PERTEMUAN 9 TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

dokumen-dokumen yang mirip
Reduksi DFA [Deterministic Finite Automata]

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

NonDeterministic Finite Automata. B.Very Christioko, S.Kom

FINITE STATE MACHINE / AUTOMATA

PERTEMUAN II. Finite State Automata (FSA) Deterministic Finite Automata (DFA) Non Deterministic Finite Automata (NFA)

Teori Bahasa dan Automata. Finite State Automata & Non Finite State Automata

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

Non-deterministic Finite Automata Dengan -Move

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

Minimum DFA. CSG3D3 Teori Komputasi

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

FINITE STATE AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

MODUL 7: MINIMISASI FA

Contents.

Lecture Notes Teori Bahasa dan Automata

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. dirancang dan selanjutnya dapat diketahui gambaran dan kemampuan sistem secara

Teori Bahasa dan Otomata 1

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

Pendahuluan [6] FINITE STATE AUTOMATA. Hubungan RE & FSA [5] Finite State Diagram [6] 4/27/2011 IF-UTAMA 1

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

MODUL TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

Teori Komputasi 11/2/2016. Bab 5: Otomata (Automata) Hingga. Otomata (Automata) Hingga. Otomata (Automata) Hingga

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. dengan perangkat yang digunakan. Beberapa kriteria standar ditentukan agar sistem

Teori Bahasa Formal dan Automata

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEKNIK KOMPILASI Bahasa Regular

PENDAHULUAN. Terdapat tiga topik utama di teori otomata yaitu:

Teori Bahasa dan Otomata

TEORI BAHASA DAN OTOMATA PENGANTAR

Teori Bahasa Formal dan Automata

MODUL 3: Finite Automata

MODUL 5: Nondeterministic Finite Automata dengan

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PROSES KONVERSI PADA FINATE AUTOMATA BERBASIS MULTIMEDIA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

Teori Bahasa & Otomata

Teori Bahasa Formal dan Automata

Sumarni Adi TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2013

Penerapan Finite State Automata Pada Proses Peminjaman Buku di Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana Artikel Ilmiah

Pendahuluan. Push Down Atomata. Perbedaan FA dan PDA [7] 4/25/2012 IF-UTAMA 1. Grammar-machine equivalence [3] Latar belakang munculnya konsep PDA

Tata Bahasa Kelas Tata Bahasa. Konsep Bahasa (1)

Sebuah bahasa dinyatakan regular jika terdapat finite state automata yang dapat menerimanya. Bahasa-bahasa yang diterima oleh suatu finite state

Teknik Kompiler 5. oleh: antonius rachmat c, s.kom, m.cs

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Von Neumann

PENDAHULUAN Teori Bahasa

TEKNIK KOMPILASI Konsep & Notasi Bahasa

TEORI BAHASA & AUTOMATA

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

BAB V CONTEXT FREE GRAMMAR DAN PUSH DOWN AUTOMATA

MODUL 11: PUSHDOWN AUTOMATON

PERTEMUAN 4 TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

Operasi FA dan Regular Expression

BAB II LANDASAN TEORI

dipecahkan dengan ditemukannya model tersebut oleh G.H Meally (1955) dan secara terpisah oleh E.F Moore (1956). Tujuan inti dari penemuan ini adalah u

Finite State Machine dapat berupa suatu mesin yang tidak memiliki output. Finite State Machine yang tidak mengeluarkan output ini dikenal

PENYEDERHANAAN Context Free Grammar

BAB 1 PENDAHULUAN. sederhana adalah kelas bahasa reguler (regular languages). Bahasa reguler dapat dengan

1, 2, 3

INTELLIGENT DECISION SUPPORT SYSTEM DALAM MENDETEKSI BEHAVIOUR SIRKUIT LOGIKA

TEORI BAHASA & OTOMATA (KONSEP & NOTASI BAHASA) PERTEMUAN IX Y A N I S U G I Y A N I

DIKTAT TEORI BAHASA DAN OTOMATA

Non-Deterministic Finite Automata

PEMODELAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PENGERTIAN DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA DAN NON-DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA

