BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN. lingkaran, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini: siswa, setiap siswa mendapatkan 1 kartu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

an SDN Giyanti Kelompok Kontrol SDN 01 Mungseng Kelompok Eksperimen Jumlah sampel penelitaian 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Bandung Tulungagung dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Validitas & Reliabilitas (Sert)

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya. sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Make a Match

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil ujicoba instrumen, hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Data yang diolah adalah data hasil observasi keaktifan belajar siswa dan hasil dari test kognitif (pretest dan posttest). Data hasil penelitian yang digunakan dalam pengolahan hasil penelitian berbentuk skor pretest dan posttest, dan data hasil observasi keaktifan belajar siswa. Dalam penelitian ini uji coba instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas soal. Uji coba diberikan pada siswa kelas X jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK N 1 Tengaran, dengan mengambil sampel sejumlah 25 siswa. Dipilih siswa kelas X TKJ dari SMK N 1 Tengaran karena kelas tersebut memiliki jurusan yang sama dengan X TKJ di SMK N 1 Bancak, selain itu karena pertimbangan bahwa kelas yang menjadi subjek penelitian di SMK N 1 Bancak hanya terdiri dari dua kelompok kelas yaitu kelas X TKJ 1 sebagai kelas eksperimen dan X TKJ 2 sebagai kelas kontrol. Sehingga tidak dimungkinkan bila uji coba diberikan kepada kelas yang sama, selain itu siswa kelas X TKJ di SMK N 1 Tengaran juga sudah mendapatkan materi pelajaran yang akan digunakan untuk penelitian. Sehingga dari hasil uji instrumen tersebut maka akan dipilih soal yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Setelah diketahui hasil analisis data instrumen selanjutnya diawali dengan pemberian pretest. Selama proses penelitian guru melaksanakan pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar observasi keaktifan belajar siswa. Pada tahap akhir, penelitian diakhiri dengan pemberian posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray berbantuan weblog. 41

4.1. Analisis Data Uji Coba Instrumen 4.1.1. Uji Validitas Butir Soal Uji validitas butir soal dilakukan dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel Product Moment. Dengan jumlah responden sebanyak 25 orang, dan taraf signifikansi 5%, maka r tabel = 0.396. Berdasarkan perhitungan uji validitas diperoleh butir soal yang tidak valid adalah butir soal yang r hitung < r tabel yaitu terdapat pada butir soal nomor 11, 21, 22, 23, 24, 28 dan 30. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1. Tabel Validitas Butir Soal No. Soal r hitung r tabel Keterangan Soal 1 0.665 Valid Soal 2 0.444 Valid Soal 3 0.426 Valid Soal 4 0.475 Valid Soal 5 0.396 Valid Soal 6 0.430 Valid Soal 7 0.397 Valid Soal 8 0.423 Valid Soal 9 0.444 Valid Soal 10 0.524 Valid Soal 11 0.081 Tidak Valid Soal 12 0.492 Valid Soal 13 0.442 Valid 0.396 Soal 14 0.499 Valid Soal 15 0.504 Valid Soal 16 0.452 Valid Soal 17 0.515 Valid Soal 18 0.537 Valid Soal 19 0.442 Valid Soal 20 0.537 Valid Soal 21 0.011 Tidak Valid Soal 22 0.216 Tidak Valid Soal 23 0.159 Tidak Valid Soal 24 0.132 Tidak Valid Soal 25 0.420 Valid Soal 26 0.464 Valid 42

Soal 27 0.399 Valid Soal 28 0.328 Tidak Valid Soal 29 0.397 Valid Soal 30 0.077 Tidak Valid Penelitian ini menggunakan 10 butir soal sebagai pretest dan 15 soal sebagai posttest sehingga total butir soal adalah 25. Namun berdasarkan tabel di atas, dari 30 butir soal yang sudah diuji validitasnya menunjukkan bahwa jumlah butir soal yang tidak valid terdapat 7 soal, sehingga hanya terdapat 23 butir soal valid. Sehingga masih kurang 2 soal dengan kategori valid yang akan digunakan didalam penelitian. Oleh karena itu dilakukan uji coba soal dan dilakukan validitas terhadap soal baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2. Uji validitas butir soal tambahan No. Soal r hitung r tabel Keterangan Soal 1 0.378 Tidak Valid Soal 2 0.484 Valid Soal 3 0.724 0.396 Valid Soal 4 0.388 Tidak Valid Soal 5 0.652 Valid 4.1.2. Uji Reliabilitas Instrumen Tes Tabel 4.3. Uji reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.771 30 Berdasarkan hasil perhitungan terhadap reliabilitas soal tes, diperoleh hasil yang reliabel dengan kriteria Alpha Cronbach > 0.70, yaitu 0.771. Hasil tersebut dapat diukur kedalam ukuran kemantapan alpha, dalam hal ini termasuk kedalam tingkat 0,60 r 11 < 0,80 sehingga dikategorikan tingkat reliabilitasnya tinggi. 43

