BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yaitu meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa. Kemis dan Mc Taggart (Dikmenum, 1999: 21) mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan model penelitian yang pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. 3.1.2. Setting Penelitian dan Sumber Data Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Kelas IV ini dipilih atas dasar kesepakatan peneliti dan guru bidang studi IPA kelas IV. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa, guru, hasil observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas, catatan lapangan, hasil angket motivasi belajar siswa, hasil wawancara dengan siswa dan guru, serta hasil tes.penelitian akan dilaksanakan di SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2012/2013. 3.1.3. Karakteristik Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Tlogo Kec Tuntang Kab Semarang. Usia siswa pada kelas ini rata-rata antara 9-10 tahun. Perkembangan kognitif anak pada usia ini menurut Piaget (Bringuier, 1980: 110), memiliki beberapa karakteristik antara lain: kemampuan mengelompokkan sesuatu sesuai dengan sifat, dapat mengatur obyek sesuai skala dimensi berat dan warna. Dari segi kemampuan bahasa, anak pada usia ini memiliki keampuan memakai kalimat majemuk dan gabungan, serta mulai mengerti tentang perubahan makna dan bahasa/perilaku. 34

35 3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu: 1. Model pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebuah model pembelajaran, yang membelajarkan IPA dengan kompetensi dasar mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi dan perubahan kenampakan benda-benda langit melalui langkah-langkah pembelajaran yaitu: a. Identifikasi masalah. b. Merumuskan masalah c. Merencanakanpengumpulan data. d. Mengumpulkan data. e. Presentasi, merespon hasil presentasi dan menyimak presentasi. f. Membuat kesimpulan. 2. Partisipasi belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari rubrik penilaian identifikasi masalah, rubrik penilaian merumuskan masalah, rubrik penilaian merencanakan pengumpulan data, rubrik penilaian pengumpulan data, rubrik penilaian presentasi, serta rubrik penilaian membuat kesimpulan. 3. Prestasi belajar IPA adalah total skor yang diperoleh dari penilaian hasil dan penilaian proses. 3.3. Desain Penelitian Kemis dan Mc Taggart (Dikmenum, 1999: 21) mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan model penelitian yang pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Mengacu pada langkah-langkah yang dikembangkan Hopkins (1993: 49), penelitian tindakan kelas ini diawali dengan perumusan gagasan atau ide awal (initial idea) yang dikembangkan dalam identifikasi dan analisis masalah, sehingga hasilnya merupakan suatu bentuk perencanaan yang dituangkan dalam tujuan penelitian, kemudian dilaksanakan melalui kegiatan bersiklus. Siklus-siklus

36 tersebut dikembangkan melalui tahapan-tahapan berupa rancangan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Setelah dilaksanakan tindakan, kemudian dilakukan evaluasi keseluruhan, pengolahan/analisis, penarikan kesimpulan dan pelaporan penelitian. Ide Awal Identifikasi Tujuan Rencana Rencana Tindakan Siklus Tindakan 2 Observasi Refleksi Tindakan Siklus Tindakan 1 Observasi Refleksi Tindakan Pengolahan/Analisis Evaluasi Penarikan Penyusunan Gambar 3.1 Alur Model Siklus diadopsi dari Hopkins (1993: 49) a. Penentuan Masalah Penelitian 1. Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan dapat dilaksanakan. Gagasan tersebut muncul dari permasalah yang dialami langsung peneliti tentang proses pembelajaran IPA, baik yang berkaitan dengan model pembelajaran, sikap siswa berupa partisipasi di dalam kelas, maupun hasil belajar IPA siswa, sehingga menghasilkan gagasan atau ide untuk mengatasi dan memperbaiki permasalahan tersebut.

