidayat (Anggota) 3) Muhammad Alim (Anggota) Ida Ria Tambuan Panitera Pengganti i
Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Y.B. Purwaning M. Yanuar 2. Slamet Yuwono 3. Heru Mahyudin 4. Medora Cahya Nugra Henti 5. Bharata Ramedhan ii
SIDANG DIBUKA PUKUL 14.33 WIB 1. KETUA: PATRIALIS AKBAR Perkara Mahkamah Konstitusi Nomor 103/PUU-XI/2013 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Pemohon kenalkan siapa yang hadir. 2. KUASA HUKUM PEMOHON: Y. B. PURWANING M. YANUAR Terima kasih, Yang Mulia. Yang hadir pada saat ini, nama saya Y. B. Purwaning M. Yanuar, kemudian di sebelah ujung kanan ada Bharata Ramedhan, di sebelah kanan saya Medora Cahya Nurgra Henti. Terima kasih. 3. KETUA: PATRIALIS AKBAR Baik. Pemohon, ya, perbaikan permohonan sudah kami terima di meja Majelis dan sesuai dengan tenggang waktu yang sudah ditentukan. Silakan kalau Pemohon ingin menyampaikan sedikit highlight-nya tentang apa saja yang diubah dan positanya juga demikian, silakan. 4. KUASA HUKUM PEMOHON: Y. B. PURWANING M. YANUAR Baik, Yang Mulia. Setelah kami mempelajari lagi dengan lebih cermat permohonan asal yang kami majukan dan setelah menerima masukan Yang Mulia Majelis Hakim pada sidang pertama kami memutuskan, kami mengambil sikap untuk melakukan beberapa revisi. Pertama, Pemohon yang tadinya 6 orang sekarang hanya menjadi 1 orang, hanya menjadi Saudara Prof. Dr. O.C. Kaligis dengan pertimbangan bahwa yang bersangkutan bertindak selaku Direktur Utama Kantor Hukum O.C. Kaligis sebagaimana ternyata dari Akte Pendirian Firma Hukum O.C. Kaligis, satu. Kemudian (...) 5. KETUA: PATRIALIS AKBAR Jadi berubah dari perseorangan menjadi badan hukum privat? 1
6. KUASA HUKUM PEMOHON: Y. B. PURWANING M. YANUAR Perseorangan, tetap perseorangan, tetapi tadinya kan 6 orang sekarang (...) 7. KETUA: PATRIALIS AKBAR Sendiri? Oke. 8. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Sendiri dan sisanya menjadi kuasa hukumnya. 9. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oh, ya. 10. KUASA HUKUM PEMOHON: Y. B. PURWANING M. YANUAR Jadi surat kuasa sudah kami majukan ke Panitera. Kemudian yang berikutnya mengenai pasal yang kami majukan untuk diuji tadinya Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Advokat, sekarang hanya menjadi 2 ayat (1) Undang-Undang Advokat. Kemudian secara lebih rinci akan disampaikan oleh rekan kami. Terima kasih, Yang Mulia. 11. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya, silakan. 12. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Terima kasih untuk kesempatannya, Majelis. Pada tanggal 11 Desember 2013 yang lalu kita telah mendapatkan masukan-masukan beberapa yang sifatnya teknis masalah pemilihan kata-kata dan beberapa bersifat fundamental. Seperti sudah diterangkan rekan saya salah satu perubahan fundamental yang telah kita buat adalah perubahan pihak yang tadinya 6 pihak sekarang hanya 1 pihak Bapak O.C. Kaligis, mewakili Kantor O.C. Kaligis and Associate. Adapun alasan kita melakukan perubahan itu sebagai keterangan tambahan untuk Majelis Hakim adalah untuk memperkuat dan menutup celah segala argumentasi masalah legal standing. Karena kami merasa yang paling berkepentingan, yang paling menderita kerugian dari interpretasi tidak konstitusionalnya pasal dari Undang-Undang Advokat ini yang paling berkepentingan dan mempunyai legal standing adalah Bapak O.C. Kaligis. 2
Jadi itu adalah perubahan fundamental kita yang pertama. Perubahan fundamental yang kedua adalah mengenai petitum. Pada persidangan sebelumnya yang dipertanyakan oleh Majelis Hakim adalah apakah ini adalah challenge konstitusional mutlak atau konstitusional bersyarat? Apakah ini tidak konstitusional mutlak atau tidak konstitusional bersyarat? Dan melalui permohonan revisi kami telah memperjelas bahwa ini adalah konstitusional... inkonstitusional tidak bersyarat, pasal dari Undang-Undang Advokat yang kita challenge adalah tidak konstitusional bersyarat, dan syaratnya adalah tergantung apabila pasal yang kita challenge ini diikuti makna apakah organisasi advokat akan bekerja sama dengan pihak ketiga yang bisa berbentuk badan hukum atau perorangan, bentuknya bisa formal maupun informal. 