BAB I PENDAHULUAN. Terry Eagleton (dalam Dewojati, 2014: 1) pernah memaparkan karya sastra

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta yang dapat berarti huruf/tulisan, karya tulis, ajaran moral, dan filsafat. Sastra lahir disebabkan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, menaruh minat terhadap masalah manusia dan kemanusiaan, serta menaruh minat terhadap dunia dan realitas yang berlangsung sepanjang zaman (Semi, 1993: 2). Terry Eagleton (dalam Dewojati, 2014: 1) pernah memaparkan karya sastra sebagai karya tulis yang bersifat imajinatif, dalam pengertian sastra adalah cerita rekaan yang tidak dapat dianggap benar secara harfiah. Menurut konsep Barat, istilah sastra berasal dari litera (huruf), sedangkan menurut konsep Timur, sastra berasal dari su-sastra, yaitu tulisan yang baik dengan tujuan yang baik pula (Dewojati, 2014: 1). Menurut Sangidu (2004: 1-2), sastra lahir disebabkan oleh dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya, perhatian besar terhadap masalah manusia dan kemasusiaan, serta perhatiannya terhadap dunia realitas yang berlangsung sepanjang zaman. Karya sastra bersifat imajinatif, tetapi biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubunganhubungan antar manusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai tujuannya yang sekaligus memasukkan unsur hiburan 1

2 2 dan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia (Altendbernd dan Lewis via Nurgiyantoro, 2005: 2-3). Dalam sejarah kesusastraan Indonesia, telah dikenal istilah sastra diresmikan dan sastra yang tidak diresmikan atau yang biasa disebut sastra pinggiran. Istilah tersebut telah ada sejak zaman Belanda. Karya sastra yang diterbitkan Balai Pustaka pada zaman itu dianggap sebagai sastra resmi yang dianggap standar, dan isinya tidak bertentangan dengan pemerintah Belanda. Seiring perkembangan zaman, sastra pinggiran memiliki banyak peminat hingga akhirnya dikenal dengan sebutan sastra populer dan sastra diresmikan akhirnya dikenal dengan sebutan sastra serius (Dewojati, 2015 : 13-14). Menurut Kayam (1981: 88) Sastra populer adalah perekam kehidupan, dan tak banyak memperbincangkan kembali kehidupan dalam serba kemungkinan. Ia menyajikan kembali rekaman-rekaman kehidupan itu dengan harapan pembaca akan kembali mengenal pengalaman-pengalamannya sehingga merasa terhibur karena seseorang telah menceritakan pengalaman itu. Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca di kalangan remaja. Sastra populer tidak menampilkan permasalahan kehidupan yang intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Sebab, jika demikian, sastra populer akan menjadi berat dan berubah menjadi sastra serius dan boleh jadi akan ditinggalkan oleh pembacanya (Nurgiyantoro, 2005: 18). Contoh dari sastra populer adalah chick lit (chick literature), teen lit (teen literature), dan mom lit (mom literature). Chick lit didefinisikan sebagai karya

3 3 sastra populer yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari seorang wanita lajang kota serta pola pikirnya yang modern. Chick lit diarahkan pada pasar gadis dewasa berusia tahun. Teen lit diarahkan pada kaum yang lebih belia, seusia SMP- SMA (Dewojati, 2014: 25). Mom lit diarahkan pada pasar ibu-ibu rumah tangga. Permasalahan yang ditampilkan dalam mom lit pun berkisar pada permasalahan rumah tangga. Novel serius di pihak lain, justru harus sangup memberikan yang serba berkemungkinan, dan itulah sebenarnya makna sastra yang sastra. Membaca novel serius, jika kita ingin memahaminya dengan baik, diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai kemauan untuk itu. Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan dalam novel jenis ini disoroti dan diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang bersifat universal. Novel serius di samping memberikan hiburan, juga terimplisit tujuan memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca, paling tidak, mengajaknya untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sungguh-sunguh tentang permasalahan yang dikemukakan (Nurgiyantoro, 2005: 18-19). Novel Cinderella Teeth dipilih penulis sebagai objek material dalam penulisan skripsi ini selain karena ceritanya yang menarik, di dalam novel Cinderella Teeth terdapat unsur kejiwaan pada tokoh-tokoh di dalamnya, hal ini sesuai dengan salah satu syarat pendekatan psikologi, yaitu pendekatan psikologi bisa dilakukan apabila karya sastra yang diteliti banyak mengungkapkan aspek kejiwaan manusia.

