Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Rashomon karya

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

Bab 1. Pendahuluan. Novel (Inggris: novel) dan cerita pendek (disingkat: cerpen; Inggris: short story)

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Terry Eagleton (dalam Dewojati, 2014: 1) pernah memaparkan karya sastra

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada empatkonsep yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu pergolakan

Bab 1. Pendahuluan. Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Kesusastraan Menurut Nurgiyantoro dan Putu Wijaya

BAB I PENDAHULUAN. situ, acap kali sebuah novel merupakan hasil endapan pengalaman pengarang. yang sarat dengan perenungan akan kehidupan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang memuaskan sehingga banyak sastrawan yang mencoba membuat batasan-batasan

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Psikoanalisis Cerita Pendek Hana

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. terkenal adalah Senseijutsu Satsujin Jiken. Novel ini berhasil menjadi finalis dalam

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan jiwa. Aristoteles menyatakan bahwa jiwa merupakan unsur

BAB I PENDAHULUAN. sebagai mediumnya (Semi, 1993:8). Novel dan cerita pendek (disingkat

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor

BAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke 19. Istilah manga dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan realitas sosial (semua menyangkut aspek kehidupan manusia) yang

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini.

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI PENDEKATAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD

BAB 1 PENDAHULUAN. definisi serta perbedaan karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran,

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:588), konsep

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDEKATAN- PENDEKATAN/ALIRAN DALAM PSIKOLOGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB I PENDAHULUAN. merasakan adanya jarak antara kenyataan dalam sebuah novel dengan diri kita

Bab 1. dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam. Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman novelle)

BAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEORI PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD

Psikologi muncul sebagai ilmu pengetahuan di Jerman (psikologi asosiasi) Filsafat Descartes: cogito ergo sum saya berfikir maka saya ada.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat

MODEL TERAPI KONSELING. Teori dan Praktek

BAB I PENDAHULUAN. Sastra lahir dari keinginan awal manusia untuk membuktikan keberadaan

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik, serta mengandung nilainilai

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

Teori Sigmund Freud. Sejarah hidup, Struktur Kepribadian dan Perkembangan Psikoseksual. Fitriani, S. Psi., MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai karena ada pembaca yang memberikan nilai. Sebuah karya sastra

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Kegelisahan adalah perasaan gelisah; kekhawatiran; kecemasan. Konsep kegelisahan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sastra Jepang Menurut Orang Jepang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Dinamika kepribadian / Prinsip Motivasional. Ego cemas karena tuntutan id dan superego. 1. Dorongan-dorongan a. Seks b. Agresi 2.

Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Sigmund Freuds

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah.

PERTAHANAN DIRI TOKOH AMELIA DALAM NOVEL AMELIA KARYA TERE LIYE

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

APLIKASI KONSEP-KONSEP PSIKOANALAISIS DALAM KONSELING KELUARGA

SKRIPSI PSIKOLOGIS TOKOH MARGIO DALAM NOVEL LELAKI HARIMAU KARYA EKA KURNIAWAN OLEH : MEGA SURYA GEMILANG NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. analisis psikologi sastra yang sudah didokumentasikan sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperankan oleh tokoh cerita. Kepribadian yang dimiliki para tokoh dalam cerita

Abstraksi. Kata kunci: Kappa, Utopia, Naratologi, Semiologi.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009

Psikologi Kepribadian I. Psikologi Psikologi

LIKA-LIKU KEHIDUPAN PAK SEP DALAM NOVEL TARIAN OMBAK KARYA GERSON POYK

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Medah (2013) dengan penelitiannya yang berjudul Diskriminasi Gender

NOVEL BUNGA-BUNGA KERTAS KARYA KHUSNUL KHOTIMAH ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA. Ketut Endria Wiguna Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai luapan emosi pengarang yang diekspresikan melalui kata-kata.

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan dunia lain yang bersifat imajinatif. Ruang lingkup sastra yang begitu luas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh. dengan pandangannya (Nurgiyantoro, 1995: 2).

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMADALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2 KARYA ASMA NADIA

PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia adalah kecemasan neurotik. yang sudah beroperasi sebelum bayi berhubungan dengan dunia luar.

