46 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Effendi 1991). Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan yakni dari bulan April 2008 hingga Juli 2009 mulai dari penulisan proposal, penyusunan instrumen, pengambilan data, analisis data, dan penulisan laporan. Penelitian ini akan dilakukan pada dua lokasi penelitian untuk melihat perbedaan masing-masing variabel penelitian pada dua kelompok keluarga petani yang mengusahakan komoditas yang berbeda, yaitu usaha tani padi dan hortikultura. Lokasi yang dipilih adalah Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung untuk usahatani padi dan di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat untuk usahatani hortikultura. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa kedua lokasi tersebut merupakan desa yang terletak di daerah pinggiran perkotaan (daerah peri-urban), yaitu desa yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung. Populasi dan Penentuan Sampel Unit analisis dari penelitian ini adalah keluarga petani lapisan bawah. Kriteria contoh keluarga petani yang utuh (bapak, ibu dan anak) dan keluarga tersebut mengusahakan lahan di bawah 0,5 Ha. Responden dari penelitian ini adalah istri. Dari data yang diperoleh di lapangan diketahui bahwa di Desa Andir Kecamatan Bale Endah Kabupaten Bandung (usahatani padi) terdapat sekitar 570 keluarga petani yang menguasai lahan di bawah 0,5 Ha dan juga keluarga buruh tani. Sedangkan di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung (usahatani hortikultura) terdapat 346 keluarga petani yang menguasai lahan di bawah 0,5 Ha. Penentuan jumlah contoh total, yaitu n menggunakan rumus Slovin yang dikutip dalam Al-Rasyid (1984) : N n = Nd 2 + Keterangan : 1 n = ukuran contoh total yang akan diambil d = nilai presisi yaitu sebesar 5 % N = populasi keluarga petani
47 Dari hasil penggunaan rumus di atas, diperoleh nilai n untuk keluarga petani padi sebanyak 45 keluarga, dibulatkan menjadi 50 keluarga; dan untuk keluarga petani hortikultura sebanyak 40 keluarga, dibulatkan menjadi 50 keluarga. Selanjutnya untuk proses pengambilan contoh, di masing-masing desa lokasi penelitian ditentukan masing-masing tiga RW yang memiliki jumlah penduduk yang berprofesi sebagai petani terbanyak. Kerangka sampling diperoleh berdasarkan rekomendasi ketua RW ataupun ketua kelompok tani di RW tersebut, kemudian penentuan contoh akan menggunakan teknik cluster random sampling. Diagram pengambilan contoh dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. n = jumlah sampel total (100 kel petani) Kelurahan Andir Kec. Bale Endah Desa Mekarwangi Kec. Lembang Keluarga petani padi sawah (n = 50) Keluarga petani hortikultura (n = 50) Purposive RW 6 RW 7 RW 12 RW 1 RW 2 RW 9 Purposive n = 17 n = 17 n = 16 n = 17 n = 17 n = 16 Acak Gambar 4 Diagram penarikan contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Pada penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik sebagai berikut: 1. Pengamatan langsung, yaitu pengumpulan data dengan observasi langsung pada obyek penelitian. 2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan tatap muka dan wawancara langsung dengan contoh penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur dalam bentuk kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Data yang akan dikumpulkan mencakup karakteristik keluarga masyarakat pinggiran perkotaan, strategi koping yang dilakukan keluarga petani di pinggiran perkotaan, manajemen sumberdaya keluarga dan tingkat kesejahteraan petani (Tabel 2). Kuesioner telah diuji reabilitasnya, dengan hasil sebagai berikut : a. Persepsi gender dengan nilai α = 0,7760 b. Strategi penghematan dengan nilai α = 0,7459 c. Strategi penambahan sumber daya dengan nilai α = 0,6264
