BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

PERBEDAAN RERATA KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DENGAN SEDANG-BURUK

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker payudara merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

I. BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi salah satunya karena perubahan pola

BAB I PENDAHULUAN. angka morbilitas dan morbiditas yang masih tinggi. World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN. Kadar VEGF serum berkorelasi positif sedang dengan ukuran tumor B. SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar. Amelia Abdullah, Syahrul Rauf, Isharyah Sunarno

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkisar antara 1 dalam hingga 1 dalam kelahiran hidup,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda memiliki jenis histopatologi berbeda dan karsinoma sel skuamosa paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma sel skuamosa. yang berasal dari sel epitel nasofaring (Brennan, 2006; Wei, 2006).

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

PENGARUH INJEKSI ANTI-VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (ANTI-VEGF) TERHADAP GRADE TRANSLUSENSI DAN PANJANG PTERIGIUM PRIMER

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Preeklamsi (PE) merupakan gangguan multiorgan pada kehamilan,

BAB 4 HASIL. 4.1 Pengambilan Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dari saluran pencernaan yang berfungsi menyerap sari makanan untuk

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sirosis hati merupakan salah satu permasalahan. penting dalam bidang kesehatan karena dapat menimbulkan

Ovarian Cysts: A Review

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah besar. dalam bidang obstetri, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma Nasofarings (KNF) merupakan subtipe yang berbeda dari

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal

PENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG

BAB I PENDAHULUAN. kematian maternal (maternal mortality). Menurut World Health

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumor ovarium adalah neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium. Tumor ovarium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100%

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup (Kemenkes RI,

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Ovarium merupakan penyebab utama kematian dari kanker ginekologi. Selama tahun 2012 terdapat 239.000 kasus baru di seluruh dunia dengan insiden yang bervariasi di setiap negara, dan diperkirakan terdapat 152.000 wanita yang meninggal akibat ca ovarium dengan insiden mortalitas yang juga bervariasi (Cancer Research UK, 2014). Data statistik dari American Cancer Society menyatakan insiden kematian akibat kanker ovarium di dunia sekitar 5% dari seluruh keganasan pada wanita dan menempati peringkat kelima penyebab kematian akibat kanker, setelah kanker paru, mamae, kolorektal dan pakreas (Siegel et al., 2016). Menurut Indonesian Society of Gynecologic Oncology (INASGO) selama tahun 2014-2015 di Indonesia terdapat 743 kasus kanker ovarium dari 5545 kasus ginekologi onkologi (13%), yang menempati peringkat kedua setelah kanker servik. Bila dibandingkan dengan tahun 2013-2014 terdapat 758 kasus kanker ovarium dari 4089 total kasus ginekologi onkologi (18%). Sementara pada tahun 2012-2013 terdapat 691 kasus kanker ovarium dari 3003 kasus kanker ginekologi (23%) (INASGO, National Data). Berdasarkan data dari RS dr. M. Djamil Padang terdapat peningkatan kasus kanker ovarium dari tahun 2011 sebanyak 103 kasus menjadi 156 kasus pada tahun 2012. Angka kematian akibat kanker ovarium pada tahun 2011 terdapat 7 kasus (14%), dan pada tahun 2012 sebanyak 11 kasus (14%). Meskipun terdapat penurunan jumlah kasus yang dilaporkan per tahun, kanker ovarium masih menempati peringkat pertama kematian akibat kanker ginekologi dan peringkat kelima kematian akibat keganasan pada wanita umumnya (Siegel et al., 2016). 1