BAB V KESIMPULAN. masalah, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,

BAB I PENDAHULUAN. layar lebar dan televisi dari Universitas Loloya Marymount, Los Angeles. Ankoku

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

lain sastra selalu berkembang. Selain unsur-unsur yang ada di dalam teks, karya

NALISIS PSIKOLOGI BAWAH SADAR NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

PENOKOHAN DAN KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL FORGIVEN KARYA MORRA QUATRO : ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA SKRIPSI DESY ARYANTI NIM

Transkripsi:

Bab 5 Ringkasan Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Cerpen Kappa hasil karya Akutagawa Ryunosuke selesai ditulis pada tanggal 11 Februari 1927. Kappa dapat dikatakan sebagai sebuah karya yang menggambarkan karikatur kehidupan masyarakat modern Jepang pada zaman Taisho. Salah satu tema yang diangkat dalam novel Kappa ini adalah merosotnya nilai moral manusia yang disebabkan oleh hasil kemajuan pola piker manusia sendiri yang merupakan akibat dari masuknya modernisasi dan kebudayaan Barat secara besarbesaran ke Jepang. Akutagawa Ryunosuke adalah salah seorang penulis Era Taisho (1912-1926) yang berhasil meraih pembaca dari luar Jepang sangat banyak. Karyakaryanya, sebagaimana karya-karya Natsumesoseki dan Mori Ogai, banyak mengilhami para sastrawan Jepang Modern. Hingga akhir hayatnya ia menulis lebih dari seratus cerita pendek (cerpen). Dalam skripsi ini penulis menganalisis salah satu cerpen Akutagawa Ryunosuke yang berjudul Kappa, yang dilihat dari psikologis tokoh utamanya. Tokoh utama dalam cerpen Kappa memperlihatkan masalah Ego yang menarik untuk dianalisis dimana Ego nya berperan besar dalam mempengaruhi perubahan sikap psikologis yang dialami. Penulis tertarik dengan Ego yang ditunjukkan oleh tokoh utama di akhir cerita, sehingga penulis mencoba menganalisis penyebab munculnya Ego yang pada akhirnya membawa tokoh utama kepada pandangan hidup yang berbeda dengan awal cerita. 51

Dalam menganalisis psikologis tokoh utama, saya menggunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud, karena selain dia orang yang pertama kali menemukan teori dari psikoanalisis, teori Freud juga telah banyak dipergunakan untuk penelitian dalam bidang psikologis dan sastra. Penulis mencoba untuk menjelaskan bahwa perubahan sikap psikologis yang diperlihatkan Pasien 23 semuanya berkaitan dengan teori psikoanalisis Freud. Pada setiap perubahan psikologis Pasien 23 jelas terlihat bahwa yang paling berperan besar adalah Ego. Pasien 23 yang pada akhirnya memutuskan kembali ke dunia manusia merupakan gambaran akhir dari Ego Pasien 23, dimana Superego Pasien 23 tidak dapat meredam Ego pasien 23 untuk tetap didunia Kappa. Penulis akan menganalisis psikologis Pasien 23 berdasarkan teori-teori psikoanalisis dari Sigmund Freud, yaitu Struktur Kepribadian yang terdiri dari Kecemasan atau Ketakutan, yaitu Kecemasan Realistis dan Kecemasan Neurotis, dan Perkembangan Kepribadian yang terdiri dari Represi, Fiksasi, Regresi, Pembentukan Reaksi, dan Projeksi. Penulis membagi cerita ini menjadi tujuh tahapan. Selain memudahkan dalam menganalisis juga dikarenakan setiap tahapan tersebut dibagi berdasarkan perubahan sikap psikologis atau pandangan hidup dari Tokoh Utama (Pasien 23). Tahapan pertama adalah Pasien 23 bertemu dengan Kappa. Pasien 23 merasa kaget, ada makhluk aneh yang terlihat melintas melalui arlojinya. Dengan spontan Pasien 23 menoleh ke arah tersebut, reaksi ini muncul karena adanya dorongan dari Id, yang mereduksi kekagetan dalam diri tokoh cerita. Dalam hal ini Id pada Pasien 23 bekerja sedemikian rupa untuk segera menghentikan tegangan, yang timbul karena kemunculan kappa secara tiba-tiba. Sesuai dengan teori Frued yang menyatakan bahwa Ego itu timbul karena adanya dorongan dari Id, Id memberikan suatu respon secara spontan. Seperti kita ketahui 52

