Bab 1. Pendahuluan. Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang
|
|
- Devi Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang terkenal dan masih diteliti sampai saat ini, salah satunya adalah sastrawan yang berasal dari Jepang bernama Akutagawa Ryūnosuke. Selama hidupnya, dia telah menghasilkan kurang lebih 150 karya yang sebagian berupa cerita pendek. Beberapa dari karyanya telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa termasuk dalam bahasa Indonesia. Dalam karya-karya yang telah dihasilkan selama kehidupannya, Akutagawa Ryūnosuke mengikut sertakan (penokohan pengarang) tentang kehidupan dirinya dalam kisah yang dialami oleh sang tokoh. Kebanyakan dari karya Akutagawa menggambarkan secara tidak langsung mengenai harapan, ketakutan, kritikan, dan keadaan lingkungan sekitar yang dialaminya pada saat menulis karya-karyanya dan dia ceritakan melalui pengalaman ataupun melalui perasaan yang dialami sang tokoh dalam ceritanya. Maka dari itu, saya merasa tertarik untuk membahas sosok Akutagawa Ryūnosuke. Berdasarkan hal tersebut, dalam menyusun skripsi ini, saya memilih beberapa karya dari Akutagawa yang berjudul Hana (1916), Mikan (1919) dan Kappa (1927). Melalui karyakarya tersebut, saya akan menganalisis perasaan, harapan, kritikan dan tatanan masyarakat Jepang yang dirasakan ataupun yang dikritik secara tidak langsung oleh Akutagawa pada masa hidupnya tersebut. Selain hal yang tertulis di atas, saya juga menganalisis kecemasan Akutagawa dari segi psikologi berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Dalam hal ini, saya menganalisis kecemasan dalam diri Akutagawa yang menjadi salah satu pemicu 1
2 kematiannya selain disebabkan penyakit-penyakit kronis yang diidapnya. Saya menganalisa kecemasan Akutagawa yang dikaitkan dengan karakteristik tokoh dalam karya Hana (1916), Mikan (1919) dan Kappa (1927) dengan didukung data berupa otobiografi Akutagawa. Teori psikoanalisis Sigmund Freud menyatakan bahwa manusia sebenarnya memiliki kesadaran dan ketidaksadaran yang sangat mempengaruhi kehidupan seseorang dalam melakukan sesuatu hal. Bertens (2006 : 3) mengemukakan, Secara umum boleh dikatakan bahwa psikoanalisa merupakan suatu pandangan baru tentang manusia, di mana ketidaksadaran memainkan peranan sentral.. Dimana ketidaksadaran yang terjadi dapat timbul karena adanya trauma yang dialami sejak kecil seperti yang dialami Akutagawa Ryūnosuke. Sigmund Freud menyatakan ketidakberesan psikis seseorang dipengaruhi oleh ketidakseimbangan antara naluri (insting) kehidupan dan naluri (insting) kematian. Freud dalam Bertens (2006 : 32) mengemukakan bahwa ketidakberesan psikis seseorang disebabkan : Ketidakberesan itu disebabkan karena gangguan keseimbangan antara nalurinaluri, bukan karena sifat-sifat salah satu naluri. Harus dikatakan juga bahwa pada kenyataannya tidak ada perbuatan yang berasal dari satu naluri saja. Tidak ada tingkah laku yang destruktif melulu atau yang libidinal melulu. Tingkah laku yang konkret selalu merupakan campuran antara kedua macam naluri. Dengan diangkatnya tema di atas sebagai sebuah penelitian, saya berharap para pembaca dapat mengetahui riwayat kehidupan Akutagawa Ryūnosuke dan dapat memandang dari segi psikologi tentang kecemasan yang dialami Akutagawa berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud. 2
3 1.1.1 Biografi Singkat Akutagawa Ryūnosuke Dalam skripsi ini, saya meneliti sosok Akutagawa Ryūnosuke berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Maka dari itu, saya menerangkan riwayat hidup Akutagawa dengan membagi masa kehidupannya menjadi tiga bagian yaitu masa kecil, masa pertumbuhan, dan masa dewasa Masa Kecil Akutagawa lahir dengan nama Ryūnosuke di Irfunecho-Kyobashi, Tokyo, pada tanggal 1 Maret Karena lahir pada tahun dan jam Naga (sekitar jam delapan pagi) dia diberi nama Ryūnosuke (dalam bahasa Jepang, Ryū berarti naga). Dia lahir dari pasangan Niihara Toshizō dan Fuku. Ibunya, Fuku, keturunan keluarga samurai, golongan militer yang mendominasi Jepang selama berabad-abad, sedangkan Toshizō berasal dari kalangan rakyat biasa. Niihara Toshizō, adalah seorang pengusaha perternakan sapi perah di Irufunecho dan daerah Shinjuku. Ryūnosuke adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua saudara kandungnya adalah perempuan, namun yang tertua Hatsuko, meninggal karena penyakit meningitis (radang selaput otak) pada umurnya tujuh tahun, setahun sebelum Ryūnosuke lahir. Karena itu ketika Ryūnosuke lahir dia hanya memiliki satu saudara perempuan, Hisako. Setelah Ryūnosuke lahir, Fuku tidak mampu merawat anak bungsunya ini karena kondisi mental dan fisiknya yang mulai terganggu. Kondisi kesehatan Fuku mulai melemah semenjak kematian anak pertamanya. Ryūnosuke, dia kandung dalam kondisi mental yang masih terpukul. Menurut keluarganya, kelahiran Ryūnosuke membawa kesialan. 3