4.1.3. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran digunakan untuk mengukur kualitas soal, disamping harus memenuhi validitas dan reliabilitas. Tingkat kesukaran merupakan ukuran kesanggupan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari segi guru dalam melakukan analisis pembuatan soal. Tabel.4.4. Tabel Tingkat Kesukaran Nomor Soal Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran Soal 1 0.8 Mudah Soal 2 0.68 Sedang Soal 3 0.68 Sedang Soal 4 0.88 Mudah Soal 5 0.88 Mudah Soal 6 0.8 Mudah Soal 7 0.64 Sedang Soal 8 0.88 Mudah Soal 9 0.68 Sedang Soal 10 0.76 Mudah Soal 11 0.72 Mudah Soal 12 0.84 Mudah Soal 13 0.72 Mudah Soal 14 0.72 Mudah Soal 15 0.76 Mudah Soal 16 0.8 Mudah Soal 17 0.84 Mudah Soal 18 0.72 Mudah Soal 19 0.72 Mudah Soal 20 0.72 Mudah Soal 21 0.64 Sedang Soal 22 0.6 Sedang Soal 23 0.84 Mudah Soal 24 0.6 Sedang Soal 25 0.56 Sedang Soal 26 0.76 Mudah Soal 27 0.84 Mudah Soal 28 0.72 Mudah Soal 29 0.64 Sedang Soal 30 0.6 Sedang 44

Tabel 4.5. Tabel Tingkat Kesukaran Soal Tambahan Nomor Soal Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran Soal 1 0.64 Mudah Soal 2 0.52 Sedang Soal 3 0.6 Sedang Soal 4 0.88 Mudah Soal 5 0.64 Mudah 4.1.4. Uji Validitas Media Pembelajaran Uji validitas media dilakukan untuk menilai suatu media apakah sesuai untuk digunakan didalam mendukung proses pembelajaran atau sebaliknya. Sehingga uji validitas diberikan kepada ahli media dimana dalam penelitian ini ditujukan kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan. Hasil uji validitas media dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Media Sebelum Revisi No Aspek Penilaian Validasi (%) Keterangan 1. Materi 70 Cukup Valid 2. Ilustrasi dan Fitur 66.67 Cukup Valid 3. Kualitas dan Tampilan Media 70 Cukup Valid 4. Daya Tarik 75 Cukup Valid Rata-rata total 70.42 Cukup Valid Hasil pengolahan data dari tabel diatas bersumber dari data yang diperoleh dari dua orang validator yaitu guru di SMK N 1 Bancak yang kemudian diolah dengan menggunakan bantuan program aplikasi pengolah angka. Sebelum mendapatkan revisi tingkat validasi diperoleh 70.42%, dimana angka presentase tersebut berada pada kriteria cukup valid. Selanjutnya dari validasi pertama diberikan revisi oleh validator sebagai pembaharuan media agar mendekati kriteria maksimal untuk dapat digunakan sebagai media bantu dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil revisi media tersebut dapat dilihat sebagai berikut : 45

Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Media Setelah Revisi No Aspek Penilaian Validasi (%) Keterangan 1. Materi 93.33 Sangat Valid 2. Ilustrasi dan Fitur 96.67 Sangat Valid 3. Kualitas dan Tampilan Media 86.67 Sangat Valid 4. Daya Tarik 100 Sangat Valid Rata-rata total 94.17 Sangat Valid Setelah dilakukan revisi, kemudian data yang diperoleh diolah dengan perhitungan yang sama. Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh angka validasi 94.17%, dimana angka tersebut termasuk kedalam kriteria sangat valid, sehingga terdapat peningkatan presentase daripada media sebelum dilakukan revisi. Peningkatan presentase tersebut dapat dilihat pada diagram berikut : Validasi (%) 100 90 80 70 60 50 Sebelum Revisi 40 Setelah Revisi 30 20 10 0 Materi Ilustrasi & Fitur Kualitas & Tampilan Aspek Penilaian Daya Tarik Gambar 4.1. Grafik Penilaian Indikator Media Dari diagram diatas terlihat jelas bahwa setelah dilakukan revisi tiap-tiap butir aspek penilaian media weblog mengalami peningkatan. Dilihat dari aspek materi peningkatan terjadi dari prosentase awal 70% menjadi 93.33% dengan selisih 23.33%, aspek ilustrasi dan fitur dari 66.67% menjadi 96.67% dengan selisih 46