Kanker ovarium epitelial merupakan 90-95 % dari tumor ovarium maligna, sementara tumor germ-cell dan tumor sex cord stromal masing-masing 5 dan 10 % (Schorge, 2008). Berdasarkan histologi, 75% kanker ovarium tipe epitelial adalah jenis serosa, disusul musinosa 20%, endometrioid 2%, clear cell 1%, Brenner 1%, dan undifferentiated carsinoma 1% (Berek, 2007). Angka kejadian kanker ovarium non epitelial kecil sekali sehingga angka kejadian kanker epitelial ovarium dianggap angka kejadian seluruh kanker ovarium (Busmar, 2006) Outcome dari penderita ca ovarium biasanya jelek, dengan angka harapan hidup 5 tahun kurang dari 35%. Hal ini disebabkan karena penderita umumnya datang pada stadium yang lanjut (NICE, 2011). Gejala awal yang asimtomatik, progesivitas penyakit yang kemoresisten, dan angka kekambuhan yang tinggi menyebabkan penyakit ini disebut juga sebagai silent killer (Cheng, 2013). Etiologi pasti dari ca ovarium masih belum jelas hingga saat ini. Terdapat berbagai faktor yang terlibat dalam patogenesis terjadinya ca ovarium salah satunya yaitu proses angiogenesis dalam sel tumor. Angiogenesis merupakan komponen vital yang terlibat dalam pertumbuhan tumor dan metastasis. Sebagaimana konsep the hallmark of cancer (karakteristik sel kanker), sel tumor mempunyai kemampuan untuk meransang terjadinya proses angiogenesis (Hanahan, 2011). Penelitian terbaru terapi kanker ovarium saat ini didasarkan pada konsep The hallmarks of cancer, yakni sel kanker mempunyai sifat khusus yang membuatnya luput dari pengawasan siklus sel normal. Pengetahuan terapi dengan target berbasis molekuler, salah satunya berhubungan dengan angiogenesis tumor, diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik untuk kombinasi kemoterapi dalam pengobatan kanker ovarium (Hanahan, 2011). Vascular endothelial growth factor (VEGF) merupakan sitokin multifungsi yang meransang angiogenesis dan meningkatkan 2

permeabilitas mikrovaskular melalui pengikatan pada reseptor yang terletak di sel endotel pembuluh darah. Walaupun VEGF diekspresikan pada beberapa tumor dan jaringan yang hipoksia, reseptornya diekspresikan primer oleh sel endotel, tempat VEGF mempunyai peran penting dalam pembentukan pembuluh darah baru (neovaskularisasi) dan memberikan makanan pada sel-sel tumor yang highly metabolic serta memberikan akses ke pembuluh darah host (Duncan, 2008). Bamberger (2002) mengemukakan bahwa VEGF ditemukan pada jaringan tumor ovarium, metastase omentum, cairan kista dan asites, dan pada serum pasien kanker ovarium epitelial. Penelitian Mesiano (1998) dan Tortora (2004) mengemukakan bahwa level VEGF dalam sirkulasi berhubungan dengan besarnya tumor dan progresifitas penyakit. Li Li dkk (2004) menemukan kadar serum VEGF yang lebih tinggi secara signifikan pada pasien karsinoma ovarium dibandingkan pasien dengan tumor ovarium jinak atau individu sehat (dengan cut-off 100 pg/ml, sensitivitas dan spesifisitas kadar VEGF serum untuk diagnosa karsinoma ovarium masing-masing 77,1% dan 87%). Penelitian Rudlowski, dkk (2006) dengan teknik imunostaining menemukan overekspresi VEGF 96.9% yang meningkat pada jaringan karsinoma ovarium dibandingkan dengan jaringan yang nonmaligna. Akan tetapi Rudlowski menemukan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar serum VEGF preoperatif antara pasien dengan kanker ovarium dengan tumor ovarium jinak (Rudlowski, C, 2006). Derajat diferensiasi merupakan hasil penilaian mikroskopis sel kanker yang berfungsi untuk menentukan fitur morfologis, keagresifan atau sifat biologis dari sel kankernya. Diferensiasi baik mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan diferensiasi sedang (Ezzati, 2014). Penelitian-penelitian telah menunjukkan peran spesifik VEGF dalam berbagai fase dari karsinogenesis ovarium, dengan efek pada 3