48 d. Strategi sosial dengan nilai α = 0,6879 e. Pengambilan keputusan dalam strategi koping dengan nilai α = 0,6949 f. Pengambilan keputusan dalam aktivitas keluarga α = 0,6559 g. Pembagian kerja dalam keluarga dengan nilai α = 0,6324 h. Persepsi kesejahteraan keluarga dengan nilai α = 0,6280 3. Indepth interview, yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci atau responden terpilih untuk memperoleh informasi lebih mendalam dan mengklarifikasi informasi yang diperoleh sebelumnya. 4. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang sudah ada, kajian pustaka yang relevan dengan penelitian, serta data yang sudah ada di instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya buku, internet, media massa, serta sumber lainnya. Data sekunder yang dikumpulkan mencakup informasi geografi dan demografi lokasi penelitian serta dokumentasi yang terkait dengan topik penelitian (Tabel 2). Tabel 2 Jenis dan informasi yang akan diambil No Variabel Jenis Informasi yang Akan Diambil Metode yang Digunakan 1. Karakteristik keluarga Umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga Wawancara Kondisi sosial ekonomi keluarga 2 Persepsi tentang gender Mata pencaharian utama (pertanian/non pertanian; aset keluarga (kepemilikan tempat tinggal; kondisi tempat tinggal; kepemilikan alat transportasi; perabot rumah tangga; kepemilikan tabungan); keikutsertaan dalam organisasi sosial; Pemilikan dan penguasaan aset produksi : status penguasaan lahan (milik, sewa, sakap, buruh tani); Rasio hutang terhadap aset; Bantuan yang diterima Persepsi istri terhadap peran gender dalam keluarga 3 Peran Gender Pembagian peran (pengambilan keputusan dan pembagian kerja) antara suami dan istri dalam hal strategi koping dan manajemen sumberdaya keluarga yang dilakukan oleh keluarga petani. 4 Kondisi sosial ekonomi daerah pinggiran perkotaan 1. Keadaan umum wilayah. 2. Karakteristik demografi. 3. Ketersediaan dan keterjangkauan pada lembaga ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Wawancara, observasi Wawancara Wawancara Profil desa serta instansi terkait, wawancara
49 Tabel 2 (Lanjutan) No Variabel Jenis Informasi yang Akan Diambil Metode yang Digunakan 5 Masalah ekonomi Masalah ekonomi yang dirasakan keluarga pada saat kondisi normal ataupun musim paceklik. Wawancara 6. Strategi koping yang dilakukan dalam menghadapi kemiskinan 1. Strategi ekonomi keluarga a.mempertahankan sumberdaya Strategi penghematan b. Menambah income / sumberdaya Pola nafkah ganda Penyebaran tenaga kerja keluarga 2. Strategi sosial : pemanfaatan organisasi sosial, mencari dukungan sosial Pengambilan Siapa yang memutuskan untuk melakukan keputusan strategi koping (strategi ekonomi dan sosial) 7 Pengambilan Keputusan dalam Aktivitas domestik dan publik Pengambilan 1. Aktivitas domestik : terdiri dari keputusan pengambilan keputusan untuk kegiatan penyediaan makanan, pendidikan anak, kesehatan anggota keluarga, keuangan, pemeliharaan rumah tangga dan reproduksi keluarga 2. Aktivitas publik : Aspek ekonomi : terdiri dari kegiatan memperoleh akses kredit, akses input produksi, akses teknologi industri, akses teknologi pengolahan, latihan keterampilan, pemasaran produk, tenaga kerja, informasi harga produk, kegiatan usahatani (pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama, panen, pasca panen); dan kegiatan ekonomi di bidang non usahatani Pembagian kerja a. b. Aspek sosial kemasyarakatan : terdiri dari partisipasi pada kegiatan gotong royong, selamatan, perayaan, keagamaan, PKK atau posyandu, kelompok tani 1. Aktivitas domestik, terdiri dari kegiatan mengasuh anak (merawat anak seharihari, merawat anak jika sakit, mendampingi anak belajar), memasak dan pemeliharaan rumah tangga. 2. Aktivitas publik, terdiri dari kegiatan : a. Aspek ekonomi : terdiri dari kegiatan memperoleh akses kredit, akses input produksi, akses teknologi industri, akses Wawancara dengan RT kasus serta observasi Wawancara dengan RT kasus serta observasi Wawancara dengan RT kasus serta observasi. Wawancara dengan RT kasus serta observasi.
