BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB VI PENUTUP. 1. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Barisan dan Deret dengan. penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

3 BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. persiapan agar hasil yang dicapai benar-benar maksimal. Beberapa persiapan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bab ini akan di paparkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 : Refleksi Pembelajaran Pra Siklus REFLEKSI PEMBELAJARAN PRA SIKLUS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyimak Cerita Rakyat Melalui Metode Tanya Jawab di Kelas V SDN Watutinonggo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENERAPAN ALAT PERAGA KARTU PECAHAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

III. METODE PENELITIAN. siswa kelas X-4 SMA ARJUNA Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Hasil Penelitian Pra Siklus Penelitian pra siklus ini dilakukan pada tanggal 17 Maret 2011 di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS IV MIS WRINGINAGUNG KECAMATAN DORO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Selanjutnya data yang terkumpul diuraikan melalui analisa deskriptif. Yaitu analisa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Februari 2012. Pada tahap ini yang diobservasi adalah siswa kelas IV dengan materi Pecahan Senilai. Dalam pembelajaran ini peneliti belum menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) tetapi guru masih menggunakan metode konvensional, yaitu menggunakan metode ceramah. Selain melakukan evaluasi, peneliti juga mengambil data siswa. Hasil belajar siswa dalam pra siklus adalah rata-rata 56, nilai tertinggi 73 dan nilai terendah 47. Untuk lebih jelasnya bisa lihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Pra Siklus Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas 60 11 61.11% Belum Tuntas < 60 7 38.89% Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 56 dan persentase ketuntasan klasikal pada pra siklus sebesar 61,11 %. Masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni nilai rata-rata 60 dan ketuntasan klasikal 80%. Sebagaimana digambarkan pada table di bawah ini. Sebelum pelaksanaan siklus demi siklus yang diterapkan dalam pembelajaran, peneliti melakukan observasi awal terlebih dahulu (pra siklus) terhadap proses pembelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri Timbang 01 Kecamatan Banyuputih. Dengan melihat atau mengamati secara langsung pembelajaran yang ada di kelas, kemudian dicatat yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Observasi pada tahap pra siklus ini menggunakan instrument observasi, hasil observasi ini adalah guru masih menggunakan metode ceramah secara dominan, sehingga komunikasi yang terjadi hanya satu arah, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tersebut. Banyak siswa yang kurang 36

37 memperhatikan, mengantuk, dan bermain sendiri. Adapun hasil catatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika sebelum diterapkannya metode active learning tipe TAI disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.2 Skor hasil observasi kondisi siswa pada tahap pra siklus No Indikator Skor Jumlah 1 2 3 4 5 skor 1 Kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti kegiatan 2 belajar (menyelesaikan tugas individu atau tugas kelompok) 2 3 Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran Hubungan siswa dengan 4 siswa lain selama pembelajaran (dalam 2 kegiatan kelompok) 5 Siswa memperhatikan penjelasan guru 2 Keberanian siswa dalam 6 bertanya, mengemukakan pendapat dan berdebat argument 1 Jumlah 1 3 1 1 0 14 Keterangan: Skor : 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang). Dari hasil pengamatan terhadap kondisi siswa dalam proses pembelajaran Matematika sebelum diterapkan metode active learning tipe TAI dapat diprosentasekan yaitu: Skor_ Perolehan Nilai x100 Skor_ Maksim al 14 x 100 30 = 46,67%

