DIAGONALISASI MATRIKS HILBERT

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN disebut vektor eigen dari matriks A =

Eigen value & Eigen vektor

7. NILAI-NILAI VEKTOR EIGEN. Nilai Eigen dan Vektor Eigen Diagonalisasi Diagonalisasi Ortogonal

METODE PANGKAT DAN METODE DEFLASI DALAM MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS

Matriks Leslie dan Aplikasinya dalam Memprediksi Jumlah dan Laju pertumbuhan Penduduk di Kota Makassar

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse

A 10 Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

KS KALKULUS DAN ALJABAR LINEAR Eigen Value Eigen Vector TIM KALIN

Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks

APLIKASI METODE PANGKAT DALAM MENGAPROKSIMASI NILAI EIGEN KOMPLEKS PADA MATRIKS

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

MENENTUKAN INVERS MOORE PENROSE DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR SKRIPSI. Disusun oleh : DINA MARIYA J2A

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 7

BAB III MATRIKS HERMITIAN. dan konsep-konsep lainnya yang berkaitan dengan matriks Hermitian. Matriks

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

MATRIKS UNITER, SIMILARITAS UNITER DAN MATRIKS NORMAL. Anis Fitri Lestari. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

Yang dipelajari. 1. Masalah Nilai Eigen dan Penyelesaiannya 2. Masalah Pendiagonalan. Referensi : Kolman & Howard Anton. Ilustrasi

SIFAT-SIFAT KESETARAAN PADA MATRIKS SECONDARY NORMAL ABSTRACT

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODUL V EIGENVALUE DAN EIGENVEKTOR

Invers Tergeneralisasi Matriks atas Z p

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI

APLIKASI MATRIKS LESLIE UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH DAN LAJU PERTUMBUHAN SUATU POPULASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).

BAB II LANDASAN TEORI

Menentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Definit Negatif Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift

Aljabar Linear Elementer MA SKS. 07/03/ :21 MA-1223 Aljabar Linear 1

Menentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Semi Definit dan Indefinit Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Trihastuti Agustinah

BAB I PENDAHULUAN. 3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks. 4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks

Pertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

BAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan

BAB II LANDASAN TEORI

Generalized Inverse Pada Matriks Atas

Penerapan Diagonalisasi Matriks untuk Menyelidiki Pewarisan Genotip pada Generasi ke-n dalam Genetika

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

ALJABAR LINEAR SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5

Matriks - Definisi. Sebuah matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks m n. Sebagai contoh: Adalah sebuah matriks 2 3.

MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT. Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya

MATRIKS INVERS MOORE-PENROSE DALAM PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos Perintis Kemerdekaan Street, Makassar, Indonesia, Post Code 90245

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

SISTEM PERSAMAAN LINEAR ( BAGIAN II )

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

BAB 3 FUNGSI MONOTON MATRIKS

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan

MATRIKS BENTUK KANONIK RASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PEMBAGI ELEMENTER INTISARI

INVERS SUATU MATRIKS TOEPLITZ MENGGUNAKAN METODE ADJOIN

Aljabar Linear Elementer MUG1E3 3 SKS

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel.

DIAGONALISASI MATRIKS PERSEGI (SQUARE MATRIX) MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI SCHUR TUGAS AKHIR

SPECTRUM PADA GRAF STAR ( ) DAN GRAF BIPARTISI KOMPLIT ( ) DENGAN

Matematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan. Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

IMPLEMENTASI SANDI HILL UNTUK PENYANDIAN CITRA

BAB II KAJIAN TEORI. representasi pemodelan matematika disebut sebagai model matematika. Interpretasi Solusi. Bandingkan Data

SIFAT NILAI EIGEN MATRIKS ANTI ADJACENCY DARI GRAF SIMETRIK

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Komponen Utama (AKU, Principal Componen Analysis) bermula dari

KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT

(MS.3) SUBRUANG CONINVARIAN DARI MATRIKS KUADRAT KOMPLEKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER JURUSAN : TEKNIK KOMPUTER JUMLAH SKS : Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 2.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MATRIKS BUJUR SANGKAR AJAIB ORDE GENAP KELIPATAN EMPAT MENGGUNAKAN METODE DURER