50 Tabel 2 (Lanjutan) No Variabel Jenis Informasi yang Akan Diambil Metode yang Digunakan terhadap teknologi pengolahan, pelatihan keterampilan, pemasaran produk, tenaga kerja, informasi harga produk, kegiatan usahatani (pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama, panen, pasca panen); dan kegiatan ekonomi di bidang non usahatani. b. Aspek sosial kemasyarakatan : terdiri dari partisipasi pada kegiatan gotong royong, selamatan, perayaan, keagamaan, PKK atau posyandu, kelompok tani 3. Curahan waktu yang digunakan suami dan istri untuk melakukan aktivitas domestik, produktif, sosial, personal, dan waktu luang 8. Tingkat kesejahteraan keluarga petani Kesejahteraan objektif (kriteria BKKBN BPS, Bank Dunia) dan subjektif (kesejahteraan perceived) Wawancara Pengolahan dan Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan Dalam proses ini seringkali digunakan statistik untuk meyederhanakan data penelitian menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Analisis data pada penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dan pengaruh yang terjadi antar berbagai peubah untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian dan membuktikan hipotesis penelitian. Data akan dianalisis dengan metode deskriptif dan metode inferensia, setelah seluruh data dientry ke dalam computer, kemudian diolah dengan menggunakan SPSS for Windows versi 10.0. Tahapan pengolahan data meliputi: (1) Editing data, yang bertujuan untuk menyeleksi data guna menghindari kesalahan dan penyimpangan sewaktu pengumpulan data di lapangan. 2. Tabulasi data, yang dilakukan setelah penyeleksian data. 3. Pembuatan tabel analisis.
51 Teknik analisis data yang digunakan adalah : 1. Analisis Deskriptif Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan kondisi masing-masing peubah yang mempengaruhi kesejahteraan petani. Tujuan utamanya adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti secara objektif. Dalam penelitian ini digambarkan mengenai strategi koping, pola pengambilan keputusan dan pembagian kerja berdasarkan gender yang dilakukan oleh keluarga petani padi sawah dan petani hortikultura, serta tingkat kesejahteraan secara berdasarkan kriteria BKKBN maupun kesejahteraan yang dirasakan oleh responden. Mengacu pada analisis yang dilakukan oleh Iskandar (2007), pada penelitian ini hanya akan digunakan kriteria kesejahteraan berdasarkan alasan ekonomi dengan menggunakan enam indikator kesejahteraan BKKBN yaitu : 1) makan < 2 kali sehari; 2) lantai sebagian besar dari tanah; 3) tidak mempunyai pakaian yang berbeda; 4) makan daging/telur/ikan minimal 1 minggu sekali; 5) membeli baju baru minimal sekali setahun; 6) luas lantai rumah rata-rata < 8 m 2 / anggota keluarga. Cut off point yang ditetapkan untuk keenam indikator tesebut adalah 100%, artinya apabila nilai yang dihasilkan atau keenam indikator kesejahteraan dipenuhi oleh responden maka keluarga tersebut masuk ke dalam kategori keluarga sejahtera, tetapi jika nilai yang dihasilkan < 100% atau seluruh indikator atau salah satunya tidak dipenuhi oleh responden maka keluatga tersebut dikategorikan ke dalam keluarga miskin. Untuk melengkapi indikator kesejahteraan berdasarkan kriteria ekonomi BKKBN, digunakan kriteria kesejahteraan berdasarkan persepsi keluarga. Cut off point yang ditetapkan adalah 0,75, yang mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Rambe (2004). Arti dari nilai ini adalah apabila nilai yang dihasilkan dari jawaban responden atas 30 butir pertanyaan tersebut > atau = 75% dari skor ideal maka responden tersebut masuk dalam kategori tidak miskin, tetapi apabila nilai yang dihasilkan < 0,75 maka responden tersebut masuk ke dalam kategori miskin. Dalam mengukur persepsi tentang gender, untuk pertanyaan no 1-10 digunakan skor (0) untuk jawaban setuju dan (1) jika tidak setuju, untuk pertanyaan no 11-20 digunakan skor (1) untuk jawaban setuju dan (0) jika tidak setuju. Analisis terhadap persepsi gender ini dilakukan untuk melihat sejauhmana istri