4 4 Cinderella Teeth adalah sebuah novel karya Sakaki Tsukasa. Sakaki Tsukasa merupakan seorang penulis yang lahir di Tokyo pada tahun Karya pertamanya berjudul Aozora no Tamago diterbitkan pada tahun Sakaki Tsukasa adalah nama pena, sekaligus tokoh utama dalam karya pertamanya. Novel Cinderella Teeth menceritakan kisah hidup seorang perempuan bernama Saki yang memiliki ketakutan terhadap dokter gigi. Pada suatu hari, Saki yang memiliki ketakutan terhadap dokter gigi dihadapkan pada kenyataan bahwa ia bekerja paruh waktu di sebuah klinik gigi. Pengalaman pertama Saki dengan dokter gigi yang menakutkan membuat Saki menjadi benci terhadap dokter gigi. Sejak saat itu, Saki sangat takut dan membenci dokter gigi. Meskipun ia telah menjadi seorang mahasiswa, ketakutan berlebihan yang dialami oleh Saki kepada dokter gigi, membuatnya tidak pernah mau lagi datang ke dokter gigi. Pada saat bekerja menjadi resepsionis, terdapat pasien yang bernama Takatsu. Takatsu adalah seorang perempuan yang menderita penyakit kerot, karena penyakitnya tersebut ia selalu merasakan kecemasan ketika akan pergi menginap dengan orang lain. Ada pula Honjou yang mempunyai permasalahan bau mulut. Bau mulut yang dideritanya membuatnya takut dan cemas untuk berinteraksi dengan orang lain dan menyebabkan kinerjanya menurun. Dari pemaparan peristiwa di atas, tiga tokoh dalam novel Cinderella Teeth mengalami kecemasan dan konflik batin. Oleh karena itu, maka peneliti ingin menganalisis kejiwaan ketiga tokoh tersebut dengan menggunakan teori

5 5 psikoanalisis Sigmund Freud. Ketiga tokoh tersebut adalah Saki, Takatsu, dan Honjou. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Psikoanalisis Freud yang dirasa cocok untuk menganalisis permasalahan psikologi yang dialami oleh para tokoh dalam Teenlit Cinderella Teeth, karena tokoh yang akan dianalisis oleh penulis telah memenuhi syarat dalam teori psikoanalisis, yaitu perilaku seseorang di masa sekarang/saat ini dipengaruhi oleh pengalaman yang terjadi di masa lampau Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah struktur kepribadian tokoh-tokoh yang ada dalam Teenlit Cinderella Teeth? 2. Mekanisme pertahanan apa sajakah yang digunakan oleh para tokoh dalam Teenlit Cinderella Teeth untuk mengatasi kecemasan yang dialaminya? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan praktis dan tujuan teoritis. Tujuan praktis dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan novel Cinderella Teeth karya Sakaki Tsukasa dan membangkitkan minat membaca untuk membaca karya-karya Sakaki Tsukasa yang lainnya, sedangkan tujuan teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme pertahanan diri para tokoh dalam Teenlit Cinderella Teeth dalam mengatasi kecemasan yang disebabkan oleh permasalahan yang dihadapi masing-masing tokoh.