pertumbuhan tumor dan neovaskularisasi. Penelitian Harlozinska, dkk (2004) menunjukkan overekspresi VEGF berhubungan dengan peningkatan staging dari tumor ovarium dan pembentukan asites. Penelitian Widhiastuti, 2011 dengan pewarnaan imunohistokimia menunjukkan ekspresi VEGF-A yang kuat terbanyak pada tumor dengan derajat histopatologi yang tinggi (diferensiasi buruk), dan ekspresi VEGF-A yang lemah hingga negatif pada tumor dengan derajat histopatologi rendah (diferensiasi baik). Li Li dkk (2004) menemukan tingkat serum VEGF yang tinggi pada pasien karsinoma ovarium stadium lanjut atau berdiferensiasi buruk, dibandingkan pasien dengan karsinoma stadium dini atau yang berdiferensiasi baik. Acton (2013) juga menyatakan hubungan yang bermakna antara kadar serum VEGF dengan grading dari tumor. Pendapat berbeda dikemukakan oleh Duncan (2008) yang menemukan kadar ekspresi VEGF yang tinggi pada sejumlah kecil proporsi kanker ovarium (6,9%) dan tidak berhubungan dengan staging maupun grading dari tumor. Begitu juga Cheng (2013) yang menemukan tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar serum VEGF dengan grading dari kanker ovarium epitelial. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan kadar VEGF dengan derajat diferensiasi kanker ovarium tipe epitelial di RS dr. Djamil Padang. B. Rumusan Masalah Apakah terdapat perbedaan rerata kadar VEGF antara kanker ovarium epitelial derajat diferensiasi baik dengan sedang-buruk? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan rerata kadar VEGF pada kanker ovarium 4

epitelial derajat diferensiasi baik dengan sedang-buruk 2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui derajat diferensiasi karsinoma ovarium tipe epitelial di RS dr. M. Djamil Padang 2. Untuk mengetahui rerata kadar VEGF pada pasien karsinoma ovarium tipe epitelial derajat diferensiasi baik di RS dr.m. Djamil Padang 3. Untuk mengetahui rerata kadar VEGF pada pasien karsinoma ovarium tipe epitelial derajat diferensiasi sedang-buruk di RS dr.m. Djamil Padang D. Kerangka pemikiran Kanker ovarium epitelial merupakan 90-95 % dari tumor ovarium maligna, sementara tumor germ-cell dan tumor sex cord stromal masing-masing 5 dan 10 % (Schorge, 2008). Angka kejadian kanker ovarium non epitelial kecil sekali sehingga angka kejadian kanker epitelial ovarium dianggap angka kejadian seluruh kanker ovarium (Busmar, 2006). Etiologi pasti dari ca ovarium masih belum jelas hingga saat ini. Terdapat berbagai faktor yang terlibat dalam patogenesis terjadinya ca ovarium salah satunya yaitu proses angiogenesis dalam sel tumor. Angiogenesis merupakan komponen vital yang terlibat dalam pertumbuhan tumor dan metastasis. Sebagaimana konsep the hallmark of cancer (karakteristik sel kanker), sel tumor mempunyai kemampuan untuk meransang terjadinya proses angiogenesis (Hanahan, 2011). Konsep The hallmark of cancer merupakan karakteristik khusus dari sel-sel kanker. Karakteristik sel kanker ini meliputi : 5

