BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Jenis eksperimen ini dilakukan untuk menguji hipotesis tentang efektif tidaknya suatu tindakan apabila dibandingkan dengan tindakan lain yang variabelnya dikontrol sesuai dengan kondisi yang ada. Penelitian ini membandingkan bagaimana kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar, antar kelompok eksperimen yang dikenai tindakan berupa pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dan kelompok kontrol yang melaksanakan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran matematika yang bersangkutan. Berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat, pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dilaksanakan oleh peneliti. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan Klaten yang beralamat di jalan Manisrenggo km 2,5, Dengak, Prambanan, Klaten. Penelitian dengan materi komposisi fungsi dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 18 Maret 2017. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian tercantum pada Tabel 1 dibawah ini Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tanggal dan Waktu No Materi XI IPA 5 XI IPA 3 54
1. Pretest 2. Fungsi injektif, surjektif, bijektif 3. Operasi aljabar fungsi 4. Komposisi fungsi 5. Sifat-sifat komposisi fungsi 6. Menentukan fungsi jika komposisi fungsi dan fungsi lain sudah diketahui 7. Posttest 25 Februari 2017 08.30-10.00 2 Maret 2017 10.15-12.30 4 Maret 2017 08.30-10.00 9 Maret 2017 10.15-12.30 11 Maret 2017 08.30-10.00 16 Maret 2017 10.15-12.30 18 Maret 2017 08.30-10.00 24 Februari 2017 07.00-08.30 1 Maret 2017 07.00-09.15 3 Maret 2017 07.00-08.30 8 Maret 2017 07.00-09.15 10 Maret 2017 07.00-08.30 15 Maret 2017 07.00-09.15 17 Maret 2017 07.00-08.30 C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian Menurut Sugiyono (2013:61), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah semua siswa kelas XI tahun ajaran 2016/2017 di kecamatan Prambanan Klaten yaitu SMA Negeri 1 Prambanan Klaten dan MAN Prambanan Klaten dengan jumlah siswa pada Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2. Daftar Sekolah dan Jumlah Siswa Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa SMAN 1 Prambanan Klaten XI IPA 1 33 XI IPA 2 33 XI IPA 3 33 55
XI IPA 4 34 XI IPA 5 34 MAN Prambanan Klaten XI IPA 1 27 XI IPA 2 28 Jumlah siswa 222 2. Sampel penelitian Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan waktu, dana, dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi tersebut. Sugiyono (2013: 62) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian bergantung pada tingkat kesalahan yang diinginkan. Semakin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan dan sebaliknya. Makin kecil tingkat kesalahan maka akan semakin besar jumlah sampel yang diperlukan. Ukuran sampel yang dipilih oleh peneliti dengan taraf kesalahan 10 % adalah sesuai dengan rumus Slovin sebagai berikut: n= N 1+( N e 2 ) Keterangan: N = besar populasi e = taraf kesalahan n = ukuran sampel Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas XI di Kecamatan Prambanan Klaten, adapun jumlah populasi adalah 347 siswa dengan taraf kesalahan 10%. Dengan menggunakan rumus Slovin maka ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut: 56
222 n= 1+(222. 0,01 ) = 222 =66, 944 3,22 Dari perhitungan di atas, diketahui ukuran sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebanyak 67 siswa. 3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan ukuran sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2013:62). Sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dalam teknik ini, responden dipilih berdasarkan keberagaman strata kecerdasan dari siswa di kecamatan Prambanan Klaten, maka dipilih SMA Negeri 1 Prambanan Klaten yang terdiri dari lima kelas program IPA. Selanjutnya untuk memenuhi ukuran sampel sebesar 67 maka terpilih dua kelas yang memenuhi ukuran sampel yaitu kelas XI IPA 5 sebanyak 34 siswa yang dikenai perlakuan model pembelajaran Team Accelerated Instruction dan kelas XI IPA 3 sebanyak 33 siswa yang dikenai model pembelajaran konvensional. D. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2013: 2), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa 57