OPERASI MODIFIKASI ARITMATIKA INTERVAL TERHADAP INVERS MATRIKS INTERVAL

ALGORITMA ELIMINASI GAUSS INTERVAL DALAM MENDAPATKAN NILAI DETERMINAN MATRIKS INTERVAL DAN MENCARI SOLUSI SISTEM PERSAMAAN INTERVAL LINEAR

Pasangan Baku Dalam Polinomial Monik

Spektrum Graf Hyperoctahedral Melalui Matriks Sirkulan Dengan Visual Basic 6.0

SUMMARY ALJABAR LINEAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

Sifat Strong Perron-Frobenius Pada Solusi Positif Eventual Sistem Persamaan Differensial Linier Orde Satu

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3

PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS CIRCULANT, CIRCULANT SIMETRIK, DAN BLOCK CIRCULANT HARYONO HERMANA

APLIKASI DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA KOMPRESI UKURAN FILE GAMBAR

SPECTRUM DETOUR GRAF n-partisi KOMPLIT

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

PENERAPAN KONSEP MATRIKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial

Matriks Jawab:

SOLUSI POSITIF DARI PERSAMAAN LEONTIEF DISKRIT

Bab 2 LANDASAN TEORI

Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

1.1. Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 1.2. Susunan Koordinat Ruang R n 1.3. Vektor di dalam R n 1.4. Persamaan garis lurus dan bidang rata

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS

Transkripsi:

Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 2, Hal 7-24 pissn : 2460-3333 eissn : 2579-907X DIAGONALISASI MATRIKS HILBERT Randhi N Darmawan Universitas PGRI Banyuwangi, randhinumeric@gmailcom Abstract The Hilbert matrix is a square matrix H n n = H n with entries being the unit fraction H i,j = Since some reason Hilbert matrix is call bad condition On this i+j research we will examine process diagonalizing of Hilbert matrix H 2 and H 3 and also to determine whether both of the matrix possible to diagonalize with some matrix PMatrix P is said to be diagonalize H n if satisfy the result of the condition P H n Pis diagonal matrix Key Words: Eigen Values, Eigen Vectors,Diagonalization, Hilbert Matrices Abstrak Matriks Hilbert adalah suatu matriks bujur sangkar H n n = H n dengan entrientrinya adalah unit pecahan yang didefinisikan H i,j = Karena suatu alasan i+j tertentu matriks Hilbert dikatakan matriks kondisi buruk Pada penelitian ini akan dikaji proses diagonalisasi dari matriks Hilbert H 2 dan H 3 dan juga memastikan apakah kedua matriks tersebut memungkinkan untuk didiagonalisasi dengan suatu matriks P Matriks P dikatakan mendiagonalisasi H n jika memenuhi hasil dari kondisi P H n P adalah matriks diagonal Kata Kunci: Nilai Eigen, Vektor Eigen, Diagonalisasi, Matriks Hilbert Pendahuluan Aljabar linier merupakan salah satu cabang dari matematika yang di dalamnya terdapat suatu konsep yang sering digunakan dalam berbagai cabang ilmu, yaitu matriks Matriks adalah susunan bilangan, simbol, atau ekspresi yang disusun dalam baris dan kolom sehingga membentuk suatu bangun persegi atau persegi panjang [] Suatu matriks memiliki bentuk dan ukuran berbeda-beda, ukuran ini yang disebut dengan ordo matriks yang ditentukan oleh banyaknya baris dan kolom dari suatu matriksjika suatumatriks Amempunyai mbaris dan n kolom maka matriks tersebut dinyatakan dengan matriks ordo m n dan ditulis dengan A m n Jika banyak baris dan kolom dari matriks tersebut sama m = n maka matriks tersebut dinamakan matriks bujur sangkar Suatu matriks yang dapat dibalik (memiliki invers) hanyalah matriks bujur sangkar oleh karena itu matriks bujur sangkar merupakan salah satu syarat dalam menentukandiagonalisasi dalam sebuah matriks Diagonalisasi matriks banyak diterapkan dalam berbagai ilmu matematika, misalnya penerapan diagonalisasi matriks dalam irisan kerucut dan persamaan differensial dimana dalam penerapannyadiagonalisasi dilakukan pada matriks dengan unsur bilangan real Salah satu jenis matriks bujur sangkar yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi atau penelitian adalah matriks diagonal Matriks diagonal merupakan salah satu bentuk matriks bujur sangkar dengan semua entri diluar diagonal