37 2. Identifikasi masalah, merupakan usaha untuk mengungkap persoalanpersoalan yang ditemui tentang situasi pembelajaran IPA pada siswa kelas III SDN. Dengan melakukan identifikasi masalah, peneliti melakukan pembatasan masalah dalam rangka untuk fokus menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang dialami, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Berbasis Masalah pada mata pelajaran IPA. 3. Tujuan penelitian, merupakan upaya untuk menjawab apakah upaya peningkatan partisipasi dan prestasi belajar IPA dapat dicapai menggunakan model pembelajaran berbasis masalah siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2012/2013. b. Penetapan Perbaikan Masalah dengan Tindakan Siklus I Siklus pertama, merupakan upaya untuk menyelesaikan persoalan pembelajaran tersebut dengan menerapkan model pembelajaran Berbasis Masalah pada pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Adapun siklus pertama meliputi empat komponen, yaitu: rencana tindakan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Rencana tindakan meliputi hal-hal yang direncanakan terkait dengan penyusunan sintaks pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Tindakan merupakan implementasi dari rencana tindakan yang telah dirumuskan. Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Kegiatan observasi meliputi pencatatan peristiwa yang terjadi di kelas penelitian berupa partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Berbasis Masalah, situasi kelas, termasuk mengamati peneliti sendiri, apakah peneliti telah menerapkan langkah-langkah pembelajaran dengan tepat. Refleksi merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan peneliti bersama guru kelas selaku kolaborator. Berdasarkan hasil refleksi ini, selanjutnya ditentukan suatu perbaikan (merencanakan kembali kegiatan pembelajaran) yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.

38 c. Revisi Tindakan dandilaksanakan Tindakanpada Siklus II 1. Siklus kedua merupakan siklus perbaikan yang meliputi revisi perencanaan, perbaikan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam pelaksanaannya, menurut Dikmenum (1999: 22) jumlah siklus sangat tergantung pada permasalahan yang perlu dipecahkan terkait dengan materi dan tujuan pembelajaran. 2. Evaluasi keseluruhan merupakan umpan balik secara keseluruhan terhadap rumusan tujuan penelitian. Evaluasi ini didalamnya meliputi perangkatperangkat tindakan pada tiap-tiap siklus, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. 3. Pengolahan/Analisis, merupakan analisis semua data yang terkumpul dari hasil PTK. Dalam penelitian ini yang akan dianalisis adalah tindakan guru (pelaksanaan sintaks pembelajaran), partisipasi siswa, juga prestasi belajar IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. 4. Penarikan kesimpulan. Menurut Hopkins (1993: 157) merupakan interpretasi temuan-temuan hasil penelitian, baik berdasarkan kerangka teoritis yang dipilih, maupun berdasarkan norma-norma praktis yang telah disetujui bersama kolaborator. Penarikan kesimpulan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan tentang efektivitas penerapan model pembelajaran Berbasis Masalah baik dalam meningkatkan partisipasi belajar maupun dalam meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. 5. Pelaporan penelitian, merupakan kegiatan akhir berupa penyusunan laporan penelitian yang dilakukan setelah penelitian selesai dilakukan. Meskipun desain penelitian tindakan Kemmis dan Mc Taggart (Dikmenum, 1999), mengacu pada 9 langkah dengan tiga langkah utama yaitu perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi; dalam penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) melihat fakta pembelajaran IPA kelas 4 SDN Tlogo; (2) mendesain rencana tindakan yang akan dilakukan pada siklus I, termasuk di dalammnya memilih model pembelajaran yang akan diterapkan demi memperbaiki situasi pembelajaran; (3) melaksanakan tindakan yang telah

39 direncanakan dan melakukan observasi selama pembelajaran dilaksanakan; (4) melakukan refleksi atas berbagai data temuan selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Sementara itu, pada siklus II, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, hampir tidak ada perbedaan dengan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I, namun, pada siklus II, perencanaan yang didesain, didasarkan pada hasil refleksi pembelajaran yang terjadi pada siklus I. Sedangkan kegiatan yang lain, seperti tindakan, observasi bahkan refleksi, tetap sama.untuk kegiatan pembelajaran direncanakan dilakukan dua siklus, masing-masing siklus direncanakan dilakukan dua pertemuan, dengan rincian tiap siklus adalah sebagai berikut: Siklus I Pertemuan I 1. Perencanaan Pada tahap ini, penulis menyusun langkah-langkah kegiatan antara lain: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Membuat soal pre-test c. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) d. Menyusun angket e. Membuat lembar observasi guru dan siswa f. Membuat soal posttest. 2. Pelaksanaan dan Pengamatan a. Melaksanakan proses pembelajaran yang telah disusun, termasuk melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu, walaupun dalam rencana, tindakantindakan tersebut belum ditentukan atau dirumuskan sebelumnya. b. Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah c. Menghimpun temuan dan masukan yang diperoleh selama proses kegaitan baik temuan dari penulis sendiri seperti temuan melalui lembar observasi, temuan lapangan maupun temuan dari guru selaku observer. d. Merencanakan kembali tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian yang diharapkan. 3. Refleksi a. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap semua informasi dan data yang diperoleh dari temuan.