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut yang kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat 3 jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variabel), variabel terikat (dependent variabel) dan variabel kontrol. 1. Variabel bebas Variabel bebas (independent) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. (Sugiyono, 2013: 4). Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antencedent. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction dan pembelajaran konvensional. Pembelajaran pada kelompok kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (X 1 ) dan untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional (X 2 ). 2. Variabel terikat Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2013: 4). Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif (Y 1 ) dan motivasi belajar siswa (Y 2 ). 58
3. Variabel kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. (Sugiyono, 2013: 4) Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah materi pembelajaran, guru dan alokasi waktu pembelajaran. E. Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang digunakan untuk menunjang pembelajaran dengan model Team Accelerated Instruction di antaranya adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP adalah pedoman dan langkah-langkah yang digunakan pendidik setiap kali pertemuan di kelas. Penelitian ini menggunakan 2 RPP, yaitu RPP untuk kelas eksperimen dan RPP untuk kelas kontrol. RPP untuk kelas eksperimen adalah RPP yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, sedangkan RPP untuk kelas kontrol merupakan RPP yang digunakan untuk kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) LKS merupakan salah satu alat bantu pembelajaran berupa lembaran kertas yang berisi informasi maupun pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS ini dikerjakan oleh siswa secara berkelas pada kelas eksperimen. LKS yang digunakan dalam penelitian ini merupakan LKS 59
yang didesain oleh peneliti dan telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan validator. F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data secara tepat. Data dalam penelitian ini diperoleh peneliti dengan memberikan perlakuan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan didampingi oleh guru mata pelajaran. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tentang kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan dilaksanakan untuk setiap pertemuan. Lembar observasi yang disusun oleh peneliti digunakan untuk mengamati kegiatan keterlaksanaan pembelajaran yang meliputi aktivitas belajar siswa dan guru. Observer dalam penelitian ini adalah Dwi Retnowati, S.Pd. Indikator keterlaksanaan pembelajaran dibuat berdasarkan langkahlangkah model pembelajaran yang digunakan yaitu model TAI dan model pembelajaran konvensional. Selanjutnya diperoleh keterlaksanaan pembelajaran yang dihitung dengan rumus jumlah skor diperoleh K= 100 skor maksimal Dengan kriteria: 60
K 55% < 40% < K > 80% = Berhasil K K 80% = Cukup Berhasil 55% = Kurang Berhasil 40% = Tidak Berhasil (diadaptasi dari Pedoman Pendidikan UM, 2009) b. Metode Tes Tes berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian. Langkah-langkah dalam mengumpulkan data yang dilakukan oleh peneliti: 1) pemberian tes awal (pretest) 2) pemberian tes akhir (protest) Cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1) Menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan dalam proses penelitian; RPP, LKS, soal-soal latihan dan kuis, kisi-kisi soal pretest dan posttest, kisi-kisi angket motivasi belajar matematika. 2) Validasi instrumen yang akan digunakan dalam penelitian oleh dosen atau ahli. 3) Melakukan prasurvey serta mengajukan perijinan ke sekolah yang bersangkutan. 4) Melakukan pretest kepada kedua kelompok siswa yang telah ditentukan kemudian memberikan angket motivasi belajar. 5) Melakukan eksperimen model pembelajaran di kelas yang menjadi objek penelitian bersama dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. 61
