BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan manusia dan segala macam kehidupannya, maka ia tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori atau sistem berpikir tetapi juga merupakan media untuk menampung ide, teori serta sistem berpikir manusia. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu sastra harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat manusia (Semi, 1993:8). Novel sebagai bentuk karya sastra merupakan jalan hidup yang di dalamnya terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia (Siswantoro 2005:29). Novel merupakan prosa fiksi yang berisi tentang kehidupan tokohnya dari awal hingga akhir. Prosa fiksi menurut Aminudin (2002:66) yaitu kisahan atau cerita yang diemban oleh pelak-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Novel sendiri merupakan gambaran hidup tokoh yang menceritakan hampir keseluruhan perjalanan hidup tokoh. Penokohan serta karakter tokoh dalam novel digambarkan dengan lengkap atau jelas oleh pengarang. Setiap tokoh juga diberi gambaran fisik dan kejiwaan yang 1

2 2 berbeda-beda sehingga cerita tersebut seperti nyata atau menjadi hidup. Dari segi kejiwaan, sastra bisa dipelajari dan ditelaah dengan menggunakan teori psikologi. Dunia fiksi merupakan bayangan dunia nyata yang setiap tokohnya mempunyai kejiwaan dan kepribadian yang berbeda. Kejiwaan dan kepribadian dalam novel bisa dibedah menggunakan teori psikologi. Perbedaan antara Psikologi Sastra terdapat pada objek yang diteliti, ilmu psikologi meneliti langsung kasus kejiwaan sehingga akan lebih luas sebab akibatnya, sedangkan sastra hanya terbatas teks yang ada dalam karya sastra. Karya sastra tersebut menjelaskan perilaku dan kepribadian tokoh terbatas dari teks sehingga peneliti harus menguasai ilmu psikologi yang digunakannya. Menurut pendapat Siswantoro (2005:31) perilaku menjadi data dan fakta empiris yang harus dimunculkan oleh analis atau pembaca ataupun peneliti sastra dengan syarat bahwa mereka memiliki teori-teori psikologi yang memadai di dalam usaha bedah investigasi. Tetapi tidak semua tokoh dijelaskan secara detail atau terperinci biasanya hanya tokoh utama yang dijelaskan. Setiap manusia merupakan individu yang berbeda dengan individu lainnya. Dia mempunyai watak, temperamen, pengalaman, pandangan dan perasaan sendiri yang berbeda dengan lainnya, namun demikian manusia hidup tidak lepas dari manusia lain. Pertemuan antarmanusia yang satu dengan manusia yang lain tidak jarang menimbulkan konflik, baik konflik antara individu, kelompok maupun anggota kelompok serta antara anggota kelompok yang satu dan anggota kelompok lain. Kompleksnya, manusia juga sering mengalami konflik dalam dirinya atau konflik batin sebagai reaksi terhadap situasi sosial di lingkungannya,

3 3 dengan kata lain manusia selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan hidup. Manusia dalam menghadapi persoalan hidupnya tidak terlepas dari jiwa manusia itu sendiri. Jiwa di sini meliputi pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khalayak dan jiwa itu sendiri (Walgito, 1997:7). Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya sastra dihidupkan oleh tokoh-tokoh sebagai pemegang peran atau pelaku alur. Melalui perilaku tokohtokoh yang ditampilkan inilah seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan problem-problem atau konflik-konflik yang dihadapinya, baik konflik dengan orang lain, konflik dengan lingkungan, maupun konflik dengan dirinya sendiri. Karya sastra yang dihasilkan sastrawan selalu menampilkan tokoh yang memiliki karakter sehingga karya sastra juga menggambarkan kejiwaan manusia, walaupun pengarang hanya menampilkan tokoh itu secara fiksi. Kenyataanya, karya sastra selalu terlibat dalam segala aspek hidup dan kehidupan, tidak terkecuali ilmu jiwa atau psikologi. Hal ini tidak terlepas dari pandangan dualisme yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri atas jiwa dan raga. Maka penelitian yang meggunakan pendekatan psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran karya sastra dari sisi psikologi. Alasan ini didorong karena tokoh-tokoh dalam karya sastra dimanusiakan, mereka semua diberi jiwa, mempunyai raga bahkan untuk manusia yang disebut pengarang mungkin memiliki penjiwaan yang lebih bila dibandingkan dengan manusia lainnya terutama dalam hal penghayatan megenai hidup dan kehidupan (Hardjana, 1985:60). Tokoh dalam suatu cerita rekaan merupakan unsur penting yang