30.00%, aspek kualitas dan tampilan dari 70% menjadi 86.67% dengan selisih 16.67%, aspek daya tarik peningkatan terjadi dari 75% menjadi 100% dengan selisih 25%. Dilihat dari hasil prosentasi setiap aspek sesudah dilakukan revisi bahwa terjadi peningkatan pada setiap aspeknya, sehingga dapat disimpulkan bahwa media weblog dapat digunakan sebagai alat bantu didalam penyampaian pembelajaran dengan model pembelajaran two stay two stray. 4.2. Analisis Data Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa pada mata pelajaran Diagnosa PC dan Periferal Komputer, dengan menggunakan instrumen penelitian yang sudah divalidasi dan reliabel. Selanjutnya data yang diperoleh dilakukan analisis prosentase keaktifan belajar siswa, analisis rata-rata hasil tes, uji homogenitas dan normalitas yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4.2.1. Analisis Data Keaktifan Belajar Siswa Berdasarkan pengamatan aktifitas belajar siswa yang dilaksanakan pada kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen dari awal pelajaran hingga akhir pelajaran, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat keaktifan belajar siswa pada saat proses belajar mengajar dengan menggunakan metode yang berbeda, yaitu kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran two stay two stray berbantuan weblog dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Kriteria penilaian terhadap pengamatan yang dilakukan adalah dengan memberikan nilai 1 untuk jawaban ya dan 0 untuk jawaban tidak pada lembar observasi keaktifan belajar siswa. Penerapan model pembelajaran two stay two stray berbantuan weblog terbukti dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, ditunjukkan dengan adanya interaksi aktif baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Siswa yang mulanya tidak 47

memperhatikan dan sibuk mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya bisa terfokuskan terhadap pembelajaran, mengikuti alur pembelajaran dan memanfaatkan media sesuai dengan instruksi guru. Dibentuknya kelompok-kelompok belajar juga memberikan dampak positif terhadap upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa karena dengan belajar kelompok, siswa yang tipe pasif bisa dan berani berkomunikasi aktif dengan teman kelompoknya mengenai materi yang didiskusikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran dengan berbantuan media memberikan dampak positif dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hasil observasi keakifan belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut : N O Tabel 4.8. Hasil Analisis Keaktifan Belajar Siswa INDIKATOR 1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 2 Keaktifan siswa dalam menentukan proses belajarnya 3 Ketertarikan siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan oleh guru 4 Diskusi menggunakan model pembelajaran sesuai dengan instruksi guru 5 Tanggungjawab serta komunikasi siswa terhadap hasil pemikiran serta hasil yang diperolehnya Rata-Rata Keaktifan Belajar Keseluruhan KELAS KONTROL Pert. ke-1 Pert. ke-2 Pert. ke-3 KELAS EKSPERIMEN Pert. ke-2 Pert. ke-1 Pert. ke-3 55.56 60.32 57.94 42.06 66.67 75.40 52.04 54.08 55.44 37.76 69.39 72.79 34.52 40.48 41.67 38.69 77.98 77.38 46.30 44.97 43.65 41.01 58.47 70.90 43.81 50.48 52.38 41.90 61.43 69.52 46.45 50.07 50.22 40.28 66.78 73.20 Berdasarkan tabel diatas, skor yang diperoleh dari hasil obsevasi keaktifan siswa selanjutnya dihitung dengan menggunakan 48