6) Melakukan posttest kepada kedua kelompok siswa yang telah diberikan perlakuan kemudian memberikan angket motivasi belajar matematika kepada kelompok siswa tersebut untuk dikerjakan. 7) Analisa data. 2. Instrumen Pengumpulan Data Terdapat dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes dan instrumen non tes. a. Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif adalah instrumen tes dalam bentuk tes essay. Menurut Ebel dan Frisbie (Hastin, 2014:55), tes essay dipandang dapat memberi indikasi yang baik untuk mengukur sejauh mana siswa memperoleh pemahaman terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Ada dua soal dalam instrumen tes pada penelitian ini yaitu soal pretest dan soal posttest. Soal-soal tersebut dibuat dalam bentuk soal uraian. Pretest diberikan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif awal siswa terhadap materi yang diajarkan serta untuk melihat apakah kemampuan berpikir kreatif kedua kelas sama atau tidak, sedangkan posttest diberikan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif setelah mendapat perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dan pembelajaran konvensional. Adapun kisi-kisi kemampuan berpikir kreatif siswa tercantum pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa No Aspek Indikator 62
yang Diamati 1. Fluency 2. Flexibility 3. Originalit y Siswa dapat menyelesaikan masalah komposisi fungsi dengan lancar Siswa dapat menyelesaikan masalah komposisi fungsi dengan sudut pandang yang berbeda Siswa dapat menyelesaikan masalah komposisi fungsi menggunakan cara yang bersifat baru atau berbeda dengan yang lain Penskoran untuk skala kemampuan berpikir kreatif pada penelitian ini memiliki rentang 0 sampai dengan 100. Untuk menentukan kriteria hasil pengukuran menggunakan klasifikasi berdasarkan rata-rata ideal (Mi) dan Standar deviasi ideal (Si). Mi = (0+100)/2 = 50 dan Si =(100-0)/5 = 20. Kriteria dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini Tabel 4. Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif Interval Nilai Kriteria Mi + 1,25 Si < X Mi + 2,5 Si 75 < X 100 Tinggi Mi 0 Si < X Mi + 1,25 Si 50 < X 75 Sedang Mi 1,25 Si < X Mi 0 Si 25 < X 50 Rendah Mi 2,5 Si X Mi 1,25Si 0 X 25 Sangat Rendah Keterangan: Mi = (skor maksimal + skor minimal)/2 Si = (skor maksimal skor minimal)/5 X = total skor aktual b. Instrumen Non Tes Instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa adalah Angket. Angket motivasi belajar siswa dalam penelitian ini disusun dengan memuat 15 pertanyaan positif dan negatif dalam bentuk checklist yang mengungkap motivasi belajar. Angket motivasi belajar siswa digunakan untuk mengetahui 63
bagaimana motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika sebelum dan sesudah perlakuan. Adapun kisi-kisi motivasi belajar siswa tercantum pada Tabel 5 dibawah ini. Tabel 5. Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa Dimensi Indikator No. Item Jumlah Positif Negatif Item Adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam 1, 3 2 3 belajar matematika Adanya dorongan dan Motivasi kebutuhan dalam belajar Intrinsik matematika 4, 5, 6-3 Adanya harapan dan citacita masa depan dalam belajar matematika 8 7 2 Adanya dorongan berkenaan dengan umpan balik dalam belajar 10 9 2 matematika Adanya hasrat berkenaan dengan kegiatan yang menarik dalam belajar 11 12 2 matematika Motivasi Ekstrinsi k Adanya keinginan berkenaan dengan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar matematika dengan baik 13, 15 14 3 Jumlah 10 5 15 Penskoran untuk skala motivasi belajar matematika pada penelitian ini memiliki rentang 15 sampai dengan 60. Untuk menentukan kriteria hasil pengukuran menggunakan klasifikasi berdasarkan rata-rata ideal (Mi) dan Standar deviasi ideal (Si). Mi = 64