40 b. Membuat rencana baru untuk melakukan tindakan berikutnya. Siklus I Pertemuan II 1. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan kedua rencana yang dilakukan adalah membuat rencana pembelajaran yang lebih terarah, dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang diajarkan. a. Menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang lebih akurat melalui hasil yang dicapai pada siklus I b. Membuat skema pembelajaran yang lebih terarah, untuk peningkatan pemahaman siswa baik tentang model pembalajaran, maupun tentang materi yang disampaikan. 2. Pelaksanaan dan pengamatan a. Melaksanakan proses pembelajaran seperti yang telah disusun pada tahap perencanaan. b. Melaksanakan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran berbasis masalah. c. Memantau perkembangan siswa baik pada saat KBM berlangsung maupun setelah KBM. d. Melibatkan observer sebagai penyeimbang dalam mengevaluasi hasil yang dicapai siswa. e. Memantau kinerja guru, khususnya dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah selama KBM berlangsung. f. Memantau dan memperbaiki kinerja siswa khususnya hasil pembelajarannya, pada siswa yang mendapatkan nilai di bawah standar (kurang dari kriteria KKM). g. Mengevaluasi pemahaman belajar siswa mengenai materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit melalui Lembar Kerja Siswa (LKS). 3. Refleksi a. Mengumpulkan dan menganalisis semua data yang menjadi temuan pada saat KBM berlangsung, baik dari guru yang membantu sebagai observer maupun dari siswa.

41 b. Membuat rencana baru untuk perbaikan atau pengayaan dan tindakan pada siklus berikutnya. Siklus II Pertemuan I 1. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran siklus I pertemuan II, maka perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut: a. Membuat skema pembelajaran yang lebih terarah pada tingkatan pemahaman siswa, tentang materi yang disampaikan. b. Menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang akurat, melalui hasil yang dicapai pada siklus I. 2. Pelaksanaan dan Pengamatan a. Melaksanakan proses pembelajaran yang disusun pada tahap perencanaan. b. Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah. c. Memantau perkembangan belajar siswa, baik pada saat KBM berlangsung maupun setelah KBM. d. Melibatkan observer sebagai penyeimbang dalam mengevaluasi hasil yang dicapai siswa. e. Memperbaiki dan terus menyempurnakan beberapa kekurangan mengenai pembelajaran yang sedang berlangsung. e. Memantau kinerja guru, khususnya dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah selama KBM berlangsung. f. Memantau dan memperbaiki kinerja hasil pembelajaran, khususnya siswa yang masih mendapatkan nilai dibawah standar setelah diberikan evaluasi belajar pada siklus I (kurang dari kriteria KKM). g. Mengevaluasi pemahaman belajar siswa mengenai materi Perubahan Kenampakan Bumi melalui Lembar Kerja Siswa (LKS). 3. Refleksi a. Mengumpulan dan menganalisis semua data yang menjadi temuan pada saat KBM berlangsung, baik dari guru sebagai observer maupun dari siswa. b. Membuat rencana baru untuk perbaikan atau pengayaan dan tindakan pada siklus berikutnya.

42 Siklus II Pertemuan II 1. Perencanaan Berdasarkan analisa pada pembelajaran siklus II pertemuan I, maka perencanaan pada siklus II pertemuan II adalah sebagai berikut: a. Membuat skema pembelajaran yang lebih terarah pada peningkatan pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. b. Menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang akurat, melalui hasil hyang dicapai pada siklus II pertemuan I. 2. Pelaksanaan dan Pengamatan a. Melaksanakan proses pembelajaran seperti yang telah disusun pada tahap pembelajaran. b. Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah. c. Memantau perkembangan belajar siswa, baik pada saat KBM berlangsung, maupun setelah KBM. d. Melibatkan observer sebagai penyeimbang dalam mengevaluasi hasil yang dicapai siswa. e. Memperbaiki dan menyempurnakan beberapa kekurangan pembelajaran yang sedang berlangsung. f. Memantau kinerja guru khususnya dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah selama KBM berlangsung. g. Memantau dan memperbaiki kinerja siswa, khususnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah standar KKM. h. Mengevaluasi pemahaman siswa mengenai materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit melalui tes. 3. Refleksi a. Mengumpulkan dan menganalisis data yang menjadi temuan pada saat KBM berlangsung, baik dari guru yang membantu sebagai obsever maupun dari siswa. b. Membuat laporan tertulis mengenai keseluruhan pembelajaran yang telah dilaksanakan dimulai pada siklus I hingga siklus II.