utamanya nol dan paling tidak terdapat satu entri pada diagonal utamanya tidak sama dengan noljika suatu matriks Aberbentuk diagonal, maka entri diagonal utama dari matriks A adalah nilai-nilai eigen dari matriks A[2] Masalah diagonalisasi ini bertujuan untuk menunjukkan misal diberikan suatu matriks A n n makan dapat ditentukan suatu matriks P yang dapat dibalik dan sedemikian hingga P AP adalah matriks diagonal Matriks bujur sangkar yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks Hilbert H n yang merupakan matriks berkondisi buruk, meski demikian ruang matriks Hilbert telah diterapkan dalam klasifikasi Support Tensor Machine (STM) dan perbandingan himpunan data hasil eksperimen dalam kehidupan nyata [3] Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini difokuskan pada matriks Hilbert ordo 2 2 ( H 2 ) dan ordo 3 3 ( H 3 ), apakah dari masing-masing matriks tersebut dapat ditentukan matriks P yang mendiagonalisasi sehingga hasil dari P H n Padalah matriks diagonal 2 Metode Penelitian Sebelum masuk pada langkah-langkah penelitian, pada bagian iniakan dijabarkan beberapa definisi, teorema, dan penelitian terdahulu yang dijadikan landasan berpijak peneliti untuk melakukan proses diagonalisasi matriks Hilbert Definisi Jika A adalah sebuah matriks n n, maka sebuah vektor taknol x pada R n disebut vektor eigen (eigenvector) dari A jika Ax adalah sebuah kelipatan scalar dari x ; jelasnya Ax = λxuntuk sebarang λ, Skalar λ disebut nilai eigen (eigenvalue) dari A, dan xdisebut sebagai vektor eigen yang terkait dengan λ[2] Teorema Sebuah matriks bujur sangkar A dapat dibalik jika dan hanya jika λ = 0 bukan merupakan nilai eigen dari A[2] Bukti Asumsikan bahwa A adalah matriks bujur sangkar dan λ = 0 adalah solusi dari persamaan karakteristik λ n + c λ n + + c n = 0 () jika dan hanya jika kontanta c n adalah nol Sehingga, akan cukup untuk membuktikan bahwa A dapat dibalik jika dan hanya jika c n 0 Akan tetapi det λi A = λ n + c λ n + + c n (2) atau dengan menetapkan λ = 0, sehingga persamaan (2) menjadi, det A = c n atau ( ) n det A = c n (3) Berdasarkan Persamaan (3), det A = 0 jika dan hanya jika c n = 0, dan hal ini pada gilirannya akan mengimplikasikan bahwa A dapat dibalik jika dan hanya jika c n 0 8

Definisi 2 Sebuah matriks bujur sangkar A dikatakan dapat didiagonalisasi (diagonalizable) jika terdapat sebuah matriks P yang dapat dibalik sedemikian hingga P AP adalah sebuah matriks diagonal; matriks P dikatakan mendiagonalisasi (diagonalize)a[2] Definisi 3 Matriks Hilbert adalah suatu matriks bujur sangkar yangentri-entrinya adalah unit pecahan yang didefinisikan 2 3 n H n = H i,j = i + j = 2 3 4 n + 3 4 5 n + 2 n n + n + 2 2n Penelitian dari [4] terkait determinan matriks Hilbert menggunakan bantuan software SAS/IML menunjukkan bahwa semakin besar ordo dari suatu matriks Hilbert maka nilai determinan akan mendekati nol sehingga berdampak pada invers matriks tersebut sebagaimana dijabarkan pada [5] untuk ordo matriks Hilbert yang kecil dan menengah masih dapat ditentukan inversnya secara komputasi numerik akan tetapi untuk matriks Hilbert (H n ) ordo besar dengan n akan sulit ditentukan karena matriks tersebut adalah matriks singular atau dengan kata lain det H n = 0; n Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur yaitudengan mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber seperti jurnal ilmiah dan buku-buku yang relevan Penelitiandilakukan dengan melakukan kajian terhadap buku-buku aljabar linear, dan buku-buku matematika lain yang mendukung penelitianperhitungan penelitian ini menggunakan perhitungan komputasi numerik dengan bantuan software Maple dengan data awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks Hilbert H 2 dan H 3 sebagai berikut 2 3 2 H 2 = 2 3 dan H 3 = Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: a Input data awal, yaitu pendefinisian matriks Hilbert H 2 dan H 3 b Menentukan nilai eigen λ dan vektor-vektor eigen dari matriks Hilbert H 2 dan H 3 yang saling bebas linier, misalkan p, p 2 untuk H 2 serta p, p 2, p 3 untukh 3 c Membentuk matriks P 2 =[p p 2 ] dan P 3 =[p p 2 p 3 ] d Menentukan matriks D 2 = P 2 H 2 P dan D 3 = P 3 H 3 P apakah berupa matriks diagonal atau bukan 2 3 3 4 4 5 9