(15+60)/2 = 37,5 dan Si =(60-15)/6 = 7,5. Kriteria dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini Tabel 6. Kriteria Motivasi Belajar Matematika Interval Nilai Kriteria Mi + 1,5Si < X Mi + 3Si 60 < X 75 Sangat Tinggi Mi + 0,5Si < X Mi + 1,5Si 50 < X 60 Tinggi Mi 0,5Si < X Mi + 0,5Si 40< X 50 Sedang Mi 1,5Si < X Mi 0,5Si 30< X 40 Rendah Mi 3Si X Mi 1,5Si 15 X 30 Sangat Rendah Keterangan: Mi = (skor maksimal + skor minimal)/2 Si = (skor maksimal skor minimal)/6 X = total skor aktual Skor yang diberikan terhadap pernyataan-pernyataan dalam angket motivasi belajar matematika diberi dengan ketentuan adalah 1) Untuk pernyataan dengan kriteria positif: 1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 =kadang-kadang, 4 = sering, 5 = selalu; 2) Untuk pernyataan dengan kriteria negatif: 5 = tidak pernah, 4 = jarang, 3 = kadang-kadang, 2 =sering, 1 = selalu. G. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent- Groups Pretest-Posttest Design. McMillan & Schumacher (2010:272) menjelaskan dalam desain terdapat dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen (K E ) dan kelas kontrol (K K ). Masing-masing kelas sampel diberikan perlakuan yang berbeda dan diberikan pretest dan posttest. Pada kelas eksperimen diberikan model Team Accelerated Instruction dan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Tabel 7. Desain Penelitian dengan Pretest-Postest Control Group Design Kelompok Pretest Treatment Posttest 65
K E T E1 X E T E2 K K T K1 X K T K2 Keterangan: K E : Kelompok eksperimen K K : Kelompok kontrol T E1 : soal pretest yang diberikan pada kelas eksperimen T K1 : soal pretest yang diberikan pada kelas kontrol T E2 : soal posttest yang diberikan pada kelas eksperimen T K2 : soal posttest yang diberikan pada kelas kontrol X E : perlakuan kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran Team Accelerated Instruction X K : perlakuan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional H. Validitas Instrumen Instrumen pretest dan posttest yang digunakan harus valid. Suharsini Arikunto (2010:211) menjelaskan definisi validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu intrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur ini mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi instrumen mengacu pada sejauh mana item instrumen mencakup keseluruhan situasi yang akan diukur. Validitas isi instrumen tes dapat diketahui dari kesesuaian instrumen tes tersebut dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Instrumen yang valid diperoleh dari beberapa proses yang dimulai dari penyusunan instrumen berdasarkan kajian teori kemudian pengajuan validasi instrumen kepada dosen berpengalaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Heri Retnawati (2016:18) bahwa validitas isi ditentukan menggunakan kesepakatan ahli. Kesepakatan ahli bidang studi atau sering disebut dengan domain yang 66
diukur menentukan tingkatan validitas isi (content related). Untuk mengetahui kesepakatan dosen ahli, digunakan indeks validitas yang salah satunya diusulkan oleh Aiken berikut ini s V = n( c 1) dengan V = indeks kesepakatan rater mengenai validitas butir s = skor yang ditetapkan (s = r l 0 ) r = skor ketegori pilihan rater l 0 = skor terendah dalam kategori penyekoran n = banyaknya rater c = banyaknya kategori yang dapat dipilih rater Dari hasil perhitungan indeks V, suatu butir atau perangkat dapat dikategorikan berdasarkan indeknya. Jika indeksnya kurang atau sama dengan 0,4 dikatakan validitasnya kurang, 0,4-0,8 dikatakan validitasnya sedang, dan jika lebih besar dari 0,8 dikatakan sangat valid. Berdasarkan perhitungan indeks V, diperoleh rata-rata V instrumen kreatif sebesar 0,92 sehingga masuk kedalam kategori sangat valid sedangkan V instrumen motivasi sebesar 0,91 sehingga masuk kedalam kategori sangat valid. Hasil perhitungan indeks V disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 8. Hasil Perhitungan Indeks V Instrumen Berpikir Kreatif Buti r Rater 1 Rater 2 Rater 3 s 1 s 2 s 3 Σ s V 1 4,67 4,67 4,67 3,67 3,67 3,67 11,01 0,9175 2 5 4,67 4,67 4 3,67 3,67 11,34 0,945 3 4,33 4,67 4,67 3,33 3,67 3,67 10,6 7 0,8891 Tabel 9. Hasil Perhitungan Indeks V Instrumen Motivasi Belajar Rater 1 Rater 2 Rater 3 s 1 s 2 s 3 Σ s V 4,64 5 4,33 3,6 4 4 3,3 3 10,9 7 0,914 1 67
