BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim operasinya. Manajemen Operasi sebagai ilmu sangat penting untuk dipelajari mengingat Manajemen Operasi adalah satu dari tiga fungsi utama organisasi selain fungsi Pemasaran dan Fungsi Keuangan, dimana fungsi operasi sangat berhubungan dengan fungsi lainnya tersebut. Kedua, mempelajari Manajemen Operasi adalah untuk mengetahui bagaimana cara memproduksi barang dan jasa. Ketiga, porsi dana organisasi terbesar ditanamkan untuk kegiatan operasi, sehingga kegiatan operasi merupakan bagian termahal dalam suatu organisasi. Dengan demikian, untuk kepentingan operasi jangka panjang, pengetahuan manajemen operasi sangat penting untuk diketahui dan diterapkan dalam suatu organisasi. Manajemen Operasi sebagai ilmu sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia usaha. Saat ini salah satu trend dunia usaha menunjukkan pertumbuhan yang pesat pada sektor jasa. Oleh sebab itu aspek operasi organisasi jasa merupakan hal penting yang juga harus dipelajari oleh mahasiswa sehingga pengetahuan mahasiswa tidak terbatas pada aspek operasi organisasi manufacturing saja. B. Pengertian Produksi dan Operasi Istilah produksi dan operasi sering dipergunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang maupun jasa. Pengertian produksi dan operasi secara umum adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Sesuai dengan
pengertian produksi tersebut, tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut. Pengertian produksi dan operasi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa. Seperti diketahui kegunaan (utilitas) dapat dibedakan atas karena bentuk, tempat, waktu dan pemilikan. Yang terkait dalam pengertian produksi dan operasi adalah penambahan atau penciptaan kegunaan atau utilitas karena bentuk dan tempat, sehingga membutuhkan factor-faktor produksi. Dalam ilmu ekonomi, faktor-faktor produksi terdiri dari tanah, alam, modal, teknologi, tenaga kerja dan skills. C. Pengertian Pengendalian Operasi Pada periode terakhir ini terjadi pergeseran ekonomi dari produksi barang menjadi produksi jasa. Namun demikian, sektor manufactur masih tetap penting dalam menyediakan barang baik untuk dijual maupun dikonsumsi. Pada waktu yang lalu, ketika sektor manufactur masih sangat dominan, bidang manajemen operasi manufacturing sering disebut sebagai Manajemen Produksi. Pengendalian Operasi Menurut Arief Suadi, Ph.D (2002: 4): adalah sebuah sistem yang terdiri dari Beberapa anak sistem yang berkaitan, yaitu: pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien.
Menurut Anthony, Dearden dan Bedford (2006 :2) Sistem Pengendalian Operasional adalah struktur dan proses yang sistematis serta terorganisir yang digunakan manajemen di dalam Pengendalian manajemennya. Menurut (Wibisono 2008:6) Pengendalian Operasi adalah : Proses Pengawasan Kinerja Produksi dengan cara membandingkan Hasil yang yang dicapai dengan rencana yang dibuat. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa : Pengendalian Operasional adalah semua usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur dan strategi perusahaan yang mengacu pada efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan, agar dipatuhinya kebijakan manajemen serta tercapainya tujuan perusahaan. Sistem Pengendalian Operasional adalah struktur dan prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan disusun dengan skema yang utuh dan menyeluruh, untuk membantu manajemen di dalam melakukan pengendaliannya. Dengan kata lain, Sistem Pengendalian Operasional adalah kegiatan operasi untuk meningkatkan kegunaan suatu barang atau jasa, sering dikenal sebagai kegiatan pentransformasian input menjadi output tidaklah dapat dilakukan sendiri, tetapi membutuhkan bantuan dan dilakukan secara bersama-sama dengan orang lain, sehingga diperlukan kegiatan manajemen. Kegiatan manajemen ini dibutuhkan untuk mengatur dan mengombinasikan faktor-faktor produksi guna dapat meningkatkan kegunaan dari barang atau jasa tersebut secara efektif dan efisien. Dengan demikian manajemen operasi terdapat pada semua organisasi, baik pada organisasi manufactur maupun pada organisasi jasa. Pengendalian operasi membutuhkan manajer produksi untuk memonitor kinerja produksi dengan cara membandingkan hasil dengan rencana. Jika jadwal atau standar kualitas tidak sesuai maka diperlukan tindakan korektif. Tindak lanjut (follow up) pemeriksaan untuk