bantuan program aplikasi pengolah data angka. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perhitungan observasi keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan selama tiga (3) kali pertemuan menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa dalam kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Namun dalam pertemuan pertama ditemukan bahwa rata-rata keaktifan belajar siswa kelas eksperimen adalah 40.28%, lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 46.45% selisihnya adalah sebesar 6.17%, hal ini disebabkan karena pada pertemuan pertama belum diberlakukan model pembelajaran two stay two stray berbantuan dengan weblog, melainkan dengan pembelajaran konvensional seperti biasa. Baru pada pertemuan kedua dan ketiga siswa pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan model two stay two stray berbantuan weblog. Dari pembelajaran tersebut menunjukkan hasil perhitungan presentase kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu hasil prosentase keaktifan untuk kelas eksperimen pada pertemuan kedua dan ketiga berturut-turut adalah 66.78% dan 73.20%, sedangkan untuk kelas kontrol pada pertemuan kedua dan ketiga adalah 50.07% dan 50.22%. Dilihat dari perbedaan prosentase hasil keaktifan siswa tersebut terdapat selisih yaitu pada pertemuan kedua selisih antar kedua kelas adalah 16.17% dan pertemuan ketiga adalah 22.98%. Hasil tersebut kemudian diklasifikasikan berdasarkan tabel kualifikasi keaktifan belajar siswa yaitu untuk kelas eksperimen berada pada kriteria keaktifan belajar siswanya tinggi, sedangkan untuk kelas kontrol kriteria keaktifan belajar siswanya dalah kategori cukup. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada diagram berikut ini: 49

Prosentase Keaktifan 80 70 60 50 40 30 Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 20 10 0 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan Treatment Gambar 4.2. Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa Dari hasil perhitungan presentase kedua kelas pada grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran two stay two stray berbantuan weblog lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dimana pembelajarannya menggunakan metode konvensional. 4.2.2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Analisis data hasil belajar dimaksudkan untuk mendukung hasil penelitian, dimana keaktifan belajar siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan tes yang diberikan (pretest dan posttest) kepada siswa pada mata pelajaran diagnosa PC dan periferal komputer dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah dinyatakan valid dan reliabel, selanjutnya akan diolah dan dianalisis untuk mengetahui perbedaan perolehan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rekapitulasi data hasil test ditunjukkan pada tabel berikut: 50

Tabel 4.9. Rata-rata Skor Tes Hasil Belajar Siswa Nilai Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Rata-rata pretest 57.14 56.67 Rata-rata posttest 70.48 88.41 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa perolehan nilai ratarata dari pretest dan posttest pada kelas kontrol adalah 57.14 dan 70.48, sedangkan perolehan nilai rata-rata pretest dan posttest pada kelas eksperimen adalah 56.67 dan 88.41. Dilihat dari data tersebut terlihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pada pemberian pretest kelas kontrol memperoleh rata-rata hasil yang lebih tinggi, selisih nilai rata-rata yang diperoleh adalah 0.47 poin. Namun setelah diberikan treatment hasil yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan perolehan kelas eksperimen adalah 88.41 sedangkan perolehan kelas kontrol adalah 70.48, sehingga dapat dilihat selisih perolehan rata-rata antar kedua kelas adalah 17.93 point. 4.2.2.1. Analisis Data Pretest Analisis data terhadap pretest ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen sebelum mendapatkan perlakuan/ treatment terhadap materi yang diajarkan. Berikut disajikan analisis statistik deskriptif skor pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menggunakan program applikasi SPSS 16.0. Tabel 4.10. Statistik Deskriptif Data Pretest Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Kelas Kontrol 42 57.1429 12.15464 30.00 80.00 Kelas Eksperimen 42 56.6667 10.28062 40.00 80.00 51

Berdasarkan data pada tabel diatas, terlihat bahwa dari sebanyak 42 orang siswa pada kelas kontrol rata-rata skor pretest kelas adalah 57.14 dengan skor minimum adalah 30 dan skor maksimum adalah 80. Sedangkan rata-rata kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 42 orang adalah 56.67 dengan skor minimum adalah 40 dan skor maksimum adalah 80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rentang nilai tertinggi ke nilai terendah dan ratarata nilai pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen adalah kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang relatif sama. Nilai 90 80 70 60 50 40 30 Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 20 10 0 N Mean Min Max Aspek Penilaian Gambar 4.3. Rata-rata nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen Dengan memperhatikan deskripsi data dan grafik diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata skor pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki perbedaan yang sangat sedikit. Namun, untuk melihat apakah perbedaan tersebut cukup berarti atau tidak maka selanjutnya dilakukan uji statistik. a. Uji Normalitas Data Pretest Setelah diketahui analisis data statistik deskriptif untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen, langkah selanjutnya adalah melakukan uji normalitas skor pretest terhadap kedua kelas tersebut. Uji normalitas dilakukan untuk mengethaui apakah data 52

