MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur

UPAYA MENINGKATKAN EMPATI MELAUI LAYANAN INFORMASI DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK. Taruyi

PENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK GAME TES. Praptiningsih SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE SIMULASI. Wirahanteng SMP 2 Kajen Kabupaten Pekalongan

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT. Budi Sutrisno dan Heri Saptadi Ismanto

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Novi Wahyu Hidayati dan Hassana Nofari

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan. materi Kenampakan alam, sosial, dan budaya (Variabel Y).

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII A SMP N 3 Sewon yang

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU OFF- TASK DALAM LAYANAN INFORMASI. Slamet Riyadi SMA Negeri 1 Subah Batang, Jawa Tengah

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Sri Mulwati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 17 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Dr. Muwardi No. 84 Sukoharjo. SMA Veteran 1 Sukoharjo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR MELALUI PEMANFAATAN KELOMPOK BELAJAR. Sri Lestari SMK Negeri 2 Karanganyar Jawa Tengah

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL. Siti Sofiyah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA MELALUI METODE BERMAIN KARTU SOAL. Nurkhikmatun

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL MENGGUNAKAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI PEMBELAJARAN PAIKEM

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi AGUS AZAM A

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS 2),3) Dosen Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Endang Srininsih Guru SMPN 4 Mataram. menyanyi sesuka mereka tanpa memperdulikan adanya aturanaturaan

Keperluan korespondensi, HP : ,

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) atau

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 002

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG KPK DAN FPB MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA DEKAK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION. Siswandi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

18 Media Bina Ilmiah ISSN No

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI AJAR CARA MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI METODE DEMONSTRASI. Riharno

PENINGKATAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI METABOLISME DI SMAN 3 TANGERANG SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Transkripsi:

Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 14 ISSN 87-3557 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan Abstrak Motivasi belajar siswa kelas VII.7 di SMP 1 Wonokerto dari hasil pengamatan terdapat siswa yang termasuk kategori rendah. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dan untuk mengetahui hasil layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. Subyek penelitian berjumlah siswa dengan metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, angket, dan observasi yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis Interactive model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan skor rata-rata 3,8. 14 Didaktikum Kata Kunci: Diskusi Kelompok; Layanan Bimbingan Kelompok; Motivasi Belajar PENDAHULUAN Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Tujuan belajar diantaranya untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap. Belajar akan lebih mantap dan efektif bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam/dasar kebutuhan/kesadaran atau instrinsik motivation, lain halnya belajar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita. Rasa takut tertekan atau malas belajar dapat berpengaruh terhadap belajar siswa dan hasil nilai belajarnya. Hal ini merupakan tugas guru bimbingan dan konseling untuk membantu siswa yang mempunyai permasalahan di bidang belajarnya. Motivasi merupakan pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Ngalim, 11). Motivasi belajar siswa merupakan dorongan atau rangsangan yang diperoleh seorang siswa dari gurunya untuk melakukan aktivitas atau kegiatan pembelajaran secara lebih berhasil. Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih social atau membantu anggota-anggota kelompok mencapai tujuan-tujuan bersama. (Mungin Eddy Wibowo, 05). Menurut Hasibuan dan Moedjiono (09), diskusi kelompok merupakan suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi

mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan masalah atas suatu masalah. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah sudah pernah dilaksanakan namun belum memperoleh hasil yang maksimal, dimana dari hasil pengamatan diperoleh hasil terdapat siswa kelas VII.7 SMP 1 Wonokerto yang masih tergolong kriteria rendah motivasi belajarnya. Untuk itu, perlu dilakukan suatu penelitian dengan melakukan inovasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, menggunakan teknik diskusi kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas. Rumusan penelitian ini yaitu Apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok? Apakah hasil layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini mengetahui apakah hasil layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (09) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 13 bertempat di SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas VII.7. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, angket, dan observasi yang selanjutnya dilakukan triangulasi teknik dimana untuk menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif model Miles and Huberman dengan langkah-langkahnya meliputi pengumpulan data, reduksi data, menafsirkan data dan menyimpulkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasar pengamatan oleh guru BK pada kondisi awal sebelum penelitian, motivasi belajar siswa subyek penelitian siswa rata-rata 2,0 (rendah). Hasil motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal Skor Kategori Frekuensi % 0 2 Rendah 8 >2 4 Sedang 2 >4 6 Tinggi 0 0 Jumlah 0 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa kondisi awal sebelum penelitian menggunakan teknik diskusi kelompok, terdapat 8 siswa (%) dengan kategori rendah, 2 siswa (%) sedang dan tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK 53

