Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai keberagaman produk kerajinan di daerah setempat sebagai anugerah Tuhan 2.1 Menunjukkan rasa ingin tahu, sikap santun dan memiliki motivasi internal dalam menggali informasi tentang keberagaman karya kerajinan daerah setempat sebagai wujud cinta tanah air dan bangga pada produk Indonesia 2.2 Menghargai perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam merancang dan membuat karya kerajinan. 2.3 Menunjukkan kemauan bertoleransi, disiplin dan bertanggung jawab dalam penggunaan alat dan bahan, serta teliti dan rapi saat melakukan karya kerajinan dengan memperhatikan estetika produk akhir. 3.1 Memahami desain dan pengemasan karya kerajinan dari bahan limbah organik basah atau kering berdasarkan konsep dan prosedur sesuai wilayah setempat 4.1 Membuat karya kerajinan dan pengemasan dari bahan limbah organik basah atau kering berdasarkan desain sesuai wilayah setempat Indikator 1.1.1 Bersemangat dan serius mempelajari keberagaman produk kerajinan di daerah setempat 2.1.1 Menunjukkan rasa antusias dalam menggali informasi tentang keberagaman karya kerajinan daerah setempat 2.2.1 Menunjukkan menghargai perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam merancang dan membuat karya kerajinan 2.3.1 Mengekspresikan sikap bertoleransi, disiplin dan bertanggung jawab dalam penggunaan alat dan bahan, serta teliti dan rapi saat melakukan karya kerajinan dengan memperhatikan estetika produk akhir 3.1.1 Menjelaskan penggolongan hasil limbah dilihat dari kondisi wilayahnya 3.1.2 Menjelaskan proses pengolahan limbah organik 3.1.3 Mengenal beberapa kerajinan dari bahan limbah organik 3.1.4 Menjelaskan fungsi dan prinsip utama kemasan untuk produk kerajinan dari bahan limbah organik 4.1.1 Merencanakan pembuatan karya kerajinan gantungan kunci dari bahan serbuk sabut kelapa 4.1.2 Menyiapkan bahan dan alat karya kerajinan gantungan kunci dari bahan serbuk sabut kelapa 4.1.3 Membuat karya kerajinan gantungan kunci dari bahan serbuk sabut kelapa
PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH ORGANIK Pembuatan produk kerajinan di setiap wilayah tentunya berbeda dengan wilayah lainnya. Masing-masing daerah memiliki ciri khas kerajinan yang menjadi unggulan daerahnya. Hal ini tentu dikarenakan sumber daya limbah organik dari masing-masing daerah berbeda. Di bawah ini merupakan penggolongan hasil limbah organik dilihat dari kondisi wilayahnya, yaitu : 1. Daerah pesisir pantai/laut misalnya : cangkang kerang laut, sisik ikan, tulang ikan, tempurung kelapa, sabut kelapa, dan lainnya. 2. Daerah pegunungan misalnya : kulit buah-buahan. 3. Daerah pertanian misalnya : jerami padi, kulit jagung, batang daun singkong, kulit bawang, dan lainnya. 4. Daerah perkotaan misalnya : kertas, kardus, kulit kacang, kulit kayu, serbuk gergaji, serutan kayu, dan lainnya. Proses pengolahan masing-masing bahan limbah organik secara umum sama, prosesnya yaitu : 1. Pemilahan bahan limbah organik Pemilahan bahan sebelum diolah bertujuan untuk menyesuaikan dengan tujuan penggunaan bahan yang dirancang sebelumnya 2. Pembersihan limbah organik Proses ini dilakukan agar limbah organik yang terseleksi bersih dari sisa bahan yang telah dimanfaatkan sebelumnya 3. Pengeringan Limbah organik basah biasanya dikeringkan di bawah sinar matahari agar kadar airnya hilang 4. Pewarnaan Jika dalam desain diperlukan bahan limbah yang diberi warna maka bahan limbah perlu diwarnai terlebih dahulu sebelum diproses sebagai produk kerajinan 5. Pengeringan setelah pewarnaan Pengeringan ini diperlukan agar warna pada bahan baku dapat kering sempurna dan tidak luntur 6. Finishing sebagai proses akhir agar siap pakai Bahan limbah yang sudah kering dapat difinishing agar mudah diproses sebagai karya Beberapa kerajinan dari bahan limbah organik di bawah ini merupakan contoh dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan baru. 1. Limbah kulit jagung Kulit jagung merupajkan limbah organik basah, maka kulit jagung memeiliki kandungan air yang tinggi. Cara pengolahannya dengan proses sederhana dan relatif mudah yaitu dengan panas sinar matahari hingga kering. Setelah kering kulit jagung dapat diarnai, lalu dikeringkan, dan disterika agar lembarannya dapat terlihat labih halus dan rata agar