4 Setelah lahir, Ryūnosuke dijauhkan dari Fuku sebab menurut kepercayaan Jepang pada waktu itu pantang untuk melahirkan anak bagi perempuan yang telah berusia 33 tahun dan pada saat suaminya berumur 42 tahun. Menurut kepercayaan, keadaan seperti itu akan menyebabkan mereka jatuh sakit, atau menderita (Wibawarta, 2005 : 4). Sedangkan mengenai penyebab penyakit jiwa ibunya, Hisako mengatakan bahwa karena ibunya berhati lemah dan lebih senang memendam perasaan daripada mengungkapkannya. Watak Niihara Toshizō, ayahnya yang kasar juga menambah beban penderitaan batin ibunya. Karena hal tersebut, diputuskan Ryūnosuke seolah-olah dibuang dengan dipelihara oleh teman lama ayahnya, Matsumura Senjiro. Namun, secara resmi dia diadopsi oleh kakak ibunya, Akutagawa Michiaki. Sejak itu, secara resmi Ryūnosuke menggunakan nama Akutagawa setelah dua tahun ibunya meninggal, yakni ketika berumur 12 tahun Masa Pertumbuhan Masa sekolah dilewatkannya di Tokyo, mulai dari Sekolah Dasar Umum Edo, Sekolah Menengah 3 Tokyo, Sekolah Lanjutan Atas 1, hingga Jurusan Sastra Inggris di Universitas Kerajaan Tokyo (Universitas Tokyo). Bulan Februari 1914, Akutagawa bersama teman kuliahnya bernama Kikuchi Kan, Kume Masao dan Matsuoka Yuzuru, yang kemudian menjadi penulis-penulis terkenal di Jepang, menghidupkan untuk yang ke-3 kalinya majalah sastra Shinshichō (Arus Pemikiran Baru). Sejak saat itu, Akutagawa menjadi penulis tetap di majalah tersebut tersebut dengan nama samaran Yanaigawa Ryūnosuke. Karyanya berupa cerpen berjudul Ronen dimunculkan pada terbitan bulan Mei. Karyanya yang lain yaitu Rashomon diterbitkan pada tahun 1915 dan menempatkannya dalam deretan sastrawan yang mendapat perhatian besar dan memiliki posisi tersendiri dalam dunia kesusatraan. Sejak itu pula, 4
5 nama Akutagawa Ryūnosuke mulai digunakannya sewaktu menulis. Temannya yang bernama Miekichi Suzuki memperkenalkannya kepada Natsume Sōseki yang menerimanya sebagai murid dan menjadi murid kesayangan Natsume Sōseki. Pada awal tahun 1916, Hana, karyanya yang mendapat pujian dari sastrawan besar Natsume Sōseki, diterbitkan dalam buku komplikasi yang diprakarsai olehnya beserta kawan-kawan dari Shinshichō. Selanjutnya, dia menghasilkan banyak karya-karya lain yang terkenal, yang hingga sampai saat ini masih terus dibaca dan dijadikan bahan penelitian Masa Dewasa Lulus dari universitas pada tahun 1916, Akutagawa mengajar bahasa Inggris pada sekolah kelautan di Yokosuka. Tahun 1919, dia berhenti mengajar dan menikah dengan Tsukamoto Fumi, anak dari Mayor AL. Setelah berhenti, dia bekerja di sebuah penerbitan yaitu Osaka Mainichi. Maret 1912, dia dikirim ke Cina selama empat bulan oleh Osaka Mainichi. Kesehatannya mulai memburuk dan sempat dirawat di rumah sakit Shanghai selama tiga minggu. Sejak pulang dari Cina, kesehatan Akutagawa menurun drastis. Karena dia menderita berbagai penyakit kronis. Dalam surat yang ditulis kepada salah seorang temannya pada akhir tahun 1922, dia mengeluh bahwa dirinya sedang menderita kelelahan saraf, kejang-kejang perut, sakit kantung kemih, dan punya masalah jantung. (Wibawarta, 2004 : 9). Sejak itulah, Akutagawa merubah gaya penulisannya. Dia mulai menulis hal-hal yang berhubungan dengan masalah disekitar kehidupannya dan tulisannya lebih bersifat pribadi. Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, dia menderita penyakit insomnia yang 5