berdistribusi normal atau tidak antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian normalitas dilakukan dengan statistik uji kolmogorov-smirnov dengan bantuan program aplikasi SPSS 16.0. Hasil uji normalitas pretest dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kelas Kontrol Kelas Eksperimen N 42 42 Normal Parameters a Mean 57.1429 56.6667 Std. Deviation 12.15464 10.28062 Most Extreme Absolute.164.199 Differences Positive.150.170 Negative -.164 -.199 Kolmogorov-Smirnov Z 1.065 1.287 Asymp. Sig. (2-tailed).207.073 a. Test distribution is Normal. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 4.12. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Z Sig. (P) α Kesimpulan Kontrol 1.065 0.207 Normal 0.05 Eksperimen 1.287 0.073 Normal Kriteria pengujian: Jika P > α (0.05), maka berdistribusi normal Jika P < α (0.05), maka berdistribusi tidak normal Berdasarkan perhitungan uji normalitas, maka pada kelas kontrol diperoleh P = 0.207 dan pada kelas eksperimen P = 0.073. Dengan membandingkan nilai α = 0.05, maka kelas kontrol P = 0.207 > α (0.05) dan kelas eksperimen P = 0.073 > α (0.05). Sehingga disimpulkan bahwa sebaran data pada kedua kelas 53

tersebut berdistribusi normal karena nilai P lebih besar daripada nilai α. b. Uji Homogenitas Data Pretest Setelah diketahui bahwa hasil analisis data pretest berdistribusi normal, maka selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan uji homogenitas untuk mengetahui kesamaan varians antara skor pretest. Uji homoenitas varians dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hasil uji homogenitas data pretest dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Test of Homogeneity of Variances Nilai Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.151 4 36.348 Kriteria Pengujian : Jika nilai Signifikansi (P) > α (0.05), maka bernilai homogen Jika nilai Signigikansi (P) < α (0.05), maka tidak homogen Berdassarkan tabel diatas, pada pretest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh P = 0.348. Dengan membandingkan dengan nilai α = 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen) karena nilai P (0.348) > α (0.05). c. Uji Kesamaan Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen (Uji T) Cara untuk mengetahui persamaan kemampuan awal siswa antara kelas dengan pembelajaran konvensional dan kelas yang mendapat perlakuan model pembelajaran two stay two stray berbantuan weblog dapat dilakukan dengan melakukan pengujian 54

terhadap rata-rata nilai pretest pada masing-masing kelas. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data hasil pretest diketahui bahwa penyebaran skor pretest berdistribusi normal dan homogen, sehingga untuk pengujian digunakan statistik uji parametrik, yaitu uji t. Uji t (Independent Samples T Test) dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS 16.0, dengan taraf signifikansi 5%. Tabel 4.14. Independent Samples Test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Mean Sig. (2- tailed Diffe- Std. Error Diffe- 95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df ) rence rence Lower Upper Nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed 1.008.318.194 82.847.47619 2.45641-4.41039 5.36278.194 79.804.847.47619 2.45641-4.41241 5.36479 Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 4.15. Hasil Uji t Pretest Kelas df Sig. (P) α t hitung t tabel Kontrol 82 0.847 0.05 0.194 1.98932 Eksperimen Berdasarkan tabel di atas, diperoleh P = 0.847 dan t hitung = 0.194. dengan membandingkan nilai P (0.847) > α (0.05) dan t hitung = 0.194 < t tabel (1.98932), sehingga dapat disimpulkan 55

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol. Hal itu berarti keadaan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum pembelajaran dengan metode yang berbeda memiliki kemampuan yang hampir sama. 4.2.2.2. Analisis Data Posttest Soal posttest diberikan di akhir pembelajaran sebagai akhir rangkaian proses pembelajaran, untuk mengetahui perbedaan pengetahuan antara siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional dengan siswa daklam kelas eksperimen setelah mengikuti proses pembelajaran yang diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajaran two stay two stray berbantuan weblog. Tabel 4.16. Statistik Deskriptif Data Posttest Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Kelas Kontrol 42 70.4769 11.03238 46.67 93.33 Kelas Eksperimen 42 88.4131 8.20574 73.33 100.00 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dalam kelas kontrol terdiri dari 42 orang siswa, dimana hasil rata-rata posttest adalah 70.47, nilai minimum adalah 46.67, nilai maksimum 93.33 dan standar deviasi adalah 11.03238. Sedangkan dalam kelas eksperimen yang terdiri dari 42 orang siswa, diperoleh rata-rata kelas 88.41, dengan nilai minimum adalah 73.33, nilai maksimum 100, dan standar deviasi adalah 8.20574. 56