I. Teknik Analisis Data Untuk memperoleh bukti adanya keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dan konvensional ditinjau dari motivasi belajar matematika dan berpikir kreatif matematika siswa serta kemudian membandingkan keefektifan di antara keduanya maka perlu dilakukan berbagai macam analisis. Analisis yang dilakukan sesuai dengan tujuan di atas dijabarkan seperti dibawah ini. 1. Analisis Deskriptif Sebelum data dianalisis untuk menguji hipotesis, data perlu dideskripsikan terlebih dahulu. Data yang perlu dideskripsikan adalah hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Deskripsi data yang dilakukan berupa rata-rata, simpangan baku, nilai tertinggi dan nilai terendah dari data tersebut. Perhitungan rata-rata, variansi, dan simpangan baku menggunakan bantuan Program SPSS 16.0 for Windows. 2. Analisis Statistik Uji Inferensial Teknik analisis statistik uji inferensial yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik uji multivariat. Analisis ini dilakukan untuk melihat adanya perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, terhadap dua variabel dependen yaitu kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar secara simultan. Uji multivariat pada penelitian ini menggunakan Hotelling s Trace dua populasi dengan 68
bantuan SPSS 16.0 for windows. Data yang dianalisis adalah data yang diperoleh dari pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar. Setelah melakukan analisis statistik uji multivariat dengan, analisis dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan Hotelling s Trace satu populasi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui efektif atau tidaknya pembelajaran dengan model Team Accelerated Instruction dan pembelajaran konvensional pada masing-masing variabel kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar secara simultan. Data yang dianalisis dengan Hotelling s Trace satu populasi adalah data yang diperoleh dari hasil posttest kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar setelah pembelajaran. Sebelum melakukan analisis uji multivariat, asumsi yang harus terpenuhi adalah uji asumsi normalitas dan homogenitas. a. Uji Normalitas Uji asumsi normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Menurut Tabachnick (Nurma Angkotasan, 2013:67) Uji normalitas multivariat merupakan perluasan dari uji normalitas univariat. Normalitas univariat digunakan sebagai pendekatan untuk mencapai distribusi populasi yang mendekati normal. Uji normalitas univariat dilakukan dengan menguji normalitas di setiap variabel. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2013: 79) bahwa statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. 69
Pada penelitian ini, uji asumsi normalitas dilakukan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16 for Windows. Hipotesis yang diajukan untuk mengukur normalitas data pada pengujian ini adalah sebagai berikut: H 0 : Data dari populasi berdistribusi normal. H 1 : Data dari populasi tidak berdistribusi normal. Kriteria pengujian yang digunakan untuk mengukur normalitas data dalam pengujian ini adalah H 0 diterima (data berdistribusi normal) apabila nilai signifikansi lebih dari tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 5%, sebaliknya H 0 diterima (data tidak berdistribusi normal) apabila nilai signifikansi kurang dari 5%. b. Uji Homogenitas Multivariat Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan matriks varians-kovarians skor hasil kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar siswa secara simultan atau secara multivariat menggunakan uji Box s M dan kesamaan varians masing-masing variabel terikat menggunakan Levene s Test dengan bantuan SPSS 16 for windows untuk menentukan tingkat kehomogenan skor kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar siswa. Hipotesis yang diajukan untuk mengukur homogenitas multivariat data pada pengujian ini adalah sebagai berikut: 70