6 parah dan dibayangi ketakutan akan menjadi gila seperti almahum ibunya. Dapat dikatakan itulah awal gejala penyakit schizophenia, dan pada saat itulah dia menghasilkan sebuah novel pendek berjudul Kappa. Ketika usianya telah menginjak 35 tahun, pada dini hari 24 Juli 1927, dia melakukan tindakan bunuh diri di rumahnya, di Tokyo dengan mengkonsumsi kaliumsianida (obat tidur atau obat penenang) secara berlebihan Karya-Karya Akutagawa Ryūnosuke Dalam penyusunan skripsi ini, saya menggunakan tiga karya Akutagawa Ryūnosuke antara lain Hana (1916) menceritakan tentang seorang pendeta Budha yang bernama Zenchi Naigu yang merasa tersisak batinnya karena memiliki hidung panjang sekitar enam belas sentimeter, dia berusaha menemukan cara agar hidungnya dapat seperti orang normal lainnya; Mikan (1919) menceritakan tentang seorang tokoh Aku yang mengamati seorang anak gadis dari keluarga miskin yang memberikan buah jeruk (mikan) kepada saudaranya sebagai salam perpisahan melalui jendela kereta api yang sedang melaju; dan Kappa (1927) menceritakan kisah seorang pasien di Rumah Sakit Jiwa yang tersesat ke dunia kappa, dan di dunia tersebut dia mempelajari berbagai macam hal sampai akhirnya dia kembali lagi ke dunia manusia. 1.2 Rumusan Permasalahan Berdasarkan beberapa karya Akutagawa Ryūnosuke antara lain yang berjudul Hana, Mikan dan Kappa, permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengkaji sosok Akutagawa melalui segi penyudut pandangan dalam karya-karya tersebut. 6
7 Membahas kecemasan Akutagawa berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud, ditinjau dari karya-karyanya tersebut. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, penulisan skripsi ini dibatasi pada analisis kecemasan Akutagawa Ryūnosuke berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud, sebagai salah satu sastrawan besar pada zamannya melalui pembahasan dalam beberapa karyanya yang berjudul Hana, Mikan dan Kappa. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah menganalisis sosok seorang sastrawan terkemuka bernama Akutagawa Ryūnosuke berdasarkan psikoanalisis Sigmund Freud dalam beberapa karyanya yang berjudul Hana, Mikan dan Kappa. Manfaat yang dapat dipeoleh dari skripsi ini antara lain untuk mengetahui latar belakang kehidupan Akutagawa Ryūnosuke serta mengetahui secara lebih dalam kerterkaitan kecemasan yang dialami Akutagawa dari segi psikologi melalui kerterkaitan dengan kecemasan dan kehidupan tokoh-tokoh yang dikisahkan dalam karya-karya tersebut. 1.5 Metode Penelitian Untuk mencari atau menentukan landasan teori yang berkesesuaian bagi penyusunan skripsi ini saya menggunakan metode kajian kepustakaan, yaitu dengan cara membaca, meringkas, mengutip, dan membuat simpulan dari buku-buku yang berkaitan dengan kehidupan dan karya-karya Akutagawa Ryūnosuke serta melalui buku-buku psikologi. 7
8 Saya juga mengumpulkan informasi dari internet dengan membaca website yang berhubungan dengan Akutagawa Ryūnosuke dan website yang berhubungan dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, saya menguraikannya dalam 5 bab dengan sistematika pembahasan dan aturan-aturannya agar pembaca lebih mudah untuk memahami dan mengerti isi dari skripsi ini. Bab 1 adalah pendahuluan. Dalam bab pertama ini saya menguraikan tentang latar belakang penelitian, kehidupan Akutagawa Ryūnosuke, karya-karya Akutagawa Ryūnosuke yang dianalisis, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat dari penelitian, metodologi yang dipakai dalam melakukan penelitian ini serta sistematika penulisannya. Bab 2 adalah landasan teori. Bab ini berisi tentang teori-teori ilmiah yang didapat dari metode kajian kepustakaan yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini. Bab ini menjelaskan tentang konsep masyarakat Jepang pada zaman Taishō, konsep kesusastraan Jepang modern, pengertian psikoanalisis Sigmund Freud, dan menjelaskan teori fiksi. Bab 3 adalah analisis data. Dalam bab ini berisikan analisis kecemasan Akutagawa Ryūnosuke yang dianalisis berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud melalui beberapa karyanya yang berjudul Hana, Mikan dan Kappa. Bab 4 adalah simpulan dan saran. Bab ini berisi tentang simpulan-simpulan yang diperoleh saya dari hasil analisis kecemasan Akutagawa Ryūnosuke melalui beberapa karyanya dan peninjauan secara psikologi. Pada bab ini juga disajikan saran-saran yang 8