Nilai 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 N Mean Min Max Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Aspek Penilaian Gambar4.4.Rata-rata nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen Dengan memperhatikan deskripsi data statistik dan grafik diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata skor posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen perbedaannya lumayan jauh. Namun, untuk melihat apakah perbedaan tersebut cukup berarti atau tidak maka selanjutnya akan dilakukan uji statistik. a. Uji Normalitas Data Posttest Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian normalitas dilakukan menggunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program aplikasi SPSS 16.0. Hasil uji data posttest dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.17. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Data Posttest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kelas Kontrol Kelas Eksperimen N 42 42 Normal Mean 70.4769 88.4131 Parameters a Std. Deviation 11.03238 8.20574 Most Extreme Absolute.159.203 57

Differences Positive.159.203 Negative -.124 -.159 Kolmogorov-Smirnov Z 1.029 1.317 Asymp. Sig. (2-tailed).240.062 a. Test distribution is Normal. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 4.18. Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Z Sig. (P) α Kesimpulan Kontrol 1.029 0.240 Normal 0.05 Eksperimen 1.317 0.062 Normal Kriteria pengujian: Jika P > α (0.05), maka berdistribusi normal Jika P < α (0.05), maka berdistribusi tidak normal Berdasarkan perhitungan uji normalitas, maka pada kelas kontrol diperoleh P = 0.240 dan pada kelas eksperimen P = 0.062. Dengan membandingkan nilai α = 0.05, maka kelas kontrol P = 0.240 > α (0.05) dan kelas eksperimen P = 0.062 > α (0.05). Sehingga disimpulkan bahwa sebaran data pada kedua kelas tersebut berdistribusi normal karena nilai P lebih besar daripada nilai α. b. Uji Homogenitas Data Posttest Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data mempunyai varians homogen atau tidak. Uji homogenitas varians dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0. Hasil uji homogenitas data posttest dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.19. Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Test of Homogeneity of Variances Nilai Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.334 4 37.275 58

Kriteria Pengujian : Jika nilai Signifikansi (P) > α (0.05), maka bernilai homogen Jika nilai Signigikansi (P) < α (0.05), maka tidak homogen Berdassarkan tabel diatas, pada posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh P = 0.275. Dengan membandingkan dengan nilai α = 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen) karena nilai P (0.275) > α (0.05). c. Uji Kesamaan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen (Uji T) Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data dari hasil posttest diketahui bahwa penyebaran skor posttest baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen berdistribusi normal sehingga untuk menguji perbedaan rata-rata postest keduanya digunakan uji statistik parametrik uji t. Uji t (Independent Samples T Test) dengan bantuan program aplikasi SPSS 16.0, dengan taraf signifikansi 5%. Rumusan hipotesis yang diuji : H 0 : Penerapan model pembelajaran two stay two stray berbantuan weblog tidak dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Diagnosa PC dan Periferal Komputer. H 1 : Penerapan model pembelajaran two stay two stray berbantuan weblog dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Diagnosa PC dan Periferal Komputer 59

Kriteria Uji Hipotesis Satu Pihak : Independent Sample T-Test Jika t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak, H 1 diterima. Jika t hitung < t tabel, maka H 0 diterima, H 1 ditolak. Berdasarkan Signigikansi : Jika P > α (0.05), maka H 0 diterima, H 1 ditolak. Jika P < α (0.05), maka H 0 ditolak, H 1 diterima. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.20. Independent Samples Test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Mean Std. Error Sig. (2- tailed Diffe- 95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df ) Difference rence Lower Upper Ni lai Equal variances assumed Equal variances not assumed 3.475.066-8.454 82.000-17.93619 2.12159-22.15670-13.71568-8.454 75.734.000-17.93619 2.12159-22.16194-13.71044 Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 4.21. Hasil Uji t Posttest Kelas df Sig. (P) α t hitung t tabel Kontrol Eksperimen 82 0.000 0.05 8.454 1.98932 60