38 Aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika dapat dikategorikan sebagai berikut : > 75%: = tinggi (baik). 60% - 75%: = sedang (cukup) < 60 %: = rendah (kurang) Dari hasil pengamatan pada tahap pra siklus ini dapat disimpulkan bahwa siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Peran guru masih sangat mendominasi. Rendahnya aktivitasr siswa ditunjukkan dengan prosentase hasil observasi yaitu 46,67%. Selama proses belajar berlangsung, aspek yang menunjukkan adanya belajar aktif belum terpenuhi secara maksimal, seperti penataan ruangan atau tempat duduk yang masih menggunakan model konvensional. Dari pengamatan, terlihat masih ada siswa yang bermain dan ngobrol sendiri. Dari hasil pengamatan secara langsung pada proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan, peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi di kelas, antara lain: 1. Metode pembelajaran yang belum mengaktifkan keterlibatan siswa secara optimal. 2. Setting tempat duduk yang masih konvensional, dari awal hingga akhir pembelajaran semua siswa menghadap ke papan tulis atau guru. 3. Pembelajaran yang masih bercorak komunikasi satu arah (guru ke murid). 4. Belum semua siswa berani bertanya, mengemukakan pendapat dan berdebat argumen dalam proses pembelajaran 5. Keaktifan siswa masih didominasi oleh siswa yang pandai Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan diatas, kemudian peneliti mendiskusikan hal tersebut dengan guru mitra atau kolaborator dalam penelitian ini untuk dicarikan solusinya. Hasil dari diskusi dan refleksi terhadap permasalahan di atas kemudian disepakati beberapa alternatif pemecahan masalah yang akan diterapkan pada pembelajaran berikutnya yaitu menerapan metode koopertatif tipe Team Assisted

39 Individualization (TAI) sebagai pelengkap dalam melaksanakan metode pembelajaran berupa ceramah dan demonstrasi. 4.2. Deskripsi Hasil Siklus I Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 5 Maret 2012, pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu tanggal 7 Maret 2012, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 12 Maret 2012. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sesuai dengan langkah-langkah skenario pembelajarannya, disertai lembar kegiatan siswa dalam membantu pembelajaran. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah pecahan senilai pada indikator menentukan pecahan-pecahan senilai dari suatu pecahan. Pertemuan kedua yaitu pada indicator menyederhanakan pecahan. Dan pada pertemuan ketiga yaitu menyatakan pecahan sebagai pembagian Dalam siklus 1 ini dibagi beberapa tahap yaitu: 4.2.1. Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) untuk tiga pertemuan. 2. Membuat lembar kerja siswa untuk berdiskusi kelompok. 3. Membuat kunci jawaban lembar kerja siswa. 4. Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran 5. Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dengan setiap kelompok 4-5 siswa. 6. Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di rumah. 7. Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus I.

40 4.2.2. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tiga pertemuan dengan penjelasan sebagai berikut: 4.2.2.1. Pertemuan 1 Materi pada pertemuan pertama adalah pecahan senilai pada indikator menentukan pecahan-pecahan senilai dari suatu pecahan. Adapun skenario pembelajaran sebagai berikut : 1. Guru memberikan apersepsi tentang hasil pra siklus 2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi sumber hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan sumber hukum Islam dengan soal dalam lembar kerja. 5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan nilai tes yang didapat pada pra siklus. 6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi kesempatan menyelesaikan lembar kerja. 7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal yang diberikan guru, (b) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui, dan apa yang ditanyakan. 8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan pendampingan. 9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.

41 10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru. 11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya, kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi (tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya). 12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil. 13. Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah. 14. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Setelah melaksanakan pembelajaran pada pertemuan 1 kemudian menyelesaikan soal melalui langkah-langkah pembelajaran yang diawali dengan diskusi dalam kelompok yang heterogen, presentasi terhadap hasil diskusi, dan pelaksanaan tes secara individu diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas 60 13 72.22% Belum Tuntas < 60 5 27.78% Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 58.33 dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 72.22 %, sehingga pembelajaran dikatakan masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni nilai rata-rata 60 dan ketuntasan klasikal 80%. 4.2.2.2. Pertemuan 2 Materi pada pertemuan kedua adalah pecahan senilai pada indikator menyederhanakan pecahan. Adapun skenario pembelajaran sebagai berikut : 1. Guru memberikan apersepsi tentang menyederhanakan pecahan 2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi menyederhanakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

42 4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan menyederhanakan pecahan. 5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang heterogen. Pengelompokan ini masih berdasarkan pada kelompok siklus I pertemuan pertama. 6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi kesempatan menyelesaikan lembar kerja. 7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik, (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal yang diberikan guru, (b) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui, dan apa yang ditanyakan. 8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan pendampingan. 9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara proporsional. 10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru. 11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya, kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi (tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya). 12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil. 13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 14. Menjelang akhir waktu, guru memberikan tes secara individu dengan menekankan strategi pemecahan masalah. Pembelajaran pada pertemuan 2 diperoleh hasil sebagai berikut:

43 Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas 60 14 77.78% Belum Tuntas < 60 4 22.22% Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 61,11 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 77.78 %, sehingga pembelajaran tentang menyederhanakan pecahan masih belum berhasil. 4.2.2.3. Pertemuan 3 Materi pada pertemuan ketiga adalah pecahan senilai pada indikator menyatakan pecahan sebagai pembagian, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut : 1. Guru memberikan apersepsi tentang menyatakan pecahan sebagai pembagan. 2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi pecahan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan menyatakan pecahan sebagai pembagian. 5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan pada kelompok siklus I pertemuan kedua. 6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi kesempatan menyelesaikan lembar kerja. 7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik, (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal yang diberikan guru, (b) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui, dan apa yang ditanyakan. 8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan pendampingan.

44 9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara proporsional. 10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru. 11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya, kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi (tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya). 12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil. 13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 14. Menjelang akhir waktu, guru memberikan tes secara individu dengan menekankan strategi pemecahan masalah. Pembelajaran pada pertemuan ketiga diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 3 Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas 60 14 77.78% Belum Tuntas < 60 4 22.22% Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 60,56 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 77.78 %, sehingga pembelajaran secara klasikal masih belum berhasil. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran Matematika materi pokok pecahan senilai dengan penerapan medel pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI), maka peneliti mengadakan tes evaluasi siklus I, dengan hasil sebagai berikut :

45 Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Akhir Siklus I Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas 60 14 77.78% Belum Tuntas < 60 4 22.22% Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 62.50 dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 77.78 %, sehingga pembelajaran dikatakan masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni ketuntasan klasikal 80%. 4.2.3. Pengamatan Pengamatan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, dilakukan oleh guru lain sebaga kolaborator dalam penelitian tindakan. Pengamatan bertujuan untuk mengetahui kondisi guru, maupun siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan yang berhasil dirangkum oleh guru pengamat adalah sebaga berikut : Tabel 4.7 Pengamatan terhadap Aktivitas Guru No. Indikator Skor 1 2 3 4 5 Skor 1 Menyampaikan tujuan dan motivasi: a. menyampaikan semua tujuan pembelajaran b. memotivasi siswa 2 Mampu mengkondisikan dan mengorganisasikan kelas menjadi kelompok-kelompok belajar 3 Pemberian tugas secara kelompok 5 4 Membantu kerja kelompok: a. membimbing kelompok dalam menemukan peran b. membimbing jalanya diskusi kelompok dalam memecahkan masalah dan menemukan model 5 Presentasi:

46 No. Indikator a. membimbing siswa menyajikan hasil diskusi dalam presentasi b. memberikan kesempatan siswa untuk menanggapi, bertanya atau menyanggah 6 Memberikan pemahaman dan umpan balik: a. memberikan kesempatan bertanya dan menjawab pertanyaan b. membimbing siswa dalam menarik kesimpulan Skor 1 2 3 4 5 Skor 7 Evaluasi kelompok dan individu: a. melakukan evaluasi kelompok b. melakukan evaluasi individu Jumlah 0 0 9 2 1 40 Keterangan: Skor : 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang). Dari hasil pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran Matematika dengan diterapkan medel pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat diprosentasekan yaitu: Nilai Skor_ Perolehan x100 Skor_ Maksim al 40 x 100 60 = 66,67% Dari hasil pengamatan pada siklus I ini dapat disimpulkan bahwa guru belum melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Peran guru masih sangat mendominasi. Hal ini disebabkan karena guru masih terbawa model pembelajaran konvensional, belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif. Kurangnya peran guru dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI ini ditunjukkan dengan prosentase hasil pengamatan yaitu 66,67%. Sedangkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