dimana proses itu bekerja guna mereduksi suatu masalah untuk mengambil suatu keputusan yang tepat. Nilai Id sebagai penghantar dimana Ego bekerja secara maksimal dan menjadikan nilai kepuasan sendiri. Ego Pasien 23 mengarahkannya kepada tahapan kedua. Tahapan kedua adalah Masuknya Pasien 23 kedunia Kappa, dan untuk pertama kalinya mengenal sesosok Kappa bernama Bag. Pada tahapan ini dengan membelalaknya mata seekor Kappa, kecemasan timbul pada diri Pasien 23, yang mengakibatkan terdoronganya perasaan dasar yaitu Id. Seperti yang dilampirkan pada bab 2 Id adalah segi kepribadian tertua, system kepribadian pertama (naluri), dan sejak lahir, diturunkan secara genetik. Dengan Id pada Pasien 23 memotivasinya untuk melakukan sesuatu, yaitu ia bangkit dari tempat duduknya karena merasa terancam. Tindakkan ini menemukan adanya tindakkan defensif dari si pelaku utama, yang mengakibatkan berkembangnya pembentukkan reaksi. Tindakkan itu berperan untuk menjaga suatu hal buruk dari kecemasan yang terjadi. Tahapan ketiga adalah Jijiknya Pasien 23 melihat kappa tersenyum. Pasien 23 mengalami konflik batin antara perasaan jijik dan keramahan yang selalu Tock berikan kepadanya. Hal ini disebabkan Id pada Pasien 23 sebagai pemuas dalam perasaan, kemudian Ego tokoh utama bekerja berdasarkan realitas yang ada. Dalam hal ini dengan perasaan jijik, tidak menjadikan suatu tindakan perasaan yang membuat tokoh utama terfokus pada suatu masalah. Dengan keramahan Tock membuat terjadinya pembentukan reaksi, dimana pembentukan reaksi merupakan tindakan defensif yang berguna untuk mereduksi suatu masalah, yang menyebabkan keterbalikan suatu perasaan awal ketahap yang lebih baik yang didasari oleh Superego tokoh utama. Lalu Tahapan keempat adalah Perasaan kaget dan muak Pasien 23 karena menerima tawaran memakan daging buruh Kappa. Pasien 23 yang merasa kaget dan muak 53

menerima tawaran Gael, menunjukkan Ego Pasien 23 yang mendorongnya untuk melakukan mekanisme pertahanan. Dalam hal ini sesuai dengan teori Freud mengenai mekanisme pertahanan, yang menjelaskan bahwa karena tekanan kecemasan ataupun ketakutan yang berlebih-lebihan, maka Ego kadang-kadang terpaksa mengambil cara singkat untuk menghilangkan atau mereduksi tegangan, cara-cara yang demikian itu disebut mekanisme pertahanan. Dalam hal ini Pasien 23 mengalami represi yang merupakan salah satu bentuk pokok mekanisme pertahanan. Seperti yang telah dijelaskan pada bab dua, represi adalah proses psikis yang tak sadar dimana pikiran atau keinginan yang dianggap tidak pantas disingkirkan dari kesadaran, yang kemudian dipindahkan ke taraf lain, yaitu taraf tak sadar, dimana Pasien 23 yang merasa begitu kaget dan muak akan tawaran sandwich tanpa sadar menyingkirkan perasaan tersebut dari kesadaran, yang kemudian taraf tak sadarnya membuat ia tanpa sadar hendak pergi tanpa meminta ijin. Tahapan kelima adalah Kagetnya Pasien 23 akan kebakaran yang menimpa kontrakan rumah Gael. Dengan mendengar kabar atas kebakarannya kontrakan Gael, meyakinkan Pasien 23 untuk hengkang dari tempat duduknya, yang menimbulkan terdorongnya Id hingga titik puncak kecemasan yang terdapat pada Pasien 23 ikut terpacu, sehingga dengan spontan memberikan symbol akan terjadinya reaksi untuk mengambil suatu tindakan. Dimana perasaan cemas Pasien 23 itu yang membantu sebagai penggerak akan kepedulian Pasien 23 terhadap Gael yang dianggap sebagai kappa kapitalis. Lalu tahapan keenam adalah tahapan yang menggambarkan kekhawatiran Pasien 23 terhadap lap dan tock. Pada tahapan ini Pasien 23 tidak mengetahui alasan kenapa Tock berteriak dan mencengkeram tangannya, dan keringat membasahi tubuhnya. Sehingga 54