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi 2-tailed (P) adalah 0.000. Oleh karena signifikansi P (0.000) < α (0.05), maka H 1 diterima dan t hitung (8.454) > t tabel (1.98932), maka H 1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan metode pembelajaran two stay two stray berbantuan weblog dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Diagnosa PC dan Periferal Komputer. 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil analisis data penelitian yang dibuktikan melalui analisis uji statistik menggunakan program aplikasi SPSS 16.0 menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sama (homogen). Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil pretest kedua kelas dan dibuktikan dengan uji t untuk melihat persamaan rata-rata kedua kelas. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berarti pada kemampuan awal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode konvensional pada kelas kontrol dan perlakuan dengan model pembelajaran two stay two stray berbantuan weblog pada kelas eksperimen, menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa antara kedua kelas tersebut mengalami perbedaan. Perbedaan tingkat keaktifan belajar siswa ditunjukkan pada hasil perhitungan lembar observasi keaktifan belajar siswa, yang mana pada pertemuan 1, keaktifan belajar siswa kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan keaktifan belajar siswa pada kelas kontrol, karena pada pertemuan 1 belum digunakan model pembelajaran two stay two stray, perbandingan rata-rata keaktifan tersebut adalah 46.45% untuk keaktifan kelas kontrol dan 40.28% untuk keaktifan belajar kelas eksperimen. 61

Namun pada pertemuan ke-2 dan ke-3 perlakuan sudah diberikan kepada kelas eksperimen dengan pelaksanaan model pembelajaran two stay two stray berbantuan weblog, dan kelas kontrol masih menggunakan metode konvensional, dari pertemuan inilah sudah mulai tampak keaktifan belajar siswa pada kelas eksperimen, ditunjukkan dari hasil olah lembar observasi bahwa tingkat keaktifan belajar siswa pada pertemuan ke-2 dan ke-3 adalah 66.78% dan 73.20%. Sedangkan untuk kelas kontrol tingkat keaktifan belajar siswa pada pertemuan ke-2 dan ke-3 yaitu 50.07% dan 50.22%. dengan selisih perolehan rata-rata keaktifan belajar siswa adalah 16.6% pada pertemuan kedua dan 22.98% pada pertemuan ketiga. Peningkatan keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut : Prosentase keaktifan 80 70 60 50 40 Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 30 20 10 0 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan Treatment Gambar 4.5. Perbedaan kenaikan keaktifan belajar siswa. Dalam grafik tersebut terlihat jelas peningkatan keaktifan belajar siswa pada kelas eksperimen terjadi pada pertemuan ke-2 dan ke-3, karena pembelajaran two stay two stray mengharuskan siswa untuk berperan aktif, dan berusaha mencari sendiri sumber belajarnya, sehingga pembelajaran 62

lebih terarah ke dalam ranah student center learning agar siswa dapat meningkatkan pemahaman didalam pembelajaran yang dipelajari. Peningkatan keaktifan belajar yang diraih oleh kelas eksperimen dikarenakan adanya suasana belajar yang berbeda sehingga kelas yang lebih kondusif, aktif serta antusias siswa sangat terlihat dibandingkan pembelajaran pada kelas kontrol. Dengan didukung media dan model pembelajaran variatif, maka keaktifan belajar siswa meningkat dan berdampak terhadap hasil belajarnya. Perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen jelas berbeda, ditunjukkan dengan perolehan hasil posttest dimana perolehan nilai rata-rata kedua kelas, yaitu rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 88.41, sedangkan pada kelas kontrol adalah 70.48, dengan selisih nilai rara-rata kedua kelas adalah 17,93 poin lebih tinggi kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Sehingga rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat sebagai berikut : Nilai Rata-rata 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pretest Posttest Test Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Gambar 4.6. Rata-rata Hasil Belajar Siswa 63

Pembelajaran dilaksakan di ruang kelas dan juga di lab komputer, hal ini dilakukan supaya dalam pembelajaran guru dapat lebih mengkondisikan siswa lebih baik sehingga tercipta suasana belajar yang aktif dan kondusif. Langkah pertama yang dilakukan pada saat pembelajaran pada pertemuan pertama adalah guru memberikan pretest, untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan. Selanjutnya guru menyampaikan maksud dan tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional seperti biasa yang digunakan oleh guru. Pada pertemuan pertema guru kelas bertugas sebagai observer, mengamati tingkah laku dan keaktifan siswa. Dari proses pembelajaran yang dilaksanakan didapatkan hasil bahwa keaktifan siswa masih rendah. Pada pertemuan kedua pada kelas eksperimen, guru menjelaskan tentang metode baru yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan mengenalkan media pembelajaran yang akan digunakan. Tujuannya adalah agar siswa paham bahwa bukan hanya media powerpoint saja yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, tetapi media pembelajaran lainpun dapat digunakan. Selanjutnya guru menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan dipelajari. Setelah menjelaskan guru mulai membagi siswa kedalam 10 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa untuk melakukan diskusi dengan materi yang sudah disiapkan didalam media pembelajaran. Setelah dibentuk kelompok kemudian guru menyampaikan sedikit materi pengantar untuk membangun motivasi belajar siswa, selanjutnya guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok dan mengarahkan siswa untuk membuka weblog yang sudah disediakan. Soal yang diberikan pada tiap kelompok kemudian dikerjakan dengan mencari penyelesaian jawaban dengan mencari sumber materi didalam weblog. Kelompok yang sudah menyelesaikan tugas diharuskan menyimpulkan hasil yang diperolehnya untuk dituliskan didalam fitur chatting yang ada pada weblog, hal ini bertujuan agar supaya dapat diakses dan dibaca oleh kelompok lain. 64

