POTENSI FRAUD DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA & RUJUKAN TINGKAT LANJUT (FKTP&FKTL)

dokumen-dokumen yang mirip
PENCEGAHAN FRAUD DALAM PELAKSANAAN JKN KOMISI VIII

HASIL DISKUSI KOMISI VIII

FRAUD PMK NO.36 TAHUN 2015 TENTANG FRAUD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

ETIKA PROFESI DOKTER DALAM ERA JKN

ETIKA DAN PROFESIONALISME DI BIDANG KEDOKTERAN

Pencegahan Kesalahan, Kecurangan & Korupsi Dalam JKN

ETIKA PROFESI DOKTER, tantangan dan harapan.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2015

FRAUD DALAM BPJS. Dr Wening Prastowo SpF

SISTEM ANTI FRAUD. dalam Implementasi Permenkes 36/2015. BUDI SAMPURNA Kompartemen Hukum, Advokasi dan Mediasi PERSI

PERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Oleh : dr. H. Edy Sugiarto, M. Kes - Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon - Ketua IDI Kota Cirebon

PERAN IDI DALAM MELAKSANAKAN KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA TERKAIT PROSES VERIFIKASI BPJS

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL TIMUR

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL BARAT

RS DAN FRAUD DALAM JKN: PROFESIONAL, MORAL DAN MASLAHAT. Tonang Dwi Ardyanto

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL:

Pencegahan Korupsi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Niken Ariati Fungsional Direktorat Penelitian dan Pengembangan Jakarta, 8 Oktober 2015

HARAPAN dan ALTERNATIF KONSEP PROGRAM JKN di MASA MENDATANG *pandangan pengelola rumah sakit

HARAPAN-KENYATAAN & SOLUSI JKN (Terkait Regulasi) SUNDOYO, SH, MKM, MH KOMPARTEMEN HUKUM PERSI

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

Topik 2 Kebijakan Mutu dan Fraud di Era Jaminan Kesehatan Nasional Apakah berpindah dari Pencegahan ke Penindakan?

Pembangunan sistem pencegahan fraud/korupsi menurut Permenkes 36/2015 harus melalui 3 hal yakni:

Elise Garmelia Surabaya, 26 Maret, D3, Ahli Madia Perekam Kes, S1 FKM, S1-Sos, S2 Kebijakan Publik, S3 Manajemen Sains (in Progres)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

DUKUNGAN REGULASI DALAM PENGUATAN PPK PRIMER SEBAGAI GATE KEEPER. Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada

Peran Dinas Kesehatan dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/ KIS di Daerah

IMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL. dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

UPAYA MELINDUNGI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DARI KORUPSI (TERMASUK GRATIFIKASI DAN FRAUD)

Inovasi PERSI dalam Mutu Pelayanan Kesehatan di RS dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional

PERAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DALAM MENCEGAH FRAUD DI RUMAH SAKIT. Dr.dr.Sutoto,M.Kes

HASIL MONITORING DAN EVALUASI SEMESTER I TAHUN Bandung, 25 Agustus 2015

RANGKUMAN RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) 2015 REGIONAL TIMUR

MEKANISME PENYELESAIAN PERSELISIHAN KLAIM DI BPJS KESEHATAN

POTENSI FRAUD DAN MORAL HAZARD DALAM PENYELENGGARAAN JKN BPJS KESEHATAN

dr. Ganung Harsono, Sp.A (K)

TANTANGAN DAN HARAPAN DOKTER UMUM DI ERA JKN

PERAN DINKES DALAM SISTEM JAMINAN KESEHATAN. Yulita Hendrartini

2016, No Penunjang Subbidang Sarpras Kesehatan Tahun Anggaran 2016 perlu disesuai dengan perkembangan dan kebutuhan hukum; c. bahwa berdasar p

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

Peran PERSI dalam upaya menyikapi Permenkes 64/2016 agar Rumah sakit tidak bangkrut. Kompartemen Jamkes PERSI Pusat Surabaya, 22 Desember 2016

Perbaikan sistem pembiayaan kesehatan era JKN menuju Universal Health Coverage

Peta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN

PERAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT DAN BPJS KESEHATAN DALAM PERCEPATAN VERIFIKASI. Andi Afdal Abdullah Kepala Grup MPKR

KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

MENGOPTIMALKAN FUNGSI KODER DALAM MEMPERCEPAT CLAIM

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

PENGGUNAAN DATA DALAM MENDUKUNG PELAYANAN KESEHATAN. dr. TOGAR SIALLAGAN, MM KEPALA GRUP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH

SATOE BOELAN BERSAMA JKN. ARSADA PUSAT RDP/RDPU Komisi IX DPRRI Senayan,20 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Anggaran Belanja Sektor Kesehatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta

Optimalisasi Pembayaran Prospektif Dalam JKN. Donald Pardede

Ketersediaan Obat dalam Penyelenggaraan JKN: Formularium Nasional dan. e-catalogue Obat

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

: Sekretaris Daerah Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

BAB VII PENUTUP. Kesimpulan komponen masukan yaitu: tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

REFLEKSI 2 TAHUN JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)

Kasus-kasus Perselisihan antara Hak Pasien dan Standar Biaya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Pelaksanaan Ujicoba Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan. Oleh: Kartika Widyastuti Kepala Unit MPKP

PERAN PERSI DAN PERSI DAERAH. Dr.dr.Sutoto,M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Fraud Pada Pelayanan Kesehatan Era JKN dan Upaya Pencegahannya. Andi Afdal Abdullah Kepala Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

KESIAPAN & STRATEGI RUMAH SAKIT SWASTA MENGHADAPI JKN

KEBIJAKAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

DALAM SISTEM. Yulita Hendrartini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Lampiran 1. PEDOMAN WAWANCARA

Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi Bagi Peserta JKN

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN. Pembukaan Majenas II SPN

KEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PRIMER. Dr. Maya A.Rusady,M.Kes,AAK Direktur Pelayanan

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Regulasi Terkait Pembiayaan di Era JKN-KIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERAN BPJS KESEHATAN DALAM PENCEGAHAN FRAUD DAN ABUSE DALAM SISTEM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

panduan praktis Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes Penuhi Syarat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

panduan praktis Pelayanan Ambulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 19 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

PENGALAMAN BAIK KOTA TANGERANG DALAM PENYEDIAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH SERTA TANTANGAN YANG DIHADAPI PASKA PEMBERLAKUAN JKN

Reviews on Pharmaceutical Policy at Healthcare Facilities under Jaminan Kesehatan Nasional. Local findings

Transkripsi:

POTENSI FRAUD DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA & RUJUKAN TINGKAT LANJUT (FKTP&FKTL) Hasil Sidang Komisi VIII Rakerkesnas Regional Barat, Batam

Pengertian Fraud dalam JKN Tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk mendapatkan keuntungan dari sistim pembiayaan jaminan kesehatan nasional melalui perbuatan curang yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Fraud dapat terjadi: Peserta Provider (FKTP, FKRTL, dll) Penyelenggara (BPJS) Industri Farmasi

Bentuk-Bentuk Potensi Fraud di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) meliputi: 1. Upcoding 2. Cloning 3. Phantom billing 4. Inflated bills 5. Service unbundling or fragmentation 6. Self-referral 7. Repeat billing 8. Length of stay 9. Type of room charge 10. Cancelled services 11. No medical value 12. Standard of care 13. Unnecessary treatment 14. Phantom Visit 15. Phantom procedur 16. Readmisi 17. Manipulasi tanggal pelayanan 18. Melakukan rujukan untuk keuntungan pihak tertentu 19. Meminta tambahan biaya pada pasien yang menerima manfaat sesuai haknya

Bentuk-Bentuk Potensi Fraud di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) 1. Memanfatkan dana kapitasi tidak sesuai dengan ketentuan peraturan. 2. Memanipulasi klaim pada pelayanan yang dibayar secara non kapitasi. 3. Menerima komisi atas rujukan ke FKRTL. 4. Menarik biaya dari peserta yang seharusnya telah terjamin dalam biaya kapitasi dan/atau non kapitasi sesuai dengan standar tarif yang ditetapkan. 5. Melakukan rujukan pasien yang tidak sesuai dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan tertentu. 6. Melakukan upaya pemindahan peserta ke FKTP tertentu. 7. Tidak melaporkan perubahan sumber daya yang berpengaruh terhadap pembayaran kapitasi