4 4 menghidupkan cerita. Kehadiran tokoh dalam cerita berkaitan dengan terciptanya konflik, dalam hal ini tokoh berperan membuat konflik dalam sebuah cerita rekaan (Nurgiyantoro, 1995:164). Pembicaraan mengenai penokohan dalam cerita rekaan tidak dapat dilepaskan hubungannya dengan tokoh. Istilah tokoh menunjuk pada pelaku dalam cerita sedangkan penokohan menunjukkan pada sifat, watak atau karakter yang melingkupi diri tokoh yang ada. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Jones dalam Nurgiyantoro, 1995:165). Psikologi sastra sebagai cabang ilmu sastra yang mendekati sastra dari sudut psikologi. Perhatiannya dapat diarahkan kepada pengarang, dan pembaca (psikologi komunikasi sastra) atau kepada teks itu sendiri (Hartoko dan Rahmanto, 1986:126). Istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian, yaitu studi psikologi pengarang sebagai tipe atau pembeda, studi proses kreatif, studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra, dan studi yang mempelajari dampak sastra pada pembaca atau psikologi pembaca (Wellek dan Austin Warren, 1989:90). Menurut Hardjana (1985:66) psikologi sastra merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kejiwaan dan menyangkut batiniah manusia. Lewat tinjauan psikologi akan nampak bahwa fungsi dan peran sastra adalah untuk menghidangkan citra manusia yang seadil-adilnya dan sehidup-hidupnya atau paling sedikit untuk memancarkan bahwa karya sastra pada hakikatnya bertujuan untuk melukiskan kehidupan manusia.

5 5 Psikologi kepribadian adalah bidang psikologi yang berusaha mempelajari manusia secara utuh menyangkut motivasi, emosi, serta penggerak tingkah laku. Freud mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu Id, Ego dan Superego. Struktur ini dapat ditampilkan secara diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas bagi kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id merupakan sebuah keinginan yang dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini. Ego merupakan sebuah pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam lingkungan sosial. Sistem kerjanya pada lingkungan adalah menilai realita untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Sedangkan Superego sendiri adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan nilai baik-buruk, salahbenar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan Ego yaitu Id. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang berhubungan dengan kepribadian tokoh utama adalah penelitian yang ditulis oleh Yoanita Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 2005 yang berjudul Kepribadian Tokoh Utama Ketika Cinta Bertasbih Episode 1 Karya Habiburrahman El Shirazy (Berdasarkan Teori Goldon Allport). Penelitian tersebut menekankan kepada sifat kepribadian tokoh utama dan cara mengungkapkanya. Dalam teori Allport juga memandang bahwa ranah psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teoriteori yang dikemukakan oleh Freud. Allport mengemukakan bahwa semua fungsi diri atau fungsi ego yang telah dijelaskan disebut dengan fungsi proprium dari

6 6 kepribadian. Fungsi-fungsi ini termasuk perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan, pemikiran rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi mengenal. Begitu juga penelitian yang baru saja diteliti oleh Rizkyka Dewi Yunita Sari, Mahasiswa UMM pada tahun 2011 yang berjudul Kajian Psikologi Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Supernova Episode Akar Karya Dewi Lestari Penelitian tersebut lebih menekankan pada Karateristik pribadi tokoh utama dan cara mengungkapkanya. Penelitian ini tidak memfokuskan kepada tiga aspek yang ditawarkan oleh Freud, yaitu id, ego dan superego. Meskipun telah banyak penelitian namun penelitian yang memfokuskan kepada tiga ranah aspek psikoanalisis Sigmund Freud yaitu id, ego dan superego dan lebih khusus pada aspek superego belum ada yang melakukan. Sebagai upaya meneruskan karya Yoanita dan Rizkyka yang telah terlebih dahulu menganalisis kepribadian tokoh dengan menggunakan teori Goldon Allport dan psikoanalisis Sigmund Freud, peneliti akan menganalisis novel Bumi Cinta karangan Habiburrahman El Shirazy. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada analisis penelitian. Penelitian ini lebih menekankan pada pengkajian id, ego, dan superego di mana kepribadian yang dimiliki tokoh utama dalam novel ini sangat menjunjung nilai-nilai agama. Bertolak dari hal tersebut, maka penelitian ini dengan judul Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Bumi Cinta Karangan Habiburrahman El Shirazy Telaah Psikoanalisis Sigmund Freud yang diharapkan dapat memberikan gambaran tentang aspek psikoanalisis Sigmund Freud dalam novel Bumi Cinta.