9 bermanfaat sebagai masukan bagi orang-orang yang ingin mengetahui lebih tentang karya-karya Akutagawa Ryūnosuke ataupun bagi orang-orang yang ingin melakukan penelitian terhadap karya-karya lain dari Akutagawa Ryūnosuke. Bab 5 adalah ringkasan. Bab ini merupakan bab penutup atau bab terakhir, bab ini berisikan tentang ringkasan skripsi secara keseluruhan mulai dari latar belakang penelitian, kehidupan Akutagawa Ryūnosuke, karya-karya Akutagawa Ryūnosuke yang dianalisis dalam skripsi ini, rumusan permasalahan serta tujuan penelitian dan hasil penelitian. 9
BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi, menyampaikan pendapat, mengapresiasikan pikiran sehingga tercipta pengertian antara individu
Lebih terperinciBAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional
BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional Asia. Kehidupan dalam karya sastra dapat diperindah, diejek, atau digambarkan bertolak
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Novel (Inggris: novel) dan cerita pendek (disingkat: cerpen; Inggris: short story)
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian Novel (Inggris: novel) dan cerita pendek (disingkat: cerpen; Inggris: short story) merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya
Bab 5 Ringkasan Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Cerpen Kappa hasil karya Akutagawa Ryunosuke selesai ditulis pada tanggal 11 Februari 1927.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara maju yang cukup berpengaruh di dunia saat ini. Jepang banyak menghasilkan teknologi canggih yang sekarang digunakan juga oleh negara-negara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP CERPEN, SOSIOLOGI SASTRA, DAN DASAR-DASAR ETIKA DI JEPANG
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP CERPEN, SOSIOLOGI SASTRA, DAN DASAR-DASAR ETIKA DI JEPANG 2.1. Definisi Cerpen Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerpen adalah kisahan pendek yang memberikan kesan tunggal
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Rashomon karya
Bab 5 Ringkasan Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Rashomon karya Akutagawa Ryunosuke. Cerpen Rashomon hasil karya Akutagawa Ryunosuke pertama kali dipublikasikan di majalah sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetap terjaga dari dulu hingga sekarang. Keberhasilan Jepang saat ini tentu saja tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Jepang dipandang di mata dunia sebagai negara yang sangat maju dalam berbagai bidang seperti tekhnologi, transportasi, pendidikan, serta kebudayaan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pengarang yang mempunyai kedudukan penting dalam kesusastraan modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor Kesusastraan Estetisme,
Lebih terperinciBab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat
Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat pada tokoh utama Pasien 23 dalam cerpen Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Akutagawa Ryunosuke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahkan dikagumi sebagai salah satu negara yang berhasil mempertahankan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Negara Jepang di mata dunia dipandang dengan perkembangannya dalam berbagai bidang, baik teknologinya, budayanya, alam dan tata perkotaannya, bahkan dikagumi sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Cerpen atau cerita pendek termasuk salah satu karya sastra fiksi yang berbentuk prosa naratif. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra diadaptasi dari dunia nyata berupa pengalaman yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sastra diadaptasi dari dunia nyata berupa pengalaman yang kemudian digambarkan melalui tulisan oleh pengarang. Saxby dalam Nurgiyantoro (2005: 4) mengatakan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih kita kenal sebagai bunuh diri atau disebut juga jisatsu. Jisatsu merupakan suatu bentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan imajinasi. Karya sastra merupakan cerminan pemikiran, perasaan, kepribadian, dan pengalaman hidup
Lebih terperinciBab 1. dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam. Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman novelle)
