Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 14 ISSN 87-3557 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan Abstrak Motivasi belajar siswa kelas VII.7 di SMP 1 Wonokerto dari hasil pengamatan terdapat siswa yang termasuk kategori rendah. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dan untuk mengetahui hasil layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. Subyek penelitian berjumlah siswa dengan metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, angket, dan observasi yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis Interactive model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan skor rata-rata 3,8. 14 Didaktikum Kata Kunci: Diskusi Kelompok; Layanan Bimbingan Kelompok; Motivasi Belajar PENDAHULUAN Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Tujuan belajar diantaranya untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap. Belajar akan lebih mantap dan efektif bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam/dasar kebutuhan/kesadaran atau instrinsik motivation, lain halnya belajar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita. Rasa takut tertekan atau malas belajar dapat berpengaruh terhadap belajar siswa dan hasil nilai belajarnya. Hal ini merupakan tugas guru bimbingan dan konseling untuk membantu siswa yang mempunyai permasalahan di bidang belajarnya. Motivasi merupakan pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Ngalim, 11). Motivasi belajar siswa merupakan dorongan atau rangsangan yang diperoleh seorang siswa dari gurunya untuk melakukan aktivitas atau kegiatan pembelajaran secara lebih berhasil. Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih social atau membantu anggota-anggota kelompok mencapai tujuan-tujuan bersama. (Mungin Eddy Wibowo, 05). Menurut Hasibuan dan Moedjiono (09), diskusi kelompok merupakan suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi
mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan masalah atas suatu masalah. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah sudah pernah dilaksanakan namun belum memperoleh hasil yang maksimal, dimana dari hasil pengamatan diperoleh hasil terdapat siswa kelas VII.7 SMP 1 Wonokerto yang masih tergolong kriteria rendah motivasi belajarnya. Untuk itu, perlu dilakukan suatu penelitian dengan melakukan inovasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, menggunakan teknik diskusi kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas. Rumusan penelitian ini yaitu Apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok? Apakah hasil layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini mengetahui apakah hasil layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (09) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 13 bertempat di SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas VII.7. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, angket, dan observasi yang selanjutnya dilakukan triangulasi teknik dimana untuk menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif model Miles and Huberman dengan langkah-langkahnya meliputi pengumpulan data, reduksi data, menafsirkan data dan menyimpulkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasar pengamatan oleh guru BK pada kondisi awal sebelum penelitian, motivasi belajar siswa subyek penelitian siswa rata-rata 2,0 (rendah). Hasil motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal Skor Kategori Frekuensi % 0 2 Rendah 8 >2 4 Sedang 2 >4 6 Tinggi 0 0 Jumlah 0 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa kondisi awal sebelum penelitian menggunakan teknik diskusi kelompok, terdapat 8 siswa (%) dengan kategori rendah, 2 siswa (%) sedang dan tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK 53
Sedangkan hasil angket motivasi belajar siswa yang disebarkan sebelum pelaksanaan layanan bimbingan kelompok memperoleh hasil siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah dengan skor rata-rata dibawah 3,0. 1. Perencanaan Tindakan Tindakan pada siklus I direncanakan selama dua pertemuan. Pertemuan dilakukan di ruang bimbingan kelompok dan dilaksanakan pada siang hari. Pertemuan pertama untuk menyusun jadwal pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok, menentukan tempat untuk pelaksanaan tindakan, menyiapkan satuan layanan bimbingan kelompok, menyiapkan seluruh bahan dan memberikan pre test. Pertemuan kedua melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I diantaranya: a. Peneliti menjelaskan tujuan dan tata cara pelaksanaan diskusi kelompok. Tujuan diskusi kelompok yaitu untuk mendapat berbagai informasi dan pengalaman dari peserta tentang motivasi belajar. Tata caranya dengan cara peserta membentuk kelompok diskusi dan berdiskusi membahas motivasi belajar siswa. b. Mengelompokkan siswa yang akan dijadikan obyek penelitian yaitu dikelompokkan menjadi 1 kelompok dari siswa. c. Subyek melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan tahapan layanan bimbingan kelompok yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, tahap penyimpulan dan tahap penutupan. 3. Observasi Observer melakukan pengamatan dalam diskusi kelompok yaitu observer mengamati siswa antusias mengikuti penjelasan dari peneliti, siswa giat mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan diskusi kelompok, terdapat 4 siswa yang masih kurang aktif dalam berdiskusi kelompok. Ketika peserta dimintai saran perlu tidaknya kegiatan dilanjutkan, semua mengatakan sangat perlu. 4. Refleksi Berdasar hasil pengamatan, catatan peneliti dan observasi pengamat diperoleh sebagai berikut: a. Keberhasilan guru BK, yaitu: guru BK mampu mengelola kelompok diskusi, teknik yang digunakan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok, waktu sesuai perencanaan, dan siswa terlihat cukup antusias melaksanakan layanan bimbingan kelompok. b. Hambatan yang dihadapi guru BK, yaitu: masih ada 4 siswa yang belum aktif dan kurang antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok. c. Rencana perbaikan, guru BK merencanakan kembali melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. Agar siswa lebih aktif dan antusias maka pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dilaksanakan pada pagi hari dan pemberian tepuk tangan bagi anggota kelompok. d. Perubahan motivasi belajar siswa dari kondisi awal dan setelah siklus I berdasar pengamatan guru BK saat siswa melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok meningkat dari rata-rata 2,0 menjadi 2,7. Persentase motivasi belajar awal dan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa (Kondisi Awal dan ) 54 Skor Kategori Kondisi Awal Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 2. (14)