1) Uji homogenitas matriks kovarians skor pretest kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol H 0 : Matriks varians-kovarians pretest antara kelas eksperimen (Team Accelerated Instruction) dan kelas kontrol H 1 : (konvensional) adalah homogen. Matriks varians-kovarians pretest antara kelas eksperimen (Team Accelerated Instruction) dan kelas kontrol (konvensional) adalah tidak homogen. 2) Uji homogenitas matriks kovarians skor posttest kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol H 0 : Matriks varians-kovarians posttest antara kelas eksperimen (Team Accelerated Instruction) dan kelas kontrol H 1 : (konvensional) adalah homogen. Matriks varians-kovarians posttest antara kelas eksperimen (Team Accelerated Instruction) dan kelas kontrol (konvensional) adalah tidak homogen. Kesimpulan diambil pada taraf signifikansi 5% dengan kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima dan H 1 ditolak (data berasal dari populasi yang homogen), sebaliknya jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka data berasal dari populasi tidak homogen. Apabila data berdistribusi normal dan homogen maka dapat dilanjutkan uji kesamaan mean kedua kelas. 71
c. Uji Kesamaan Mean Kedua Kelas Uji kesamaan mean ini digunakan untuk membuktikan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif yang sama sebelum diberi perlakuan. Uji kesamaan vektor mean ini dilakukan dengan uji Hotteling s Trace MANOVA. Untuk dapat melakukan uji kesamaan vektor mean antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Hotteling s Trace MANOVA maka data-data yang diambil sebelum perlakuan ini harus memenuhi uji asumsi normalitas dan homogenitas. Hipotesis yang diajukan untuk mengukur kesamaan vektor mean data antara kedua kelas eksperimen pada pengujian ini adalah sebagai berikut: H 0 : ( μ E1(M ) μ E1(BK )) ( = μ K 1(M) μ K 1(BK)), tidak terdapat perbedaan vektor mean antara model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa H 1 : ( μ E1(M ) μ E1(BK )) ( μ K 1 (M) μ K 1 (BK)), terdapat perbedaan vektor mean antara model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dengan pembelajaran 72
konvensional ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa Keterangan: μ E 1(M) = rata-rata motivasi belajar siswa kelas eksperimen μ E 1(BK ) = rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen μ K 1(M ) = rata-rata motivasi belajar siswa kelas kontrol μ K 1(BK ) = rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas Statistik uji : kontrol F= n 1 +n 2 p 1 (n 1 +n 2 2) p T2 dengan T 2 = n 1 n 2 n 1 +n 2 ( x 1 x 2 ) ' S 1 (x 1 x 2 ) S= W 1 +W 2 n 1 +n 2 2 W=[ ss 1 ss 12 ss 21 ss 2 ] Keterangan : T 2 = Hotelling Trace n 1 = besar sampel dari kelompok eksperimen 73
n 2 = besar sampel dari kelompok kontrol x 1 x 2 = matriks rata-rata S 1 p S = invers matriks kovarian = banyaknya variabel terikat = matriks dispersi sampel W 1 = matriks jumlah kuadrat dalam kelompok eksperimen W 2 = matriks jumlah kuadrat dalam kelompok kontrol ss 1 ss 2 = varians sample motivasi = varians sampel berpikir kreatif ss 12 =ss 21 = kovarians sampel antara motivasi dan berpikir kreatif Kriteria pengujian yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya perbedaan vektor mean antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dalam pengujian ini adalah H 0 ditolak apabila F hit < ( 1 F 0,025 ; (2,64 ) =0,3013 ) atau F ( 0,025 ; (2,64 )=3,967) F hit > atau nilai sig. < tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 5%. d. Uji Hipotesis 1) Hipotesis pertama 74