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu karya sastra yang didalamnya terdapat unsurunsur pembangun seperti, plot, tema, penokohan, dan latar belakang. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai mediumnya (Semi, 1993:8). Novel dan cerita pendek (disingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1993:8).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. definisi serta perbedaan karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah karya sastra mempunyai beberapa definisi, yaitu karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai ilmu pengetahuan. Badrun mengungkapkan definisi serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkenal adalah Senseijutsu Satsujin Jiken. Novel ini berhasil menjadi finalis dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Soji Shimada adalah novelis besar Jepang yang telah banyak menghasilkan karya sastra bermutu tinggi dan dihargai oleh masyarakat penikmat sastra dunia. Soji Shimada
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu wadah untuk menyampaikan model kehidupan yang diidealkan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu wadah untuk menyampaikan model kehidupan yang diidealkan dan ditampilkan dalam cerita lewat para tokoh, juga dapat dijadikan tempat untuk menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke 19. Istilah manga dalam Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manga ( 漫画 ) merupakan komik yang dibuat di Jepang. Kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang, sesuai dengan gaya yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia adalah kecemasan neurotik. yang sudah beroperasi sebelum bayi berhubungan dengan dunia luar.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra muncul sebagai pengungkapan apa yang telah dialami dan dilihat oleh pengarang. Oleh karena itu, karya sastra dianggap sebagai hasil aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya dan kegiatan seni yang berhubungan dengan ekspresi, seni dan penciptaan. Bahasa yang digunakan dalam sastra mengemban fungsi utama sebagai fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari Bahasa Sansekerta : sāstra, yang berarti teks
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan kata serapan dari Bahasa Sansekerta : sāstra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Dalam Bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra digolongkan menjadi tiga macam yaitu puisi, prosa, dan drama. Prosa merupakan karya sastra yang dibuat secara bebas sesuai dengan keinginan pengarang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Shitsurakuen karya Watanabe Jun ichi adalah sebuah karya yang relatif baru dalam dunia kesusastraan Jepang. Meskipun dianggap sebagai novel yang kontroversial,
Lebih terperinciUCAPAN TERIMA KASIH. Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
ABSTRAKSI Jigokuhen merupakan salah satu karya terbaik Akutagawa Ryuunosuke yang bercerita mengenai seorang pelukis terkenal yang terobsesi dengan kesempurnaan dalam menyelesaikan lukisan neraka. Dalam
Lebih terperinciTrauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu
Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Amalia (2010) dengan penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Tokoh
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan hasil studi pustaka yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra
Lebih terperinciABSTRAKSI. Kata Kunci : Psikoanalisis Cerita Pendek Hana
ABSTRAKSI Akutagawa Ryuunosuke adalah salah satu pengarang novel terkenal pada Zaman Taisho. Tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur karya fiksi. Dalam skripsi ini saya menganalisis salah satu cerpen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesusastraan ditulis karena motivasi manusia mengekspresikan dirinya sendiri dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejarah kesusastraan Jepang dalam bentuk tertulis sudah ada sejak abad ke -8. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang singkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini menggunakan salah satu karya sastra yang berasal dari kesusastraan Jepang modern sebagai objeknya. Kesusastraan Jepang modern dimulai dari adanya
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memang tidak luput dari masalah. Permasalahan tersebut meliputi masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan, dan sesama, interaksinya dengan diri
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009
