Judul : Pengaruh Role Stress pada Turnover Intentions Auditor Dengan Komitmen Afektif sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada KAP di Provinsi Bali) Nama : Putu Shaini Kusuma Sudarmawan NIM : 1306305137 ABSTRAK Kinerja auditor sangat mempengaruhi kinerja suatu KAP. Namun kinerja ini sering dipengaruhi oleh keinginan berpindah auditor (turnover itentions). Turnover intentions auditor memiliki dampak peningkatan biaya pada KAP serta penurunan efisiensi dan efektifitas KAP. Turnover intentions yang digunakan pada penelitian ini adalah avoidable turnover intentions. Turnover intentions auditor dipicu role stress akibat role conflict, role ambiguity, role overload yang dialami oleh auditor.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman role stress pada turnover intentions, serta penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah komitmen afektif akan memoderasi pengaruh role stress pada turnover intentions. Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di IAPI wilayah Bali dan masih aktif hingga tahun 2016. Pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling yaitu auditor yang memiliki pengalaman bekerja selama 1 tahun tanpa dibatasi oleh jabatan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei. Teknik analisis data yang digunakan adalah dan Uji MRA (Moderating Regression Analysis). Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa role conflict berpengaruh positif pada turnover intentions, role ambiguity berpengaruh positif pada turnover intentions, role overload berpengaruh positif pada turnover intentions auditor pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali. Penelitian ini juga menemukan bahwa komitmen afektif mampu memperlemah pengaruh role conflict dan role overload pada turnover intentions namun tidak mampu memoderasi pengaruh role ambiguity pada turnover intentions. Kata kunci: role conflict, role ambiguity, role overload, role stress, turnover intentions, komitmen afektif
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii iv vi vii ix x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Kegunaan Penelitian... 7 1.5 Sistematika Penulisan... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 9 2.1.1 Teori peran... 9 2.1.2 Traditional turnover theory... 10 2.1.3 Role stress... 11 2.1.4 Turnover intetions... 15 2.1.5 Komitmen afektif... 18 2.1.6 Profesi Akuntan Publik... 19 2.2 Hipotesis Penelitian... 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 25 3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 26 3.3 Objek Penelitian... 26 3.4 Identifikasi Variabel... 26 3.5 Definisi Operasional Variabel... 27 3.6 Jenis dan Sumber Data... 31 3.6.1 Jenis data... 31 3.6.2 Sumber data... 31 3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel... 32 3.7.1 Populasi... 32
3.7.2 Sampel... 33 3.7.3 Metode penentuan sampel... 33 3.8 Metode Pengumpulan Data... 33 3.9 Teknis Analisis Data... 34 3.9.1 Analisis statistik deskriptif... 34 3.9.2 Uji instrumen penelitian... 35 3.9.3 Uji asumsi klasik... 36 3.9.4 Uji Moderating Regression Analysis (MRA). 37 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum KAP di Provinsi Bali... 41 4.1.1 Sejarah KAP di Provinsi Bali... 41 4.1.1 Struktur organisasi KAP di Provinsi Bali... 43 4.2 Data Penelitian... 44 4.2.1 Deskripsi responden... 44 4.2.2 Karakteristik responden... 45 4.3 Analisis Statistik Deskriptif... 46 4.4 Uji Instrumen Penelitian... 48 4.4.1 Uji validitas... 48 4.4.2 Uji reliabilitas... 49 4.5 Uji Asumsi Klasik... 50 4.5.1 Uji normalitas... 50 4.5.2 Uji heteroskedastisitas... 52 4.6 Analisis Regresi... 53 4.6.1 Analisis regresi moderasi/moderating Regression Analysis (MRA)... 53 4.7 Pembahasan Hasil Penelitian... 62 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 69 5.2 Saran... 71 DAFTAR RUJUKAN... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 79
DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 3.2 Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Bali pada Tahun 2016... 26 4.1 Data Pengambilan dan Pengembalian Kuisioner... 45 4.2 Karakteristik Responden... 45 4.3 Hasil Statistik Deskriptif... 46 4.4 Hasil Uji Validitas... 48 4.5 Hasil Uji Reliabilitas... 50 4.6 Hasil Uji Normalitas... 51 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 53 4.8 Hasil Analisis Regresi Moderasi/ Moderating Regression Analysis (MRA)... 53 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi... 56 4.10 Hasil Uji Kelayakan Model... 56
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Desain Penelitian... 25
DAFTAR GRAFIK No. Grafik Halaman 3.1 Jumlah Auditor pada KAP di Bali (2014-2016)... 2
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Kuisioner... 79 2. Data Ordinal... 86 3. Data Interval... 91 4. Statistik Deskriptif... 96 5. Uji Validitas... 97 6. Uji Reliabilitas... 102 7. Uji Asumsi Klasik... 103 8. Uji Moderating Regresion Analysis (MRA)... 104