47 No 1 2 3 4 5 6 Tabel 4.8 Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa Indikator Skor Jumlah 1 2 3 4 5 skor Kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti kegiatan belajar (menyelesaikan tugas individu atau tugas kelompok) Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran (dalam kegiatan kelompok) Siswa memperhatikan penjelasan guru Keberanian siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat dan berdebat argument Jumlah 0 0 4 2 0 20 Dari hasil pengamatan terhadap kondisi siswa dalam proses pembelajaran Matematika sebelum diterapkan metode active learning tipe TAI dapat diprosentasekan yaitu: Skor_ Perolehan Nilai x100 Skor_ Maksim al 20 x 100 30 = 66,67% Dari hasil pengamatan pada tahap siklus I ini dapat disimpulkan bahwa siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Namun sudah ada peningkatan dari dari pra siklus. Aktivitas belajar siswa ditunjukkan dengan prosentase hasil observasi yaitu 66,67%.

48 Selama proses belajar berlangsung, aspek yang menunjukkan adanya belajar aktif sudah mulai nampak walaupun belum maksimal, seperti penataan ruangan atau tempat duduk sudah membentuk pembelajaran kooperatif, siswa mulai berani untuk mengemukakan pendapat ataupun mengajukan pertanyaan baik kepada sesama siswa maupun kepada guru. 4.2.4. Refleksi Berdasarkan hasil penelitian siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 62.50 dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 77.78 %. Presentasi hasil belajar ini belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan yakni nilai ketuntasan klasikal 80%. Hasil refleksi siklus I indikator keberhasilan belum tercapai sehingga penelitian ini dilanjutkan dengan siklus II. Dari hasil refleksi siklus I maka perlu dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II. Beberapa tindakan tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Guru harus dapat mengatur waktu dengan baik sehingga pembelajaran tidak mengalami keterlambatan waktu dan dapat berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Pengkondisian kelas yang lebih baik sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar. 3. Guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat mengkondisikan diri dalam berdiskusi kelompok. 4. Guru harus lebih maksimal dalam membimbing siswa berdiskusi kelompok. 4.3. Hasil Penelitian Siklus II Pelaksanaan pembelajaran siklus II di kelas IV SD Negeri Timbang 01, dilaksanakan tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada hari Rabu tanggal 14 Maret 2012, pertemuan kedua dilaksanakan hari Senin tanggal 19 Maret 2012, dan pertemuan ketiga pada hari Rabu tanggal 21 Maret 2012. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI sesuai dengan langkah-langkah skenario pembelajaran yang disertai lembar kegiatan siswa dalam membantu pembelajaran. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah pecahan senilai pada indikator menentukan pecahan-pecahan senilai dari suatu pecahan.

49 Pertemuan kedua yaitu pada indicator menyederhanakan pecahan. Dan pada pertemuan ketiga yaitu menyatakan pecahan sebagai pembagian Dalam siklus II ini dibagi beberapa tahap yaitu: 4.3.1. Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), untuk dua pertemuan. 2. Membuat lembar kerja siswa untuk berdiskusi kelompok. 3. Membuat kunci jawaban lembar kerja siswa. 4. Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran 5. Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dengan setiap kelompok 4-5 siswa. 6. Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di rumah. 7. Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus II. 4.3.2. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. 4.3.2.1. Pertemuan 1 Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan pertama adalah sebagai berikut: 1. Guru memberikan apersepsi tentang menentukan pecahan yang senilai. 2. Guru memberikan motivasi mengenai pecahan yang senilai. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan pecahan yang senilai. 5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan nilai placement tes yang didapat pada siklus I.

50 6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi kesempatan menyelesaikan lembar kerja. 7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal cerita yang diberikan guru, (b) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal cerita, menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu. 8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan pendampingan. 9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara proporsional. 10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru. 11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya, kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi (tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya). 12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil. 13. Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah. 14. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pembelajaran pada pertemuan pertama diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas 60 15 83.33% Belum Tuntas < 60 3 16.67%

51 Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 62,78 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 83.33 %, sehingga pembelajaran secara klasikal sudah berhasil. 4.3.2.2. Pertemuan 2 Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan kedua adalah sebagai berikut: 1. Guru memberikan apersepsi tentang menyederhanakan pecahan. 2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya menyederhanakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan menyederhanakan pecahan dengan soal dalam lembar kerja. 5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan pengelompokkan pada siklus II pertemuan pertama. 6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi kesempatan menyelesaikan lembar kerja. 7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal cerita yang diberikan guru, (b) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. 8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan pendampingan. 9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara proporsional. 10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.