86 BAB 4 KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap citra tokoh anak yang ditampilkan dalam tujuh cerpen yang dimuat dalam jurnal Prosa edisi Yang Jelita yang Cerita, didapat kesimpulan
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA KRITIK SOSIAL DALAM UMA NO ASHI KARYA AKUTAGAWA RYUNOSUKE SKRIPSI. Astrid Fauzia
UNIVERSITAS INDONESIA KRITIK SOSIAL DALAM UMA NO ASHI KARYA AKUTAGAWA RYUNOSUKE SKRIPSI Astrid Fauzia 0705080098 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK Juli 2010 UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan suatu ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman. Ungkapan-ungkapan tersebut di dalam sastra dapat berwujud lisan maupun tulisan. Tulisan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi dan kreatifitas pengarang, serta refleksinya terhadap gejala sosial yang terdapat di lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan
Lebih terperinciBab 1. Sebelum Perang Dunia (PD) II, kebanyakan orang Jepang tinggal dalam satu atap
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebelum Perang Dunia (PD) II, kebanyakan orang Jepang tinggal dalam satu atap bersama keluarga besar nya, yang dapat terdiri dari tiga generasi atau lebih. Pola tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang sastra dan budaya. Selain itu, Jepang juga melahirkan banyak penulis berbakat. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terry Eagleton (dalam Dewojati, 2014: 1) pernah memaparkan karya sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta yang dapat berarti huruf/tulisan, karya tulis, ajaran moral, dan filsafat. Sastra lahir disebabkan dorongan dasar manusia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya
BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Seperti beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asa Nonami merupakan seorang novelis terkenal di Jepang, ia lahir pada 19 Agustus 1960 di Tokyo. Asa Nonami adalah penulis cerita fiksi kejahatan dan cerita horor,
Lebih terperinciAbstraksi. - Bunuh diri
Abstraksi Noruwei no Mori adalah salah satu karya Haruki Murakami yang banyak mendapatkan perhatian dari banyak orang terutama untuk golongan remajanya karena ceritanya menggambarkan keadaan remaja di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra seringkali digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra seringkali digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan suatu kenyataan yang ditemui di dalam masyarakat. Fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyajikan dunia lain yang bersifat imajinatif. Ruang lingkup sastra yang begitu luas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Sastra tidak hanya berfungsi sebagai media komunikasi tetapi juga sebagai media hiburan karena dapat menyajikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, terdapat beberapa hasil penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini. Adapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Dalam kesusastraan banyak sastrawan yang telah menghasilkan karya-karya yang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kesusastraan banyak sastrawan yang telah menghasilkan karya-karya yang terkenal dan masih diteliti sampai saat ini. Salah satunya adalah sastrawan yang berasal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu institusi budaya yang mempengaruhi dan dipengaruhi kenyataan sosial. Seorang seniman atau pengarang akan melibatkan sebuah emosi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian
Lebih terperinciANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL MENITI LANGKAH KARYA SUTRI YANINGSIH MANIK DAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL MENITI LANGKAH KARYA SUTRI YANINGSIH MANIK DAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Endang WidyasTuty Pratiwi Program Studi Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciUCAPAN TERIMA KASIH. Penyusunan skripsi dengan judul Analisis Alur Cerita, Tokoh, dan. Penokohan Pada Cerpen Hankechi Karya Akutagawa Ryuunosuke yang