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu perusahaan, keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia di dalamnya. Begitu pula dengan Kantor Akuntan Publik (KAP), kinerja suatu KAP sangat ditentukan oleh kinerja auditor didalamnya. Dalam beberapa kasus kinerja KAP yang baik dapat dirusak oleh perilaku auditor yang sulit ditanggulangi oleh KAP. Bentuk perilaku tersebut salah satunya ialah keinginan berpindah (turnover intentions) yang akan berakibat pada keputusan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya. Keinginan berpindah pekerjaan (turnover intentions) merupakan keinginan individu untuk meninggalkan perusahaan dan mencari alternatif pekerjaan lain (Toly, 2001). Turnover intentions atau keinginan untuk berpindah merupakan pemberhentian karyawan secara tetap dari perusahaan atas dasar keinginan sendiri (avoidable voluntary turnover) ataupun yang dilakukan oleh perusahaan atau tidak sukarela (unavoidable voluntary turnover). Keinginan perpindah ini dapat terjadi karena ketidaknyamanan yang dirasakan karyawan dalam menjalankan tugasnya, peluang kerja yang besar serta adanya pekerjaan yang lebih menjanjikan. Hal tersebut yang akan dijadikan acuan bagi individu dalam mengambil tindakan meninggalkan perusahaan. Penelitian Anggita (2014) menunjukkan tingginya tingkat turnover intentions yang terjadi di 18 KAP di kota Semarang selama tahun 2010-2012, hal tersebut 1
ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah auditor yang berpindah dari KAP ke perusahaan. Rata-rata peningkatan presentase turnover intentions auditor di Semarang yaitu 12, 86 % dari tahun 2010 sampai 2011 dan 6, 53% dari tahun 2011 sampai 2012. Tingkat turnover intentions yang tinggi akan menimbulkan banyak kerugian bagi KAP seperti timbulnya berbagai biaya tambahan seperti biaya perekrutan, seleksi, dan pelatihan staf baru. Hal ini dapat mengganggu efisiensi operasional KAP, terlebih jika auditor yang berpindah merupakan, auditor yang memiliki keterampilan dan pengalaman yang baik. Fenomena turnover intentions rupanya juga telah dialami oleh lingkungan KAP di Provinsi Bali, jumlah auditor pada tiga tahun terakhir terus berkurang. Penurunan jumlah auditor tersebut dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 1.1 Jumlah Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali (2014-2016) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 90 73 Sumber: Data primer diolah, (2016) 64 2014 2015 2016 Jumlah auditor 2
Penurunan jumlah auditor tersebut dipengaruhi pula oleh penutupan 2 Kantor Akuntan Publik yang beroperasi di Bali serta berkurangnya jumlah auditor pada beberapa KAP di Provinsi Bali. Pada dasarnya KAP akan berusaha untuk mengurangi tingkat perputaran pada auditornya. Berbagai penelitian telah dilakukan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi turnover intentions auditor di Indonesia. Pada penelitian Belkaoui (1989), terdapat sekitar 85% profesional akuntan yang bergabung dalam KAP besar telah meninggalkan pekerjaanya dan beralih ke alternatif pekerjaan lain. Besarnya tingkat perpindahan atau penghentian hubungan kerja tersebut dilatar belakangi oleh tekanan peran (role stress) yang dialami auditor. Terkait dengan teori peran dalam Lubis (2014 :50) peran sosial menggambarkan hak, tugas, kewajiban, dan perilaku yang sesuai dengan orang yang memegang posisi tertentu dalam konteks sosial tertentu. Profesi auditor merupakan profesi yang memiliki peranan penting khususnya dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas informasi keuangan maupun laporan keuangan suatu entitas. Pendapat dari auditor sangat diperlukan oleh pengguna laporan keuangan seperti investor dan kreditur sebelum mengambil keputusan. Beragamnya tuntutan serta kompleksnya tingkat pekerjaan yang dibebankan pada auditor menyebabkan auditor berpotensi mengalami role stress. Role stress merupakan seberapa luas ekspektasi serangkaian peran anggota organisasi adalah tidak jelas (ambiguous) atau tidak melakukan pekerjaan lapangan auditor sesuai satu dengan lainnya (conflict) (Glissmeyer, 2007). Role stress memiliki tiga dimensi yakni konflik peran 3
(role conflict), ketidakjelasan peran (role ambiguous) dan beratnya tekanan dalam pekerjaan (role overload). Auditor memiliki dua peran yaitu sebagai anggota profesi yang harus bertindak sesuai dengan kode etik dan hukum, dan sebagai seorang karyawan dalam sebuah kantor akuntan publik dengan sistem pengendalian dan peraturan juga norma-norma yang berlaku. Peran ganda tersebut menyebabkan auditor sering berada pada posisi yang bertentangan. Konflik peran dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan bisa menurunkan motivasi kerja karena mempunyai dampak negatif terhadap perilaku individu, seperti timbulnya ketegangan kerja, banyaknya terjadi perpindahan, penurunan kepuasan kerja sehingga bisa menurunkan kinerja auditor secara keseluruhan (Fanani dkk., 2008). Begitu pula dengan beban penugasan yang diberikan pada auditor dimana saat seorang auditor junior tidak memiliki informasi dan arahan yang jelas mengenai penugasannya maka mereka akan mengalami ketidak jelasan peran (role ambiguity). Role overload mengacu pada kelebihan beban kerja audior yang tidak sesuai dengan kemampuan auditor tersebut. Banyaknya tekanan yang dialami oleh auditor akan meningkatkan rasa ketidaknyamanannya dalam bekerja sehingga akan berakhir pada keinginan untuk berpindah dan mencari alternatif pekerjaan lain. Hal ini didukung oleh penelitian Glissmeyer (2007), dan Hopkins (2010), Ksama (2016) yang menghasilkan bukti empiris bahwa role stress berpengaruh terhadap keinginan berpindah auditor. Terdapat ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu mengenai hubungan antara role stress pada turnover intentions. Penelitian Fogarty et al. (2000) 4