H 0 : ( μ 11 μ 21) ( 75 50), model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) tidak efektif secara simultan ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa H 1 : ( μ 11 μ 21) > ( 75 50), model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) efektif secara simultan ditinjau dari motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa Dengan μ 11 : nilai posttest kemampuan berpikir kreatif dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) μ 21 : skor angket motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) setelah perlakuan Kriteria keputusan : H 0 ditolak jika F hit > F 0,05; ( 2,32) = 3,318. Satitstik uji : F= n p (n 1) p T 2 Dengan 75
T 2 =n ( X μ 0 ) ' S 1 ( X μ 0 ) S=[ s 11 s 12 s 21 s 22] Keterangan : T 2 = Hotelling Trace n = besar sampel X μ 0 = matriks rata-rata S 1 p S s 11 s 22 s 12 =ss 21 = invers matriks kovarian = banyaknya variabel terikat = matriks dispersi sampel = varians sample motivasi = varians sampel berpikir kreatif = kovarian sampel antara motivasi dan berpikir kreatif 2) Hipotesis kedua H 0 : ( μ 12 μ 22) ( 75 50), model pembelajaran konvensional tidak efektif secara simultan ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar matematika siswa 76
H 1 : ( μ 12 μ 22) > ( 75 50), model pembelajaran konvensional efektif secara simultan ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar matematika siswa Dengan μ 12 : nilai posttest kemampuan berpikir kreatif dengan model pembelajaran konvensional μ 22 : skor angket motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional setelah perlakuan Kriteria keputusan : H 0 ditolak jika F hit > F 0,05; ( 2,31) = 3,319. Satitstik uji : F= n p (n 1) p T 2 dengan T 2 =n ( X μ 0 ) ' S 1 ( X μ 0 ) S=[ s 11 s 12 s 21 s 22] Keterangan : T 2 = Hotelling Trace n = besar sampel 77
X μ 0 = matriks rata-rata S 1 p S s 11 s 22 s 12 =ss 21 = invers matriks kovarian = banyaknya variabel terikat = matriks dispersi sampel = varians sample motivasi = varians sampel berpikir kreatif = kovarian sampel antara motivasi dan berpikir kreatif Apabila hasil hipotesis menunjukkan adanya keefektifan pada model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) dan model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar siswa maka dilanjutkan uji perbandingan keefektifan kedua model. 3) Hipotesis ketiga H 0 : ( μ 11 μ 21) ( μ 12 μ 22), model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) tidak lebih efektif secara simultan dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar matematika siswa H 1 : ( μ 11 μ 21) > ( μ 12 μ 22), model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) lebih efektif secara simultan dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional 78
ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar matematika siswa Dengan μ 11 : nilai posttest kemampuan berpikir kreatif dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) μ 12 : nilai posttest kemampuan berpikir kreatif dengan model pembelajaran konvensional μ 21 : skor angket motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) setelah perlakuan μ 22 : skor angket motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional setelah perlakuan Statistik uji : F= n 1 +n 2 p 1 (n 1 +n 2 2) p T2 dengan T 2 = n 1 n 2 n 1 +n 2 ( x 1 x 2 ) ' S 1 (x 1 x 2 ) S= W 1 +W 2 n 1 +n 2 2 79
W=[ ss 1 ss 12 ss 21 ss 2 ] Keterangan : T 2 = Hotelling Trace n 1 = besar sampel dari kelompok eksperimen n 2 = besar sampel dari kelompok kontrol x 1 x 2 = matriks rata-rata S 1 p S = invers matriks kovarian = banyaknya variabel terikat = matriks dispersi sampel W 1 = matriks jumlah kuadrat dalam kelompok eksperimen W 2 = matriks jumlah kuadrat dalam kelompok kontrol ss 1 ss 2 = varians sample motivasi = varians sampel berpikir kreatif ss 12 =ss 21 kreatif = kovarian sampel antara motivasi dan berpikir Kriteria pengujian yang digunakan untuk mengukur lebih efektif atau tidaknya model pembelajaran antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dalam pengujian ini adalah H 0 ditolak apabila F hit >F 0,05 ; (2,64 ) =3,148 atau nilai sig. < tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 5%. 80