ABSTRAKSI Hankechi adalah sebuah karya fiksi karya Akutagawa Ryuunosuke, ceritanya mengenai kehidupan masyarakat Jepang pada Zaman Taisho. Pada zaman tersebut masyarakatnya masih menjunjung tinggi norma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai karena ada pembaca yang memberikan nilai. Sebuah karya sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sangat erat hubungannya dengan pembaca, karena karya sastra ditujukan kepada kepentingan pembaca sebagai penikmat karya. Selain itu, pembaca juga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya (Panuti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan masyarakat mempunyai hubungan yang cukup erat. Apalagi pada zaman modern seperti saat ini. Sastra bukan saja mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu pengetahuan. Studi sastra memiliki metode-metode yang absah dan ilmiah, walau tidak
Lebih terperinciBAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual
BAB 5 Ringkasan Pada bab ini yang juga merupakan bab terakhir dalam skripsi ini, penulis akan memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual pada tokoh Yuriko Hirata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya seorang pengarang yang merupakan hasil perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari, dirasa, ditanggapi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sastra adalah sebuah media bagi pengarang untuk menuangkan ide kreatif dan imajinasinya. Dalam menciptakan sebuah karya kreatif, seorang pengarang menjadi
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciMAKALAH Pemikiran Alder dan Jung. Mata Kuliah : Sejarah Aliran Psikologi Dosen Pengampu : Dewi Khurun Aini, M. A
MAKALAH Pemikiran Alder dan Jung Mata Kuliah : Sejarah Aliran Psikologi Dosen Pengampu : Dewi Khurun Aini, M. A Disusun oleh : Bagas Rizal Firmansyah ( 1707016076 ) Dwi Uji Astuti ( 1707016052 ) Khoirurrozikin
Lebih terperinciKONFLIK ITRAPSIKIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KERUMUNAN TERAKHIR KARYA OKKY MADASARI (Kajian Psikoanalisis Sosial Karen Horney)
KONFLIK ITRAPSIKIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KERUMUNAN TERAKHIR KARYA OKKY MADASARI (Kajian Psikoanalisis Sosial Karen Horney) Disusun Oleh: NURUL INTAN MAULUDIYAH - 13010113130106 FAKULTAS ILMU BUDAYA,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77
BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN A. Temuan Penelitian Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya imajinatif dari seorang yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni. Karya sastra banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang tentang hidup. Karya sastra yang diciptakan seorang pengarang adalah gambaran dan kepekaan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra, dalam hal ini novel, ditulis berdasarkan kekayaan pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah diungkapkan oleh Teeuw (1981:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Karya sastra merupakan suatu hasil cipta sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra diciptakan pengarang berdasarkan pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Ciri khas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Ciri khas dan budaya inilah yang menentukan maju atau tidaknya suatu bangsa. Jepang sebagai sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sastranya. Bisa dibilang, kehidupan masyarakat Jepang sangat erat kaitannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang dikenal sebagai negara yang sangat kaya warisan budaya, tradisi dan juga kehidupan sastranya. Bisa dibilang, kehidupan masyarakat Jepang sangat erat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik
347 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam karya sastra Indonesia modern pascaproklamasi kemerdekaan ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik sebagai tokoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat serta perasaan kepada orang lain. Sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stimulus (Anurogo & Usman, 2014, h. 66). Epilepsi adalah kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epilepsi merupakan penyakit yang mengganggu saraf otak. Epilepsi ditandai dengan kejang berulang yang terjadi tanpa adanya stimulus (Anurogo & Usman, 2014, h. 66). Epilepsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa latin yang terdiri dari kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik (zaman Heian), sastra pertengahan (zaman Kamakura, zaman Namboku-cho dan zaman Muromachi),
Lebih terperinci