43 3.4. Instrumen Penelitian 3.4.1. Lembar Observasi (Rubrik Penilaian Unjuk Kerja) Lembar observasi merupakan instrumen untuk memperoleh data tentang kondisi pelaksanaan model pembelajaran Berbasis Masalah yang berlangsung. Karena itu, lembar observasi ini didesain berdasarkan langkah-langkah (sintaks) pembelajaran Berbasis Masalah. Ini sekaligus dimaksudkan sebagai evaluasi bagi peneliti, untuk mengukur bagaimana peneliti menguasai sintaks pembelajaran model ini. Lembar observasi selanjutnya disusun dalam kisi-kisi yang lengkapnya dapat dilihat pada lampiran laporan penelitian ini. 3.4.2. Lembar Angket Partisipasi Belajar Siswa Angket ini disajikan untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa akibat dari penerapan model pembelajaran Berbasis Masalah. Partisipasi yang diharapkan muncul dengan menerapkan model pembelajaran ini adalah partisipasi tipe fungsional, interaktif dan self mobilization (mandiri). Detail angketnya akan disajikan dalam kisi-kisi angket yang dapat dilihat pada lampiran laporan penelitian ini. 3.4.3. Butir Tes Formatif Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes formatif dalam bentuk tes pilihan ganda. Sebelum dibuat instrumennya maka sebelumnya disusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam penulisan soal. Untuk kisi-kisi soal lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran laporan penelitian ini. 3.5. Teknik Analisis Data Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut:

44 1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal 60 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 66 ini jumlahnya sekitar 75% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus. Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut: Ketuntasan individual = Ketuntasan klasikal = 100% 100% Keterangan Ketuntasan individual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 65 Ketuntasan klasikal : Jika > 75% dari seluruh siswa mencapaiketuntasan skor > 65. 2. Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 3. Untuk mengukur skala partisipasi belajar digunakan skala menggunakan rumus Likert yang terdiri dari 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengetahui tingkat partisipasi belajar siswa, digunakan ketentuan yang dibuat oleh Depdiknas (2003) yaitu: Σskor yang diperoleh siswa Nilai = X100% Σskor maksimum Dengan ketentuan sebagai berikut: 80 ke atas : tinggi 60 79 : sedang 59 : rendah

45 3.6. Validitas dan Reliabilitas Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Sugiyono (2010: 67) Taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas ( xy ). Koefisien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Menurut Priyatno (2009: 44), besar koefisien yang dimaksud adalah: Koefisien 0,91 1,00 0,71 0,90 0,41 0,70 0,21 0,40 Negatif 0,20 Tabel 3.1 Koefisien Validitas Instrumen Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, konsisten, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2010: 68). Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas alpha cronbach. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 18.0 for windows. Menurut Azwar (2007: 44), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2007: 44). Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulford & Frucker (dalam Azwar,2007: 44) sebagai berikut: Tabel 3.2 Kategori Reliabilitas Data Nilai Reliabilitas 0,90. Sangat Reliabel 0,71 0,89 Reliabel 0,41 0,70 Cukup Reliabel 0,21 0,40 Kurang Reliabel.. 0,20 Tidak Reliabel

46 Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha 0,41. reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 yaitu dengan cara Analyze Scale Reliability Analysis ataukemudian untuk melihat hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai alpha ( ) kurang dari < 0.41 maka instrumen tersebut tidak reliabel. 3.7. Indikator Kinerja Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Berbasis Masalah dikatakan berhasil apabila model pembelajaran ini efektif dalam meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. > 75% dari total siswa kelas IV SDN Tlogo Kec Tuntang Kab Semarangberhasil lulus dari kriteria KKM (minimal > 75% siswa mendapatkan nilai 65: berdasarkan peraturan dari sekolah). 2. Terjadi peningkatan partisipasi belajar, dimana bentuk partisipasinya adalah partisipasi fungsional, interaktif dan self mobilization (mandiri).