52 11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya, kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi (tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya). 12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil. 13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 14. Setelah akhir waktu, guru memberikan tes secara individu dengan menekankan strategi pemecahan masalah. Pembelajaran pada pertemuan kedua diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas 60 16 88.89% Belum Tuntas < 60 2 11.11% Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 64,44 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88.89 %, sehingga pembelajaran secara klasikal sudah berhasil. 4.3.2.3. Pertemuan 3 Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan kedua adalah sebagai berikut: 1. Guru memberikan apersepsi tentang menyatakan pembagian sebagai pecahan. 2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi pecahan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan menyederhanakan pecahan dengan soal dalam lembar kerja. 5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan pengelompokkan pada siklus II pertemuan kedua. 6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi kesempatan menyelesaikan lembar kerja.

53 7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca soal cerita yang diberikan guru, (b) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. 8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan pendampingan. 9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara proporsional. 10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru. 11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya, kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi (tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya). 12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil. 13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 14. Setelah akhir waktu, guru memberikan tes secara individu dengan menekankan strategi pemecahan masalah. Pembelajaran pada pertemuan kedua diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 3 Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas 60 16 88.89% Belum Tuntas < 60 2 11.11% Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 65,00 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88.89 %, sehingga pembelajaran secara klasikal sudah berhasil. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran Matematika materi pokok pecahan senilai dengan penerapan medel pembelajaran kooperatif tipe

54 Team Assisted Individualization (TAI), maka peneliti mengadakan tes evaluasi siklus I, dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.12 Hasil Evaluasi Akhir Siklus II Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase Tuntas 60 16 88.89% Belum Tuntas < 60 2 11.11% Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 67.78 dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 88,89 %, sehingga pembelajaran dikatakan sudah memenuhi indikator yang ditentukan yakni ketuntasan klasikal 80%. 4.2.5. Pengamatan Pengamatan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, dilakukan oleh guru lain sebaga kolaborator dalam penelitian tindakan. Pengamatan bertujuan untuk mengetahui kondisi guru, maupun siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan yang berhasil dirangkum oleh guru pengamat adalah sebagai berikut : Tabel 4.13 Pengamatan terhadap Aktivitas Guru No. Indikator Skor 1 2 3 4 5 Skor 1 Menyampaikan tujuan dan motivasi: a. menyampaikan semua tujuan pembelajaran b. memotivasi siswa 2 Mampu mengkondisikan dan mengorganisasikan kelas menjadi kelompok-kelompok belajar 3 Pemberian tugas secara kelompok 5 4 Membantu kerja kelompok: a. membimbing kelompok dalam menemukan peran

55 No. Indikator b. membimbing jalanya diskusi kelompok dalam memecahkan masalah dan menemukan model 5 Presentasi: a. membimbing siswa menyajikan hasil diskusi dalam presentasi b. memberikan kesempatan siswa untuk menanggapi, bertanya atau menyanggah 6 Memberikan pemahaman dan umpan balik: a. memberikan kesempatan bertanya dan menjawab pertanyaan b. membimbing siswa dalam menarik kesimpulan Skor 1 2 3 4 5 Skor 5 5 7 Evaluasi kelompok dan individu: a. melakukan evaluasi kelompok b. melakukan evaluasi individu Jumlah 0 0 1 8 3 50 Keterangan: Skor : 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang). Dari hasil pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran Matematika dengan diterapkan medel pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat diprosentasekan yaitu: Nilai Skor_ Perolehan x100 Skor_ Maksim al 50 x 100 60 = 83,33% Dari hasil pengamatan pada siklus II ini dapat disimpulkan bahwa guru sudah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Guru sudah menguasai scenario pembelajaran model kooperatif tipe TAI, peran guru dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI ini ditunjukkan dengan prosentase hasil pengamatan yaitu 83,33%.