memastikan bahwa keputusan produksi telah dilaksanakan adalah merupakan hal yang penting dan harus terus menerus dilakukan dalam pengendalian operasi. Pengendalian operasi meliputi dua bidang yaitu manajemen bahan produksi dan pengendalian proses produksi. Manajemen Bahan Produksi Manajemen bahan produksi meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian alur bahan produksi. Lima bidang utama dalam manajemen bahan produksi adalah: a. Transportasi: mencakup alat-alat transportasi sumber daya ke perusahaan dan barang jadi ke pembeli. b. Pergudangan baik bahan mentah, bahan pendukung, bahan setengah jadi maupun barang jadi. c. Pembelian (purchasing) adalah perolehan seluruh bahan produksi dan jasa yang diperlukan suatu perusahaan untuk memproduksi produk-produknya. d. Seleksi Pemasok (supplier selection) yaitu menemukan dan menentukan pemasok mana yang dipilih untuk membeli kebutuhan jasa dan bahan produksi. e. Pengendalian persediaan (inventory control) termasuk penerimaan, penyimpanan, penanganan, serta penghitungan seluruh bahan mentah, barang setengah jadi maupun barang jadi. Hal ini untuk memastikan bahwa persediaan bahan produksi cukup tersedia untuk memenuhi jadwal produksi. Salah satu caranya dengan menetapkan batas minimum persediaan dengan memperhatikan minimum order dan jangka waktu pengiriman barang sampai ke pabrik dari tanggal pemesanan. Alat untuk pengendalian operasi Sejumlah alat (tool) yang membantu manajer dalam mengendalikan operasi adalah pelatihan pekerja, just in time production systems, dan pengendalian mutu. Pelatihan pekerja kepuasan pelanggan sangat berkaitan dengan karyawan
yang memberikan layanannya. Pekerja jasa dilatih dan dimotivasi dalam sikap dan perilaku yang berorientasi kepada pelanggan. Just in time (JIT) production system adalah metode produksi yang mengumpulkan keseluruhan bahan dan komponen yang diperlukan di setiap tahap produksi pada waktu yang tepat saat mereka dibutuhkan untuk setiap tahap produksi. Tujuan JIT adalah untuk meminimalkan kelebihan biaya persediaan, mengurangi sampai hampir tidak ada barang yang berada dalam tahap pemrosesan. Material Requirment Planning (MRP) yaitu metode pengendalian produksi yang menggunakan bill of material untuk menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Bill of material adalah alat pengendali produksi yang menspesifikasikan bahan-bahan kandungan yang penting dari suatu produk (bahan-bahan mentah dan komponen), pesanan yang harus digabungkan dan seberapa banyak yang dibutuhkan untuk membuat satu batch. Manufacturing Resource Planning (MRP II) adalah versi lanjutan dari MRP yang mengumpulkan seluruh bagian dari organisasi ke dalam kegiatan produksi perusahaan. Pengendalian Mutu / Kualitas (Quality Control) adalah manajemen dari proses produksi yang dirancang untuk manufaktur barang atau menyediakan jasa yang sesuai dengan standar kualitas tertentu. Dengan memonitor produk dan jasa, perusahaan dapat mendeteksi kesalahan dan membuat koreksinya. Pengendaliaan mutu ini harus dimulai dari tahap awal yaitu dari bahan mentah, proses produksi, sampai barang jadi. Untuk mengelola kualitas, perusahaan ada yang menggunakan cara Manajemen Kualitas Total atau Total Quality Management (TQM) yaitu jumlah seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menempatkan kualitas barang dan jasa ke dalam tempat pasar.
Alat yang sering digunakan dalam manajemen kualitas total adalah : 1. Analisa Nilai Tambah 2. Kontrol Proses Statistik 3. Studi Kualitas / Biaya 4. Tim Gugus Kendali Mutu 5. Benchmarking D. Pengertian Kinerja kinerja adalah penampilan hasil karya seseorang baik dalam hal kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat berupa penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang menduduki jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga pada keseluruhan jajaran personel dalam organisasi. Menurut Cormick dan Tiffin 1980 (Sutrisno 2010:172) kinerja adalah kuantitas, kualitas dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas. Kuantitas adalah hasil yang dapat dihitung sejauh mana seseorang dapat berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kualitas adalah bagaimana seseorang dalam menjalankan tugasnya, yaitu mengenai banyaknya masalah yang dibuat. Waktu kerja adalah mengenai jumlah absen yang dilakukan, keterlambatan, dan lamanya masa kerja dalam tahun yang telah dijalani. Sistem pengukuran kinerja suatu perusahaan adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer menilai pencapaian suatu strategi bisa melalui alat ukur finansial maupun non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian perusahaan karena pengukuran kinerja dapat diperkuat dengan menetapkan sistem reward dan punishment.