6 Tinjauan Pustaka Banyak peneliti yang telah menggunakan teori Psikoanalisis Sigmund Freud untuk menganalisis karya sastra, namun sepengetahuan penulis hingga saat ini belum ada yang meneliti Teenlit Cinderella Teeth dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Belum adanya penelitian mengenai Psikoanalisis Teenlit Cinderella Teeth menjadikannya alasan yang kuat untuk meneliti lebih lanjut. Penelitian yang menggunakan teori Psikoanalisis Sigmund Freud diantaranya dilakukan oleh Destha Rizka Adriyani, Kadaryati, Nanik Lestari, dan Donny Syofyan. Destha Rizka Adriyani (2013) dalam skripsi nya yang berjudul Mekanisme Pertahanan Diri Tokoh Aku dalam Mengatasi Kecemasan pada Cerpen Kikai Karya Yokomitsu Riichi : Kajian Psikologi Sastra yang menganalisis kondisi kejiwaan tokoh Aku dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Hasil penelitian tersebut adalah struktur kepribadian di dalam diri tokoh Aku tidak berjalan seimbang. Tuntutan id dan superego membuat ego mengalami kewalahan. Kecemasan yang muncul pada tokoh Aku adalah kecemasan realitas, sedangkan mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh tokoh Aku adalah pemindahan, pembentukan reaksi, dan rasionalisasi. Kadaryati (2004) dalam tesisnya yang berjudul Unsur Bawah Sadar Tokoh Merahnya Merah Iwan Simatupang Pemaknaan dengan Kajian Psikoanalisis yang menganalisis unsur bawah sadar tokoh Merahnya Merah yang mengandung berbagai problematika kejiwaan dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund

7 7 Freud. Hasil penelitian tersebut adalah dalam kaitannya dengan semiotika, Iwan Simatupang tidak hanya sekedar berkarya, tetapi lebih jauh menyampaikan gambaran melalui simbol atau perlambangan. Berdasarkan penelusuran alam bawah sadar tokoh, dapat diketahui bahwa tokoh utama banyak melakukan perilaku-perilaku yang dipengaruhi unsur bawah sadar. Nanik Lestari (2013) dalam skripsinya yang berjudul Struktur dan Dinamika Kepribadian Tokoh Yasukichi dalam Cerpen Oigi karya Akutagawa Ryuunosuke: Sebuah Tinjauan Psikologi Sastra yang meneliti struktur dan dinamika kepribadian tokoh Yasukichi dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Hasil penelitian tersebut adalah energi yang dimiliki antara Id dan Superego sama-sama kuat sehingga Ego bekerja keras untuk menyeimbangkan antara Id, Ego, dan Superego. Mekanisme pertahanan Ego yang digunakan tokoh utama adalah represi, penyangkalan, pemindahan, proyeksi, pembentukan reaksi, regresi, dan fiksasi. Donny Syofyan (2012) dalam tesisnya yang berjudul Hasrat Inses Edgar Allan Poe dalam Cerpen-cerpen Pilihannya: Psikoanalisis Freud yang membahas hasrat inses pengarang dalam cerpen Ligeia, Morella, The Black Cat, dan The Fall pf the House of Usher dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Hasil penelitian tersebut adalah para narator cerita-cerita horor Poe membawa pembaca mengalami sebuah perjalanan kejiwaan. Pembaca tidak perlu secara langsung mengalami hal-hal yang ada dalam cerita-cerita tersebut, tetapi mereka menyaksikan dan merasakan gangguan mental yang dialami dalam cerita melalui

8 8 panduan narator. Poe mungkin tanpa sadar mengungkapkan keinginan dan ketakutannya sendiri melalui kata-kata para narator Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor (1922: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati, sedangkan menurut Moeleong (2004: 5) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami suatu fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman terhadap fenomena tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian kualitatif berupa sumber tertulis yaitu berupa buku-buku yang relevan, jurnal, dan artikel. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam penelitian kualitatif : 1. Menentukan cerpen atau bacaan yang dipakai sebagai objek penelitian, yaitu cerpen Cinderella Teeth karya Sakaki Tsukasa. 2. Menemukan permasalahan dan merumuskannya. Rumusan masalah difokuskan pada satu titik yang menarik untuk diteliti. 3. Mencari konflik/permasalahan yang dialami oleh Saki, Takatsu, dan Honjou. 4. Menentukan Id, Ego, dan Superego yang muncul pada setiap permasalahan/konflik yang dihadapi oleh Saki, Takatsu, dan Honjou.

9 9 5. Menentukan kecemasan yang timbul karena permasalahan yang dihadapi oleh Saki, Takatsu, dan Honjou. 6. Menganalisis mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh ketiga tokoh dalam mengatasi setiap kecemasan yang dialami oleh Saki, Takatsu, dan Honjou. 7. Menulis kesimpulan Sistematika Penulisan Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi landasan teori. Bab III berisi analisis kejiwaan terhadap tokoh Saki, Takatsu, dan Honjou dalam Teenlit Cinderella Teeth. Bab IV berisi kesimpulan.