Sedangkan hasil angket motivasi belajar siswa yang disebarkan sebelum pelaksanaan layanan bimbingan kelompok memperoleh hasil siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah dengan skor rata-rata dibawah 3,0. 1. Perencanaan Tindakan Tindakan pada siklus I direncanakan selama dua pertemuan. Pertemuan dilakukan di ruang bimbingan kelompok dan dilaksanakan pada siang hari. Pertemuan pertama untuk menyusun jadwal pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok, menentukan tempat untuk pelaksanaan tindakan, menyiapkan satuan layanan bimbingan kelompok, menyiapkan seluruh bahan dan memberikan pre test. Pertemuan kedua melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I diantaranya: a. Peneliti menjelaskan tujuan dan tata cara pelaksanaan diskusi kelompok. Tujuan diskusi kelompok yaitu untuk mendapat berbagai informasi dan pengalaman dari peserta tentang motivasi belajar. Tata caranya dengan cara peserta membentuk kelompok diskusi dan berdiskusi membahas motivasi belajar siswa. b. Mengelompokkan siswa yang akan dijadikan obyek penelitian yaitu dikelompokkan menjadi 1 kelompok dari siswa. c. Subyek melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan tahapan layanan bimbingan kelompok yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, tahap penyimpulan dan tahap penutupan. 3. Observasi Observer melakukan pengamatan dalam diskusi kelompok yaitu observer mengamati siswa antusias mengikuti penjelasan dari peneliti, siswa giat mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan diskusi kelompok, terdapat 4 siswa yang masih kurang aktif dalam berdiskusi kelompok. Ketika peserta dimintai saran perlu tidaknya kegiatan dilanjutkan, semua mengatakan sangat perlu. 4. Refleksi Berdasar hasil pengamatan, catatan peneliti dan observasi pengamat diperoleh sebagai berikut: a. Keberhasilan guru BK, yaitu: guru BK mampu mengelola kelompok diskusi, teknik yang digunakan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok, waktu sesuai perencanaan, dan siswa terlihat cukup antusias melaksanakan layanan bimbingan kelompok. b. Hambatan yang dihadapi guru BK, yaitu: masih ada 4 siswa yang belum aktif dan kurang antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok. c. Rencana perbaikan, guru BK merencanakan kembali melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. Agar siswa lebih aktif dan antusias maka pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dilaksanakan pada pagi hari dan pemberian tepuk tangan bagi anggota kelompok. d. Perubahan motivasi belajar siswa dari kondisi awal dan setelah siklus I berdasar pengamatan guru BK saat siswa melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok meningkat dari rata-rata 2,0 menjadi 2,7. Persentase motivasi belajar awal dan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa (Kondisi Awal dan ) 54 Skor Kategori Kondisi Awal Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 2. (14)

Frekuensi % Frekuensi % 0 2 Rendah 8 7 >2 4 Sedang 2 2 >4 6 Tinggi 0 0 1 Jumlah 0 0 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa kondisi awal sebelum menggunakan teknik diskusi kelompok, terdapat 8 siswa (%) dengan kategori rendah, 2 siswa (%) kategori sedang dan tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. Setelah dikenai tindakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok menjadi 1 siswa (%) tinggi, 2 siswa (%) sedang dan 7 siswa (%) rendah. Pada siklus I telah terjadi peningkatan motivasi belajar yaitu dari 2,0 menjadi 2,7, namum belum mencapai indikator penelitian yaitu 3,0. Dengan demikian perlu dilakukan tindakan siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pula dalam grafik sebagai berikut: 60 50 40 30 0 8 7 0 2 0 1 2 Frekuensi % Frekuensi % Tinggi Sedang Rendah Kondisi Awal Grafik 4.1 Hasil Motivasi Belajar Siswa (Kondisi Awal dan ) I 1. Perencanaan Tindakan Pertemuan siklus II direncanakan 2 kali pertemuan dan kegiatan layanan bimbingan kelompok dilakukan pada pagi hari. Rencana tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya ada perbedaan yaitu pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dirubah dari siang hari dilaksanakan pagi hari, teknik diskusi kelompok dilakukan dengan cara setelah anggota berpendapat maka anggota lain memberikan tepuk tangan dan tidak terdapat pre test. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan realisasi dari rencana yang sudah disusun dan dapat dilakukan dengan baik sesuai rencana, seperti halnya: peneliti menjelaskan tujuan dan tata cara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok, mengelompokkan siswa yang akan dijadikan kelompok, siswa melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. 3. Observasi MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK 55