mudah dibentuk. Beberapa produk kerajinan dari limbah kulit jagung yaitu, bunga, boneka, hiasan pensil, penghias wadah, bingkai foto, sandal, anyaman untuk keranjang atau tas, dan bentuk kerajinan lainnya. 2. Limbah kertas Kertas merupakan bagian dari limbah organik kering. Hal ini karena kertas dapat teruarai dalam tanah. Sifat kertas memiliki pori-pori yang lebar sehingga mudah hancur, selain itu mudah menyerap air dalam waktu singkat. Kandungan lemnya tidak begitu besar sehingga tidak menghalanginya untuk proses pelapukan. Meskipun kertas mudah hancur jika terkena air, namun jika digunakan sebagai bahan dasar produk kerajinan kertas dapat diolah sedemikian rupa agar tidak mudah hancur, yaitu dengan menambah kandunga lemnya atau zat pelindung anti air seperti melanin/politur, dapat pula dengan dilapisi plastik. Hal ini dimaksudkan agar produk kerajinan yang dihasilkan dari kertas dapat tahan lama, tidak mudah rusak, dan terlihat lebih kuat sehingga unsur kelemahan yang ada pada kertas tidak nampak, sedangkan keunikan limbah kertasnya dapat dipertahankan. Beberapa karya kerajinan dari limbah kertas diantaranya, keranjang, vas bunga, sandal, wadah serbaguna, bunga, hiasan dinding, wadah tisu, taplak, boneka, dan masih banyak yang lain. 3. Limbah jerami Pengolahan jerami hampir sama dengan limbah jenis daun-daunan atau kulit buah, karena jerami pun memiliki kandungan air, maka pengolahan yang paling sederhana dilakukan dengan menjemurnya di bawah sinar matahari langsung. Jerami dapat pula diberi warna dengan menggunakan pewarna tekstil. Produk kerajinan dari limbah jerami ini dapat diolah menjadi berbagai bentuk hiasan dinding, bunga, bingkai foto, wadah serbaguna, wadah pensil, dan sebagainya. 4. Limbah sisik ikan Limbah sisik ikan bisa dijadikan sebagai bahan utama pembuatan aksesori seperti : anting-anting, cincin, kalung, bros, dan gelang. Hasilnya lebih terlihat unik, artistik, dan menarik. Namun dapat pula dikembangkan menjadi bentuk-bentuk penghias kartu atau wadah serbaguna juga miniatur hewan. 5. Limbah cangkang kerang Hasil dari limbah cangkang kerang adalah kerajinan yang unik dan disukai banyak orang. cangkang kerang yang berukuran kecil dan pipih dapat dibuat sebagai pelapis tempat sabun, pengias frame foto atau cermin, kap lampu, kotak perhiasan, aneka lampu, dan lainnya. Sedangkan kerang-kerang yang berukuran sedang dapat dijadikan sebagi tirai, replika hewan, bunga, miniatur bangunan, dan masih banyak lagi.
6. Limbah tempurung kelapa Kerajinan tempurung kelapa banyak dijual untuk dijadikan buah tangan dengan berbagai macam bentuk. Mulai dari aksesoris wanita seperti jepitan, bingkai foto, tas, sandal ingga perabotan rumah tangga seperti : sendok garpu, piring, mangkuk, gelas, sendok sayur/nasi, nampan, dan asbak. Selain itu tempurug kelapa juga bisa dibentuk menjadi penutup lampu, jam dinding, dan aneka bentuk lainnya. Dengan sentuhan seni yang sangat halus, hasil kerajinan tempurung kelapa tersebut terlihat sangat artistik. Bahkan hasilnya bisa berupa ragam bentuk dengan berbagai model dan ukuran, beragam bentuk model manik-manik/kancing, dan lain sebagainya. Kemasan menjadi bagian penting dari sebuah karya. Hanya dalam beberapa detik saja sebuah kemasan dapat merubah cara pikir seseorang untuk memiliki ketertarikan tinggi terhadap sebuah produk. Kemasan memiliki 4 fungsi utama, yaitu : 1. Menjual produk 2. Melindungi produk 3. Memudahkan penggunaan produk 4. Memperindah penampilan produk Kemasan tidak hanya berupa wadah namun juga pelangkap dengan tujuan karya dapat terlihat lebih dominan. Penting untuk dipahami bahwa karya yang diperuntukkan untuk dijual, maka kemasan harus lebih berguna untuk melindungi karya dari kerusakan, sedangkan jika untuk dipamerkan maka kemasan sebagai penunjang karya utama dan tidak boleh mendominasi dari pada karya utamanya. Berkarya membuat gantungan kunci dari limbah serbuk sabut kelapa a. Perencanaan Sabut kelapa pada industri rumah tangga seperti industri pembuatan minyak kelapa memang menjadi produk sampingan yang biasanya hanya akan menjadi bahan bakarnya. Kondisi itu dapat juga dikatakan sabut kelapa menjadi limbah organik yang memiliki nilai guna rendah. Serbuk kelapa yang teksturnya sama dengan serbuk gergaji dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan limbah organik. Salah satunya dengan membuat gantungan kunci. b. Pelaksanaan 1. Bahan dan alat Sabut kelapa Lem kayu Ember/mangkok Lesung dan penumbuk Sendok Cetakan
Kait gantungan kunci Pisau/cutter Lem tembak Aksesoris tambahan 2. Cara pembuatan Ambil sabut kelapa Cari serbuknya, boleh menggunakan teknik menumbuk di lesung. Sabut dicari bagian lunaknya kemudian ditumbuk sehingga serbuknya terpisah dari seratnya. Pilah serbuknya agar tidak bercampur dengan serat sabut kelapa Campurkan serbuknya dengan lem kayu dengan perbandingan 5 berbanding 1 Setelah campuran merata, siapkan cetakan lalu masukkna campuran kedalam cetakan Keluarkan campuran dari cetakan dan jemur di bawah sinar matahari Tunggu sampai kering Setelah kering, buat lubang dengan pisau untuk tempat pengait besi ditempelkan Gantungan kunci yang sudah berisi pengait bisa ditambahkan aksesoris lain agar lebih menarik Gantungan kunci yang sudah jadi dikemas dengan plastik bening, atau bisa ditempatkan pada kotak kemasan yang transparan Sumber Pustaka : Paresti, Suci dkk. 2014. Prakarya SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Jakarta : Kemendikbud. Halaman 17 49 Dan sumber lainnya yang diunduh dari internet.