Bentuk-Bentuk Potensi Fraud Pada Peserta Pemalsuan identitas Pasien memaksa untuk dirujuk dan atau pemeriksaan penunjang medis

Bentuk-Bentuk Potensi Fraud Pada BPJS Kesehatan Kolusi antara RS dengan verifikator Mengurangi benefit Mengarahkan peserta ke FKTP tertentu Memindahkan peserta dari satu FKTP ke FKTP lain tanpa sepengetahuan peserta Penyimpangan pada proses credentialing Klaim Puskesmas non kapitasi tidak dibayar oleh BPJS Kesehatan Memperlambat pembayaran klaim ke Faskes

Bentuk-Bentuk Potensi Fraud Pada Industri Farmasi Ketidaktersediaan obat (ada permainan stock obat) Keterlambatan distribusi obat

POKOK-POKOK MASALAH 1. Standarisasi 2. Pemahaman (Konsep Pembayaran & Fraud) 3. Monitoring & Evaluasi 4. Penyelesaian Masalah & Penetapan Fraud 5. Peran Dinkes & SPI 6. Nilai Nilai Budaya/Etika Organisasi 7. Penganggaran 8. Role Model Faskes 9. Sanksi

STANDARISASI INPUT 1 Belum ada pedoman pencegahan fraud dan Monev 2 Belum disusun Juknis tentang Pengadaan Obat melalui E- Katalog 3 Sudah ada beberapa pedoman, namun belum sempurna (Juknis INA CBG s, Manlak JKN, Verifikasi, Pemanfaatan Dana Kapitasi) Tersusunnya pedoman pencegahan fraud dan Monev Mendorong disusunnya Juknis tentang pengadaan obat melalui E-Katalog oleh LKPP Disempurnakan (Reviu berkala) Kemenkes Maret LKPP Kemenkes & BPJSK Juni - Agustus

STANDARISASI INPUT (2) 4 Belum sempurnanya besaran tarif 5 Belum terakomodasinya pelayanan pelayanan baru pada tarif yang berlaku Tarif ditinjau kembali secara berkala a. Pedoman Tarif untuk pelayanan Baru b. Layanan baru harus dilaporkan ke Tim HTA Kemenkes dan Tim Tarif untuk mendapatkan rekomendasi Kemenkes Kemenkes November Sesuai dengan usulan

STANDARISASI INPUT (3) 6 Sebagian Kebijakan-Kebijakan baru yang disusun tidak melibatkan stakeholders dan tidak disosialisasikan terlebih dahulu (contoh: aktivasi kepesertaan) Setiap proses pembuatan kebijakan baru melibatkan stakeholders dan disosialisasikan terlebih dahulu BPJSK 7 Belum lengkapnya: a. PNPK Dilengkapi PNPK Kemenkes & Organisasi Profesi Setiap ada kebijakan baru Sesuai roadmap Ditjen BUK b. PPK Dilengkapi PPK RS Sesuai roadmap Ditjen BUK c. CP Dilengkapi CP untuk kasus-kasus tertentu RS Sesuai roadmap Ditjen BUK

STANDARISASI INPUT (4) 8 Kompetensi dokter, verifikator dan coder terhadap ICD a. Mengusulkan tentang ICD masuk ke dalam Kurikulum Pendidikan Dokter & Spesialis b. Melakukan pelatihan kepada coder dan verifikator BPJSK, Kemendikti April-Des (Kurikulum menyesuaikan dengan kesiapan Dikti) 9 Belum seluruh Faskes terstandarisasi di sumber daya dan mutu a. Menerapkan kebijakan akreditasi untuk Faskes (mutu) b. Pemenuhan standar sumber daya primer sesuai ketentuan Dinkes Prov, Kab/Kota

STANDARISASI PROSES 1 Pemahaman terhadap standar/regulasi yang sudah ada (Juklak, Juknis, Manlak) 2 Pemahaman terhadap konsep pembayaran Kapitasi & INA CBG s 3 Pemahaman tentang fraud pelaksanaan Program JKN 4 Kepatuhan terhadap standar yang terkait dengan pencegahan fraud Sosialisasi & Pelatihan a. Sosialisasi & Pelatihan b. Advokasi ke Pemda Sosialisasi & Pelatihan Monev & Feedback BPJSK BPJSK BPJSK Dinkes & BPJSK April-Des Sept-Des April Des April Des