Di dalam hasil dari pengamatan jika pada siklus I masih dijumpai anak yang kurang antusias dan kurang aktif dalam kegiatan, pada siklus II ini sudah tidak ada. Dari hasil pengamatan siswa, siswa sudah antusias dan termotivasi dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok secara keseluruhan. 4. Refleksi Dari hasil observasi oleh pengamat dan catatan peneliti diperoleh hal-hal sebagai berikut: a. Keberhasilan guru BK, yaitu: pada siklus II guru BK mampu memotivasi siswa agar meningkatkan motivasi belajarnya, pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dirubah pagi hari sehingga siswa masih fresh dan tidak ngantuk, serta anggota kelompok lain memberikan tepuk tangan pada anggota yang sudah berani mengemukakan pendapatnya tentang motivasi belajar sehingga menambah motivasi siswa, waktu pelaksanaan optimal, semua siswa terlihat termotivasi dalam kegiatan, semua siswa antusias mengikuti kegiatan. b. Hambatan yang dihadapi, yaitu: motivasi belajar siswa perlu dipantau agar meningkat. c. Perubahan motivasi belajar setelah siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa ( dan I) Skor Kategori I Frekuensi % Frekuensi % 0 2 Rendah 7 0 0 >2 4 Sedang 2 8 >4 6 Tinggi 1 2 Jumlah 0 0 Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata motivasi belajar siswa setelah siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I sebesar 2,7 dan pada siklus II menjadi 3,8. Tabel siklus I sebanyak 7 siswa (%) rendah, 2 siswa (%) sedang dan 1 siswa (%) tinggi. Sedangkan pada siklus II sebanyak 0 siswa (0%) rendah, 8 siswa (%) sedang dan 2 siswa (%) tinggi. Dengan mengacu pada indicator penelitian 3,0 rata-rata motivasi belajar sudah mencapai indicator dengan hasil siklus II yaitu 3,8. Untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada grafik berikut: 60 50 40 30 0 7 8 1 2 2 0 0 Frekuensi % Frekuensi % Tinggi Sedang Rendah I Grafik 4.2 Hasil Motivasi Belajar Siswa ( dan I) SIMPULAN 56 Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 2. (14)

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dari penelitian siklus I, terdapat 7 siswa yang rendah motivasi belajarnya, 2 siswa yang sedang dan 1 siswa yang tinggi serta memperoleh rata-rata 2,7. Dari hasil pengamatan ini masih belum meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan. Maka pada pelaksanaan siklus II diadakan beberapa perubahan diantaranya (1) waktu pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dirubah dari siang hari menjadi pagi hari, dan (2) teknik diskusi kelompok perlu diberikan tambahan berupa tepuk tangan kepada anggota kelompok yang sudah berani mengemukakan pendapatnya tentang motivasi belajar siswa dengan maksud tepuk tangan tersebut membuat semangat dan gembira anggota kelompok sehingga lebih termotivasi belajarnya. Dari berbagai perubahan tersebut, pada siklus II dari hasil pengamatan terdapat peningkatan yang sangat signifikan yaitu siswa yang motivasi belajarnya rendah menjadi 0 siswa, yang sedang menjadi 8 siswa dan yang tinggi menjadi 2 siswa serta memperoleh rata-rata nilai yaitu 3,8. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 09. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara J.J. Hasibuan dan Moedjiono. 09. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Purwanto, Ngalim. 11. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Wibowo, Eddy Mungin. 05. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK 57