Frekuensi % Frekuensi % 0 2 Rendah 8 7 >2 4 Sedang 2 2 >4 6 Tinggi 0 0 1 Jumlah 0 0 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa kondisi awal sebelum menggunakan teknik diskusi kelompok, terdapat 8 siswa (%) dengan kategori rendah, 2 siswa (%) kategori sedang dan tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. Setelah dikenai tindakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok menjadi 1 siswa (%) tinggi, 2 siswa (%) sedang dan 7 siswa (%) rendah. Pada siklus I telah terjadi peningkatan motivasi belajar yaitu dari 2,0 menjadi 2,7, namum belum mencapai indikator penelitian yaitu 3,0. Dengan demikian perlu dilakukan tindakan siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pula dalam grafik sebagai berikut: 60 50 40 30 0 8 7 0 2 0 1 2 Frekuensi % Frekuensi % Tinggi Sedang Rendah Kondisi Awal Grafik 4.1 Hasil Motivasi Belajar Siswa (Kondisi Awal dan ) I 1. Perencanaan Tindakan Pertemuan siklus II direncanakan 2 kali pertemuan dan kegiatan layanan bimbingan kelompok dilakukan pada pagi hari. Rencana tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya ada perbedaan yaitu pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dirubah dari siang hari dilaksanakan pagi hari, teknik diskusi kelompok dilakukan dengan cara setelah anggota berpendapat maka anggota lain memberikan tepuk tangan dan tidak terdapat pre test. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan realisasi dari rencana yang sudah disusun dan dapat dilakukan dengan baik sesuai rencana, seperti halnya: peneliti menjelaskan tujuan dan tata cara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok, mengelompokkan siswa yang akan dijadikan kelompok, siswa melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. 3. Observasi MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK 55
Di dalam hasil dari pengamatan jika pada siklus I masih dijumpai anak yang kurang antusias dan kurang aktif dalam kegiatan, pada siklus II ini sudah tidak ada. Dari hasil pengamatan siswa, siswa sudah antusias dan termotivasi dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok secara keseluruhan. 4. Refleksi Dari hasil observasi oleh pengamat dan catatan peneliti diperoleh hal-hal sebagai berikut: a. Keberhasilan guru BK, yaitu: pada siklus II guru BK mampu memotivasi siswa agar meningkatkan motivasi belajarnya, pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dirubah pagi hari sehingga siswa masih fresh dan tidak ngantuk, serta anggota kelompok lain memberikan tepuk tangan pada anggota yang sudah berani mengemukakan pendapatnya tentang motivasi belajar sehingga menambah motivasi siswa, waktu pelaksanaan optimal, semua siswa terlihat termotivasi dalam kegiatan, semua siswa antusias mengikuti kegiatan. b. Hambatan yang dihadapi, yaitu: motivasi belajar siswa perlu dipantau agar meningkat. c. Perubahan motivasi belajar setelah siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa ( dan I) Skor Kategori I Frekuensi % Frekuensi % 0 2 Rendah 7 0 0 >2 4 Sedang 2 8 >4 6 Tinggi 1 2 Jumlah 0 0 Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata motivasi belajar siswa setelah siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I sebesar 2,7 dan pada siklus II menjadi 3,8. Tabel siklus I sebanyak 7 siswa (%) rendah, 2 siswa (%) sedang dan 1 siswa (%) tinggi. Sedangkan pada siklus II sebanyak 0 siswa (0%) rendah, 8 siswa (%) sedang dan 2 siswa (%) tinggi. Dengan mengacu pada indicator penelitian 3,0 rata-rata motivasi belajar sudah mencapai indicator dengan hasil siklus II yaitu 3,8. Untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada grafik berikut: 60 50 40 30 0 7 8 1 2 2 0 0 Frekuensi % Frekuensi % Tinggi Sedang Rendah I Grafik 4.2 Hasil Motivasi Belajar Siswa ( dan I) SIMPULAN 56 Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 2. (14)
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dari penelitian siklus I, terdapat 7 siswa yang rendah motivasi belajarnya, 2 siswa yang sedang dan 1 siswa yang tinggi serta memperoleh rata-rata 2,7. Dari hasil pengamatan ini masih belum meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan. Maka pada pelaksanaan siklus II diadakan beberapa perubahan diantaranya (1) waktu pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dirubah dari siang hari menjadi pagi hari, dan (2) teknik diskusi kelompok perlu diberikan tambahan berupa tepuk tangan kepada anggota kelompok yang sudah berani mengemukakan pendapatnya tentang motivasi belajar siswa dengan maksud tepuk tangan tersebut membuat semangat dan gembira anggota kelompok sehingga lebih termotivasi belajarnya. Dari berbagai perubahan tersebut, pada siklus II dari hasil pengamatan terdapat peningkatan yang sangat signifikan yaitu siswa yang motivasi belajarnya rendah menjadi 0 siswa, yang sedang menjadi 8 siswa dan yang tinggi menjadi 2 siswa serta memperoleh rata-rata nilai yaitu 3,8. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 09. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara J.J. Hasibuan dan Moedjiono. 09. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Purwanto, Ngalim. 11. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Wibowo, Eddy Mungin. 05. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK 57