STANDARISASI OUTPUT 1 Belum dilakukan survei/penelitian pada beberapa aspek yang berpotensi besar terjadinya fraud (misalnya: coding, fragmentasi) 2 Belum ada survei tentang iur biaya pada pasien yang menerima benefit sesuai haknya Dilakukan survei/penelitian coding terhadap potensi upcoding & undercoding Dilakukan survei terhadap RS dan Pasien RS, Dinkes & Kemenkes Dinkes, Kemenkes & BPJS Kesehatan Juli Sept Juli Sept

PENYELESAIAN MASALAH & PENETAPAN FRAUD 1 Belum dilibatkannya Dinkes, Organisasi Profesi,Asosiasi Faskes, BPJS Kesehatan & Peserta dalam penyelesaian masalah & penetapan fraud a. Ada regulasi penyelesaian masalah dengan para pihak b. Ada Tim meliputi: Dinkes, Organisasi Profesi, Asosiasi Faskes, BPJS Kesehatan & Peserta Dinkes Prov, Kab/Kota April 2 Belum ada mekanisme penyelesaian masalah di tingkat Faskes terhadap: a. Perbedaan hasil verifikasi oleh BPJS Kesehatan b. Temuan hasil Monev yang berpotensi terjadinya fraud Ada pedoman mekanisme penyelesaian masalah antara Pasien, Faskes dan BPJS Kesehatan BPJSK, Dinkes Prov, Kab/Kota, Persi, Civil Society

PENYELESAIAN MASALAH & PENETAPAN FRAUD (2) 3 Belum ada Pihak-Pihak yang diberikan kewenangan untuk menetapkan Fraud a. Ada pedoman Penetapan Fraud b. Pembentukan Tim Penetapan Fraud BPJSK, Dinkes Prov, Kab/Kota, Persi, Civil Society

PERAN DINAS KESEHATAN & SPI 1 Dinkes belum berperan di dalam pencegahan fraud dan penyelesaian masalah yang berpotensi terjadinya fraud 2 SPI belum berperan di dalam pencegahan fraud dan penyelesaian masalah yang berpotensi terjadinya fraud di internal RS Dinkes membentuk Tim di level Provinsi, Kabupaten/Kota dengan melibatkan pihak-pihak terkait dengan peran pengawasan, penetapan fraud & penyelesaian Menambahkan Tupoksi SPI dalam peran pencegahan fraud Dinkes Prov, Kab/Kota April RS April

PENGANGGARAN 1 Belum ada anggaran kegiatan Tim Monev untuk Program JKN di tingkat Provinsi, Kab/Kota 2 Belum ada anggaran untuk kegiatan survei/penelitian terhadap beberapa aspek yang berpotensi besar terjadi fraud Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan Tim Monev Program JKN di tingkat Provinsi, Kab/Kota Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan survei/penelitian Dinkes Prov, Kab/Kota Dinkes Prov, Kab/Kota Tahun Anggaran Tahun Anggaran

NILAI NILAI BUDAYA/ETIKA ORGANISASI 1 Faskes belum membangun nilai-nilai budaya/etika organisasi untuk mencegah fraud Perlu dibangun teladan dari Pimpinan Faskes, Kebijakan Faskes untuk pencegahan s.d sanksi, sosialisasi potensipotensi fraud dan upaya upaya yang dilakukan Faskes April Des

ROLE MODEL FASKES 1 Belum ada role model implementasi program JKN pada tingkat Faskes a. Ada pedoman penetapan Faskes Model dalam pelaksanaan Program JKN b. Kegiatan Penilaian Faskes model dalam pelaksanaan Program JKN c. Penetapan Faskes model dalam pelaksanaan Program JKN BPJS Kesehatan, Dinkes Prov, Kab/Kota, Persi,

SANKSI Sanksi kepada pelaku Fraud dalam pelaksanaan Program JKN diberikan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.