13. KETUA: PATRIALIS AKBAR Dalam hal pendidikan, ya? 14. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Dalam hal pendidikan. Jadi masalahnya kita kerucutkan hanya pada masalah pendidikan, kita tidak mengkontes Peradi sebagai organisasi advokat, tapi yang kita challenge adalah khusus dan kita kerucutkan pada permasalah kewenangannya dalam memberikan pendidikan. 15. KETUA: PATRIALIS AKBAR Baik. 16. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Dan bunyi Pasal 2 ayat (1) dari Undang-Undang Advokat yang kita challenge ini tidak serta-merta bertentangan dengan Undang-Undang Dasar, tetapi ada kemungkinan penafsiran yang membuat pasal tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Dasar. 17. KETUA: PATRIALIS AKBAR Namanya itu konstitusional bersyarat tadi. 18. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Ya. Betul, Majelis dan perubahan itu ( ) 3
19. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya, silakan. 20. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Oke, dan perubahan itu kita lakukan sesuai dengan nasihat Majelis Hakim dan kami berterima kasih atas masukan tersebut. 21. KETUA: PATRIALIS AKBAR Baik, cukup? 22. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Ada satu hal lagi yang ingin kita tambahkan. Sehubungan dengan hal tersebut adalah batu uji kita bukan hanya Pasal 28C ayat (1), tetapi juga Pasal 28D ayat (2). Jadi bukan saja masalah pendidikan, Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Tapi juga mengenai equality before the law, mengenai kepastian menerima hukum dan perlakuan yang adil yang diatur di dalam Pasal 28D ayat (2) Undang-Undang Dasar kita. 23. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke. 24. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Perubahan fundamental yang ketiga adalah di persidangan sebelumnya Majelis Hakim mempertanyakan letak kerugian kita apa, gitu. Dan mereka Majelis Hakim meminta kami untuk memperjelas dan di halaman 12 hasil permohonan revisi sudah kami jelas rentetan faktual yang memberikan legal standing kepada klien kami. Ada satu masukan yang diberikan oleh Majelis Hakim adalah jangan terlalu terjun ke fakta. Kita tak terjun ke fakta hanya semata-mata untuk membuktikan legal standing, Majelis Hakim. Dan kami mengerti masukan Majelis Hakim dan kita tetap konsisten terhadap fakta-fakta yang akan kita gunakan sebagai batu pijakan untuk legal standing. Jadi itu masalah kerugian sudah kita pertajam di halaman 12. Selanjutnya adalah sifatnya benar-benar teknis dan itu sudah kita masukkan. Contohnya seperti pada masa lampau Majelis Hakim meminta kami untuk menambahkan hukum-hukum sekunder yang dapat memperkuat teori mengapa terjadi pertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Dan kita merujuk kepada beberapa konvesi hukum internasional, 4
merujuk juga kepada kita merujuk ke Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang mengatur mengenai pemerolehan pendidikan sesuai minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya. Kami juga melakukan perujukan kepada International Covenant Human Rights, dan juga International Covenant on Economic and ECOSOC. Kita melakukan rujukan ke sana semata-mata sebagai ( ) 25. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya, boleh-boleh saja. 26. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Dasar hukum sekunder, bukan sebagai hukum yang mengikat, Majelis. Dan begitulah perubahan-perubahan yang kita lakukan, Majelis Hakim. Apabila ada pertanyaan, kita siap mencoba membantu Majelis Hakim. 27. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya, enggak usah dibantu, nanti kita pelajari. 28. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Oke. 29. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ini Gajah Bharata kartu advokatnya belum ada kelihatannya? Coba nanti dikasih ke panitera ya. 30. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Baik. 31. KETUA: PATRIALIS AKBAR Dilampirkan biar lengkap. 32. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Baik. 5