52 melihat peran berdasarkan gender. Semakin tinggi skor yang diperoleh, semakin tinggi pula tingkat kesetaraan gender dalam keluarga. Variabel permasalahan ekonomi yang dirasakan oleh keluarga diukur menggunakan skala ordinal, dengan skor (1) jika jawaban sama sekali tidak; (2) kadang-kadang; (3) sering; (4) selalu. Variabel strategi koping juga diukur menggunakan skala ordinal, yaitu (1) jika tidak pernah dilakukan; (2) kadang kadang dilakukan; (3) sering dilakukan; (4) selalu dilakukan. Untuk menyamakan satuan yang digunakan maka semua skor yang diperoleh dikonversi dalam bentuk persen (0-100). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : X- Nilai Minimum X Y = x 100... (1) Nilai Maksimum X Nilai Minimun X Keterangan : Y= skor dalam persen x = skor yang diperoleh untuk tiap contoh Komposit skor yang diperoleh dikategorikan ke dalam tiga kategori yakni rendah, sedang dan tinggi. Secara umum pengkategorian yang digunakan adalah rendah (skor <33.3), sedang (skor 33.4-66.7) dan tinggi (skor 66.8-100.0). Pengolahan data mengenai peran gender dalam pengambilan keputusan, dilakukan dengan memberi skor sebagai berikut : (1) jika keputusan diambil hanya oleh istri saja; (2) jika pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama, tetapi istri lebih dominan; (3) jika pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama oleh suami dan istri; (4) jika pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama, tetapi suami lebih dominan; (5) jika keputusan diambil hanya oleh suami saja. Kemudian skor tersebut diubah dalam bentuk persen. Pengkategorian skor komposit mengenai peran gender ini dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut (diadopsi dari hasil penelitian Puspa 2007) : - Istri dominan : > 70% dari total skor pengambilan keputusan - Setara : 50%-69,9% dari total skor pengambilan keputusan
53 - Suami dominan : < 50% dari total skor pengambilan keputusan Pengolahan data mengenai pembagian kerja dalam keluarga, dilakukan dengan memberi skor sebagai berikut : (1) jika pekerjaan dilakukan oleh istri saja; (2) jika pekerjaan dilakukan secara bersama-sama oleh suami dan istri; (3) jika pekerjaan dilakukan oleh suami saja; (4) jika pekerjaan dilakukan oleh pihak lain (anak atau tenaga di luar keluarga). Kemudian skor tersebut diubah dalam bentuk persen. Pengkategorian skor komposit mengenai peran gender ini dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut (diadopsi dari hasil penelitian Puspa 2007) : - Istri dominan : < 25% dari total skor pembagian kerja - Setara : 25% - 49,9 % dari total skor pembagian kerja - Suami dominan : 50% - 75 % dari total skor pembagian kerja - Lainnya : > 75% dari total skor pembagian kerja Untuk menganalisis perspektif gender berdasarkan pendekatan analisis Harvard dan Mosher yang diterapkan dalam pola pengambilan keputusan dan pembagian kerja dalam keluarga dilakukan re-skoring terhadap jawaban responden dengan skor sebagai berikut : 1) jika keputusan diambil hanya oleh istri saja atau suami saja; 2) jika istri atau suami terlibat dalam pengambilan keputusan, tetapi salah satu pihak (suami atau istri) lebih dominan; 3) jika pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama oleh suami dan istri. Kemudian skor yang diperoleh dikompositkan menggunakan rumus (1), dan dibagi ke dalam tiga kategori perspektif rendah/bias gender (skor <33,3), perspektif sedang/perspektif gender (skor 33,4-66,7) dan perspektif tinggi/responsif gender (skor 66,8-100,0). 2. Uji beda t, untuk melihat perbedaan strategi koping yang dilakukan, pengambilan keputusan dalam strategi koping dan manajemen sumberdaya keluarga, pembagian