56 Sedangkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran adalah sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 6 Tabel 4.14 Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa Indikator Skor Jumlah 1 2 3 4 5 skor Kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti kegiatan belajar (menyelesaikan tugas individu atau tugas kelompok) Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran 5 Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran (dalam kegiatan kelompok) Siswa memperhatikan penjelasan guru Keberanian siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat dan berdebat argument Jumlah 0 0 1 4 1 24 Dari hasil pengamatan terhadap kondisi siswa dalam proses pembelajaran Matematika sebelum diterapkan metode active learning tipe TAI dapat diprosentasekan yaitu: Skor_ Perolehan Nilai x100 Skor_ Maksim al 24 x 100 30 = 80% Dari hasil pengamatan pada tahap siklus I ini dapat disimpulkan bahwa siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Namun sudah

57 ada peningkatan dari dari pra siklus. Aktivitas belajar siswa ditunjukkan dengan prosentase hasil observasi yaitu 50%. Selama proses belajar berlangsung, siswa belajar dengan aktif, penataan ruangan atau tempat duduk sudah membentuk pembelajaran kooperatif, siswa tidak merasa malu ataupun takut untuk mengemukakan pendapat ataupun mengajukan pertanyaan baik kepada sesama siswa maupun kepada guru. 4.4. Pembahasan Hasil Penelitian Pada pra siklus peneliti mengumpulkan data awal berupa daftar nama siswa dan nilai awal siswa. Nilai awal siswa diambil berdasarkan tes pra siklus, data yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 60,72 dan persentase ketuntasan klasikal pada pra siklus sebesar 61,11 %. Siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 11 anak, sedangkan siswa yang memperoleh nilai <60 ada 7 anak. Masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni nilai ketuntasan klasikal 80%. Pada siklus I pertemuan pertama adalah menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagi siswa menjadi empat kelompok. Pengelompokan ini dilakukan secara heterogen. Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu guru memberikan gambaran tentang model pembelajaran kooperatif tipe TAI kepada siswa, kemudian memulai pembelajaran dengan materi menentukan pecahan senilai dari beberapa pecahan. Berdasarkan hasil evaluasi siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 62,50 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 77,78 %. Hasil belajar ini belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan yakni ketuntasan klasikal 80%. Dengan demikian diperlukan perlakuan selanjutnya yakni pada siklus II. Tabel 4.15 Perbandingan Pra Siklus dengan siklus I Deskripsi Pra Siklus Siklus I Kenaikan Nilai Rata-rata 60.72 62.50 1.78 Siswa Tuntas 11 (61.11%) 14 (77.78%) 16.67% Siswa Belum Tuntas 7 (38.89%) 4 (22.22%) -16.67%

58 Dalam siklus II dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Materi yang dibahas pada pertemuan pertama yaitu menentukan pecahan senilai, pertemuan kedua menyederhanakan pecahan, dan pertemuan yang ketiga tentang pecahan sebagai pembagian. menyatakan Berdasarkan hasil evaluasi dari siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 67,78 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88,89%. Hasil belajar ini memenuhi indikator yang ditentukan yakni ketuntasan klasikal 80%. Tabel 4.16 Perbandingan Siklus I dengan siklus II Deskripsi Siklus I Siklus II Kenaikan Nilai Rata-rata 62.50 67.78 5.28 Siswa Tuntas 14 (77.78%) 16 (88.89%) 11.11% Siswa Belum Tuntas 4 (22.22%) 2 (11.11%) -11.11% Maka secara keseluruhan telah terjadi peningkatan hasil belajar. Berikut tabel hasil evaluasi yang diperoleh dari kegiatan pra siklus, siklus I dan siklus II: Tabel 4.17 Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, dan siklus II Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II Nilai Rata-rata 60.72 62.5 67.78 Jml_Tuntas 11 14 16 (61.11%) (77.78%) (88.89%) Jml_Belum Tuntas 7 4 2 (38.89%) (22.22%) (11.11%)

59 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Jml_Tuntas Jml_Belum Tuntas Gambar 1 Grafik Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Sehingga jelas, bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran mata pelajaran Matematika, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa kelas IV SD Negeri Timbang 01 Tahun Pelajaran 2011/2012.