e Output berupa matriks D 2 dan D 3 3 Hasil dan Pembahasan 3 Proses Diagonalisasi Matriks Hilbert H 2 Misal diketahui matriks HilbertH 2, Dengan menggunakan perintah matrixplotpada Maple dengan terlebih dahulu mendefinisikan vektor data maka grafik dari matriks Hilbert H 2 sebagai berikut, Gambar Grafik matrikshilberth 2 Berdasarkan Definisi, maka dapat ditentukan nilai eigen dari matriks HilbertH 2 yaitu, λ = 2 3 + 6 3 dan λ 2 = 2 3 6 3 sehingga didapatkan vektor eigen yang bersesuaian dengan λ dan λ 2 yaitu p dan p 2 sebagai berikut, dan Kemudian dari vektor eigen tersebut didapatkan matriks P 2 =[p p 2 ] sebagai berikut, 20

Langkah selanjutnya akan ditentukan invers dari matriks P 2 tersebut sehingga didapatkan P 2 sebagai berikut, P 2 = 78 78 3( 2 + 3)(2 + 3) 3( 2 + 3)(2 + 3) 26 26 ( 2 + 3) 3 (2 + 3) 3 Langkah terakhir dari tahap diagonalisasi adalah menentukan P 2 H 2 Pyang merupakan matriks diagonal, pada tahap ini dengan menggunakan perhitungan pembulatan secara numerik didapatkan sebagai berikut, D 2 =,26759879 3 0 4 0 0 0,065744540 D 2,26759879 0 0 0,065744540 sehingga didapatkan matriks diagonal D 2 yang berarti matriks Hilbert H 2 dapat didiagonalisasi 32 Proses Diagonalisasi Matriks Hilbert H 3 Misal diketahui matriks Hilbert H 3, Dengan menggunakan perintah matrixplotpada Maple dengan terlebih dahulu mendefinisikan vektor data maka grafik dari matriks Hilbert H 3 sebagai berikut, Gambar 2 Grafik matriks HilbertH 3 Dengan langkah yang sama seperti pada matriks Hilbert H 2 akan tetapi pada kasus H 3 melibatkan angka-angka yang lebih rumit dan panjang sehingga akan sulit dalam proses perhitungan secara analitik sehingga digunakan proses perhitungan secara 2

numerik, jadi didapatkan nilai eigen yang merupakan bukan bilangan real (bilangan kompleks), sebagai berikut λ λ 2 λ 3 = sehingga didapatkan vektor eigen yang bersesuaian dengan λ, λ 2 dan λ 3 yaitu p, p 2 dan p 3 sebagai berikut, Kemudian dari vektor eigen tersebut didapatkan matriks P 3 =[p p 2 p 3 ] dengan asumsi bahwa nilai entri matriks tidak real(bagian imajiner) mendekati 0 (nol), maka didapatkanvektor eigen sebagai berikut, Langkah selanjutnya akan ditentukan invers dari matriks P 3 tersebut sehingga didapatkan P 3 sebagai berikut, P 3 = Langkah terakhir dari tahap diagonalisasi adalah menentukan P 3 H 3 P yang merupakan matriks diagonal, pada tahap ini dengan menggunakan perhitungan pembulatan secara numerik dengan asumsi bahwa nilai entri matriks tidak real (imajiner) mendekati 0 (nol), didapatkan sebagai berikut, D 3 =,5064 2,2028 2,248 0,3720 0,40 0,504 0,307 0,346 0,4280 sehingga didapatkan matriks D 3 yang bukan merupakan matriks diagonal yang berarti matriks Hilbert H 3 tidak dapat didiagonalisasi 33 Pembahasan Berdasarkan hasil penilitian yang telah dijabarkan di atas maka terdapat dua hal yang berbeda yaitu pada matriks Hilbert H 2 yang dapat didiagonalisasi dan matriks Hilbert H 3 yang tidak dapat didiagonalisasi Pada pembahasan ini akan dijelaskan penyebab 22