33. KETUA: PATRIALIS AKBAR Cuma satu saja, yang lain sudah ada. 34. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Oke, kecuali mau ada yang ditambahkan oleh rekan saya Medora. Sudah cukup, Majelis Hakim. 35. KETUA: PATRIALIS AKBAR Sudah cukup ya. Baik, jadi kami Bapak ada? Jadi kami akan melaporkan ya ke Pleno persidangan ini untuk dipertimbangkan apakah persidangan ini untuk kita lanjutkan atau bagaimana. Nanti Saudara sebagai kuasa hukum tinggal menunggu panggilan ya, sesuai dengan urutan. Jadi ya perkara-perkaranya juga banyak. Nanti akan diberitahukan untuk persidangan selanjutnya. Kalau ini di persidangan nanti akan bisa dilanjutkan misalnya. Silakan Saudara mempersiapkan apakah itu yang namanya saksi ataukah Ahli, terserah ya. Kalau Ahli misalnya, itu nanti CV-nya jangan lupa sampaikan keahliannya dalam bidang apa. Jadi sebelum sidang disampaikan dahulu ke kepaniteraan. Kalaupun saksi juga begitu. Nah, saksi ini biasanya adalah orang yang juga merasakan adanya kerugian dari praktik akibat implementasi atau akibat inkonstitusional. Kalau di sini kan tidak, tidak inkonstitusional. Tapi adalah apa inkonstitusional bersyarat, boleh diajukan saksi maupun ahli ya. Nanti nama-namanya disampaikan ke kepaniteraan ya sebelum sidang. Menurut catatan dari panitera bahwa bukti yang disampaikan oleh Pemohon ini adalah bukti tertulis ya, P-1 sampai dengan P-6, betul? Coba cek ya. P-1 sampai P-6, masih ada tambahan bukti atau enggak kira-kira? 36. KUASA HUKUM PEMOHON: MEDORA CAHYA NUGRA HENTI Satu bukti, Yang Mulia. 37. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ada, apa itu? 38. KUASA HUKUM PEMOHON: MEDORA CAHYA NUGRA HENTI Ini naskah akta pendirian ( ) 6
39. KETUA: PATRIALIS AKBAR Akta pendirian O.C. Kaligis Cs.? 40. KUASA HUKUM PEMOHON: MEDORA CAHYA NUGRA HENTI Ya. 41. KETUA: PATRIALIS AKBAR Ya, Itu juga yang akan kami sampaikan tadi atas satu hal. Ya silakan nanti ke panitera ya sampaikan. 42. KUASA HUKUM PEMOHON: MEDORA CAHYA NUGRA HENTI Siap, Yang Mulia. 43. KETUA: PATRIALIS AKBAR Tapi paling enggak P-1 sampai dengan P-6 sudah kita terima. Jadi kita terima dahulu sebagai bukti resmi di persidangan ini. Nanti tambahan nanti akan diingatkan lagi, akan kita sahkan di kemudian hari ya. 44. KUASA HUKUM PEMOHON: MEDORA CAHYA NUGRA HENTI Ya. 45. KETUA: PATRIALIS AKBAR Karena P-1 sampai dengan P-6 ini merupakan bagian dari pertimbangan Majelis. Tapi kalau memang itu sudah siap, boleh, biar sekaligus kita sahkan. Karena ini akan menjadikan bahan untuk ya pertimbangan, apakah kasus ini dilanjutka, apa tidak. Jadi, itu sebagai bukti P-7, ya? Nasegel-nya sudah? Nasegel-nya sudah ada? 46. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Sudah, Yang Mulia. 47. KETUA: PATRIALIS AKBAR Sudah. Itu dijadikan P-7? 7
48. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Ya. 49. KETUA: PATRIALIS AKBAR Oke, ya. Oke. Kasih dulu ke Panitera. Coba dicek dulu, Pak Eddy. Ini Pak Mba Purwaning ini teman lama saya ini. Masih concern ya beracara terus? Dik, Dik, tolong, Dik, satu lagi itu. Ya, ini ada aslinya apa namanya sudah di salinannya P-7, ya? Cuma ini Heru Mahidin belum tanda tangan ini satu orang? Ya, nanti disusul saja. Ya, boleh. Ini sudah dinasegel, ini aslinya sudah ada, ya. Oke, baik. Jadi, P-1 sampai dengan P-7. Ya, kita sahkan dengan catatan Saudara Heru segera tanda tangan setelah ini. Ada lagi yang mau disampaikan sebelum ditutup? Cukup? 50. KUASA HUKUM PEMOHON: BHARATA RAMEDHAN Tidak ada, Yang Mulia. 51. KETUA: PATRIALIS AKBAR KETUK PALU 1X Baik, ya. Dengan demikian, persidangan selanjutnya tinggal menunggu panggilan secara resmi. Nanti akan diberitahukan segera. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 13.50 WIB Jakarta, 15 Januari 2014 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d. Rudy Heryanto NIP. 19730601 200604 1 004 Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 8