BAB I PENDAHULUAN 1-1

TEORI BAHASA DAN OTOMATA

TEORI BAHASA DAN OTOMATA

Teori Bahasa Formal dan Automata

Deterministic Finite Automata

PENDEKATAN TEORI AUTOMATA UNTUK MENYELESAIKAN APLIKASI-APLIKASI DI BIDANG ILMU KECERDASAN BUATAN

FTIK / PRODI TEKNIK INFORMATIKA

Teori Bahasa & Otomata

EKSPRESI REGULAR PADA SUATU DETERMINISTIC FINITE STATE AUTOMATA

DFA. Teori Bahasa dan Automata. Viska Mutiawani - Informatika FMIPA Unsyiah

MODUL 6: TEOREMA KLEENE

2. MesinTuring (Bagian2)

TEORI BAHASA DAN OTOMATA

Penerapan Graf Transisi dalam Mendefinisikan Bahasa Formal

BAB II LANDASAN TEORI

Tanggal Revisi : Tanggal : SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Teori Bahasa dan Otomata

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MODUL 4: Nondeterministic Finite Automata

22 Matematika Diskrit

Turing and State Machines. Mesin Turing. Turing Machine. Turing Machines 4/14/2011 IF_UTAMA 1

Amir Hamzah AKPRIND PRESS 2009

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : TEORI BAHASA DAN AUTOMATA (TBA) KODE / SKS : KK / 3 SKS

TUGAS MAKALAH TEORI BAHASA & AUTOMATA

ALJABAR BOLEAN. Hukum hukum ALjabar Boolean. 1. Hukum Komutatif

Tujuan Penyederhanaan

8 April 2015 Teori Bahasa dan Otomata

Disusun oleh: Rina Dewi Indah Sari, S.Kom

Aturan Penulisan Algoritma Setiap Algoritma akan selalu terdiri dari tiga bagian yaitu : Judul (Header) Kamus Algoritma

MEDIA PEMBELAJARAN TEORI BAHASA AUTOMATA PADA MATERI PUSH DOWN AUTOMATA BERBASIS MULTIMEDIA

DAN FIRRAR UTDIRARTATMO

IF-UTAMA 1. Definisi. Grammar. Definisi

TEORI BAHASA DAN OTOMATA

Transkripsi:

PERTEMUAN 9 TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

Reduksi DFA Untuk suatu bahasa regular kemungkinan ada sejumlah DFA yang dapat menerimanya Perbedaannya umumnya adalah pada jumlah state yang dimiliki oleh otomata-otomata yang saling ekivalen tersebut FSA dengan jumlah state yang lebih sedikit merupakan FSA yang paling efisien Untuk mendapatkan FSA yang efisien maka perlu dievaluasi dan direduksi jumlah state dari FSA tersebut dengan tidak mengurangi kemampuan semula dalam menerima suatu bahasa

Pengelompokan DFA Setiap pasangan state didalam suatu FSA dapat dikelompokan atas : Indistinguishable state Distinguishable state Indistinguishable state adalah pasangan state yang tidak dapat dibedakan Distinguishable state adalah pasangan state yang dapat dibedakan Untuk state-state yang indistinguishable pada prinsipnya dapat digabungkan menjadi satu state Reduksi jumlah state dapat dilakukan dengan pendekatan tersebut

Indistinguishable State Dua buah state p dan q dari sebuah FSA dikatakan indistinguishable jika: δ (q, w) F begitu pula δ (p, w) F dan δ (q, w) F begitu pula δ (p, w) F untuk semua w *

Distinguishable State Dua buah state p dan q dari sebuah FSA dikatakan distinguishable jika: ada string w * sedemikian sehingga δ (q, w) F sedangkan δ (p, w) F Atau δ (q, w) F sedangkan δ (p, w) F

Relasi-Relasi Pasangan 2 state memiliki salah satu kemungkinan, yaitu distinguishable atau indistinguishable tetapi tidak keduaduanya Dalam hal ini terdapat sebuah relasi: Jika p dan q indistinguishable, dan q dan r juga indistinguishable maka p,q, dan r indistinguishable Dalam melakukan evaluasi state, didefinisikan suatu relasi untuk Q adalah himpunan semua state, yaitu: D adalah himpunan state-state distinguishable, dimana D Q N adalah himpunan state-state indistinguishable, dimana N Q maka x N jika x Q dan x D

Tahapan Perubahan 1. Hapuslah semua useless state 2. Buatlah semua pasangan state (p, q) yang distinguishable, dimana p F dan q F. Catat semua pasangan-pasangan state tersebut. 3. Untuk semua state lakukan pencarian state lainnya yang distinguishable dengan aturan: Untuk semua (p,q) dan semua a, hitunglah δ(p,a)=pa dan δ(q,a)=qa. Jika pasangan (pa,qa) adalah pasangan state yang distinguishable maka pasangan (p,q) juga termasuk pasangan yang distinguishable

Tahapan Perubahan 4. Semua pasangan state yang tidak termasuk sebagai state yang distinguishable, adalah statestate indistinguishable 5. Beberapa state yang indistinguishable dapat digabungkan menjadi satu state 6. Sesuaikan transisi dari state-state gabungan tersebut. δ (q, w) F sedangkan δ (p, w) F

Contoh: Membuat DFA Optimal Lakukan reduksi state pada DFA di bawah ini!