Pasien 23 mengkhawatirkan keadaan Tock, dan menganjurkan Tock untuk segera pergi ke dokter. Dorongan superego yang Pasien 23 miliki mulai menundukkan hasrat dari Ego nya, karena Superego memungkinkan manusia memiliki pengendalian diri. Kesadaran moral pada diri Pasien 23 telah mendorongnya untuk membuang jauh-jauh perasaan aneh terhadap Kappa, dimana pada awalnya sempat terlintas dalam benaknya. Sesuai dengan teori Freud yang telah dijelaskan pada bab 2 sebelumnya bahwa superego yang memungkinkan manusia memiliki pengendalian diri, selalu menuntut kesempurnaan manusia dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Hal ini menunjukkan kesadaran moral rupanya masih lebih kuat tertanam dalam diri Pasien 23. Perasaan aneh Pasien 23 ketika pertama kali melihat Kappa telah sepenuhnya hilang. Oleh keramahan dan kebaikan kappa yang begitu besar, keanehan itu berubah menjadi suatu kebaikkan yang dapat ia berikan. Tahapan ketujuh merupakan akhir cerita. Dimana kembalinya Pasien 23 kedunia manusia dan merasakan hal aneh dalam dunia manusia. Ketika Pasien 23 pergi dari dunia kappa, dorongan Ego Pasien 23 mulai menundukan hasrat Id nya, dimana Ego bekerja pada prinsip realitas, yaitu agar dapat bebas Pasien 23 memutuskan untuk kembali kedunia manusia. Setelah masuk kedunia manusia Pasien 23 mengalami keanehan yang terdapat pada organ tubuh manusia. Rasa terganggu dan takut terhadap manusia menunjukan Ego Pasien 23 mendorongnya untuk melakukan mekanisme pertahanan. Pasien 23 mengalami represi yang merupakan salah satu bentuk pokok mekanisme pertahanan. Pasien 23 yang merasa terganggu dan takut ketika melihat sosok manusia tanpa sadar menyingkirkan perasaan tersebut dari kesadaran, yang kemudian taraf tak sadarnya membuat ia tanpa sadar kalau Pasien 23 adalah manusia juga. Reaksi 55

yang ditunjukan Pasien 23 muncul dari kecemasan realistis Pasien 23 yang begitu kuat sehingga memaksa Ego Pasien 23 melakukan mekanisme pertahanan untuk menghilangkan atau mereduksi tegangan tersebut. Simpulan dalam skripsi ini adalah psikologis tokoh utama Pasien 23 dalam cerita Kappa terdapat dorongan Id, Ego, Superego. Pasien 23 lebih memperlihatkan Id dan Ego nya dibanding Superego nya, dimana Id dan Ego lebih berperan besar dalam mempengaruhi perubahan sikap psikologis dan pandangan hidupnya. Pasien 23 yang pada akhirnya memutuskan kembali ke dunia manusia merupakan gambaran akhir dari Ego Pasien 23, dimana Superego Pasien 23 yang tadinya masih berperan untuk menghalangi niatnya untuk tidak kembali, kemudian menjadi tidak berperan lagi karena ditaklukan oleh dorongan Ego Pasien 23, akan tetapi Ego Pasien 23 lah yang paling berperan besar dalam mengambil keputusan untuk kembali ke dunia manusia. Dengan mengetahui psikologis Pasien 23 melalui teori psikoanalisis, pembaca pun akan dapat memahami penyebab perubahan sikap psikologis Pasien 23 dengan lebih baik lagi. 56