54 kerja dalam keluarga, curahan waktu yang dilakukan oleh keluarga petani padi dan hortikultura. 3. Korelasi Rank Spearman, untuk menganalisis hubungan antar variabel : Keterangan : R S = Koefisien Korelasi Rank Spearman d i n R S = 1 = Perbedaan antara kedua ranking = Banyaknya sampel N 6 d i 2 i=1 n(n 2 1) 4. Analisis regresi regresi logistik, untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga petani secara objektif dan subjektif, dengan model regresi logistik sebagai berikut : P (x ) = e 1 + e α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 +... + β18x18+ ε α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 +.. + β18x18+ ε Keterangan : P (x) = peluang kesejahteraan (0 = tidak sejahtera, 1 = sejahtera) α = Konstanta β = Koefisien regresi e = Eksponen ε = Error (Galat) X 1 = umur suami X 2 = umur istri X 3 = tingkat pendidikan suami X 4 = tingkat pendidikan istri X 5 = jumlah anggota keluarga X 6 = pendapatan per kapita X 7 = Jumlah anggota keluarga yang bekerja X 8 = Perolehan bantuan langsung tunai X 9 = Perolehan bantuan raskin X 10 = Perolehan bantuan Askeskin X 11 = Kemudahan mengakses pasar X 12 = Kemudahan mengakses koperasi X 13 = Kemudahan mengakses sektor industri X 14 = Kemudahan memperoleh pendidikan X 15 = Kemudahan menjangkau Puskesmas X 16 = Total skor strategi penghematan X 17 = Total skor strategi penambahan sumberdaya X 18 = Total skor strategi sosial X 19 = Pengambilan keputusan dalam strategi koping X 20 = Pengambilan keputusan dalam aktivitas domestik dan publik X 21 = Pembagian kerja dalam aktivitas domestik dan publik
55 Definisi Operasional 1. Keluarga petani adalah keluarga yang sekurang-kurangnya satu anggota keluarganya bermatapencaharian sebagai petani 2. Karakteristik keluarga adalah ciri-ciri demografis yang dimiliki keluarga, meliputi umur, tingkat pendidikan, dan jumlah anggota keluarga. 3. Kondisi sosial ekonomi keluarga adalah kondisi sosial ekonomi keluarga petani, meliputi kepemilikan aset, keikutsertaan dalam organisasi sosial, rasio hutang terhadap aset. 4. Pendapatan keluarga petani adalah pendapatan yang diterima oleh keluarga petani yang berasal dari hasil usaha tani dan non usaha tani. 5. Kondisi sosial ekonomi daerah pinggiran perkotaan adalah karakteristik demografis serta keterjangkauan terhadap fasilitas ekonomi, pendidikan dan kesehatan. 6. Karakteristik demografis adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat daerah pinggiran perkotaan. 7. Keterjangkauan pada fasilitas ekonomi, pendidikan, kesehatan adalah kemudahan dalam mengakses dan berpartisipasi pada lembaga ekonomi (pasar, industri, koperasi), pendidikan (sekolah), kesehatan (puskesmas). 8. Persepsi tentang gender adalah pandangan normatif mengenai peran gender dalam keluarga 9. Peran gender adalah pembagian peran berdasarkan gender untuk melihat tingkat dominansi dalam bidang tertentu 10. Masalah ekonomi adalah permasalahan di bidang ekonomi yang dirasakankeluarga petani. 11. Strategi koping adalah usaha-usaha untuk memenuni kebutuhan pangan dan non pangan yang dilakukan oleh keluarga.
56 12. Strategi ekonomi adalah usaha-usaha dalam bidang ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, yang meliputi strategi penghematan dan strategi penambahan sumber daya 13. Strategi sosial adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga melalui pemanfaatan jaringan sosial serta mencari dukungan sosial dari lingkungannya 14. Pengambilan keputusan adalah keikutsertaan atau partisipasi suami atau istri dalam memberikan pengaruh pada saat pengambilan keputusan untuk melaksanakan aktivitas pada sektor domestik dan publik. 15. Pembagian kerja adalah pembagian peran antara suami dan istri dalam mengerjakan tugas-tugas di sektor domestik dan publik. 16. Kesejahteraan adalah hasil dari pengelolaan sumberdaya keluarga untuk mencapai suatu keadaan yang mencukupi baik secara fisik, ekonomi maupun psikologis. 17. Kesejahteraan obyektif adalah pengukuran kesejahteraan keluarga petani yang didasarkan pada terpenuhinya atau tidak terpenuhinya indikator ekonomi BKKBN; indikator kemiskinan BPS, pengklasifikasian keluarga miskin berdasarkan pendapatan per kapita/bulan yaitu Rp. 167 420,00 untuk Kabupaten Bandung dan Rp 147 500,00 untuk Kabupaten Bandung Barat; indikator kemiskinan Bank Dunia, pengklasifikasian keluarga miskin berdasarkan pendapatan per kapita/ hari sebesar US $ 1 dan US $ 2. 18. Kesejahteraan subjektif adalah kesejahteraan keluarga petani yang diukur berdasarkan pencapaian kondisi sosial ekonomi yang dirasakan oleh keluarga petani