Tahapan 1 Mencari useless state State q5 tidak dapat dicapai dari state awal dengan jalan apapun (useless state) Hapus state q5

Tahapan 2 Catat state-state distinguishable, yaitu: (Pisahkan state2 final dan yang bukan state2 final) q4 F sedang q0, q1, q2, q3 F Karena q4 adalah state final dan q0, q1, q2, q3 bukan termasuk state final Sehingga pasangan (q0,q4), (q1,q4), (q2,q4), dan (q3,q4) adalah state-state distinguishable

Tahapan 3 [1] Cek pasangan state lain yang distinguishable, diturunkan berdasarkan pasangan dari tahapan 2 (dua), yaitu: (Selain pasangan state-state pada tahapan 2) Untuk pasangan (q0,q1) δ(q0,0) = q1 dan δ(q1,0) = q2 (q1,q2) belum teridentifikasi dan q1,q2 F δ(q0,1) = q3 dan δ(q1,1) = q4 (q3,q4) distinguishable maka (q0,q1) adalah distinguishable

Tahapan 3 [2] Untuk pasangan (q0,q2) δ(q0,0) = q1 dan δ(q2,0) = q1 (q1) belum teridentifikasi dan q1 F δ(q0,1) = q3 dan δ(q2,1) = q4 (q3,q4) distinguishable maka (q0,q2) adalah distinguishable Untuk pasangan (q0,q3) δ(q0,0) = q1 dan δ(q3,0) = q2 (q1,q2) belum teridentifikasi dan q1, q2 F δ(q0,1) = q3 dan δ(q3,1) = q4 (q3,q4) distinguishable maka (q0,q3) adalah distinguishable

Tahapan 3 [3] Untuk pasangan (q1,q2) δ(q1,0) = q2 dan δ(q2,0) = q1 (q1,q2) belum teridentifikasi dan q1, q2 F δ(q1,1) = q4 dan δ(q2,1) = q4 q4 F maka (q1,q2) mungkin indistinguishable Untuk pasangan (q1,q3) δ(q1,0) = q2 dan δ(q3,0) = q2 (q2) belum teridentifikasi dan q2 F δ(q1,1) = q4 dan δ(q3,1) = q4 q4 F maka (q1,q3) mungkin indistinguishable

Tahapan 3 [4] Untuk pasangan (q2,q3) δ(q2,0) = q1 dan δ(q3,0) = q2 belum teridentifikasi dan q1, q2 F δ(q2,1) = q4 dan δ(q3,1) = q4 q4 F maka (q2,q3) mungkin indistinguishable Karena berdasarkan relasi-relasi yang ada, tidak dapat dibuktikan (q1,q2), (q1,q3), dan (q2,q3) distinguishable, sehingga disimpulkan pasanganpasangan state tersebut indistinguishable

Tahapan 4 Pasangan state-state yang distinguishable dari Tahapan 2 adalah (q0,q4), (q1,q4), (q2,q4), dan (q3,q4) Pasangan state-state yang distinguishable dari Tahapan 3 adalah (q0,q1), (q0,q2), (q0,q3) Karena distinguishable, maka dapat disimpulkan bahwa pasangan state tersebut tidak boleh dijadikan satu state (tetap seperti semula)

Tahapan 5 Pasangan state (q1,q2), (q1,q3), dan (q2,q3) disimpulkan sebagai pasangan-pasangan state indistinguishable Karena q1 indistinguishable dengan q2, q2 indistinguishable dengan q3, maka dapat disimpulkan q1, q2, q3 saling indistinguishable dan dapat dijadikan satu state q1 = q2 ; q2 = q3, maka q1 = q2 = q3 Misal nama state gabungan menjadi q123

Tahapan 6 Berdasarkan tahapan 1 s/d 5, dapat digambarkan DFA yang sudah direduksi statenya sebagai berikut:

Latihan Lakukan reduksi state pada DFA di bawah ini!