mempertahankan sinyal proliferasi, menghindari supresi pertumbuhan, mempertahankan diri dari kematian sel, memungkinkan replikasi yang kekal, meransang angiogenesis, serta mengaktifkan invasi dan metastasis. Karakteristik ini membuat sel kanker luput dari pengawasan siklus sel normal (Hanahan, 2011). Angiogenesis merupakan pertumbuhan pembuluh darah baru terjadi secara alami di dalam tubuh, baik dalam kondisi sehat maupun patologi (sakit) (Plank, 2004). Pada tumor, angiogenesis merupakan langkah kunci dalam pertumbuhan dan penyebaran tumor. Suatu tumor yang telah tumbuh hingga ukuran tertentu, sel-sel yang terletak di tengah tumor akan menjadi jauh dari pembuluh darah yang ada untuk menerima oksigen dan nutrisi untuk pertahanan hidup sel. Dengan terjadinya penurunan oksigen, sensor-sensor molekul dari sel-sel yang kelaparan ini akan menstimulasi produksi faktor-faktor pertumbuhan angiogenik. Diantara faktor-faktor angiogenik ini ialah Vascular endothelial growth factor (VEGF), Angiogenin, Fibroblast growth factor (FGF), Angiopoetin, dan Transforming Growth Factor (TGF). VEGF merupakan faktor angiogenik yang paling banyak diteliti dan telah diketahui mekanisme kerja pada reseptornya (Pang, 2006). Vascular endothelial growth factor merupakan sitokin multifungsional yang menstimulasi angiogenesis dan meningkatkan permeabilitas mikrovaskular melalui ikatan dengan reseptor spesifik pada sel endotel vaskuler. Terdapat tujuh kelas VEGF yaitu VEGF-A, VEGF-B, VEGF-C, VEGF-D, VEGF-E, PLGF-1 dan PLGF-2. Isoform VEGF yang penting dalam angiogenesis tumor adalah VEGF-A (Roskoski, 2007). VEGF disekresikan oleh sel-sel tumor kemudian menempel pada reseptor pada sel-sel endotel pembuluh darah yang telah ada, menstimulasi sejumlah proses untuk pembentukan tube kapiler-kapiler baru, yang memberikan nutrisi penting bagi pertahanan sel tumor dan pertumbuhan tumor (Terman, 2001). Beberapa penelitian menunjukkan pengaturan angiogenesis oleh VEGF merupakan komponen penting dari pertumbuhan kanker 6

ovarium epitelial. Bamberger (2002) menemukan hubungan antara ekspresi VEGF dan staging dari tumor, dimana ekspresi VEGF pada kanker epitelial stadium lanjut lebih kuat dari stadium dini. Yabushita (2003) menemukan peningkatan VEGF pada ekstrak jaringan kanker ovarium epitelial stadium III dan IV dibandingkan dengan stadium I dan II. Derajat diferensiasi merupakan hasil penilaian mikroskopis sel kanker yang berfungsi untuk menentukan fitur morfologis, keagresifan atau sifat biologis dari sel kankernya. Diferensiasi baik mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan diferensiasi sedang (pada tumor ovarium jenis epitelial stadium I diferensiasi baik kejadian rekurensi hanya berkisar 2,4% dan yang berdiferensiasi sedang 14,8%). Diferensiasi sedang mempunyai prognosis yang lebih baik dari pada diferensiasi buruk (kejadian rekurensi 33,3%) (Andrijono, 2004). Li Li dkk (2004) menemukan tingkat serum VEGF yang tinggi pada pasien karsinoma ovarium stadium lanjut atau berdiferensiasi buruk, dibandingkan pasien dengan karsinoma stadium dini atau yang berdiferensiasi baik. Acton (2013) juga menyatakan hubungan yang bermakna antara kadar serum VEGF dengan grading dari tumor (Acton, 2013). E. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan rerata kadar VEGF pada kanker ovarium epitelial derajat diferensiasi baik dengan sedang-buruk. F. Manfaat Penelitian 1. Untuk Pelayanan Meningkatkan pelayanan di RS. Dr. M. Djamil Padang sebagai 7

rumah sakit pendidikan yang berdasarkan etiopatogenesa dan berbasis bukti (evidence based). 2. Untuk Keilmuan Menambah khasanah pengetahuan tentang perbedaan rerata kadar VEGF pada kanker ovarium epitelial derajat diferensiasi baik dengan sedang-buruk 3. Untuk Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat merangsang penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan biologi molekuler kanker ovarium, terutama dalam usaha mencari pengobatan yang lebih baik. 8