perbedaan dua hal tersebut Matriks Hilbert adalah salah satu matriks dengan kondisi buruk dengan entri-entri yang unik dan membentuk suatu pola bilangan, yang mana semakin besar ukuran matriks Hilbert maka nilai determinan akan mendekati 0 atau dengan kata lain akan menjadi matriks singular [4] Dampak dari suatu matriks singular adalah matriks tersebut tidak dapat dibalik atau tidak dapat ditentukan nilai inversnya, oleh karena itu data berikut akan memberikan informasi terkait singularitas matriks Hilbert Tabel Determinan Matriks Hilbert Matriks Hilbert Determinan H 2 008333333333 H 3 00004629629630 H 4 000000065 H 5 3,7492 0 2 H 9 H n 9,7202 0 43 a n n 4 (2π) n 4 ( n2 ) H n 0 Berikut ini akan disajikan grafik ilustrasi dari matriks Hilbert H 5 dan H 9 sebagai fakta pendukung bahwa determinan matriks Hilbert H n adalah 0 Gambar 3 Grafik Matriks Hilbert H 5 Gambar 4 Grafik Matriks Hilbert H 9 Berdasarkan data pada Tabel tersebut maka masih memungkinkan menentukan invers matriks Hilbert H 2 sehingga proses diagonalisasi juga masih bisa ditentukan secara analitik maupun numerik, hal ini dapat dilihat dari nilai eigen yang didapatkan berupa bilangan real yaitu λ = 2 + 3 dan λ 3 6 = 2 3 3 6 23

Pada matriks Hilbert H 3 memiliki determinan yang mulai mendekati nol, meskipun masih memungkinkan untuk ditentukan inversnya akan tetapi problem muncul saat proses diagonalisasi yaitu dari nilai eigen yang didapatkan berupa bilangan kompleks yaitu seperti pada perhitungan diagonalisasi matriks Hilbert H 3 di atas sehingga pada proses berikutnya yaitu penentuan vektor eigen selalu melibatkan bilangan kompleks yang cukup rumit sehingga matriks D 3 yang didapatkan bukanlah matriks diagonal Berdasarkan penelitian diagonalisasi pada matriks Hilbert H 3 yang cukup rumit proses diagonalisasinya karena melibatkan bilangan kompleks yang menghasilkan kesimpulan matriks Hilbert H 3 tidak dapat didiagonalisasi, maka peneliti memiliki dugaan kuat bahwa untuk proses diagonalisasi matriks Hilbert H 4, H 5, H 6, bahkan H n tidak dapat didiagonalisasi karena nilai determinan mendekati 0 (nol) sehingga berakibat tidak memiliki invers 4 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulan beberapa hal sebagai berikut a Diagonalisasi matriks Hilbert H 2 dapat dilakukan, hal ini ditunjukkan dengan didapatkannya matriks P 2 yaitu, yang mendiagonalisasi matriks Hilbert H 2 dengan dibuktikan bahwa D 2 = P 2 H 2 P adalah matriks diagonal yaitu, D 2,26759879 0 0 0,065744540 b Diagonalisasi matriks Hilbert H 3 tidak dapat dilakukan, hal ini ditunjukkan dengan didapatkannya matriks P 3 yaitu, yang tidak mendiagonalisasi matriks Hilbert H 3 dengan dibuktikan bahwa D 3 = P 3 H 3 P adalah bukan matriks diagonal yaitu,,5064 2,2028 2,248 D 3 = 0,3720 0,40 0,504 0,307 0,346 0,4280 c Didapatkan dugaan kuat yaitu matriks Hilbert ordo tinggi tidak dapat didiagonalisasi Daftar Pustaka [] Hazewinkel, M 200 Encyclopedia of Mathematics Springer Springer, ISBN978--55608-00-4 [2] Anton, H, dan Rorres, C 2005 Elementary Linier Algebra Application Version (Ninth Edition Ed) John Willey & Son, Inc [3] Ye, Y 207 The Matrix Hilbert Space and Its Application to Matrix Learning arxiv:706080v2 [statml] 4 Nov 207 [4] Wicklin, R 204 blogssascom Retrieved 23, 207, fromhttps://blogssascom/content/iml/204/04/6/the-hilbert-matrix-dethtml 24