menyatakan hubungan positif antara role conflict, role ambiguity, role overload dengan keinginan berpindah. Hal tersebut didukung oleh penelitian Basri (2012), Ksama (2016), Hopkins (2010), yang menghasilkan bukti empiris pengaruh postitif role stress pada turnover intentions. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bartunek & Reynolds (1983), Collins & Killugh (1992), serta Rebble & Michaels (1990) dalam Rahmiati (memberikan bukti yang meragukan hubungan tersebut. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Murtiasri (2006) yang mengindikasikan tidak adanya hubungan antara role stress terhadap turnover intentions. Adanya inkonsistensi hasil penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi turnover intentions mendorong penulis untuk menambahkan komitmen afektif sebagai variabel pemoderasi hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, dimana variabel moderasi ini nantinya dapat memperkuat atau bahkan memperlemah hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Alasan penulis memilih komitmen afektif sebagai pemoderasi ialah karena komitmen afektif merupakan salah satu komitmen organisasi yang memiliki korelasi yang paling kuat dengan turnover intention dibandingkan dengan komitmen normatif dan komitmen kalkulatif (Salim, 2009). Lubis (2014 :55) menyatakan bahwa diantara ketiga jenis komitmen organisasi komitmen afektif adalah jenis yang diinginkan oleh perusahaan. Komitmen afektif akan terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi ikatan emosional (emotional attachment) atau psikologis terhadap organisasi. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan seorang karyawan memiliki komitmen afektif yang tinggi,akan 5
memiliki loyalitas, yaitu karyawan mempunyai komitmen afektif akan cenderung tetap bertahan (bekerja dalam perusahaan) dan mengurangi tingkat turnover intention perusahaan. Begitu banyaknya faktor-faktor yang memengaruhi turnover intentions ini mendorong penulis untuk melakukan pengujian kembali namun hanya dengan menggunakan variabel role stress serta penulis juga menambahkan komitmen afektif sebagai variabel pemoderasi yang dapat memperkuat ataupun memperlemah hubungan antara variabel bebas pada variabel terikat. Penulis menggunakan studi kasus pada auditor KAP di Bali melihat jumlah auditor yang menurun pada tiga tahun terakhir yang penulis anggap dapat merefleksikan fenomena turnover intentions. Maka dari itu penulis menarik judul penelitian Pengaruh Role Stress pada Turnover Intentions Auditor dengan Komitmen Afektif sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada KAP di Provinsi Bali). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan oleh peneliti diatas, maka di dapat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah role stres berpengaruh terhadap turnover intentions? 2) Apakah komitmen afektif mampu memoderasi pengaruh antara role stress pada turnover intentions? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah serta rumusan masalah penelitian ini, maka yang menjadi tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 6
1) Untuk mengetahui pengaruh role stress terhadap turnover intentions. 2) Untuk mengetahui komitmen afektif mampu memoderasi pengaruh antara role stree pada turnover intentions. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini memberikan kontribusi yang mendukung teori peran dan traditional turnover theory dengan fenomena yang berhubungan mengenai pengaruh role stress pada turnover intentions serta komitmen afektif sebagai variabel moderasi. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini memberikan kontribusi praktis bagi KAP terutama dalam mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku auditor serta kondisi kerja yang dapat memicu role conflict, role ambiguity, dan role overload sehingga memicu timbulnya intensi untuk berpindah (turnover intentions) dari Kantor Akuntan Publik tempat auditor bekerja. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana semua bab memiliki hubungan yang saling berkaitan antar bab satu dengan bab yang lainnya. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 7
Pendahuluan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini yaitu teori peran dan traditional turnover theory, role stress, komitmen afektif serta turnover intentions. Bab ini juga membahas mengenai rujukan penelitian terdahulu dan menghasilkan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dan pembahasannya yang meliputi gambaran umum Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali, responden penelitian, karakteristik responden, pembahasan hasil penelitian mengenai statistik deskriptif, uji instrumen, uji asumsi klasik, uji regresi sederhana, uji MRA, uji koefisien determinasi, uji F dan uji t. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 8
Bab ini berisi simpulan dan saran yaitu berupa simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran yang dapat diberikan atas simpulan tersebut. 9