7 7 1.2 Batasan Masalah Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy ini menceritakan tentang perjalanan seorang lelaki muda muslim yang bernama Ayyas untuk meneliti sejarah islam di Rusia guna untuk menyelesaikan tesisnya, namun kehidupan di rusia sangat bebas tanpa terbayangkan sebelumnya yang suaatu saat dapat melunturkan imanya. Hal yang selalu menggoda imannya adalah dua perempuan yang tinggal d satu apartemaen dengannya, yaitu Linor dan Yelena. Ayyas harus menghadapi setiap godaan yang dilakukan dua perempuan ini, untuk meruntuhkan keimanannya. Akan tetapi Ayyas masih memegang teguh pendiriannya untuk selalu berada di jalan Allah, dia menjalani setiap cobaan dengan meminta pertolongan Allah, karena hanya kepadanya Ayyas bisa meminta tolong. Penelitian ini lebih difokuskan pada deskripsi kepribadian tokoh Ayyas berdasarkan teori kepribadian psikoanalisis Sigmund Freud yang memfokuskan kepada tiga ranah, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga aspek ini dapat digunakan untuk melihat tokoh utama dapat bertahan, karena cerita yang diangkat dalam novel ini adalah bagaimana tokoh utama dapat bertahan dalam setiap godaan yang bisa membuat dirinya terjun kejurang maksiat, sehingga dari norma-norma agama yang dipegang teguh oleh Ayyas, tokoh utama dapat menghadapi cobaan tersebut. Perbedaan dengan penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan adalah dari segi obyek yang diteliti, misalnya dari segi obyek novelnya sudah berbeda. Novel Bumi Cinta karangan Habbiburrahman El Shirazy ini berbasis Religius, yang lebih mengacu pada karakter tokoh yang mengedepankan nilai-nilai agama, yang

8 8 didalamnya banyak didominasi karakter Superego dari tokoh tersebut. Alasanya karena tokoh utama dalam novel ini lebih banyak menggunakan aspek moral kepribadianya seperti bagaimana ia selalu mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga tokoh utama dalam novel ini bisa mengelola id dan ego nya agar Superego nya lebih bisa mewakili kepribadiannya. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini karena karakteritas, isi cerita, dan penggunaan bahasa dalam novel sangat menarik untuk di analisis secara lebih mendalam dan juga sikap tokoh utama yang dimunculkan oleh pengarang. 1.3 Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti bisa merumuskan masalah yang dapat dikaji dalam penelitian ini. Adapun masalahnya adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah kepribadian tokoh Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dari segi Id berdasarkan teori kepribadian psikoanalisis Sigmund Freud? 2) Bagaimanakah kepribadian tokoh Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dari segi Ego berdasarkan teori kepribadian psikoanalisis Sigmund Freud? 3) Bagaimanakah kepribadian tokoh Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dari segi Superego berdasarkan teori kepribadian psikoanalisis Sigmund Freud?

9 9 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian terbagi menjadi dua, yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Adapun tujuanya adalah sebagai berikut: a. Tujuan Umum Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menelaah dan memperoleh gambaran secara objektif tentang tentang Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. b. Tujuan Khusus Penelitian Berdasarkan tujuan umum yang telah dirumuskan di atas maka secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendiskripsikan kepribadian tokoh Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dari segi Id berdasarkan teori kepribadian psikoanalisis Sigmund Freud. 2) Mendiskripsikan kepribadian tokoh Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dari segi Ego berdasarkan teori kepribadian psikoanalisis Sigmund Freud. 3) Mendiskripsikan kepribadian tokoh Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dari segi Superego berdasarkan teori kepribadian psikoanalisis Sigmund Freud.

10 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoretik Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat teoretik yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain; 1) Memperluas pengetahuan tentang teori kepribadian psikoanalisis khusunya teori Sigmund Freud. 2) Mempelajari teori psikologi sastra. b. Manfaat Praktis Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat praktis yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain: 1) Bagi mahasiswa penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan acuan untuk pengajaran apresiasi sastra khususnya prosa fiksi, karena penelitian ini mengungkap tentang beberapa kepribadian tokoh utama. 2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai studi interdispliner antara studi sastra dengan studi-studi lain. 3) Bagi pembaca pada umumnya, memberikan masukan pengetahuan kepada pembaca mengenai kepribadian seseorang yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.