Pertemuan ketiga pada kelas eksperimen dilanjutkan dengan kegiatan diskusi kelompok, yaitu pada awalnya siswa diminta untuk kembali duduk bersama teman sekelompok berdasarkan kelompok yang sudah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Tugas kelompok pada pertemuan ini adalah dua orang anggota kelompok diminta bertamu kepada kelompok lain untuk menanyakan topik apa yang dibahas kelompok tersebut beserta pembahasannya, dan dua orang anggota kelompok sisanya tetap tinggal didalam kelompok untuk menjelaskan jawaban kelompoknya kepada siswa tamu dari kelompok lain yang bertanya topik dan pembahasan pada kelompoknya. Setelah dua orang anggota kelompok selesai dengan tugas bertamu untuk mengumpulkan topik dan pembahasan dari semua kelompok, diminta untuk kembali ke kelompok asalnya untuk berdiskusi tentang apa yang sudah diperoleh, dan dilanjutkan dengan presentasi dari tiap-tiap kelompok dan guru bertugas untuk membarikan penguatan terhadap hasil pembehasan siswa. Tahap akhir pada pertemuan ini, siswa diberikan posttest yang dikerjakan secara individu untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode two stay two stray berbantuan weblog. Tugas seorang guru dalam model pembelajaran ini lebih berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas, siswa belajar dengan mandiri bersama teman sekelompok, dengan model pembelajaran kelompok dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan lebih aktif, dalam hal ini guru mata pelajaran sekaligus melakukan observasi dengan menggunakan instrumen observasi keaktifan belajar yang sudah disiapkan sebelumnya. Dengan menerapkan model pembelajaran two stay two stray ini, selama proses pembelajaran berlangsung siswa sangat aktif dengan berdiskusi bersama teman kelompok untuk mencari penyelesaian tugas yang diberikan kepada kelompoknya, dan siswa dituntut untuk berperan aktif dalam memperoleh kesempatan membangun sendiri pengetahuannya sehingga memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap materi, serta memiliki tanggungjawab 65

dari apa yang diperolehnya, lebih jeli dalam menyelesaikan tugas, kreatif dan cakap selama diskusi berlangsung sehingga siswa dapat memahami apa yang mereka kerjakan. Hal ini jauh berbeda dengan pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional, siswa lebih bersikap acuh tak acuh terhadap guru dan tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru seperti : banyak siswa yang bercanda sendiri, tiduran, dan menggambar objek lain diluar materi dibuku pelajarannya. Dari model pembelajaran yang diberikan kepada kelas eksperimen maupun kelas kontrol menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, selain itu juga peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa lebih tertarik pada model pembelajaran yang berbeda yaitu model pembelajaran two stay two stray dengan berbantuan media pembelajaran weblog, karena siswa merasa ikut berperan langsung dalam menggunakan media pembelajaran dan aktif mengakses sumber materi, sehingga siswa tidak cepat merasa bosan. Penggunaan media berbasis weblog, meningkatkan tingkat pemahaman siswa dimana dengan siswa mencari materi untuk menjawab soal yang dikerjakan, maka siswa dituntut untuk membaca dari paparan teks yang ada. Sehingga secara tidak langsung siswa akan memperoleh pengetahuan dari apa yang mereka baca, selain itu peran langsung siswa terhadap media yang digunakan menciptakan suasana pembelajaran dikelas lebih menarik yang kemudian menjadikan siswa memiliki pemahaman yang baik terhadap materi yang dipelajari. 66